• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.Komisi II Minta Setiap SKPD Miliki Data Aset

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1.Komisi II Minta Setiap SKPD Miliki Data Aset"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KOMISI II MINTA SETIAP SKPD MILIKI DATA ASET

https://dconsultingbusinessconsultant.com

Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon meminta setiap

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada Pemerintah Kota Ambon untuk memiliki data

terkait aset pada SKPDnya dan wajib dilaporkan ke Pemerintah Kota Ambon apabila terjadi

perubahan baik penambahan maupun pemutihan aset.

Lucky Upulatu Nikijuluw, Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon, menjelaskan bahwa

kunjungan kerja ke Kabupaten Purwakarta beberapa waktu yang lalu bertujuan untuk

mempelajari cara pengelolaan aset daerah yang baik. Lucky menambahkan bahwa komisi

memperoleh hasil positif dari kunjuangan tersebut dan akan menindaklanjutinya dengan meminta semua SKPD untuk memperbaiki data aset masing-masing dan rutin melaporkannya

ke Pemerintah Kota Ambon. Selain itu, komisi juga berencana untuk memanggil pihak-pihak

terkait untuk menjelaskan alasan mengapa pengelolaan aset masih jauh dari harapan.

Aset milik daerah merupakan unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan

dan pelayanan kepada masyarakat, karena itu harus dikelola dengan baik dan benar. Selain itu

pengelolaan aset daerah juga harus benar-benar transparan, efisien, akuntabel serta adanya

kepastian nilai dan dapat berfungsi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

SKPD.

Pengelolaan barang milik daerah harus berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah yang mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara dan Daerah. Nikijuluw berharap para pengelola barang milik daerah

dapat proaktif melakukan penataan dan pengawasan setiap aset dengan baik, serta

melaksanakan perencanaan yang berbasis pada kebutuhan riil, sehingga dapat meningkatkan

efisiensi pengelolaan aset daerah.

Dalam kesempatan tersebut Lucky juga mengatakan bahwa penetapan pembahasan

ABPD murni maupun perubahan harus tepat waktu karena hal ini merupakan alat ukur BPK

untuk menilai pengelolaan aset maupun keuangan. Komisi II DPRD berharap Ambon dapat

memperbaiki pengelolaan aset sehingga dapat meraih opini yang lebih tinggi yakni WTP.

Sumber berita:

(2)

Catatan Berita:

1. Definisi Aset Tetap menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) Tahun

2015, adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau

penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administratif.

2. Definisi Aset Tetap dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah

aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

3. Klasifikasi Aset Tetap dalam Dalam PSAP 07, aset tetap di neraca diklasifikasikan

menjadi enam akun sebagaimana dirinci dalam penjelasan berikut ini:

a. Tanah Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau

dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. Tanah yang

digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan tetap dicatat sebagai tanah yang

terpisah dari aset tetap yang dibangun di atas tanah tersebut.

b. Peralatan dan mesin Peralatan dan mesin yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah

peralatan dan mesin yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam

kondisi siap digunakan. Aset tetap yang dapat diklasifikasikan dalam Peralatan dan

Mesin ini mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat ukur;

alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, komunikasi, dan pemancar;

alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; komputer; alat

eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan, dan pemurnian; alat bantu

eksplorasi; alat keselamatan kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi.

c. Gedung dan bangunan Gedung dan bangunan yang dikelompokkan dalam aset tetap

adalah gedung dan bangunan yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah untuk

digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan dalam kondisi siap digunakan. Termasuk dalam jenis gedung dan bangunan ini antara

lain: bangunan gedung, monumen, bangunan menara, dan rambu-rambu.

d. Jalan, irigasi, dan jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan yang dikelompokkan dalam aset

tetap adalah jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah

untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum

dan dalam kondisi siap digunakan. Contoh aset tetap yang termasuk dalam klasifikasi

ini mencakup antara lain: jalan dan jembatan, bangunan air, instalasi, dan jaringan.

e. Aset tetap lainnya Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, tetapi memenuhi definisi aset

tetap. Aset tetap lainnya ini dapat meliputi koleksi perpustakaan/buku dan barang

(3)

f. Konstruksi dalam pengerjaan Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang

sedang dalam proses pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun

seluruhnya. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah

tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan

nilai tercatatnya.

4. Barang Milik Daerah menurut Pasal 3 Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah, yaitu:

a. barang milik daerah yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; atau

b. barang milik daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

5. Pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan aset atau Barang Milik Daerah menurut

Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah,

yaitu:

a. Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik

daerah (Pasal 9 ayat (1)) yang berwenang dan bertanggung jawab:

1) menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;

2) menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan barang milik daerah;

3) menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah; 4) menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;

5) mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan

persetujuan DPRD;

6) menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik

daerah sesuai batas kewenangannya;

7) menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

dan

8) menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah dalam bentuk kerjasama

penyediaan infrastruktur.

b. Sekretaris daerah selaku Pengelola Barang berwenang dan bertanggung jawab (Pasal 10):

1) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;

2) meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik

daerah;

3) mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang

memerlukan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;

4) mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan

barang milik daerah;

5) mengatur pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui

oleh Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD;

6) melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah; dan

(4)

c. Kepala SKPD yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik daerah selaku Pejabat

Penatausahaan Barang (Pasal 11), yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab

sebagai berikut (Pasal 11 ayat (3)):

1) membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan

rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

2) membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan

rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pengelola

Barang;

3) memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pengajuan usul

pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan

persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;

4) memberikan pertimbangan kepada pengelola barang untuk mengatur pelaksanaan

penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;

5) memberikan pertimbangan kepada pengelola barang atas pelaksanaan

pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Gubernur/Bupati/

Walikota atau DPRD;

6) membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi inventarisasi barang milik daerah;

7) melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang

telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan

penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain

kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang, serta barang milik

daerah yang berada pada Pengelola Barang;

8) mengamankan dan memelihara barang milik daerah;

9) membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas

pengelolaan barang milik daerah; dan

10) menyusun laporan barang milik daerah

d. Kepala SKPD selaku Pengguna Barang (Pasal 12 ayat 1) yang berwenang dan

bertanggung jawab sebagai (Pasal 12 ayat (3)):

1) mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah bagi SKPD

yang dipimpinnya;

2) mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari

beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

3) melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam

penguasaannya;

4) menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk

kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya;

5) mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam

(5)

6) mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa

tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang

milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

7) menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak

digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada

Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang;

8) mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

9) melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penggunaan barang

milik daerah yang ada dalam penguasaannya; dan

10) menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan laporan

barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat mengenai perlindungan anak sebagai Pekerja Rumah Tangga, serta mengawasi

Aset adalah sumberdaya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi

(dari arah Kotabumi ke arah Bakauheni dan sebaliknya) akibat kapasitas jalinan tidak dapat melayani volume lalu lintas yang ada. 5) Kondisi bundaran Raden Intan

Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual yang berbeda terhadap prestasi siswa namun untuk melihat seberapa

[r]

Besarnya total kapasitas kapasitor bank yang harus dipasang pada keseluruhan penyulang- penyulang di Gardu Induk Sukolilo adalah sebesar 11.550 KVAR dengan total biaya

Pada perinsipnya penilaian kinerja adalah merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam instansi yang dilakukan terhadap organisasi. Nilai

Masa remaja adalah masa di mana seorang anak berjuang memisahkan diri secara moral dari orang-orang yang lebih dewasa terutama orang tuanya, namun pada waktu yang sama tetap