• Tidak ada hasil yang ditemukan

bab 5 keterampilan guru dalam pbm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "bab 5 keterampilan guru dalam pbm"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya adalah kompetensi profesional. Dengan demikian seorang guru yang profesional adalah guru yang dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik. Guru pada proses pembelajaran berperan sebagai motivator dan fasilitator, oleh karenanya seorang guru memerlukan beberapa keterampilan dalam melaksanakan tugasnya. Berbekal keterampilan tersebut diharapkan proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Udin Syaefudin (2010:55) menyebutkan bahwa keterampilan guru dalam proses pembelajaran meliputi: 1) keterampilam membuka dan menutup pelajaran, 2) keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan bertanya, 4) keterampilan memberikan penguatan, 5) keterampilan mengadakan variasi, 6) keterampilan menggunakan media pembelajaran, 7) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, 8) keterampilan mengelola kelas, dan 9) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

5.1 Keterampilan Membuka Pelajaran dan Menutup Pelajaran a. Keterampilan Membuka Pelajaran

Pengertian

Keterampilan membuka pelajaran adalah upaya guru dalam proses pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Dengan kalimat lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran yang baik akan berdampak positip bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu.

(2)

siswa, (3) memberi acuan, dan (4) membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dan bahan yang akan dipelajari.

Tujuan keterampilan membuka pelajaran adalah untuk:

1) Membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.

2) Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan. 4) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman

yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.

Agar pelaksanaan keterampilan membuka pelajaran dapat berlangsung dengan baik, hendaknya para guru memperhatikan komponen-komponen yang ada. Komponen dalam keterampilan membuka pelajaran meliputi:

1)

Menarik perhatian siswa, hal ini dilakukan dengan cara: a. Melakukan variasi dalam mengajar.

b. Menggunakan alat bantu pembelajaran. c. Melakukan pola interaksi yang bervariasi.

2) Menimbulkan motivasi, hal ini dilakukan dengan cara: a. Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan. b. Menimbulkan rasa ingin tahu.

c. Mengemukakan ide-ide yang bertentangan. d. Memperhatikan minat siswa.

3) Memberi acuan, kegiatan ini dilakukan dengan cara: a. Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.

b. Menyarankan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa. c. Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas.

d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

(3)

b. Keterampilan Menutup Pelajaran

Keterampilan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran. Keterampilan menutup pelajaran pada umumnya bertujuan untuk:

1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. 2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan pada siswa. 3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman

yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya.

Bentuk keterampilan menutup pelajaran dapat berupa: (1) merangkum atau membuat garis besar persoalan, sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi pokok persoalan yang baru saja dibicarakan; (2) mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelajaran tersebut agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat dan kemampuan terhadap pelajaran selanjutnya; (3) mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari agar tercipta suatu kebulatan yang berarti dalam memahami materi yang baru dipelajari; (4) memberi tindak lanjut (follow up) berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan karena itu dipelajari kembali di rumah.

Komponen dalam keterampilan menutup pelajaran meliputi:

1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan;

2) Mengevaluasi dengan cara antara lain (1) mendemonstrasikan keterampilan, (2) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (3) mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, (4) memberikan soal-soal tertulis (5) mengadakan pengayaan, tugas mandiri, maupun tugas terstruktur.

c. Prinsip Keterampilan Membukan dan Menutup Pelajaran

Pelaksanaan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dapat dilakukan dengan berprinsip pada:

(4)

Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya dihindarkan.

b. Berurutan dan berkesinambungan

Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau merangkum kembali mata pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh. Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan memerlukan adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisi yang jelas dan tepat.

d. Penerapan dalam Microteaching

1) Sajikan suatu pengajaran selama 10—15 menit. Latilah semua komponen membuka dan menutup pelajaran, meliputi: (1) menarik perhatian siswa, (2) menimbulkan motivasi, (3) memberi acuan, (4) meninjau kembali, (5) mengevaluasi, dengan cara: demonstrasi keterampilan, aplikasi ide baru, eksplorasi pendapat siswa, dan memberikan soal-soal tertulis.

2) Sementara anda berlatih, fasilitator mengamati dengan menggunakan lembar observasi, kemudian memberikan saran dan komentar (balikan) mengenai latihan Anda.

5.2 Keterampilan Menjelaskan a. Pengertian

1) Penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan, misalnya hubungan sebab-akibat, definisi-contoh, atau sesuatu yang belum diketahui.

2) Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri kegiatan menjelaskan.

(5)

b. Tujuan

1) Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.

2) Melibatkan siswa dalam berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan.

3) Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.

4) Membimbing siswa untuk menghayati, mendapat proses penalaran, dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.

c.

Alasan Penguasaan Keterampilan Menjelaskan

1) Meningkatkan efektivitas pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa, karena pada pada umumnya pembicaraan lebih didominasi guru daripada siswa.

2) Penjelasan yang diberikan guru seringkali tidak jelas bagi siswa, walaupun guru menganggap sudah jelas. Misalnya guru selalu mengatakan: “sudah jelas, bukan?” atau “dapat dipahami, bukan?” Oleh karena itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman siswa sangat penting dalam memberikan penjelasan.

3) Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber lainnya. Guru perlu membantu siswa menjelaskan hal-hal tertentu.

4) Kurangnya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan infor-masi berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

d.

Komponen-komponen Keterampilan Menjelaskan

1.

Komponen Merencanakan

(6)

b) Isi pesan (materi) meliputi: (1) analisis masalah secara menyeluruh, (2) penentuan jensi hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.

c) Penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap aspek siswa yang akan menerima pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat-minat, serta lingkungan belajar siswa.

2. Penyajian Suatu Penjelasan

Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa. Menghindari penggunaan ucapan seperti “ee”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnya”, “biasanya”, “seringkali”, dan ucapan atau istilah yang tidak dapat dipahami siswa.

b) Penggunaan contoh dan ilustrasi: Penjelasan sebaiknya menggunakan contoh dan ilustrasi yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

c) Pemberian tekanan: Penjelasan harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti: “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”, atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”, dan sebagainya.

d) Penggunaan balikan: Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidak-mengertiannya, ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan seperti: “Apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi?” “Apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian?” dan sebagainya.

e. Prinsip-prinsip Keterampilan Menjelaskan

(7)

1) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, maupun di akhir pertemuan. Hal ini tergantung dari keperluannya dan penjelasan juga dapat diselingi dengan tujuan pembelajaran.

2) Penujelasan harus relefan dengan tujuan pembelajaran.

3) Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa atau yang direncanakan oleh guru sebelumnya.

4) Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.

5) Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan cirri-ciri serta karakteristik siswa.

f. Penerapan dalam Microteaching

Sajikan penjelasan selama 10 menit. Selama anda berlatih, fasilitator akan mengamati dan merekam semua aktivitas Anda dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman. Nilailah penjelasan yang anda berikan tersebut dengan bantuan fasilitator.

5.3 Keterampilan Bertanya

Brown (dalam Udin Syaefudin, 2010:61) menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan pada diri siswa. Adalah pekerjaan yang tidak mudak bagi seorang guru untuk membuat atau menyiapkan pertanyaan yang berpengaruh positip dalam pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru hendaknya selalu berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilam bertanya.

Keterampilan bertanya dalam pembelajaran dibedakan atas, keterampilan bertanya tingkat dasar dan keterampilan bertanya tingkat lanjutan. Keduanya berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan mendorong siswa agar dapat mengambil inisiatif sendiri.

1) Tujuan

(8)

kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik bertanya. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa yaitu:

1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;

2) Membangkitikan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan;

3) Mengembangkan pola dan cara belajar aktif siswa, sebab berpkir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya;

4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang benar;

5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

2) Komponen Keterampilan Bertanya Komponen Keterampilan Tingkat Dasar

a.

Jelas dan Singkat, Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.

b. Pemberian Acuan

Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru harus memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.

Contoh: Kita ketahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan angin. Coba kamu sebutkan faktor penyebab yang lain yang mengakibatkan terjadinya erosi.

c.

Pindah Gilir, Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa belum tepat atau belum memadai.

d. Penyebaran

1) Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pembelajar-an, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.

(9)

3) Beda dengan pindah gilir: pada pindah gilir, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran menjawab kepada siswa yang berbeda pula.

e.

Pemberian Waktu Berpikir, Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.

f.

Pemberian Tuntunan, Bila siswa menjawab salah atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat mene-mukan sendiri jawaban yang benar.

Komponen Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan

1) Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda dari proses mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah tuntutan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling rendah, yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari

yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan komplek, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.

3) Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetapi belum sempurna maka guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut.

(10)

3) Prinsip-prinsip Keterampilan Bertanya. a. Kehangatan dan Antusias

Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan.

b. Kebiasaan yang Perlu Dihindari

1) jangan mengulang-ulang pertanyaan jika siswa tidak mampu menjawabnya.

2) jangan mengulang-ulang jawaban siswa

3) jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya.

4) usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak (koor), hal ini dikarenakan guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab pertanyaan benar dsn yang salah.

5) menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan.Oleh karena itu pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh siswa baru kemudian guru menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya.

6) pertanyaan ganda, guru terkadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.

4. Dasar Pertanyaan yang Baik

1) Jelas dan mudah dipahami siswa

2) Berikan informasi yang cukup kepada siswa untuk menjawab pertanyaan 3) Difokuskan kepada satu masalah atau tugas tertentu

4) Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan

(11)

6) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga siswa berani menjawab pertanyaan

7) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar

5. Jenis-jenis Pertanyaan yang Baik Jenis pertanyaan menurut maksudnya

1) Compliance question, pertanyaan permintaan, misalnya: “Dapatkah kamu tenang agar suara Bapak/Ibu dapat kalian didengar semua?”

2) Rhetorical question, pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban siswa, tetapi dijawab sendiri oleh guru, misalnya: “Mengapa setiap Muslim harus berwudlu sebelum melaksanakan salat? Sebab wudlu merupakan” … dan seterusnya.

3) Prompting question, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam proses berpikir. Apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah dalam menjawab, guru mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama tadi.

4) Probing question, pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk mendalami jawabannya terhadap pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan pada pertanyaan sebelumnya.

Jenis Pertanyaan menurut taksonomi Bloom

1) Pertanyaan pengetahuan (recoll question, knowledge question) atau ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa, dan sebutkan. Contoh:

Sebutkan ciri-ciri microteaching!

(12)

Contoh: Jelaskan manfaat microteaching!

3) Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterima.

Contoh: Berdasarkan proses tersebut, kesimpulan apa yang dapat Anda berikan?

4) Pertanyaan sintesis (synthesis question), yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah, mencari komunikasi.

Contoh:

a) Apa yang terjadi bila musim kemarau tiba?

b) Apa yang Anda lakukan bila seorang siswa Anda tidak mau memperhatikan pelajaran?

5) Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isyu yang ditampilkan.

Contoh:

a) Bagaimana pendapat Anda tentang fatwa haram bagi presiden wanita? b) Apa komentar Anda tentang politik uang?

6. Penerapan dalam Microteaching

Sajikan suatu kegiatan pembelajaran yang banyak menggunakan interaksi verbal antara Anda dan yang Anda anggar siswa. Buatlah beberapa pertanyaan yang akan Anda ajukan selama pembelajaran berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang sesuai dengan pelajaran

5.4 Keterampilan Memberikan Penguatan a. Pengertian

(13)

bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.

2) Atau, respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran.

Contoh:

Guru : “Coba kalian sebutkan salah satu sifat udara!” “Ya, coba kamu, Dzulfikar!” (sambil menunjuk) Siswa : “Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!” Guru : “Bagus, itu jawaban yang tepat. Bapak/Ibu senang mempunyai siswa yang dapat menjawab dengan baik seperti kamu”.

b. Tujuan

Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk:

1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran 2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa

3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

c. Jenis-jenis Penguatan Penguatan Verbal

Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya, bagus, bagus sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!

Penguatan Nonverbal

1) Penguatan dengan gerak isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam memandang.

(14)

laku, atau penampilan siswa. Misalnya: guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi menambah penguatan verbal. 3) Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat menyatakan

persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat.

4) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan. Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjuk-kan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolah.

5) Penguatan berupa simbol atau benda. Penguatan jenis ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis pada buku siswa. Tetapi perlu dicatat bahwa penguatan dengan cara seperti ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak terjadi kebiasaan siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.

6) Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja yang benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya memberikan penguatan tak penuh (partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian saja yang benar, sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.

d. Prinsip-prinsip Penguatan Kehangatan dan Keantusiasan

(15)

Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan.

Kebermaknaan

1) Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa, sehingga siswa mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian, penguatan itu bermakna baginya, jangan sampai terjadi sebaliknya.

2) Menghindari penggunaan respon negatif

3) Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar, bercanda dan nada menghina, ejekan yang kasar, perlu dihindari, karena akan mema-tahkan atau mengurangi semangat siswa untuk mengembangkan dirinya. Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan siswa, jika jawaban siswa tidak benar, tetapi bisa melontarkan pertanyaan yang sama kepada siswa lain.

e. Cara Penggunaan

Penguatan kepada Siswa Tertentu

Penguatan harus jelas, kepada siapa ditujukan. Sebab bila tidak jelas akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya. Penguatan Kelompok

Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya, apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu untuk bermain bola voli yang menjadi kegemarannya.

Pemberian Penguatan dengan Segera

(16)

Variasi dalam Penggunaan

Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja, karena hal itu akan menimbulkan kebosanan dan cenderung kurang efektif.

f. Penerapan dalam Microteaching

1) Siapkan satu pelajaran singkat antara 10—15 menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu.

2) Konsultasikan dengan fasilitator bila ada yang perlu diperbaiki.

3) Sajikanlah pada sekelompok mahasiswa teman Anda yang Anda perlakukan sebagai siswa.

4) Berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan atau respon siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan.

5) Perlu Anda ketahui bahwa pembelajaran yang Anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pembelajaran sebenarnya dalam bentuk kecil (micro).

5.5 Keterampilan Mengadakan Variasi a. Pengertian

1) Variasi (stimulus) merupakan suatu aktivitas guru dalam proses interaksi pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses interaksi pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi secara penuh.

2) Untuk itu, Anda sebagai calon guru dan atau guru perlu berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.

b. Tujuan Pelaksanaan Keterampilan Memberikan Variasi

1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses interaksi pembelajaran

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat ingin tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru

(17)

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya

c. Prinsip Penggunaan

1) Penggunaan variasi hendaknya sesuai atau relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

2) Variasi hendaknya digunakan secara lancar dan berkesinambungan agar tidak merusak perhatian dan mengganggu proses interaksi pembelajaran

3) Penggunaan variasi hendaknya direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau program satuan pelajaran (PSP).

d. Komponen Keterampilan Memberikan Variasi Variasi Cara Mengajar Guru

1) Teacher Voice. Variasi suara adalah perubahan suara: keras-lembut, tinggi-rendah, cepat-lambat, gembira-sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.

2) Focusing. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap penting. Misalnya, dengan perkataan: “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah, ini penting sekali”, atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”, dan sebagainya.

3) Teacher Silence. Kesenyapan atau kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.

4) Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan guru ketika berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa untuk menunjukkan ada hubungan yang intim dengan siswa. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.

(18)

a. Biasakan bergerak bebas dalam kelas untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.

b. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.

c. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajah seluruh kelas.

d. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku siswa.

6) Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerakan badan adalah aspek sangat penting dalam berkuminikasi, terutama menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya.

7) Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar

a. Visual aids. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, misalnya: grafik, bagan, poster, gambar, film, slide, dan sebagainya.

b. Audio (auditif) aids. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, misalnya: suara radio, rekaman suara, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon, dan sebagainya.

c. Motorik. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan, misalnya: topeng, patung, boneka, dan lain-lain yang dapat diperagakan atau dimanipulasikan.

d. Audio-visual aids (AVA). Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru.

8. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa

1) Pola guru-siswa: komunikasi sebagai aksi (satu arah).

2) Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).

(19)

4) Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru dan siswa, siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi, multiarah). 5) Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan

sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika ada siswa yang belum mendapat giliran.

e. Penerapan dalam Microteaching

1) Rencanakan suatu pengajaran mikro (5—10 menit) untuk topik dan kelas tertentu.

2) Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa.

3) Latihlah beberapa variasi yang menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi media, maupun variasi pola interaksi.

4) Sementara anda berlatih, fasilitator akan merekan dan mencatat kesalahan dan atau kekeliruan anda dengan menggunakan lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi anda.

5.6 Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

a. Tujuan

1) Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbaitis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Menimbulkan kegairahan belajar

4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan.

(20)

b. Komponen Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran

1) Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapat didengarkan olah siswa, misalnya radio, tape recorder.

2) Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, misalnya peta, gambar pemandangan.

3) Media audio-visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa, misalnya televisi, film.

c. Prinsip-prinsip Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran

1) Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar.

2) Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa.

3) Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.

5.7 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan suatu masalah. Sehingga pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.

a. Tujuan

1) Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.

2) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi

(21)

b. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.

2) Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat. 3) Meningkatkan usulan siswa.

4) Menganalisis pandangan dan pendapat siswa. 5) Menyebarluaskan kesempatan berpartisipasi. 6) Menutup diskusi.

c. Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman, dan bebas mengemukakan pendapat.

1) Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi:

a. topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa.

b. Masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek, bukan jawaban tunggal.

c. adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama. d. Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai

motivator sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

5.8 Keterampilan Mengelola Kelas

(22)

a. Tujuan

1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.

3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

b. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas

1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan bersifat preventif. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sehingga berjalan secara optimal, efisien dan efektif.

2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisibelajar yang optimal.

4) Prinsip-prinsip Keterampilan Mengelola Kelas

1) Memodifikasi tingkah laku guru. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah dan memodifkasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian pengutan secara sistematis.

2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul.

(23)

5.9 Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil a. Tujuan

1) Tujuan keterampilan mengajar perorangan

1) Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa. 2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.

4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa,

2) Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil

a) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.

b) Memberikan kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis. c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap

sosial dan semangat gotong royong.

b. Komponen-komponen Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.

1) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran

Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran berhubungan dengan pengembangan program atau kurikulum. Dalam hal ini guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan program dan kebutuhan siswa. Dengan demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan analisis tersebut guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar. 2) Keterampilan mengorganisasikan

Selama proses pembelajaran berlangsung, baik perorangan maupun kelompok kecil tugas dan peran guru adalah sebagai organisator. Guru juga bertugas memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.

(24)

Salah satu cirri-ciri dalam pengajaran perseorangan atau kelompok kecil adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Kondisi ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapat. Disamping itu siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapat siswa dan bersedia membantu apabila diperlukan.

4) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar.

Mengajar perorangan maupun kelompok kecil berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru harus terampil dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat.

c. Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.

1) Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan

a. Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur.

b. Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, misalnya modul, paket belajar, atau dengan menggunakan bahan yang telah disiapkan oleh guru.

c. Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan 2) Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil

a. Mengajar di dalam kelompok kecil mempunyai ciri-ciri memiliki keanggotaan yang jelas, terdapat kesadarn kelompok, memiliki tujuan bersama, saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan, adanya interaksi dan komunikasi antar anggota, dan ada tindakan bersama.

(25)

diantara anggota kelompok, para anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, dan para anggota memiliki rasa kebersamaan yang tinggi. c. Pedoman pelaksanaan, meliputi:

1) Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok diatur sebaiknya jumlah anggota dalam kelompok 4-5 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota maka kelompok menjadi tidak efektif. Pembentukan kelompok hendaknya berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi belajar.

2) Perenacaan tugas dalam kelompok. Tugas yang dimaksud dapat berupa tugas parallel atau komplementer.

3) Persiapan dan perencanaan. Persiapan dan perencaan dilakukan oleh dengan cara menyiapkan pengaturan tempat, ruangan, alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.

(26)

Referensi

Dokumen terkait