• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTEK ISTINBATH HUKUM BAHTSUL MASAIL PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRAKTEK ISTINBATH HUKUM BAHTSUL MASAIL PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI-IEN NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

141

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Praktek istinbath hukum bahtsul masail di PPHM Ngunut Tulungagung

mempunyai tatacaranya sendiri sebelum bahtsul masail di mulai panitia

harus melakukan penjaringan soal, sesudah penjaringan soal panitia harus

mempersiapkan elemen penting yakni: Moderator, Perumus, Mushohih,

dan Musawirin. Setelah mempersiapkan komponen-komponen tersebut,

sidang bahtsul masail baru dimulai, pertama yang dilakukan dalam sidang

tersebut adalah Pembukaan kedua Tashowwur Masalah ketiga

Penyampaian Jawaban (I’tidlodl) keempat Kategorisasi Jawaban

kelima Perdebatan Argumentatif (I’tirodl) keenam Pencerahan Refrensi

dan/atau perumusan jawaban ketujuh Tabyyun kedelapan Perumusan

Jawaban kesembilan Pengesahan.

2. Dalam Prosedur Pengambilan Hukum Bahtsul masail di PPHM Ngunut

Tulungagung apabila dalam kasus jawaban bisa dicukupi oleh ‘Ibarah kitab

dari kutubul madzahib al-arba'ah dan disana terdapat hanya satu pendapat,

maka dipakailah pendapat tersebut. dan apabila dalam kasus ketika

jawaban bisa dicukupi oleh ‘Ibarah kitab dan disana terdapat lebih dari satu

pendapat, maka dilakukan taqrir jama’i untuk memilih salah satu pendapat.

(2)

142

sekali, maka menggunakan cara terakhir yakni prosedur Ilhaqul masail bi

nazhairiha secara jama’i. Dan apabila dalam penggunaan prosedur Ilhaq

tidak bisa ditemukan jawaban, maka perkara tersebut dimauqufkan.

Meskipun dalam keputusan MUNAS Bandar Lampung memutuskan

dengan Istinbath Jama’i, yang pengambilan hukumnya langsung merujuk

pada Al-Quran dan Al-Hadist dengan menggunakan Usul fiqih dan

Qowaidul fiqhiyah. tanpa menggunakan ‘Ibarah suatu kitab.

3. Dalam penggunaan kitab-kitab rujukan Bahtsul masail, pondok pesantren

Hidayatul Mubtadi-ien Ngunut Tulungagung menggunakan kitab-kitab

mu’tabar (kutubul madzahibul arba’ah) yang sesuai dengan faham aliran

Ahlussunnah wal jama’ah ala Thoriqot Nahdlatul Ulama’ dan bukan kitab

Wahabi. Dalam hal ini Nahdlotul Ulama’ dalam bidang fiqih memakai

pegangan madzhab empat yakni Syafi’i, Hanafi, Maliki dan Hanbali.

Dengan demikian, bahtsul masail yang diselenggarakan oleh LBM (lajnah

bahtsul masail) tidak pernah keluar dari kitab-kitab fiqih Al-Madzahib Al

-Arba’ah. Adapun untuk Fiqh Amm (umum) seperti Al-Mausu’ah Al

-Fiqihiyah Al-Muyassarah, karya Husain Al-Awaysyah, kitab Al-Fiqih

al-Islami wa Adillatuh, karya Wahbah az-Zuhaili, dll. Hal ini tetap di pakai

karena didalam kitab tersebut terdapat beberapa pendapat madzhab empat,

meskipun hal itu bukan kitab dari empat madzhab.

(3)

143

Dalam Penelitian ini peneliti menyarankan kepada semua pihak yang

berkecimpung di dalam forum Bahtsul masail Pondok Pesantren agar

mengikuti keputusan MUNAS di Bandar Lampung yang sistem pengambilan

hukumnya menggunakan Prosedur Istinbath Jama’i. Ketika menggunakan

Prosedur Ilhaq tidak ditemukan jawaban, tidak di mauqufkan begitu saja.

Karena dengan adanya perkembangan zaman semakin dinamis dan progesif,

kalau permasalahan yang belum terjawab tetap di mauqufkan, permasalahan

yang lain akan semakin bertambah banyak, untuk itu penggunaan prosedur

istinbath jamai sebaiknya dipakai dalam sistem pengambilan hukum Bahtsul

masail di Pondok pesantren, maupun di LBM yang lain, agar jawaban yang

tidak terjawab tidak mauquf, dan bisa menjawab permasalahan-permasalahan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan pengasuh pondok pesantren Al Fattahiyyah mengungkapkan dengan berbagai argument bahwa penanaman nilai social sangat

Pondok Pesantren Al – Fattahiyyah Boyolangu Tulungagung yang secara.. historis lahir dari PP Lirboyo Kediri dan PPHM Ngunut juga lahir dari PP. Lirboyo

PPHM Ngunut Tulungagung yang memimpin salah satu Unit PPHM Asrama Putra Sunan Gunung Jati sekaligus sebagai ketua I yayasan PP Ngunut bidang pendidikan formal. Syafi’,

(2) Kendala-kendala yang ditemui pondok pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Ngunut dan Pondok Pesantren Al Fattahiyyah Boyolangu dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran

(Stadi Multisitus Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien Ngunut dan Pondok Pesantren Al Fattahiyyah

(3) Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam penerapan metode diskusi dalam meningkatkan pemahaman pelajaran fiqih di pondok Pesantren

Panggung Tulungagung dan Hidayatul Mubtadi-ien Ngunut Tulungagung. Untuk mendiskripsikan implementasi metode bandongan di Pondok Pesantren. Panggung Tulungagung dan

Jadi implementasi metode diskusi dan bandongan dalam meningkatkan kemampuan santri membaca kitab kuning adalah ustadz dan santri sama-sama datang ke tempat