• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Psikologi Agama (Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Psikologi Agama)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah Psikologi Agama (Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Psikologi Agama)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Psikologi Agama (Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Psikologi Agama) BAB I

PENDAHULUAN

Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Dari pernyataan tersebut, jelas SQ saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan, karena diperlukan keseimbangan pula dari kecerdasan emosi dan intelektualnya. Jadi seharusnya IQ, EQ dan SQ pada diri setiap orang mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa-raga yang penuh keseimbangan.

Dalam makalah ini akan membahas tentang kecerdasan spiritual dalam aspek psikologi agama.Adapun rumusan makalah kami adalah sebagai berikut.

a. Pengertian kecerdasan spiritual (SQ)

b. Aspek-aspek dari kecerdasan spiritual

c. Kecerdasan spiritual dalam al qur’an dan hadits

(2)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)

Secara etimologi menurut Tony Buztan spiritual berasal dari bahasa latin spiritus yang berarti napas. Dalam dunia modern kata itu merujuk ke energi hidup dan sesuaatu dalam diri kita yang bukan fisik,termasuk emosi dan karakter.1

Secara terminologi SQ menurut berbagai pakar psikologi adalah sebagai berikut:

Tony Buztan, menurutnya SQ adalahhati nurani kita, yang mampu membuat kita menjadi lebih cerdas dalm beragama. “Apabila anda memiliki kecerdasan spiritual, anda menjadi lebbih sadar tentang gambaran besar atau menyeluruh tentang diri kita sendiri, jagat raya, dan kedudukan serta panggilan terhadap anda di dalamnya.2

Denah Zohar dan Ian Marshall juga mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

3. David G Mayer menurutnya kecerdasan spiritual (SQ) adalah suatu pemahaman yang mendalam dan intuitif akan suatu makna dan nilai.3

B. Aspek-aspek dari Kecerdasan Spiritual (SQ)

Aspek-aspek dari kecerdasan spiritual (SQ) menurut David G Mayer adalah sebagai berikut:

“Kemampuan untuk mentransendesi”. orang-orang yang sangat spiritual menyerap sebuah realitas yang melampaui materi dan fisik.

1 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, 2005, (Bandung : Pt. Alfa Beta), Hal 206 2 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Esq Emotional Spiritual Quotient, 2001 (Jakarta : Arga Wijaya Persada), Hal : 57

(3)

“Kemampuan untuk menyucikan pengalaman sehari-hari”. orang yang cerdas secara spiritual memiliki kemampuan untuk memberi makna sakral atau Illahi pada berbagei aktifitas, peristiwa, dan hubungan sehari-hari.

“Kemampuan untuk mengalami kondisi-kondisi kesadaran puncak”. orang-orang yang cerdas secara spiritual mengalami ekstase spiritual. Mereka sangat perseptif terhadap pengalaman mistis.

“Kemampuan untuk menggunakan potensi-potensi spiritual untuk memecahkan berbagai masalah”. Transformasi spiritual seringkali mengarahkan orang-orang untuk memprioritaskan ulang berbagai tujuan.

“Kemampuan untuk terlihat dalam berbagai kebajikan”. Orang-orang yang cerdas spiritual memiliki kemampuan lebih untuk menunjukkan pengampunan, mengungkapkan rasa terimakasih, merasakan kerendahan hati, dan menunjukkan rasa kasih.4

Adapun aspek-aspek SQ dalam perspektif agama islam,untuk membentuk kpribadian manusia adalah sebagai berikut: kepribadian yang utuh, yakni mampu mengoptimalkan fungsi setiap komponen secara sinkron untuk menunaikan fungsinya sebagai hamba Allah dan kholifahdi bumi ini. Sseorang mencapai

(4)

SQ melalui latian dan pengembangan yang berkesinambungan dalam upaya membentuk kepribadian sempurna. Seseorang harus mengendalikan semua potensi kepribadian yang ia miliki dengan cara mengembankan potensi positif dan menahan potensi negatif.

Ada bentuk-bentuk kecerdasan spiritual dalam perspektif psikologi agama yaitu:

Zuhud

Wara’

Raja’

Murraqabah

Ikhlas

Istiqomah

Tawakal

Sabar

Ridho

Syukur

Haya’

Sidiq

Tawadhu

Qona’ah

(5)

C. Kecerdasan Spiritual dalam Al-qur’an dan Hadits

SQ adalah salah satu komponen dari fungsi otak dan akal, hal ini tercermin dalam Al-qur’an sebagai berikut:

Qs Muhammad ayat 24

Artinya: “maka apakah mereka tidak memperhatikan al qur’an ataukah hati mereka terkunci”.

Qs al Anfaal ayat 2

Artinya: “sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila di bacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.

Qs Al a’rof ayat 179

Artinya: “sungguh untuk neraka jahanam Kami ciptakan kebanyakan jin dan manusia. Mereka mempunyai hati yang tiada di pergunakannya untuk mengerti. Mereka mempunyai mata yang tiada di pergunakannya untuk melihat. Dan mereka mempunyai telingga, yang tiada di pergunakannya untuk mendengar. Mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Merekalah orang yang lalai”.

Dan dalam hadits disebutkan tentang kecerdasan spritual yaitu : “sekiranya setan-setan itu tidak menguasa ihati bani adam,niscaya mereka akan niscaya mereka akan mampu menyaksikan realita langit. ”

(6)

D. Peran kecerdasan spiritual dalam penerapan psikologi agama

Peran kecerdasan spiritual dalam penerapa psikologi agama adalah sebagai berikut:

Membantu manusia menentukan jati dirinya dan memahami hakikat penciptaan alam semesta.

Mendukung manusia menemuka Tuhan atau agamanya.

Membantu manusia untuk menemukan ketenangan jiwa, karenaketengan jiwa akan ada jika tranformasi kesadaran terjadi.

memahami makna cinta.5

BAB III

(7)

PENUTUP

Kita ketahui bahwa Spiritual Quotient merupakan kecerdasan yang berperan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif

Bahwa SQ merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Namun Cara untuk mencapai kecerdasan spiritual tertinggi, seseorang harus mampu memiliki kepribadian yang utuh, yakni mampu mengoptimalkan fungsi setiap komponen secara sinkron untuk menunaikan fungsinya sebagai hamba Allah (abdi) dan kholifahdi bumi ini.

Seorang mencapai SQ melalui latian dan pengembangan yang berkesinambungan dalam upaya membentuk kepribadian sempurna. Seseorang harus mengendalikan semua potensi kepribadian yang ia miliki dengan cara mengembankan potensi positif dan menahan potensi negatif. Demikian lah makalah kami buat semoga dapat memberikan manfaat dengan bertambahnya wawasan baru, dan kiranya masih banyak kekurangan dari makalah yang kami buat sehingga membutuhkan kritik dan sarannya agar untuk selanjutnya lebih baik.

(8)

Efendi, Agus.2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21.Bandung : Alfabeta (Anggota IKAPI)

Agustian, Ary Ginanjar.2001. , Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual Esq Emotional Spiritual Quotient .Jakarta : Arga Wijaya Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat lebih terfokus, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada analisis variabel lokasi, pelayanan, dan

Masih sangat sedikit penelitian yang mengungkap kemampuan serat pangan mengikat toksin, tetapi telah diketahui bahwa dengan asupan serat yang tinggi, karsinogen di dalam kolon

Berdasarkan hasil analisis respon petani secara keseluruhan dari aspek pengetahuan, aspek sikap dan aspek keterampilan terhadap UPJA Bukit Raya sebesar 3,48 yang berada dalam

Berikut ini yang bukan nama-nama hari kiamat adalah.... Sikap tidak senang apabila melihat orang lain mendapat nikmat dari Allah SWT dan berusaha menghilangkan nikmat itu

Oleh karena itu, jika disimpulkan substrat yang paling banyak untuk produksi enzim adalah jerami, hal tersebut jika dilihat dari total jumlah xilan dan selulosa

Tujuannya adalah untuk merancang dan membuat mesin jahit otomatis berbasis mikrokontroler atmega 8535 serta merancang dan membuat mesin jahit yang bisa diatur

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga kebutuhan utama yang harus dipenuhi suatu daerah untuk menjadi tujuan wisata, yakni atraksi atau obyek yang menarik,

Lebih jauh, pada negara-negara berkembang dengan kelembagaan ekonomi yang masih lemah, ekspektasi terjadinya risiko fiskal akan mempengaruhi perilaku agen-agen ekonomi