• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DESKRIPTIF KASUS KEMATIAN BAYI BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI RSUD KOTA SEMARANG - UDiNus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DESKRIPTIF KASUS KEMATIAN BAYI BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI RSUD KOTA SEMARANG - UDiNus Repository"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN PENGESAHAN

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS DESKRIPTIF KASUS KEMATIAN BAYI BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Di susun oleh :

ELISABETH DEWI RENGGANIS HARUMTARI D22.2013.01325

Telah Diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan di Sistem Informasi Tugas Akhir (SiADIN)

Pembimbing

(2)

Analisis Deskriptif Kasus Kematian Bayi Berdasarkan Data

Rekam Medis di RSUD Kota Semarang tahun 2015

Elisabeth Dewi Rengganis Harumtari*),

Kriswiharsi Kun S**)

*)

Alumni FakultasKesehatanUniversitas Dian Nuswantoro

**)

StafPengajarFakultasKesehatanUniversitas Dian Nuswantoro

Email :

elizabethrengganis13@gmail.com

ABSTRACT

Background : The infant mortality rate is an important indicator because it can determine the degree of public health. Infant mortality rate in the hospital will be processed by analising reporting officers on medical records unit to be used as a report. Preliminary survey obtained 105 cases of infant deaths in 2015. The aim of this study to describe the infant mortality rate which is based on medical records in hospitals Semarang 2015.

Methods :This study was descriptive study with retrospective approach. The data collection were done by observation and interviews. Population in this study is a document of the medical records of 105 infants and mothers that were obtained from the reporting analising section year 2015.

Result : The highest infant mortality cases occurred in July 2015. The main diagnoses in babies who have the highest mortality is IUFD, 45 infants (42.9%). Most infant deaths aged 0-7 days, 86 infants (81.9%). Most of the infants who died was a baby boy, 64 infants (61%). Infants with weight around 1000-2500 grams tend to death more, 46 infants (43.8%). The highest cause of the infant mortality was IUFD , 45 babies (42.9%). The Infant mother around aged 30-34 years suffered more in baby deaths case, 26 mothers (24.7%). The most parity mother was when the first pregnancy were 42 mothers (40%).

Conclusion :We recommend that Pregnant women required to have pregnancy checkups at least 3 times, The Hospital should provide an education to pregnant women about pregnancy during control, The hospital must have intensive supervision to infants who have abnormalities from conception as well as maternal factors, provide sufficient nutrition for pregnant women , and a new marriage women should seek advice from doctor about her pregnancy plans.

Keywords : Descriptive, Infant Mortality, Medical records

(3)

Program Studi D3Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan

Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Semarang

2016

ABSTRAK

Latar Belakang : Angka Kematian Bayi adalah banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu dan wilayah tertentu. Angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate merupakan indikator penting karena dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi di rumah sakit akan diolah di rekam medis bagian analising reporting untuk dijadikan laporan.Berdasarkan survei awal diperoleh 105 kasus kematian bayi tahun 2015. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan angka kematian bayi yang bersumber pada data rekam medis di RSUD Kota Semarang tahun 2015.

Metode : Penelitian ini adalah deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan pendekatan retrospektif. Populasi pada penelitian ini adalah dokumen rekam medis bayi dan ibu sebanyak 105 yang didapat dari bagian analising reporting tahun 2015

.

Hasil : Kasus kematian bayi tertinggi terjadi pada bulan Juli tahun 2015. Diagnosa utama pada bayi yang mengalami kematian tertinggi yaitu IUFD sebanyak 45 bayi (42,9%). Kematian bayi umur 0-7 hari merupakan kematian bayi terbanyak yaitu sebanyak 86 bayi (81,9%). Jenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami kematian dengan jumlah 64 bayi yang mengalami kematian atau sebesar (61%). Berat badan bayi 1000-2500 gram cenderung mengalami kematian yaitu sebanyak 46 bayi (43,8%). Penyebab kematian bayi tertinggi adalah IUFD yaitu sebanyak 45 bayi atau sebesar 42,9%. Umur ibu yang bayinya mengalami kematian terbanyak adalah umur 30-34 tahun sebanyak 26 ibu (24,7%). Paritas ibu terbanyak adalahsaat kehamilan pertama sebanyak 42 ibu (40%).

Kesimpulan :Saran dari penelitian ini yaitu ibu hamil wajib memeriksakan kandungannya minimal 3 kali, rumah sakit memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang kehamilannya pada saat kontrol, rumah sakit melakukan pengawasan intensif kepada bayi yang mengalami kelainan sejak dalam kandungan maupun karena faktor ibu, mencukupi gizi ibu hamil, setelah menikah ibu melakukan konsultasi dengan dokter tentang rencana kehamilannya.

.

(4)

PENDAHULUAN

Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun , per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu (1). Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang penting yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Alasan angka kematian bayi digunakan sebagai indikator karena bayi dan ibu hamil mempunyai resiko tinggi dan orang yang sangat bergantung dengan orang lain dan apabila adanya kematian bayi seakan tercermin bahwa orang-orang disekitar mereka tidak peduli dengan kesehatannya.(1)

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia 34 per 1000 kelahiran hidup. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per tahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari. Millenium Development Goals (MDGS), target Indonesia pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 per bayi per 1000 kelahiran. Penyebab kematian bayi baru lahir tertinggi adalah BBLR dan asfiksia. Batasan umur bayi adalah 0 sampai 12 bulan.(2)

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono, jumlah kematian bayi baru lahir di Semarang pada tahun 2011 sebesa

r

314 kasus

,

tahun 2012 sebesar 293 kasus dan tahun 2013 hingga September mencapai 106 kasus. Di RSUD Kota Semarang berdasarkan data yang diperoleh dari bagian analising reporting rekam medis pada 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2011 – 2015 berjumlah 424 bayi yang mengalami kematian dan paling tinggi adalah tahun 2015 dengan jumlah kematian bayi 10 bayi yang mengalami kematian dengan berbagai penyebab kematian.

(5)

berpengaruh pada kualitas pelayanan rumah sakit, terlihat dari sedikit banyaknya bayi yang meninggal di rumah sakit tersebut karena tinggi rendahnya angka kematian bayi dapat mendukung mutu pelayanan rumah sakit, apabila kematian bayi semakin lama semakin turun maka mutu pelayanan rumah sakit semakin baik dan semakin banyak pasien yang datang dan menggunakan jasa medis di rumah sakit tersebut.

Permasalahan yang ada di RSUD Kota Semarang salah satunya adanya kematian bayi yang setiap tahunnya mengalami kenaikan angka kematian bayi. Mengingat bahwa Angka Kematian Bayi merupakan indikator yang penting untuk menilai derajat kesehatan masyarakat maka peneliti tertatik untuk mendeskripsikan kematian bayi bersumber pada data rekam medis.

METODOLOGI PENELITIAN

(6)

HASIL PENELITIAN

Berdasarkanhasil penelitian di RSUD Kota Semarang peneliti akan menyampaikan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Kasus Kematian Bayi

Gambar 4.3 Grafik Kasus Kematian Bayi Tahun 2015

Sumber: Data Kasus Kematian bayi tahun 2015

Dari data tahun 2015 pada tabel 4.1 didapatkan kasus kematian bayi paling banyak terjadi pada Bulan Juli yaitu sebesar 15 bayi yang mengalami kematian. Hasil wawancara dengan kepala rekam medis menghasilkan pendapat untuk kasus kematian bayi sebenarnya walaupun 1 bayi itu sudah termasuk tinggi, karena resiko kematian bayi itu besar dan dapat dijadikan tolok ukur dalam kesehatan masyarakat. Kematian bayi juga dipantau dari instansi pemerintahan dan dipastikan ada evaluasi tentang kematian bayi ini. 2. Diagnosa utama pada bayi yang mengalami kematian tahun 2015

Tabel 1 Kematian Bayi Menurut Diagnosa Bayi

Diagnosa Bayi (Kode) Jumlah %

Perdarahan Intrakranial 1 1,0

(7)

Diagnosa Bayi (Kode) Jumlah %

Rendah (P07.0)

Sepsis 3 2,9

Neonatus Sepsis 2 0,5

Anenchepalus (Q00) 2 0,5

Labiognatopalatoschisis 2 0,5

Gangguan Napas 1 1,0

Sumber Data : DRM bayi yang mengalami kematian tahun 2015

Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa diagnosis utama pada bayi yang mengalami kematian terbesar adalah IUFD (42,9%).

3. Karakteristik bayi yang mengalami kematian tahun 2015

a. Umur Bayi

Tabel 2 Kematian Bayi Menurut Umur

Umur Jumlah %

0 - 7 hari (Neonatus dini) 86 81,9 8 - 28 hari (Neonatus lanjut) 16 15,2 29 hari – 12 bulan (Neonatal) 3 2,9

TOTAL 105 100,0

Sumber Data : DRM bayi yang mengalami kematian tahun 2015

Berdasarkan tabel 2 umur bayi 0 sampai 7 hari mempunyai jumlah kematian tertinggi sebesar 81,9% mengalami kematian.

b. Jenis Kelamin Bayi

Tabel 3 Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki-laki 64 61,0

Perempuan 41 39,0

TOTAL 105 100,0

Sumber Data : DRM bayi yang mengalami kematian tahun 2015

(8)

c. Berat Badan bayi

Tabel 4Kematian Bayi Berdasar Berat Badan Bayi pada saat Lahir

Berat Badan Bayi Jumlah %

Sumber Data : DRM bayi yang mengalami kematian tahun 2015

Berdasarkan tabel 4kategori berat badan bayi yang berisiko menyebabkan kematian antara 1500 gram sampai 2499 gram sebesar 43,8% mengalami kematian.

4. Penyebab kematian bayi

Tabel 5 Kematian Bayi Menurut Penyebab Kematian

Penyebab Kematian Jumlah %

Hernia Diafragmatik 1 1,0

Gagal Cardiorespasi 3 2,9

Anenchepali 1 1,0

TOTAL 105 100,0

Sumber Data : DRM bayi yang mengalami kematian tahun 2015

(9)

5. Karakteristik ibu bayi yang mengalami kematian dan paritas tahun 2015

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar umur ibu bayi berusia 20-34 (68,6%).

b. Paritas

Hasil penelitian dari paritas ibu didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu belum memiliki anak atau kehamilan pertama (40%).

PEMBAHASAN

1. Kasus kematian bayi

Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi berusia di bawah satu tahun, pada 1000 setiap kelahiran hidup pada satu tahun tertentu(1).Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan indikator yang penting yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kasus kematian bayi di RSUD Kota Semarang paling tinggi terjadi pada bulan Juli sebanyak 15 bayi.

2. Diagnosa utama pada bayi yang mengalami kematian

(10)

IUFD di RSUD Kota Semarang sebanyak 45 bayi yang mengalami kematian atau sebesar 42,9%.

3. Karakteristikbayi yang mengalami kematian tahun 2015 a. Umur bayi

Banyak kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan bayi atau masa 28 hari pertama kehidupan manusia, pada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan intra uteri ke ekstra uteri, pada masa ini perlu mendapatkan perhatian karena masa ini sering terjadi mortalitas yang tinggi.(10) Pada penelitian di RSUD Kota Semarang umur bayi yang mengalami kematian terbanyak yaitu 0-7 hari berjumlah 86 bayi (81,9%), ini menunjukan kematian bayi atau kematian neonatal yang terjadi di RSUD Kota Semarang sebagian besar kematian neonatal dini (dalam periode 7 hari bayi dilahirkan).

b. Jenis kelamin bayi

Kematian bayi berdasarkan jenis kelamin bayi merupakan banyaknya kematian yang dikelompokkan mwenurut jenis kelamin tertentu per seribu penduduk dalam jenis kelamin yang sama.(5) Jenis kelamin bayi yang mengalami kematian di RSUD Kota Semarang adalah jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 64 bayi dengan prosentase sebesar 61%, sedangkan jenis kelamin perempuan yang mengalami kematian berjumlah 41 bayi dengan prosentase 39%.

c. Berat badan bayi

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang berat badannya saat kelahiran kurang dari 2.500 gram, suatu istilah yang dipakai bagi bayi prematur atau low birth weight.(5)Di RSUD Kota Semarang yang paling banyak mengalami kematian adalah berat badan berkisar 1500 gram sampai 2500 gram yang berjumlah 46 bayi (43,8%). Artinya, berat badan 1500-2500 memiliki risiko terjadinya kematian karena biasanya bayi berat lahir rendah dapat disebabkan oleh faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan.

4. Penyebab kematian bayi

(11)

angka terjadinya asfiksia di dunia menurut World Health Organization (WHO) sebesar 19%.(13)Sedangkan untuk asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal nafas secara spontan setelah lahir.(5)Penyebab kematian bayi di RSUD Kota Semarang adalah sebagian besar dikarenakan Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dengan jumlah 38 bayi dengan prosentase sebasar 42,9%.IUFD terjadi tanpa sebab yang jelas, yang mengakibatkan kehamilan tidak sempurna (uncomplicated pregnancy). Namun ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian IUFD yaitu faktor ibu, faktor janin dan faktor kelainan tali pusat, termasuk plasenta.(19)

5. Karakteristik ibu bayi yang mengalami kematian dan paritas tahun 2015 a. Umur ibu

Ibu dengan umur kurang dari 20 tahun berisiko terhadap kematian bayi, ini disebabkan karena organ reproduksi yang belum matang atau mature, ibu dengan umur kurang dari 20 tahun yang terlalu muda secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan yang rendah, ibu juga masih tergantung pada orang lain.(12)Dengan demikian kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan dan sangat berbahaya, mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul.Berdasarkan hasil penelitian rentangan umur ibu yang bayinya mengalami kematian terbanyak adalah umur 20-34 tahun (68,6%) yang mengalami kematian pada bayinya. Rentangan umur ibu tersebut sebenarnya tidak mempengaruhi terjadinya kematian dikarenakan usia ideal untuk ibu hamil yaitu usia 20-35 tahun, tetapi karena kemungkinan faktor ibu yang mengalami kematian pada janinnya seperti halnya cakupan gizi ibu, atau dalam proses persalinannya.

b. Paritas

(12)

Paritas ibu terbanyak yaitu ibu yang baru pertama kali mengalami kehamilan atau paritas ibu 0 anak (belum mempunyai anak). Di RSUD Kota Semarang ibu yang belum pernah memiliki anak berjumlah 42 ibu (40%), hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar ibu baru pertama kali mengalami kehamilan atau primigravidarum.

KESIMPULAN

1. Kasus kematian bayi di RSUD Kota Semarang pada tahun 2015 berjumlah 105 bayi. Paling banyak terjadi kematian bayi adalah pada bulan Juli, jumlahnya cenderung tidak stabil setiap bulannya karena tiap bulannya mengalami kenaikan dan penurunan.

2. IUFD atau kematian janin dalam rahim merupakan diagnosa bayi terbanyak yang mengalami kematian. Kematian bayi dengan diagnosa IUFD di RSUD Kota Semarang sebanyak 45 bayi yang mengalami kematian atau sebesar 42,9%.

3. Umur bayi yang sering terjadi kematian yaitu pada umur 0-7 hari, ini menunjukkan kematian bayi atau kematian neonatal yang terjadi di RSUD Kota Semarang sebagian besar kematian neonatal dini yang terjadi karena faktor dari ibu yang melahirkan ataupun kelainan sejak dalam kandungan. Kematian bayi umur 0-7 hari di RSUD Kota Semarang sebanyak 86 bayi (81,9%).

4. Jenis kelamin bayi laki-laki cenderung lebih tinggi jumlah kematiannya daripada bayi dengan jenis kelamin perempuan. Kematian bayi berjenis kelamin laki-laki berjumlah 64 bayi yang mengalami kematian atau sebesar (61%).

5. Berat badan bayi 1000-2500 gram cenderung mengalami kematian, di RSUD Kota Semarang kematian bayi menurut berat badan lahir rendah sebanyak 46 bayi (43,8%).

6. Penyebab kematian bayi di RSUD Kota Semarang adalah IUFD napas yaitu sebanyak 45 bayi atau sebesar 42,9%.

(13)

8. Paritas ibu terbanyak adalah ibu yang belum pernah mempunyai anak dan paling banyak adalah kehamilan pertama dengan jumlah 42 ibu atau sebesar 40%.

SARAN

1. Ibu hamil wajib memeriksakan kandungannya minimal 3 kali.

2. Rumah Sakit memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang kehamilannya ketika kontrol.

3. Rumah sakit melakukan pengawasan intensif kepada bayi yang mengalami kelainan sejak dalam kandungannya maupun karena faktor ibu.

4. Mencukupi gizi ibu hamil.

5. Setelah menikah ibu melakukan konsultasi dengan dokter tentang rencana kehamilannya.

6. Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor kematian bayi yang disebabkan oleh ibu dalam skala yang lebuh luas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah Sakit – Dari Sensus Pasien & Grafik Barber Jhonson Hingga Statistik Kematian & Otopsi. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2010.

2. Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2010.

3. Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

4. Kementrian Kesehatan Indonesia. Menuju Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Departemen Kesehatan : Jakarta. 2011.

5. Manuaba, IBG., IA. Chandranita Manuaba, dan IBG Fajar manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Buku Kedokteran EGC : Jakarta. 2007.

6. Puspaningtyas M, Setyawati A, Andanawarih P .Jurnal Litbang Kota Pekalongan : Faktor-Faktor Penyebab Kematian pada Bayi dan Anak Usia Dibawah Lima Tahun di Kota Pekalongan. https://jurnal.pekalongankota.go.id (diakses tanggal 10 April 2016). 2014. 7. Ashani TA, Rofi’ A. Kematian Bayi Menurut Karakteristik Demografi dan

(14)

8. Nurfatimah, Masni, Indarty A. Pengaruh Cakupan Pelayanan Kesehatan terhadap Estimasi Angka Kematian Anak di Sulawesi Selatan. https://repository.unhas.ac.id (diakses tanggal 10 April 2016). 2010.

9. Minarjo J, Sari K, Susilowati T. Analisa Faktor-Faktor Penyebab Kematian Bayi dengan Asfiksia di Kabupaten Semarang. https://jurnal.unimus.ac.id(diakses tanggal 10 April 2016). 2014.

10. Surya. Penyakit Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir dan Sistem Pelayanan Kesehatan. https://surya83.wordpress.com(diakses tanggal 11 April 2016). 2001.

11. Wibowo, Tunjung. Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan : Jakarta. 2010.

12. Rozi, Fahrur. Pengaruh Angka Mortalitas di Indonesia. https://fahrurrozi7.wordpress.com (diakses tanggal 11 April 2016). 2015. 13. Huffman, E.K. Physicians Record Company. Medical Record Management :

Illiois. 1994.

14. Depkes.Permenkes RI, No. 269/MenKes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis. Jakarta : Depkes RI. 2008

15. Satrianegara, M.Fais dan Sitti Saleha. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Salemba Medika: Jakarta. 2009. 16. Wicaksono, Aris. Jenis Data. https://dunia-statistika.blogspot.co.id(diakses

tanggal 23 Mei 2016). 2013.

17. Suharto. Pengertian dan Jenis Data Nominal, Ordinal, Interval, dan Data Rasio. http//:suhartoumm.blogspot.co.id (diakses tanggal 23 Mei 2016). 2008.

18. Ardy, CA. G3P2A0, 38 Tahun, Gravid 28 Minggu, Janin Tunggal Mati, Intrauterine, Presentasi Bokong, Letak Sungsang, Belum Inpartu dengan Intrauterine Fetal Death (IUFD). https//:jureunila.com/wp-content/uploads/2015/12/92-160-1-SM.pdf (diakses tanggal 1 September 2016). 2015.

19. Triana, Ani. Pengaruh Kadar Hb dan Paritas dengan Kejadian IUFD di RSUD

Arifin Achmad Pekan Baru.

https//:ejuornal.htp.ac.id/stikes/pdf.php?=JRL0000035 (diakses tanggal 8

(15)

Gambar

Gambar 4.3 Grafik Kasus Kematian Bayi Tahun 2015 Sumber: Data Kasus Kematian bayi tahun 2015
Tabel 3 Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4Kematian Bayi Berdasar Berat Badan Bayi pada saat Lahir
Tabel 6 Umur Ibu Bayi

Referensi

Dokumen terkait

untuk menguasai materi yang akan disampaikan dihadapan orang yang menjadi partner komunikasi interpersonal.. Persiapan materi

dan nmu Politik Universitas Jember. Bapak/lbu dosen pengajar Jurusan Dmu Kesejahteraan SotSial. Segenap Civitas Akademika di lingkungan Fakultas Thnu Sosial dan llmu

[r]

Perubahan yang terjadi adalah perubahan dari sikap negatif ke arah sikap positif, dan sebaliknya..  Arah yang kedua bersifat congruent ,

Dampak Negatif Pemberlakuan ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement) terhadap Industri Indonesia; Tika Ayuning Tyas, 060910101073; 2011: 113 halaman; Jurusan Ilmu

Dokumen kualifikasi perusahaan asli yang diupload atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan menyerahkan 1 (satu) rangkap rekaman (foto copy).

ataupun di lingkungan masyarakat dibina atas dasar hal-hal kecil yang mengakrab-kan persahabatan, yang terbit dari kata hati yang tulus ikhlas..

[r]