• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendekatan Realistik Berbantuan Media Interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Aryojeding - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendekatan Realistik Berbantuan Media Interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Aryojeding - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

“PENGARUH PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN

MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII

MTsN ARYOJEDING”

SKRIPSI

Oleh

SUCI RUWAIDA FAJARNINGTIYAS

NIM. 3214103138

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

“PENGARUH PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN

MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII

MTsN ARYOJEDING”

SKRIPSI

Diajukan kepada

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program

Sarjana Strata Satu Pendidikan Matematika

Oleh

SUCI RUWAIDA FAJARNINGTIYAS

NIM. 3214103138

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Realistik Berbantuan Media Interaktif

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Aryojeding” yang ditulis

oleh Suci Ruwaida Fajarningtiyas ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Tulungagung, 07 Juni 2014 Pembimbing,

Ummu Sholihah, M.Si NIP. 19800822 200801 2 018

Mengetahui,

Ketua Jurusan Tadris Matematika

.

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIK BERBANTUAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTsN ARYOJEDING

SKRIPSI Disusun oleh

SUCI RUWAIDA FAJARNINGTIYAS NIM: 3214103138

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 23 Juli 2014 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Dewan Penguji Tanda Tangan

Ketua / Penguji :

Eni Setyowati, S.Pd.,MM. ………

NIP.19760506 200604 2 002 Penguji Utama

Musrikah, M.Pd. ………

NIP. 19790910 200604 2 001 Sekretaris / Penguji :

Drs. Asrop Safi’i, M.Ag. ………

NIP. 19690918 200003 1 002

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung

(5)

MOTTO

ْﻢِﮭِﺴُﻔْﻧَﺎِﺑ ﺎَﻣ اْوُﺮﱢﯿَﻐُﯾ ﻰﱠﺘَﺣ ٍمْﻮَﻘِﺑ ﺎَﻣُﺮﱢﯿَﻐُﯾ َﻻ َﷲ ﱠنِإ

ﻰﻠﻗ

Artinya: “sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”

(Ar-Ra’du: 11).1

1

(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada:

1. Ayahanda serta ibundaku tersayang, Bapak Much. Alimi dan Ibu Jumini dengan lantaran jenengan berdua dan do’a serta dukungan untuk selalu membesarkan hatiku juga ragaku hingga aku bisa menapaki hidup sampai masa ini; rasa terima kasihku, do’aku juga untuk jenengan selamanya tak akan terhalang masa dan dunia.

2. Kakakku Ayu Zulfa Ulinuha yang menjadi bingkai, kaca dan mata dalam hidupku.

3. Abah kyai Mu’adz Barkazi, abah Kyai H. Mahmud, ustadz Agus Dzaliq serta Para guruku sejak aku kecil serta dosen-dosenku yang senantiasa memberikan ilmu-imunya dengan ikhlas, semoga berbarokah, amin.

4. Ibu Ummu Sholihah, M.Si yang selalu membimbing dan mengarahkan saya ketika mengerjakan skripsi.

5. Ponpes putri al-Yamani beserta isinya yang selama kuliah ini menjadi tempatku mengabdi dan bersarang, serta teman-teman semua.

(7)

7. Sohib-sohibku dari TMT khususnya TMT D angkatan 2010 yang tanpa terasa telah lama kita belajar bersama-sama.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wvb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir jaman.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan arahan, bimbingan, saran dan fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Maftukhin, M.Ag selaku ketua IAIN Tulungagung yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengumpulkan data sebagai bahan penulisan skipsi ini.

2. Prof. Dr. H. Imam Fuadi, M.Ag selaku Pembantu Ketua I (PK I) IAIN Tulungagung.

3. Dr. H Abd. Aziz, M.Pd.I selaku Dekan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung.

4. Drs. Muniri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika IAIN Tulungagung.

5. Ummu Sholihah,M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan agar terselesaikannya skripsi ini sesuai waktu yang direncanakan. 6. Segenap dosen TMT IAIN Tulungagung serta dosen-dosen IAIN

Tulungagung lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Drs. Muhamad Dopir, M.PdI, selaku kepala MTsN Aryojeding yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian.

8. Samsul Arifin, M.Pd, selaku waka kurikulum MTsN Aryojeding.

(9)

peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, dan kepada seluruh guru serta karyawan MTsN Aryojeding yang telah memberikan kemudahan dalam penelitian ini.

10.Seluruh peserta didik MTsN Aryojeding khususnya kelas VII E dan F.

11.Orang tua dan keluarga semua yang senantiasa berjuang dan tidak pernah lelah mendoakan demi keberhasilan dan kesuksesan penulis dalam menuntut ilmu.

12.Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang dengan ikhlas telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Semoga skirpsi ini dapat menambah khasanah keilmuan kita, sehingga mendapat tambahan ilmu meski hanya sekelumit saja. Aamiin.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb

Tulungagung, 07 Juli 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN……….... …… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

MOTTO………... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……….………... v

KATA PENGANTAR………... vii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

ABSTRAK……… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah………... 9

C. Tujuan Penelitian………... 10

D. Hipotesis Penelitian………... 10

E. Manfaaat Penelitian………... 11

F. Pembatasan Masalah... 12

G. Definisi Operasional………... 13

H. Sistematika Penulisan Skripsi... 14

(11)

B. Belajar Mengajar Matematika... 20

1. Belajar Matematika……… 20

2. Mengajar Matematika... 20

3. Belajar Mengajar Matematika…..………... 21

4. Proses Belajar Mengajar Matematika………..….... 24

C. Matematika Realistik berbantuan Media Interaktif... 27

1. Sejarah Singkat PMR... 27

2. Pengertian PMR... 29

3. Karakteristik dan Prinsip PMR... 31

4. Langkah-langkah Pembelajaran PMR... 34

5. Media Interaktif... 35

D. Hasil Belajar... 38

E. Materi Segitiga dan Segi Empat…...…... 39

F. Implementari Pendekatan Realistik berbantuan Media Interaktif pada Materi Segitiga dan segi Empat…...…... 45

G. Hasil Penelitian Terdahulu... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 49

B. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian... 52

C. Sumber Data dan Variabel... 54

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 57

(12)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Dallta Hasil Penelitian... 68 B. Analisis Data Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis... 69 C. Rekapitulasi dan Pembahasan Hasil Penelitian... 75 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………... 80 B. Saran ………... 80 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Sekarang... 47

Tabel 3.1 Interpretasi Nilai Koefisien r... 63

Table 4.1 Interpretasi Nilai Koefisien r... 70

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Deskripsi Tentang Mtsn Aryojeding 2. Lampiran 2 : Validitas Instrumen Tes

3. Lampiran 3 : Lembar Soal Ulangan

4. Lampiran 4 : Kunci Jawaban Soal Ulangan 5. Lampiran 5 : RPP dan Pedoman Penskoran 6. Lampiran 6 : Pedoman Dokumentasi 7. Lampiran 7 : Daftar Nama Dan Nilai Siswa 8. Lampiran 8 : Hasil Tes Belajar Siswa 9. Lampiran 9 : Hasil Uji SPSS

10.Lampiran 10 : Tabel Kerja Teknik Uji Reliabilitas

11.Lampiran 11 : Tabel Kerja Teknik Uji Normalitas Dan Homogenitas 12.Lampiran 12 : Tabel Kerja Teknik T-Test

13.Lampiran 13 : Media Interaktif (Power Point) 14.Tabel R Product Moment

15. Tabel T-Test

16.Kartu Bimbingan Skripsi

17.Surat Permohonan Ijin Penelitian

18.Surat Keterangan Mengadakan Penelitian 19.Surat Selesai Bimbingan Skripsi

20.Foto-Foto Penelitian

(15)
(16)

ABSTRAK

Suci Ruwaida Fajarningtiyas, NIM. 3214103138,”Pengaruh Pendekatan Realistik Berbantuan Media Interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas

VII MTsN Aryojeding”. Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Program

Studi Tadris Matematika IAIN Tulungagung. Pembimbing Ummu Sholihah, M.Si.

Kata Kunci: Pendekatan Realistik, Media Interaktif, Hasil Belajar Matematika.

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan dari sebagian besar siswa bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga hasil belajar siswa untuk pelajaran matematika sebagian besar mengalami kegagalan. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang diterapkan kurang menarik sehingga siswa kurang termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dilakukan dengan cara diterapkannya pendekatan realistik berbantuan media interaktif agar hasil belajar matematika meningkat.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan realistik berbantuan media interaktif pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MtsN Aryojeding?, 2) Apakah ada pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif terhadap hasil belajar matematika pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MTsN Aryojeding?.

(17)

pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif terhadap hasil belajar matematika pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MTsN Aryojeding.

Pendekatan penelitian yang berdasarkan sifat datanya, antara lain pedekatan penelitian kuantitatif dimana data yang dikumpulkan bersifat angka – angka statistik. Pola penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi

experiment) berfungsi untuk mengetahui pengaruh percobaan/perlakuan terhadap

karakteristik subjek yang diinginkan oleh penelit, dimana variabel bebas X dalam penelitian ini adalah pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif. Sedangkan variabel terikatnya Y adalah hasil belajar matematika pada siswa kelas VII di MTsN Aryojeding. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII di MTsN Aryojeding yang berjumlah 390 siswa. Dalam pengambilan sampel digunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, dan dokumentasi. Data yang diperoleh, diolah dengan teknik analisis t-test.

(18)

ABSTRACT

Suci Ruwaida Fajarningtiyas, NIM. 3214103138, "Effects of Realistic Approach Assisted Interactive Media To The Of Results Learning Math Grade VII MTsN Aryojeding". Teaching Science And Faculty Of Tarbiyah, Tadris Mathematics program IAIN Tulungagun,. The advisor is Umm Sholihah, M.Si.

Keywords: Realistic Approach, Interactive Media, The Result Of Learning Math.

The research in this thesis effects by the assumption of most of the students that math is a difficult lesson so that student learning outcomes for the lesson of math experiencing failed. While the learning approach that is applied less attractive so that students are less motivated to improve the results of learning math. Therefore, to improve the learning outcomes of students in learning mathematics done by implementing a realistic approach assisted interactive media in order to the results of learning math increases.

The problem of this study were 1) How do the results of learning math using realistic approach assisted interactive media to the material triangular materials and rectangular materials students grade VII MTsN Aryojeding ?, 2) Is there any Effects of Realistic Approach Assisted Interactive Media to the results of learning math in a triangular materials and rectangular materials students grade VII MTsN Aryojeding ?.

(19)

of learning math in triangular materials and rectangular materials students grade VII MTsN Aryojeding .

The research approach based on the characteristic of the data, among others quantitative approach research where data collected are numbers - statistics number. The pattern used experimental research is quasi-experimental study (quasi-experiment) function to determine the effect of experimental / treatment of the subject characteristics desired by the researcher, in which the independent variable X in this study is the effects of Realistic Approach Assisted Interactive Media. While the dependent variable Y is the results of learning math in students grade VII in MTsN Aryojeding. The population in this study is grade VII in MTsNAryojedingthat amounted to 390 students. . In the sample used purposive sampling technique. The sample used in this research as many as were 72 students. This research is using data collection techniques using tests, and documentation. The data obtained, processed by t-test analysis techniques.

(20)

ﺺﺨﻠﳌا

.ﻢﻴﻧ ،سﺎﻴﺗ ﻊﻴﻧ ﺮﺠﻓ اﺪﻳور ﻲﺟﻮﺳ

3214103138

ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟا ﺐﻳﺮﻘﺗ نا ﲑﺛﺄﺗ " ،

ةﺪﻋﺎﺴﲟ

مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا

ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

ﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻃ ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﱃا

ﻊﺑ

ﺲﻳرﺪﺘﻟا ﺞﻣﺎﻧﺮﺑ تﺎﻴﺿﺎﻳﺮﻟا مﻮﻠﻌﻟا و ﺔﻴﺑﱰﻟا ﺔﻴﻠﻛ ".ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا

ﺐﺴﺣ

ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻴﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻣﺎﳉا

(IAIN)

.ﲑﺘﺴﺟﺎﳌا ﺔﳊﺎﺻ ما ﺔﻓﺮﺸﳌا .ﺞﻧﻮﻛا ﺞﻧﻮﻟﻮﺗ

ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ،ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳو ، ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟا ﺐﻳﺮﻘﺗ :ﺔﻴﺴﻴﺋﺮﻟا تﺎﻤﻠﻜﻟا

ﺐﺴﳊا

.

نﺎﻛ

ﻲﻫ ﺐﺴﳊا بﻼﻄﻟا ةﺮﺜﻛ ﻦﻣ يأﺮﻟا نﻮﻜﺗ ﺚﺤﺒﻟا ﻩﺬﻫ ﰲ ﺺﺤﻔﻟا ﻊﻓاوﺪﻟا

ﲔﺣ .ﻞﺸﻔﻟا بﺮﳚ ﻦﻣ ةﺮﺜﻛ ﺐﺴﳊا ﺲﻳرﺪﺘﻠﻟ بﻼﻄﻟا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﺣ ﱴﺣ ﺐﻌﺼﻟا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا

ﰲ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﲔﺴﺤﺘﻟ ﻞﻴﻠﻌﺘﻟا ﺺﻗﺎﻧ بﻼﻄﻟا ﱴﺣ ﺮﳉا ﺺﻗﺎﻧ ﻖﺒﻄﻳ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﺐﻳﺮﻘﺗ

ﺮﻘﺗ ﺬﻴﻔﻨﺘﻟا ﻖﻳﺮﻄﻟﺎﺑ ﻞﻤﻌﻳ ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا

مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا ةﺪﻋﺎﺴﲟ ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟا ﺐﻳ

ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

(21)

ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا ةﺪﻋﺎﺴﲟ ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟا ﺐﻳﺮﻘﺗ نا ﲑﺛﺄﺗ كﺎﻨﻫ ﻞﻫ ﻲﻫ ﺺﺤﻔﻟا اﺬﻫ ﰱ زﻮﻣﺮﻟا

مﻼﻋﻹا

ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا ﻊﺑﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻃ ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﱃا

؟ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا

ةﺪﻋﺎﺴﲟ ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟا ﺐﻳﺮﻘﺗ نا ﲑﺛﺄﺗ ،ﻻ ما دﻮﺟﻮﻣ ﺪﻳﺪﺤﺘﻟ ﻲﻫ ﺺﺤﻔﻟا اﺬﻫ ﰱ ضﺮﻐﻟا

مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا

ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

ﺔﺳرﺪﳌا ﻊﺑﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻃ ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﱃا

.ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا

ﻞﻘﺘﺴﳌا ﲑﻐﺘﳌا ،ﺔﻴﺒﻳﺮﺠﺘﻟا ﻲﻫ ﺺﺤﻔﻟا اﺬﻫ ﰱ مﺪﺨﺘﺳا ﻂﳕ

(X)

ﺺﺤﻔﻟا اﺬﻫ ﰱ

ﺛﺄﺗ

مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا ةﺪﻋﺎﺴﲟ ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟا ﺐﻳﺮﻘﺗ نا ﲑ

ﻊﺑﺎﺘﻟا ﲑﻐﺘﳌا ﲔﺣ .ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

(Y)

ﻲﻫ

ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا ﻊﺑﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻄﻟا ﱃا ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋ ﺎﺼﳊا

ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا ﻊﺑﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻄﻟا ﻲﻫ ﺺﺤﻔﻟا اﺬﻫ ﰲ نﺎﻜﺴﻟا ؟ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا

ﻢﻫدﺪﻋ ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا

390

ﺔﻴﻨﻘﺘﻟا ﻞﻤﻌﺘﺴﻳ ﺔﻨﻴﻌﻟا ﺬﺧﺄﳌا ﰲ .بﻼﻄﻟا

purposive

sampling

ﺺﺤﻔﻟا اﺬﻫ ﰲ ﺔﻠﻤﻌﺘﺴﳌا ﺔﻨﻴﻌﻟا ﺖﻧﺎﻛو .

72

تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا ﺔﻴﻨﻘﺘﻟا ﻞﻤﻌﺘﺴﻳ .بﻼﻄﻟا

نﺎﺤﺘﻣﻹا ﻞﻴﻠﺤﺘﻟا ﺔﻴﻨﻘﺘﻟا ﻦﻣ ﺰﻬﳚ ﺎﻬﻴﻠﻋ لﻮﺼﳊا ﱵﻟا تﺎﻧﺎﻴﺒﻟا .ﻖﻴﺛﻮﺘﻟاو نﺎﺤﺘﻣﻹا

(22)

ا ﺐﻳﺮﻘﺗ نا ﲑﺒﻛ ﲑﺛﺄﺗ كﺎﻨﻫ :ﺺﺤﻔﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﻦﻣ

مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا ةﺪﻋﺎﺴﲟ ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟ

ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

ﻊﺑﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻃ ﻲﻌﺑاﺮﻟا ةدﺎﳌاو ﻲﺛﻼﺜﻟا ةدﺎﳌا ﱃا ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﱃا

E

.ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا

ﺔﻤﻴﻗ ﻚﻟذ ﻰﻠﻋ لﺪﻳو

t

=

4.374

ﺔﻤﻴﻘﻟﺎﺑ

db

70

ﻞﺼﺣو ،

t =

2.000

ﺔﻟﻻد ىﻮﺘﺴﻣ ﺪﻨﻋ

5

ا ﺐﻳﺮﻘﺗ ةﲑﺒﻛ ﺔﳘﺎﺴﻣ .٪

ةﺪﻋﺎﺴﲟ ﺔﻴﻌﻗاﻮﻟ

مﻼﻋﻹا ﻞﺋﺎﺳﻮﻟا

ﺔﻴﻠﻋﺎﻔﺘﻟا

ﻲﻌﺑاﺮﻟا ةدﺎﳌاو ﻲﺛﻼﺜﻟا ةدﺎﳌا ﱃا ﺐﺴﳊا ﻢﻴﻠﻌﺘﻟا ﻞﺋﺎﺼﳊا ﱃا

ﻊﺑﺎﺴﻟا ﻒﺼﻟا بﻼﻃ

E

ﺞﻨﻳﺪﺟﻮﻳرا ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻄﺳﻮﺘﳌا ﺔﺳرﺪﳌا

ﻲﻫ

24.38

٪

(23)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan perubahan sosial. Perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang berkualitas. Pendidikan bertanggung jawab atas terciptanya generasi bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar haluan Negara.2

Hampir seluruh dimensi kehidupan manusia terlibat dalam proses pendidikan, baik secara langsung, maupun tidak langsung. Pendidikan itu sendiri melibatkan berbagai komponen yang berperan aktif terhadap kesuksesan pendidikan. Ada tujuan , visi-misi, kurikulum metode, alat, sarana-prasarana, lingkungan, iklim akademik, pimpinan, pendidik, tenaga pendidikkan dan siswa/ mahasiswa. Para penentu kebijakan harus cermat memetakan antara komponen inti/subtansi/penentu dengan komponen alat/perantara/pendukung dalam melakukan prioritas yang mendapat perhatian kebijakan paling besar disbanding komponen-komponen lainnya.3

Pendidikan diharapkan mampu membangun integritas kepribadian manusia Indonesia seutuhnya dengan megembangkan berbagai potensi secara terpadu. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

2

Achmad patoni, Dinamika Pendidikan Anak (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal. 1 3

(24)

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4

Sesuai dengan surat shod ayat 29, yang berbunyi:

ِبﺎَﺒْﻟَﻷْااﻮُﻟْوُأَﺮﱠﻛَﺬَﺘَﻴِﻟَو ِﻪِﺗﺎَﻳاَءاوُﺮﱠـﺑﱠﺪَﻴﱢﻟ ٌكَرﺎَﺒُﻣ َﻚْﻴَﻟِإ ُﻩﺎَﻨْﻟَﺰﻧَأ ٌبﺎَﺘِﻛ

Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.5

Ayat ini menjelaskan bahwa pendidikan itu sangat penting dan diharapkan mampu mempersiapkan anak-anak bangsa ini menghadapi era globalisasi baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi serta bidang-bidang lainnya. Dengan cepatnya arus informasi dan perkembangan teknologi serta perubahan-perubahan yang tiada batas, maka jika tidak dipersiapkan sumber daya manusia yang memenuhi, tentu akan tergilas oleh perubahan itu, tanpa bisa berbuat banyak. Akibatnya seringkali terjadi kesenjangan antara dunia kerja yang nyata dengan dunia pendidikan.

Pendidikan yang seharusnya sebagai sumber perubahan, justru berbalik arah dan pendidikan itu hanya mampu mengekor belakang apa yang disebut sebagai perubahan itu. Pendidikan pada akhirnya hanya akan menuai kritik, yang tiada habisnya, karena di anggap tidak mampu mengantisipasi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menghadapi kehidupan baik di masa kini maupun di masa depan.

Di sinilah terletak problem yang paling serius terkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia. Kita semua justru mengesampingkan kesadaran pendidikan, sebagai kunci yang menentukan keberhasilan pendidikan di tempat mana pun, berjenis apapun dan bercorak apapun. Kesadaran

4

Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan: Sebuah Penentu Keberhasilan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2002), hal. 21

5

(25)

pendidikan dapat menentukan pendidikan yang menekankan aspek intelektual, keterampilan, profesi, dan yang lain.6

Dengan demikian, kesadaran pendidikan ini belum tumbuh pada mayoritas pelaku pendidikan. Kesadaran pendidikan masih belum tergarap secara serius dan maksimal. Oleh karena itu, wajar kalau pendidikan di Indonesia menurut penilaian beberapa dan berbagai kalangan, telah mengalami kegagalan, baik kegagalan lulusannya mengatasi problemnya sendiri, maupun dalam mengatasi problem yang dihadapi masyarakat; baik kegagalan dalam mengatasi krisis pendidikan, ekonomi, social, budaya, maupun bidang-bidang lainnya.

Oleh karena itu, merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak bagi semua pelaku pendidikan untuk membangkitkan dan membangun kesadaran pendidikan sebagai kesadaran integral dalam kehidupan. Mereka harus menggarap kesadaran pendidikan ini dengan sungguh-sungguh, maksimal, dan bertanggung jawab. Mereka harus menemukan kunci yang terpendam itu kemudian digunakan untuk membuka keberhasilan pendidikan.7

Tantangan dimasa depan lebih berat lagi, dengan adanya kemajuan dan kecepatan teknologi informasi yang selain bermanfaat bagi pendidikan sebagai media untuk mencapai tujuan, tetapi sebagai produk teknologi tersebut banyak pula mengakibatkan pengaruh negatif seperti media masa, televisi, internet, dan lain-lain.8

Pemberdayaan teknologi dalam pengajaran merupakan pemberdayaan unsur kekuatan luar yang mengakibatkan materi pengajaran, bukan ditentukan berdasarkan keputusan kulikuler, melainkan keputusan bergantung pada guru. Namun demikian, penggunaan teknologi itu bukan dimaksudkan menyaingi

6

Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan ..., hal. 16 7

Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan ..., hal. 17 8

(26)

guru, melainkan lebih merupakan suatu forum dalam upaya mengajar anak didik dan untuk memenuhi kebutuhan mereka.9

Tujuan proses belajar-mengajar dapat dicapai dengan baik bila ditunjang oleh berbagai faktor, antara lain media pendidikan. Media merupakan salah satu factor yang turut menentukan keberhasilan pengajaran karena ia membantu siswa dan guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehubungan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dalam perencanaan pengajaran. Dalam kondisi ini penggunaan media pendidikan dalam meningkatkan efisiensi proses dan mutu hasil belajar-mengajar.10

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahwa keabtrakan bahan ajar dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan dari pada tanpa bantuan media.

Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dapat mewakili suatu yang tidak dapat disampaikan guru via kata-kata atau kalimat. Keefektifan daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang sulit dan rumit dapat terjadi dengan bantuan alat bantu. Kesulitan anak didik pemahaman konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan bantuan alat bantu. Bahkan alat bantu diakui dapat melahirkan umpan balik yang baik dari anak didik. Dengan

9

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hal. 235 10

(27)

memanfaatkan taktik alat bantu yang ekseptabel, guru dapat menggairahkan belajar anak didik.11

Penggunaan media komputer dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan efisiensi, motivasi, komitmen dengan belajar yang berpusat pada siswa dan memandu belajar yang lebih baik. Berbagai softwere pendidikan sekarang sudah banyak dibuat. Sehingga guru lebih terbantu dalam proses pembelajaran mereka. Akan tetapi softwere itu dibuat untuk bisnis. Sehingga disini peneliti membuat media pembelajaran matematika menggunakan aplikasi power point. Kemudian hasil dari pembuatan media pembelajaran ini di namakan media flash. Yang penulis maksudkan dengan media flash disini adalah materi pembelajaran yang ditampilkan menggunakan

computer dan LCD. Kelebihan menggunakan power poin adalah

pembuatannya mudah sehingga setiap guru bisa membuatnya.

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntuas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikanya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didk yang satu dengan yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologi, dan biologis.12

Masalah pengelolaan kelas memang masalah yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru. Semua itu tidak lain guna kepentingan belajar anak didik. Masalah lain yang juga selalu guru gunakan adalah masalah pendekatan. Hampir tidak pernah ditemukan dalam suatu pertemuan, seorang guru tidak melakukan pendekatan tertentu terhadap semua anak didik. Karena didasari bahwa pendekatan dapat mempengaruhi hasil kegiatan belajar

11

Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar…hal. 3 12

(28)

mengajar. Bila begitu akibatnya yang dihasilkan dari penggunaan suatu pendekatan, maka guru tidak sembarangan memilih dan menggunakannya. Bahan pelajaran yang satu mungkin cocok untuk suatu pendekatan tertentu, tetapi untuk pelajaran yang lain lebih tepat digunakan pendekatan yang lain. Maka penting mengenal suatu bahan untuk kepentingan pemilihan pendekatan.13

Guru dapat membantu proses belajar, dengan mempertimbangkan alternatif pembelajaran yang lebih mengaktifka siswa dan memperhatikan keterkaitan konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak didik dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan matematika realistik.14

Pendidikan matematika realistik (PMR) atau Realistic Mathematics Education (RME) diketahu sebagai pendekatan yang telah berhasil di Nederlands. Ada suatu hasil yang menjanjikan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang telah ditunjukkan bahwa siswa yang memperolah pelajaran dengan pendekatan PMR mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan tradisional dalam keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi. Gagasan pendekatan pembelajaran matematika dengan realistik tidak hanya terkenal di Negara Belanda saja, melainkan banyak mempengaruhi kerja para pendidik matematika di banyak bagian di dunia.15

Dalam PMR, matematika tidak dipandang sebagai ilmu atau bidang kajian yang sudah “jadi”, tetapi dipandang sebagai sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh anak didik. Anak didik adalah pihak yang aktif mengkonstruksi konsep-konsep matematika, fungsi guru tidak lagi terutama

13

Ibid ., hal. 2 14

Hobri, Model-Model Pembelajaran Inovatif , (Jember: CSS, 2009), hal. 156 15

(29)

sebagai pengajar, tetapi lebih dipandang sebagai pendamping atau fasilitator bagi anak didik. PMR menempatkan realitas dan lingkungan anak didik sebagai titik awal pembelajar. Pembelajaran tidak dimulai dari definisi, teorema, atau sifat-sifat dan selanjutnya diikuti dengan contoh-contoh, namun sifat, definisi, teorema itu diharapkan ditemukan sendiri oleh anak didik. Dengan demikian jelas bahwa dalam pembelajaran matematika realistik anak didik didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperoleh.16

Dengan tercapainya tujuan pembelajaran maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. keberhasilan kegiatan belajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus (TPU).17

Perkembangan siswa di MTsN Aryojeding sangat diperhatikan, disana penggunakan metode dan strategi pembelajaran terus dikembangkan karena cara belajar setiap siswa itu berbeda-beda, agar mendapat hasil belajar yang maksimal.

Akan tetapi pada materi bangun ruang nilai siswa kurang memuaskan dikarenakan kurang tepatnya penggunaan metode dan strategi pembelajaran. Siswa sering lupa dan kurang fahamnya dengan rumus serta teori-teori yang telah dipelajari.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti teknik melakukan penelitian dengan berjudul “Pengaruh Pendekatan Realistik Berbantuan Media interaktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Segitiga dan Segi Empat Siswa Kelas VII MTsN Aryojeding Tahun Pelajaran 2013/2014”.

16

Hobri, Model-Model …, hal. 157 17

(30)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan realistik berbantuan media interaktif pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MtsN Aryojeding?

2. Apakah ada pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif terhadap hasil belajar matematika pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MTsN Aryojeding?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan menggunakan pendekatan realistik berbantuan media interaktif pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MTsN Aryojeding.

2. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif terhadap hasil belajar matematika pada materi segitiga dan segi empat siswa kelas VII MTsN Aryojeding.

D. Hipotesis

Hotesis adalah jawabaan sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

(31)

E. Manfaaat Hasil Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi mengenai strategi yang tepat dalam mengajarkan materi bangun ruang salah satunya segitiga dalam pemecahan masalah kepada siswa kelas VII MTsN Aryojeding sehingga siswa dapat memiliki hasil belajar yang maksimal dalam materi tersebut.

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembelajaran matematika.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi segitiga dan segi empat.

c. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar dalam pelajaran matematika khususnya ada materi segitiga dn segiempat.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan sebagai acuan dalam menyusun rancangan penelitian yang lebih baik lagi, serta dapat meningkatkan keterampilan dengan terjun langsung.

(32)

Ruang lingkup merupakan penetapan lingkup permasalahan dalam penelitian. Pada hakikatnya penelitian ini difokuskan pada pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif terhadap hasil belajar siswa Tahun Pelajaran 2013/2014. Secara khusus pada penelitian ini akan mengkaji tentang pengaruh pendekatan realistik terhadap hasil belajar matematika siswa. Sampel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII E dan VII F MTsN Aryojeding.

Dengan ruang lingkup tersebut maka peneliti mengambil batasan penelitian sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya mengkaji tentang pengaruh pendekatan realistik berbantuan media interaktif terhadap hasil belajar matematika siswa. b. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas VII E dan VII F di MTsN

Aryojeding pada materi segitiga dan segi empat.

c. Penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan media interaktif menggunakan powerpoint.

G. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan kesamaan arti pada penelitian ini, diperlukan pendefinisian istilah. Beberapa istilah yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya18. Namun pandangan setiap orang berbeda dalam mengartikan belajar sehingga berpengaruh terhadap tindakan atau perbuatan yang ditimbulakan. Dalam suatu proses belajar pasti terdapat kegiatan mengajar, secara

18

(33)

deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.19.

2. Pendekatan Realistik tidak memandang matematika sebagai ilmu atau

bidang kajian yang sudah “jadi”, tetapi dipandang sebagai sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh anak didik. Dengan demikian jelas bahwa dalam pembelajaran matematika realistik anak didik didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperoleh.20

3. Media Interaktif merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi

materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.21

4. Hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai, pengertian pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan, hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.22 Jadi hasil belajar mencakup keseluruhan aspek belajar. Ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai siswa yaitu, perhitungan matematis dan penalaran matematis.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan disini bertujuan untuk memudahkan jalannya pembahasan terhadap suatu maksud yang terkandung, sehingga uraian-uraian dapat diikuti dan dapat dipahami secara teratur dan sistematis.

Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari 3 bagian yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.

19

Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran. ( Bandung:PT Kenca, 2006), hal. 96 20

Hobri, Model-Model …, hal. 157 21

Rudi Susiliana, Cepi Riyana, Media pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2008), hal. 100

22

(34)

Bagian awal skripsi ini memuat hal-hal yang bersifat formalitas yaitu tentang halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak.

Bagian utama skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang berhubungan antara bab satu dengan bab lainnya.

Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari: a) Latar belakang, b) Rumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Hipotesis penelitian, e) Kegunaan penelitian, f) Ruang lingkup dan Keterbatasan penelitian, g) Definisi operasional, h) Sistematika skripsi.

Bab II : Pada bab ini akan diuraikan tentang: Landasan Teori di dalamnya berisi (a) Hakikat matematika, (b) Belajar mengajar matematika (pengertian belajar, pengertian belajar mengajar, pengertian belajar mengajar matematika) (c) PMR berbantuan media interaktif (sejarah tentang PMR, pengertian PMR, karakteristik dan prinsip PMR, langkah-langkah pembelajaran PMR, pengertian media inteaktif ), (d) Hasil belajar, (e) Imlementasi pendekatan realistik berbantuan media interaktif pada materi segitiga dan segi empat, (f) Hasil penelitian terdahulu.

Bab III : Metode Penelitian memuat: Dalam bab ini akan diuraikan tentang: (a) pendekatan dan jenis penelitian, (b) populasi dan sampel penelitian di dalamnya berisi (populasi, sampel,dan sampling), (c) variabel penelitian, (d) teknik pengumpulan data, (e) teknik analisis data yang berisi (uji instrument, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis hasil belajar).

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan: hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V : Penutup, dalam bab lima akan dibahas mengenai: kesimpulan, dan

(35)
(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakekat Matematika

Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit. Meskipun demikian semua orang harus mempelajarinya karena matematika merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari hari. Kesulitan belajar matematika harus diatasi sedini mungkin. Kalau tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan sampai perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matemaika. Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. 23

Hakekat matematika harus benar-benar merupakan ungkapan yang merepresentasikan seluruh bidang dan obyek kajian yang telah dikembangkan, sedang dikembangkan atau, yang akan dikembangkan dalam ilmu matematika. Untuk mengetahui kriteria ini, amat sulit dirumuskan suatu kalimat definisi yang mengacu kepada hakekat matematika.24

Pembahasan tentang hakekat matematika telah dilakukan. Tidak sedikit ahli matematika yang berhasil merumuskan hakekat matematika. Beberapa ahli matematika berminat untuk merumuskan hakekat matematika

23

Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cita, 2009), hal. 253

24

(37)

dengan cara dan pandangan masing-masing. Diantara para ahli tersebut ada yang merumuskan dengan kata-kata yang cukup sederhana, tetapi memiliki makna luas, yaitu Albert Einstein. Secara teerperinci, beberapa rumusan tentang hakekat matematika adalah sebagai berikut: 25

a) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

b) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulus.

c) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan.

d) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif, masalah ruang dan bentuk.

e) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur logis yang terorganisasikan.

f) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. Matematika adalah bahasa simbolis yang berfungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hungungan kuantitatif dan keruangan edangkan fungsi teoretisnya adalah untuk memudahkan berfikis. Matematika di samping sebagai simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkumunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas.26

Berdasarkan etimologis. Matematika berarti ”ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktifitasdalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan observasi atau eksperimen di sempang penalaran.

25

Ibid ., hal. 9 26

(38)

Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran.27

Ide manusia tentang matematika berbeda-beda, tergantung dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan saja yang mencangkup tambah, kurang, kali, dan bagi. Tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencangkup segala sesuatu yang berkaitan dengan berfikir logis. Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang berhuitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.28

B. Belajar Mengajar Matematika 1) Belajar Matematika

Pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan yakni perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.29 Belajar juga diartikan sebagai serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut

27

Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:Jica, 2003 ), hal. 16

28

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan ..., hal. 252 29

(39)

kognitif, afektif dan psikomotor. Jadi, dalam proses belajar haruslah terjadi adanya perubahan tingkah laku yang harus terlihat pada individu tersebut.

Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah : 30

(1) Perubahan terjadi secara sadar.

(2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi proses selanjutnya.

(3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. (4) Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara. (5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. (6) Perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku.

2) Mengajar Matematika

Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik dari pada selurh siswa. Oleh karena itu, rumusan pengeertian mengajar tidaklah sedarhana.31

Mengajar merupakan suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur (mengelola) lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan. Mengajar sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Dalam pengertian yang lain, juga dijelaskan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas professional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi dan menyangkut pengambilan keputusan.32

30

Ibid ., hal. 3 31

Ibid ., hal. 7 32

(40)

Konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan secara intensif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pelajaran.33

Mengajar matematika diartikan sebagai upaya memberikan rangsangan bimbingan, pengarahan tentang pelajaran matematika kepada siswa agar terjadi proses belajar yang baik. Sehingga dalam mengajar matematika dapat berjalan lancar, seorang guru diharapkan dapat memahami tentang makna mengajar tersebut, karena mengajar matematika tidak hanya menyampaikan pelajaran matematika melainkan mengandung makna yang lebih luas yaitu terjadinya interaksi manusiawi dengan berbagai aspek yang mencakup segala hal dalam pelajaran matematika.

3) Belajar Mengajar Matematika

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaiann tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional. Mengajar sama halnya dengan belajar, mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitas anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar.34

33

Pupuh Fathurrohman, M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar…, hal. 7-8 34

(41)

Belajar dan mengajar merupakan dua aktifitas yang berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang difahami bersama. Sebagai siatu aktifitas yang terencana, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Memperhatikan uraian beljar dan mengajar sebagaimana dibahas di atas, akhirnya dapat diketahui bahwa belajar mengajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 35

a) Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu.

b) Terdapat mekanisme, prosedur langkah-langkah, metode dan teknik yang dirancang dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c) Fokus materi jelas, terarah dan terencana denga baik.

d) Adanya aktifitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

e) Aktor guru yang cermat dan tepat.

f) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing-masing.

g) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran. h) Evaluasi, baik evluasi proses maupun evaluaasi produk.

4) Proses Belajar Mengajar Matematika

Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat dimana-mana: disekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan sebagainya. Kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen-komponen meliputi tujuan, bahan pelajaran kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumberbelajar, serta evaluasi:36

1. Tujuan

35

Ibid ., hal. 10-11 36

(42)

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu dikegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan itu akan dibawa. Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran yang laiannya. Semua komponen harus bersesuaian dan diagunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Bila salah satu komponen itu tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.37

2. Bahan pelajaran

Bahan adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik.38

3. Kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti dari kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini pastinya melibatkan sumua komponen pengajaran, kegiatan pengajaran akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan ditetapkan dapat dicapai.39

4. Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapaitujuan yang telah ditetapkan. Dalam dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaanya bervariasi sesuai dengan tujuan yang dicapai setelah pengajaran berakhir.40

37

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar ..., hal. 42 38

Ibid ., hal. 43 39

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar ..., hal. 44 40

(43)

5. Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Adapun fungsi alat disini sebagai perlengkapan, dan pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan.41

6. Sumber pelajaran

Sumber pelajaran adalah sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk.42

7. Evaluasi.

Evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala yang sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.43 Komponen– komponen sistem lingkungan itu saling memengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan kompleks. Masing-masing profil sistem lingkungan belajar diperuntukkan tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar yang tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afektif memerlukan penciptaan sistem lingkungan yang berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan gerak dan lain sebagainya.

Tujuan umum dari evaluasi adalah:44

1. Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

41

Ibid ., hal. 47 42

Ibid ., hal. 48 43

Ibid ., hal. 50 44

(44)

2. Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat. 3. Menilai metode mengajar yang dipergunakan.

Proses belajar mengajar matematika mempunyai makna dan pengertian yang luas dari pada proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar matematika tersirat adanya kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar matematika dan guru. Di mana keduanya ini adalah unsur yang harus saling menunjang. Untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar matematika dengan efisien maka dipilih satu strategi atau teknik mengajar matematika yang sesuai. Strategi belajar mengajar matematika adalah kegiatan yang dipilih pengajar dalam proses belajar mengajar matematika yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlancar tercapainya tujuan belajar matematika.

C. Matematika Realistik berbantuan Media Interaktif 1. Sejarah Singkat PMR

PMR (Pendidikan Matematika Realistik) tidak dapat dipisahkan dari Institut Freudenthal. Institut ini didirikan pada tahun 1971, berada di bawah Utrecht University, Belanda. Nama Institut diambil dari nama pendirinya, yaitu Profesor Hans Freudenthal (1905-1990), seorang penulis, pendidik, dan matematikawan berkembangsaan Jerman/Belanda.

Sejak tahun 1971, Institut Freudenthal mengembangkan suatu pendekatan teoritis terhadap pembelajaran matematika yang dikenal dengan PMR. PMR menggabungkan pandangan tentang apa itu matematika, bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus diajarkan. Freudenthal berkeyakinan bahwa matematika tidak boleh dipandang sebagai passive

receivers of ready-made mathematics (penerima pasif matematika yang sudah

(45)

situasi dan kesempatan untuk menentukan kembali matematika dengan cara sendiri.45

Salah satu sebab mengapa PMR diterima di banyak Negara adalah karena konsep PMR itu sendiri. Berdasarkan pemikiran Hans Freudenthal, dalam PMR matematika dianggap sebagai aktivitas insan (mathematics as human activitics) dan harus matematika dikaitkan dengan realitas. Menurut filsafat PMR siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (to reinvent) matematika di bawah bimbingan orang dewasa, dan penemuan kembali ide konsep matematika tersebut harus dimulai dari penjajahan berbagai persoalan dan situasi ‘dunia riil’.46

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa PMR telah mewujudkan hasil

yang memuaskan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, khususnya di

Belanda, telah terbukti merangsang penalaran dan kegiatan berfikir siswa. Menunjuk

pada laporan yang dipublikasikan oleh Times (Third International Mathematics and

science study) yang melaporkan bahwa siswa di Belanda memperoleh hasil yang

memuaskan baik dalam ketrampilan kompetensi maupun kemampuan memecahkan

masalah.47

2. Pengertian PMR

Pernyataan Fruendental bahwa “matematika merupakan suatu bentuk aktifitas manusia” melandasi pemngembangan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education). Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda. Kata

“realistic” sering disalah artikan sebagai “real-world “, yaitu dunia nyata.

Banyak pihak yang menganggap bahwa Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendektan pembelajaran matematika yang harus selalu

45

Sutarto Hadi, Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya, (Banjarmasin: PBSI, 2005), hal.7

46

Sutarto Hadi, Pendidikan Matematika ..., hal. 9 47

(46)

menggunakan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to image” (Van den Heuvel-Panhuinzen, 1998). Menurut Van den Heuvel-Panhuinzen, pengunaan kata "reaistic" tersebut tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata (real -world) tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibanyangkan

(imagineable) oleh siswa.48

Penggunaan metode PMR ini mulai dari tingkat SD dan pada tahun 1981 model

ini diperkenalkan pada tingkat SLTP. Metode yang diperkenalkan oleh Freudenthal

berusaha mengajar matematika secara bermakna yakni bercirikan oleh:49

1) Mengajarkan matematika secara lebih menarik, relevan dengan lingkungan siswa, sedikit formal dan tidak terlalu abstrak.

2) Menekankan belajar dari pengalaman siswa sendiri, bukan berdasar pengalaman gurunya.

3) Memperkenalkan asas kemampuan siswa.

4) Banyak ditekankan pada penyelesaian masalah yang tidak rutin dan mungkin jawabannya tidak tunggal.

Pada pendekatan ini peran guru tidak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator sementara murid berpikir mengkomunikasikan argumentasinya, menjustifikasi jawaban mereka serta melatih demokrasi dengan menghargai pembelajaran matematika yang mengacu pada konstruktivis sosial dan dikhususkan pada pendidikan matematika sehingga pembelajaran matematika nantinya akan lebih bermakna.50

48

Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hal. 20 49

Ipung Yuwono, Pembelajaran …, hal. 17 50

(47)

3. Karakteristik dan Prinsip PMR

Lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, yaitu:51 a) Penggunaan dunia nyata.

Siklus berikut ini menunjukkan proses matematisasi konsep yang menggunakan dunia nyata tidak hanya sebagai sumber matematisasi, tetapi juga sebagai tempat pengaplikasian matematika.

Dunia Nyata

Matematisasi dalam aplikasi matematisasi dan refleks

Abstraksi dan formalisasi

Masalah nyata merupakan sajian awal pada proses pembelajaran. Hal ini memungkinkan siswa menggunakan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya untuk melakukan proses matematisasi dan refleksi. Selanjutnya melalui abstraksi dan formalisasi siswa dapat mengembangkan konsep menjadi lebih lengkap. Akhirnya siswa dapat mengaplikasikan konsep matematika yang diperolehnya kedunia nyata. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap konsep tersebut menjadi lebih kuat.52

b) Penggunaan model untuk matematisasi progresif

Dalam Pendidikan Matematika Realistik, model digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan matematika tingkat formal.

Hal yang perlu difahami dari kata “Model” adalah bahwa “model” tidak merujuk pada alat peraga. “Model” merupakan suatu alat “vertical” dalam matematika yang tidak bisa dilepaskan dari proses matematisasi (yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal) karena model

51

Siti M. Amin, Karakteristik Matematika Realistik, (Surabaya: Unesa, 2004), hal. 148-149 52

(48)

merupakan tahapan proses transisi level informal menuju level matematika formal.

c) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika.

d) Interaktivitas

Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses social. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi dalam pembelaran matematika bermanfaat dalam pengembangan kemampuan kognitif dan efektif siswa secara simultan.

e) Keterkaitan

Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan (walau ada konsep yang domain).

Tiga prinsip kunci PMR, yaitu:53

1) Guided Reinvention Through Progresive Mathematizing (penemuan kembali secara terbimbing melalui matematisasi progresif).

Menurut prinsip “Guided Reinvention”, siswa harus diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses yang sama dengan proses yang dilalui para ahli ketika konsep-konsep matematika itu

53

(49)

ditemukan. Sejarah penemuan konsep matematika dapat digunakan sebagai sumber inspirasi untuk merencang pembelajran.

2) Didactical Phenomenology (fenomena didaktik)

Menurut prinsip fenomena didaktik, situasi yang memuat topic matematika yang diterapkan/ diaplikasikan untuk diinvestigasikan (diselidiki) didasarkan pada dua alasan. Pertama untuk menampakkan/ memunculkan ragam aplikasi yang harus diantisipasi dalam pembelajaran. Kedua, mempertimbangkan kesesuaian situai atau topik tersebut sebagai hal yang berpengaruh untuk proses matematisasi progresif (proses pembelajaran yang bergerak dari masalah nyata ke matematika formal)

3) Self-developed Models (pengembangan model mandiri)

Model matematika yang dimunculkan dan dikembangkan sendiri oleh siswa berfungsi menjembatani kesenjangan pengetahuan informal dan matematika formal. Siswa mengembangkan model tersebut dengan menggunakan model-model (formal dan informal) yang diketahuinya.

4. Langkah-langkah Pembelajaran PMR

Langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik adalah sebagai berikut: 54

Langkah 1: Memahami masalah kontekstual.

Guru memberi masalah (soal) kontekstual dalam kehidupan sehari-hari dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut. Karakteristik pembelajaran matematika realistik yang terglong dalam langkah ini adalah menggunakan masalah kontekstual yang diangkat sebagai starting point dalam pembelajaran untuk menuju ke matematika formal sampai ke pembentukan konsep.

54

(50)

Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual.

Pada langkah ini, guru dapat meminta siswa untuk menjelaskan/ mendeskripsikan masalah kontekstual yang diberikan kepada siswa dengan bahasa mereka sendiri.

Langkah 3: Menyelesaikan masalah Kontekstual.

Siswa secara individu ataupun kelompok menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri. Cara pemecahan dan jawaban masalah berbeda lebih diutamakan. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri berupa pemberian petunjuk atau pertanyaan seperti bagaimana kamu tahu itu? Atau berupa saran.

Langkag 4: Membandingkan dan mendiskusikan jawaban siswa

Guru menyediakan waktu dan kesempatan siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban soal secara kelompok, untuk selanjutnya dibandingkan (memeriksa, memperbaiki) dan didiskusikan didalam kelas.

Langkah 5: Menyimpulkan

Dari hasil diskusi, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur.

5. Media Interaktif

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education and Communication Tchnology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.

(51)

merangsang pikiran, perasan dan kmajuan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai engan tujuan yang ingin dicapai.55

Menurut teori “Quantum Learning” pesert didik memiliki modalitas belajar yang berbeda yang dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: visual, audio dan kinestetik. Keberagaman modalitas belajar ini dapat diatasi dengan menggunakan perangkat media dengan system media dengan system multimedia, sebab masing-masing peserta didik yang berbeda tipe belajar dapat diwakili oleh multimedia. 56

Modul multimedia interaktif merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Multimedia interaktif sebagai bahan ajar bertujuan: (1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas, (2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra para siswa, (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: meningkatkan motivasi dan gairah belajar para siswa untuk menguasai materi pelajaran secara utuh, mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya. 57

Program PowerPoint salah satu softwere yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudak dalam pembuatan, medah dalam penggunaan, dan relative murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

PowerPoint dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaaan:

55

Asnawif, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 11 56

Rudi Susiliana, Cepi Riyana, Media …, hal. 100 57

(52)

1. Personal Presentation: pada umumnya PowerPoint digunakan untuk presentasi dalam classical learning. Seperti Kuliah, training, seminar, workshop, dan lain-lain. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi instruktur/guru untuk menyampaikan materi dengan bantuan medi PowerPoint. Dalam hal ini control pembelajaran terletak pada guru. 2. Stand Alone: pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang

khusus untuk pelajaran iniduvidu yang bersifat interaktif, meskipunkadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu menampilkan

feelback yang sudak diprogram.

3. Web Based: pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi file web (html) sehingga program yang mucul berupa broser yang dapat menampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublikash hasil pekerjaan menjadi web.58

D. Hasil Belajar

Dalam pandangan behavioristik, belajar merupakan sebuah perilaku membuat hubungan antara stimulus dan respons, kemudian memperkuatnya. Stimulus dan respons dapa diperkuat dengan menghubungkannya secara berulang-ulang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Para behavioris meyakini bahwa hasil belajar akan lebih baik dikuasai kalau dihafal secara berulang-ulang.59

Pada umumnya tujuan pendidikan dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan perilaku yaitu perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan-perubahan dalam aspek itu menjadi hasil dari proses belajar.60

58 Rudi Susiliana, Cepi Riyana, Media …, hal. 100 59

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hal. 40 60

(53)

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil”, dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suau perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi merupakan perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods).61

Hasil belajar merupakan pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 3.1 Interpretasi Nilai Koefisien r
Tabel 4.1
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Abdullah, Syukur, 1991, Budaya Birokrasi di Indonesia, dalam Alfian dan Nazaruddin Sjamsuddin (eds), Profil Budaya Politik Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama

To the teacher and the students, this study is very useful because they will get much information related to their activities in the classroom, especially in what patterns are

Tulang anggota gerak bawah (kaki) berhubungan dengan tulang gelang panggul. Tiap jari 3 ruas, kecuali ibu jari yang hanya 2 ruas. Adapun fungsi dari tulang yaitu: Menggambarkan

DED Perkuatan Tebing Sungai Lematang Kabupaten Muara Enim , maka peserta yang masuk dalam calon daftar pendek dan telah melakukan pembuktian kualifikasi sehingga

Pokja XVII ULP pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar negar a akan melaksanakan Pelelangan Seder hana dengan pascakualifikasi untuk paket peker jaan pengadaan bar

4) Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya

asil Evaluasi Dokumen Penawaran dan Evaluasi Dokumen Kualifikasi, dengan nan Pengadaan Kabupaten Bangka Tengah mengundang Saudara agar dapat hadir pada :. Februari 2015 0.00 WIB

[r]