• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

13

LANDASAN TEORI

2.1 INDUSTRI JASA MAKANAN

Industri jasa makanan atau biasa disebut katering industri meliputi tempat-tempat, institusi dan perusahaan yang menyediakan makanan. Menurut Kardigantara (2006:4), jasa boga (katering) termasuk dalam industri Commercial Catering yaitu maksud dan tujuan dari perusahaannya adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa layanan katering yang bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk (jasa) yang disediakan.

Faktor rasa pada makanan merupakan tolok ukur kepuasan konsumen yang disesuaikan dengan kebiasaan dan pengalaman dari konsumen yang menikmati produk tersebut. Manajemen katering didefinisikan sebagai tugas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan mengeksekusi setiap kegiatan yang mempengaruhi persiapan dan pengiriman makanan, minuman, dan layanan terkait, namun beorientasi pada penetapan harga.

(2)

2.2. MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD)

Makanan cepat saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana, seperti fried chiken,

hamburger atau pizza. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri

pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang selalu sibuk (Sulistijani, 2002). Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota.

Makanan cepat saji umumnya mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat. Makanan cepat saji adalah gaya hidup remaja (Khomsan, 2004). Keberadaan restoran-restoran fast food yang semakin menjamur di kota-kota besar di Indonesia seperti McDonald, KFC, Richeese Factory, dan lain-lain. Makanan cepat saji mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis, dianggap makanan bergengsi, makanan modern, juga makanan gaul bagi anak muda.

(3)

2.3. SERVICE IMPROVEMENT

Service improvement memberikan panduan penting dalam menciptakan dan

memelihara nilai pelanggan melalui baik desain, pengenalan dan pengoperasian layanan. Service improvement menggabungkan prinsip-prinsip, praktek dan metode dari manajemen kualitas, perubahan manajemen dan peningkatan kemampuan. Organisasi belajar untuk menyadari tambahan dan skala besar peningkatan kualitas layanan, operasional efisiensi dan kelangsungan bisnis (Musda, 2012).

Tujuan utama dari service improvement adalah untuk terus menyelaraskan layanan jasa ke perubahan kebutuhan bisnis dengan mengidentifikasi dan melaksanakan perbaikan jasa layanan yang mendukung proses bisnis. Kegiatan perbaikan ini dukungan pendekatan siklus hidup melalui gambar berikut :

Gambar 2.1 Service Improvement Sumber: Musda (2012)

(4)

a. Strategi Layanan

Strategi layanan dari setiap penyedia layanan harus didasarkan atas dasar pengakuan bahwa pelanggan tidak membeli produk, mereka membeli kepuasan dari kebutuhan khusus. Oleh karena itu, untuk menjadi sukses, layanan yang disediakan harus dapat dirasakan oleh pelanggan untuk memberikan nilai yang cukup dalam bentuk manfaat yang ingin dicapai pelanggan.

b. Desain Layanan

Desain Layanan adalah tahap dalam siklus hidup layanan secara keseluruhan dan merupakan elemen penting dalam proses perubahan bisnis. Desain layanan dimulai dengan seperangkat persyaratan bisnis dan diakhiri dengan pengembangan desain solusi layanan untuk menselaraskan persyaratan dokumen bisnis

c. Transisi Layanan

Peran Transisi Layanan adalah untuk memberikan layanan yang diperlukan oleh bisnis ke dalam penggunaan operasional. Transisi Layanan memberikan ini dengan menerima Paket Desain Layanan dari tahap Desain Layanan dan memberikan ke tahap Operasional setiap elemen yang diperlukan untuk operasi yang sedang berlangsung dan mendukung layanan tersebut.

d. Operasi Layanan

Tujuan dari Operasi Layanan adalah untuk memberikan tingkat layanan yang disepakati kepada pengguna dan pelanggan, dan untuk mengelola aplikasi, teknologi dan infrastruktur yang mendukung pemberian layanan.

(5)

2.4. INTERNET

Saat ini, internet menjadi mediator antara masyarakat dengan perusahaan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Perusahaan menggunakan internet untuk membangun sebuah hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan juga digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa dengan lebih efektif dan efisien. Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p71), internet adalah jaringan komputer global yang luas dan terus berkembang yang menghubungkan para pengguna komputerdi seluruh dunia ke sebuah media penyimpanan informasi yang sangat luas.

Menurut Bertha Silvia Sutejo (2006, p 11), dalam jurnal internet marketing, konsep dan persiapan baru dunia pemasaran, mengatakan bahwa internet merupakan sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan internet dapat menjangkau semua wilayah, cepat dan efektif dalam menyampaikan berbagai informasi secara universal, berkualitas serta efisien karena dalam penggunaannya hampir tidak memerlukan biaya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer untuk mendapatkan informasi yang saat ini paling banyak digunakan oleh perusahaan karena dianggap efektif dan efisien dalam menghubungkan para penggunanya pada sebuah media penyimpanan informasi yang sangat luas.

(6)

2.5. E-BUSINESS

Menurut Whitten L. J. dan Bentley (2007, p18), e-business merupakan suatu bentuk aktivitas hasil dari kegunaan internet dalam mengurus dan mendukung kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan setiap harinya. Chaffey (2009, p397), mendefinisikan e-business sebagai penggunaan jaringan elektronik untuk bisnis dan biasanya menggunakan teknologi web.

Sedangkan menurut Turban et al. (2010, p4), e-business merujuk pada definisi yang lebih luas dari e-commerce, tidak hanya sekedar menjual dan membeli produk atau jasa, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi antar rekan bisnis dan membawa sebuah perusahaan dalam melakukan transaksi secara elektronik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-business merupakan wujud aktivitas yang berasal dari kegunaan internet mencakup seluruh kegiatan bisnis pada perusahaan, yang diantaranya berupa aktivitas layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra binis serta transaksi jual beli produk atau jasa menggunakan jaringan elektronik yang biasanya memanfaatkan teknologi web sebagai medianya.

(7)

Sebuah kode batang atau barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear / 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang. Walaupun ada beragam simbol dan penggunaan tetapi semua tujuannya sama, yaitu mengencode string karakter sebagai garis batang atau spasi (Yudhanto, 2007)

Gambar 2.2 Contoh Barcode Sumber: Anonymous (2016)

2.7. ANALISA INDUSTRI

2.7.1. ANALISA FIVE FORCES PORTER

Five Forces adalah model analisa dari Michael. E. Porter (Porter, 1979) untuk

menganalisis suatu industri berikut dengan pesaingnya serta menganalisis lingkungan yang kompetitif yang mungkin akan berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk. Berikut merupakan model Five Forces’s Porter.

(8)

Gambar 2.3 Model Five Forces’s Porter Sumber: Moore, K. (2014)

Dalam analisa Five Forces’s Porter ada 5 faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu bisnis antara lain:

a. Ancaman dari pendatang baru (Threat of New Entrants)

Pertumbuhan kompetitor atau pendatang baru akan menambah juga tingkat kompetisi antar perusahaan. Ancaman masuknya pesaing baru tergantung dari besar kecilnya hambatan untuk masuk ke dalam sebuah industri.

b. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitution Product)

Adanya perusahaan lain dengan produk atau jasa pengganti akan membatasi keuntungan potensial dari suatu industri. Ancaman produk substitusi terjadi apabila konsumen dihadapkan pada kecilnya biaya untuk beralih ke produk lain (switching

(9)

kualitasnya sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih tinggi dari produk-produk lainnya pada suatu industri.

c. Kekuatan Penawaran Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Daya tawar pembeli pada suatu industri berperan dalam menekan harga, serta memberikan penawatan dalam peningkatan kualitas ataupun layanan lebih dan membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain.

d. Kekuatan Penawaran Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Kekuatan tawar-menawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok.

e. Persaingan di antara Perusahaan yang ada (Kompetitor)

Persaingan antar perusahan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan akan tinggi apabila

(10)

jumlah pesaing seimbang, pertumbuhan industri yang lamban, biaya tetap (fixed

cost) yang tinggi, kurangnya diferensiasi produk, dan kompetitor yang beragam.

2.7.2 ANALISA STP

Menurut Kotler (2008), dalam upaya untuk mendapatkan kepuasan konsumen di tengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumennya. Akan tetapi, sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang sangat beragam. Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, perusahaan harus mempersiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen yang tepat. Proses ini meliputi market segmentation,

targeting, positioning :

1. Segmentation

Menurut Kotler & Amstrong (2008, p46), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kotler:

a. Geografis

Segmentasi geografis adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok homogeneous berdasarkan lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi.

(11)

b. Demografis

Segmentasi dari demografis dibagi menjadi :

1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia. 2) Jenis kelamin : Membagi pasar sesuai jenis kelamin

c. Psikografik

Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi.

2. Targeting

Setiap perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa segmen pasar. Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya, market targeting mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmen dan memilih segmen pasar. Menurut Craven (2003, p198-199), market targeting adalah sebuah proses ketertarikan setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada umumnya market targeting dapat dibedakan menjadi beberapa level:

a. Undifferentiated Marketing (mass)

Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen dan masuk ke dalam sebuah pasar dengan hanya satu penawaran.

b. Differentiated Marketing (Segmented)

Sebuah strategi pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa penawaran untuk setiap pasarnya.

(12)

3. Positioning

Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat, dan berbeda

untuk bersaing di pikiran target konsumen

2.7.3 ANALISA TOWS

Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. SWOT adalah akronim untuk Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan.

Seiring dengan perkembangan waktu banyak model bisnis baru beralih ke analisis TOWS. Perbedaan yang mendasar dalam analisis SWOT dan analisis TOWS adalah analisis TOWS merupakan analisis yang diawali dari mengeksplorasi pemikiran akan hal-hal yang akan datang atau hal yang lebih dinamis yaitu dari faktor eksternal terlebih dahulu baru diikuti dengan faktor internal. Berikut merupakan matriks dari strategi TOWS:

(13)

Gambar 2.4. Matriks TOWS Sumber: David (2006)

Matriks strategi TOWS merangkai perangkat pencocokan yang penting membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weakness - Opportunities), strategi ST (Strengths- Threats) dan strategi WT (Weakness- Threats). Mencocokkan kunci faktor-faktor eksternal dan internal merupakan bagian yang sulit dalam mengembangkan Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik (David, 2006). Berikut akan dijelaskan lebih lanjut:

a. Strengths & Opportunities (SO)

Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk mengambil keuntungan dari Peluang (Opportunities) yang ada. Kekuatan adalah faktor internal yang dimiliki, baik bersifat individual, kelompok ataupun proses bisnis organisasi. Faktor kekuatan ini dapat menjadi potensi paling penting dalam keberhasilan strategi perusahaan.

(14)

b. Strengths & Threats (ST)

Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk menghadapi adanya potensi ancaman (Threats) yang nyata. Kekuatan juga diperlukan dalam mengatasi ancaman kompetitor, dan dalam dunia bisnis dimana perubahan atau dinamika pasar yang sangat cepat, akan membuat perubahan yang cepat pula setiap pemain. Semisal kekuatan perusahaan adalah jumlah jaringan bisnis yang tersebar luas, maka pengelolaan dan pengawasan harus semakin intensif agar kompetitor tidak memakan pangsa pasar berlebihan.

c. Weaknesses and Opportunities (WO)

Perusahaan dapat menggunakan peluang (Opportunities) untuk mengatasi kelemahan (Weakness). Selain kekuatan yang bisa dikedepankan, kelemahan dalam perusahaan harus dapat diminimalkan, agar tidak menjadi mangsa bagi pesaing dan pasar. Dengan adanya peluang yang terbuka, maka kelemahan perusahaan dapat dikelola lebih baik.

d. Weaknesses and Threats (WT)

Perusahaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan menghindari ancaman (Threats). Kelemahan yang ada harus dapat menghindari ancaman nyata atau ancaman yang hanya memiliki potensi. Kerjasama antar tim sangat diperlukan agar kelemahan ini tidak membuat perusahaan sulit bersaing.

(15)

2.7.4. MARKETING MIX

Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007)

memiliki pengertian sebagai berikut : “Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya”. Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Menurut Alma (2008: p303), Bauran Pemasaran yang digunakan adalah konsep 7P yang terdiri dari 4P konvensional yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Lokasi), Promotion (Promosi). Ditambah dengan 3P khusus untuk pemasaran jasa, yaitu: People (Sumber daya Manusia), Physical Evidence (Bukti fisik atau sarana prasarana), serta Process (Proses).

2.7.4.1. PRODUCT

Pada jaman sekarang ini, konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan

(16)

produk termasuk ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk (Tjiptono, 2008 dalam Selang (2013)).

2.7.4.2. PRICE

Sepatutnya dewasa ini harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya.

2.7.4.3. PLACE

Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Di samping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus (Christian A. D. dalam Selang, 2013). Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan

(17)

komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.

2.7.4.4. PROMOTION

Menurut Tjiptono (2007: p209-210) yang dikutip oleh Selang (2013), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

2.7.4.5. PEOPLE

Payne (2000:18), menyatakan bahwa orang atau karyawan merupakan bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen.

(18)

Proses dibedakan dengan dua cara (Selang, 2013) yaitu:

1. Complexity, dalam hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam proses.

2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah tahap proses.

Obyek utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi keinginan tersebut.

2.7.4.7. PHYSICAL EVIDENCE

Dikutip oleh Selang (2013), perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut :

1. An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya.

2. As a message-creating medium. Menggunakan simbol untuk

mengkomunikasikan kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa.

3. As effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, dan desain untuk menciptakan sesuatu dari produk jasa yang ditawarkan. (Ratih,

(19)

2005: p64). Bentuk fisik di artikan oleh Zeithaml et al. (2009: p168) merupakan suatu hal yang secara nyata mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan jasa yang di tawarkan (Baso, 2013).

2.7.5 ANALISA PESAING

Di dalam dunia bisnis persaingan merupakan hal yang wajar, Cravens (2003) menyatakan bahwa analisa pesaing meliputi pendefinisian arena persaingan, penganalisisan grop strategis, penggambaran dan pengevaluasian tiap pesaing utama. Analisis tersebut harus mampu menunjukan kemampuan dan kekuatan pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2008), analisa pesaing memiliki posisi yang penting yaitu POP (Point of Parity) dan POD (Point of Difference). Analisa pesaing Wa^Port akan dijelaskan lebih detail di Bab 3.

2.8. TEORI YANG BERKAITAN DENGAN BUSINESS MODEL

Business Model Creation The 9 Building Blocks & Business Model Canvas

Menurut Alexander Osterwalder & Pigneur (2010: p14), model bisnis menggambarkan secara rasional bagaimana sebuah organisasi membuat, menyampaikan dan menangkap value yang ada. Semua pelaku bisnis harus

(20)

memiliki pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan suatu gambaran yang standar. Konsep yang dibuat harus simple, relevan dan mudah dipahami. Di dalam Business Model Canvas terdapat 9 (sembilan) bagian penting yaitu:

Gambar 2.5 The 9 Building Blocks Sumber: Hossain, Moulude (2014)

Berikut adalah penjelasan tentang 9 Building Blocks:

1. Customer Segments

Customer segments menjelaskan perbedaan kumpulan orang atau organisasi

sebuah bisnis yang bertujuan untuk mendekati dan melayani pelanggan. Pelanggan merupakan hal yang paling penting dalam Business Model. Tanpa pelanggan, perusahaan atau bisnis tidak akan berkembang. Untuk memuaskan pelanggan, sebuah bisnis harus mengelompokkan ke segment yang berbeda seperti kebutuhan, kebiasaan atau atribut lainnya. Sebuah bisnis harus mengetahui segmen apa yang akan harus diperhatikan dan diabaikan. Business

(21)

2. Value Propositions

Menggambarkan sekumpulan produk dan jasa yang menciptakan value bagi segmen pelanggan tertentu. Value proposition adalah alasan utama pelanggan berpindah dari satu produk ke produk lainnya. Value proposition harus dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Beberapa value dapat inovatif dan berbeda dari produk yang sudah ada. Beberapa elemen yang digunakan untuk meningkatkan value pada produk yang digunakan oleh yaitu

- Newness

Merupakan proposisi nilai yang sama sekali baru dari kebutuhan pelanggan

sebelumnya. Hal ini sering terjadi, tapi tidak selalu terkait dengan teknologi.

- Accessibility

Membuat produk atau layanan untuk pelanggan yang sebelumnya tidak memiliki akses mudah adalah salah satu cara untuk menciptakan nilai. Ini dapat dilakukan dari inovasi, teknologi baru, atau kombinasi keduanya

3. Channels

Mendeskripsikan bagaimana komunikasi perusahaan dalam menggapai pelanggan untuk mendistribusikan barang

Tabel 2.1 Type of Channel

Channel Channel Phases

Own D

ir

ec

t Sales Force 1. Awareness How do we raise awareness about our company’s products and services? 2. Evaluation How do we allow customers evaluate our organization’s Value 3. Purchase How do we allow customers purchase specific 4. Delivery How do we deliver a Value Proposition to customers? 5. After Sales How do we provide post-purchase customer support? Web Sales In d ir ec t Own Stores P ar tn er Partner Stores

(22)

Wholesaler Propostion? products and services?

Sumber: Kottler dan Keller (2004) a. Awareness

Bertujuan untuk meningkatkan awareness konsumen terhadap perusahaan dan pelayanan yang ditawarkan. Dengan konsep awareness yang digunakan adalah viral marketing, maka penggunaan sosial media sebagai channel utama.

b. Evaluation

Bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konsumen di mana mereka dapat menyampaikan tanggapan mengenai layanan yang diberikan. Forum

online dan customer service merupakan evaluasi channel yang dapat

diterapkan. c. Purchase

Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa secara spesifik. d. Delivery

Dipergunakan untuk menyampaikan value proposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumer. Layanan perusahaan di bidang jasa menjadikan

delivery channel penting untuk diperhatikan serta dikembangkan.

e. After Sales

Dipergunakan oleh perusahaan untuk memberikan bantuan kepada para konsumen yang telah membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut.

(23)

Menjelaskan tipe hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan masing - masing customer segments. Tujuan dari membangun relasi dengan pelanggan adalah untuk memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan. Beberapa kategori dalam membangun relasi dengan konsumen adalah:

a. Personal Assistance

Membangun relasi dengan pelanggan melaui interaksi antar manusia. Contoh: e-mail.

b. Self-Service

Membuat kontak langsung kepada pelanggan. Perusahaan sudah memberikan semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk membantu diri mereka sendiri.

5. Revenue Streams

Yaitu mengenai uang atau cash yang didapatkan perusahaan dari setiap segmen pelanggan yang mereka miliki. Perusahaan harus mengetahui berapa yang harus dikeluarkan dalam setiap segmen untuk mendapatkan value yang nantinya akan ditawarkan ke pasar. Ada 2 (dua) jenis Revenue Streams yaitu:

a. Pendapatan transaksi yang berasal dari pembayaran konsumen biasa. b. Pendapatan berulang (recurring) yang berasal dari pembayaran konsumen

langganan, atau layanan pasca - pembelian untuk konsumen.

Revenue Streams Wa^Port didapatkan dari Asset Sale yaitu menjual produk

(24)

Perusahaan menentukan harga dengan juga mempertimbangkan harga produk kompetitor, atau harga barang substitusi. Wa^Port menggunakan metode

Perceived - value pricing, merupakan metode penentuan harga dengan

berdasarkan pada harga yang dirasakan pantas oleh konsumen (Kottler dan Keller, 2012).

6. Key Resources

Sumber daya dibutuhkan untuk membuat dan menawarkan value untuk mendapatkan tempat dalam suatu market. Jenis-jenis key resources sebagai berikut:

a. Physical

Sumber daya yang didapatkan dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan seperti toko, bangunan kendaraan dan jaringan distribusi lainnya.

b. Intellectual

Sumber daya yang dipakai pada industri kreatif seperti fashion.

c. Human

Sumber daya yang berupa tenaga kerja atau manusia yang bekerja pada perusahaan.

d. Financial

Sumber daya yang digunakan oleh bagian keuangan seperti pembayaran secara tunai ataupun kredit.

(25)

Key Activities adalah hal penting yang harus dilakukan perusahaan untuk

membuat model bisnis. 3 (tiga) kategori Key Activities:

a. Production

Mendesain, membuat, dan menyampaikan produk dalam kuantitas tertentu dan kualitas yang terbaik.

b. Problem Solving

Solusi untuk sertiap masalah baru yang dimiliki oleh pelanggan

c. Platform/Network

Jaringan atau sarana untuk mendukung jalannya bisnis model.

8. Key Partnership

Jaringan dari para supplier dan partners yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Perusahaan bekerjasama untuk mengoptimalkan bisnis model yang mereka miliki mengurangi resiko dari bisnis dan juga untuk mendapat sumber daya. 3 (tiga) alasan perusahaan menjalin kemitraan, yakni:

a. Optimalisasi dan skala ekonomi relasi yang terjalin antara buyer dan

supplier bertujuan untuk menciptakan pengalokasian sumber daya dan

juga aktivitas yang ada seoptimal mungkin. Selain itu, optimalisasi dan skala ekonomi biasa juga berlanjut hingga adanya pengurangan atau penurunan biaya dan sering juga memiliki infrasuktur yang digunakan bersamaan.

(26)

b. Mengurangi resiko dalam lingkungan persaingan yang identik dengan ketidakpastian.

c. Mengakuisisi sumber daya tertentu. Kemitraan bisa juga dimotivasi guna mengakuisisi suatu sumber daya tertentu daripada mereka harus membuat atau meriset sendiri, yang tentunya memakan waktu dan biaya.

9. Cost Structure

Penjelasan mengenai biaya yang dibutuhkan selama perusahaan beroperasi. 2 jenis Cost Structure, yaitu

a. Cost-Driven

Meminimalkan biaya produksi sekecil mungkin.

b. Value-Driven

Fokus dengan produk yang diciptakan. Beberapa karakteristik Cost Structure yaitu:

a. Fixed costs

Fixed costs atau biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah,

berapapun jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah gaji, biaya sewa, fasilitas pabrik, dan lain-lain.

b. Variable Cost

Variable cost atau biaya tidak tetap merupakan biaya yang berubah- ubah

bergantung oleh jumlah produk atau jasa yang dihasilkan.

(27)

2.9.1 LAPORAN KEUANGAN

Dalam membuat bisnis diperlukan laporan keuangan untuk mengetahui dan memantau perkembangan bisnis yang sedang dijalani. Laporan keuangan terdiri dari 3 bagian yaitu:

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Pendapatan perusahaan yang diterima selama periode waktu tertentu biasanya seperempat tahun dari tahun penuh, biaya itu terjadi selama periode berjalan untuk memperoleh pendapatan, dan laba perusahaan yang diperoleh selama periode tersebut (Titman, S. et al. 2014). Tujuan utama laporan laba rugi yaitu mengukur tingkat keuntungan dalam periode tertentu. Hasil akhirnya adalah berupa keuntungan atau kerugian. bila perusahaan tidak membagi deviden dengan stakeholder maka seluruh hasil akhir menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi dividen, maka hasil akhir tersebut dikurangi dengan dividen untuk mendapatkan nilai laba ditahan

2. Neraca (Balance Sheet)

Berisi informasi tentang aset (segala sesuatu dari nilai milik perusahaan),

liabilities (utang perusahaan), dan stakeholders equity (uang yang

(28)

digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan, untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam kondisi baik atau tidak. Aset menjelaskan aktivitas yang terjadi dalam bisnis, sedangkan liabilities dan stakeholders’

equity menjelaskan apa saja yang disediakan untuk mendukung bisnis.

Sumber: Titman, S. et al. (2014)

3. Laporan arus kas (Cash Flow Statement)

Melaporkan kas yang diterima dan uang tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam seperempat tahun atau satu tahun penuh (Titman, S. et al. 2014). Laporan arus kas diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar. Pengklasifikasian transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan. Laporan arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dimasa yang akan datang. Untuk melakukan pendanaan pada sebuah perusahaan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu

- Pendanaan dilakukan melalui hutang

Pendanaan dilakukan melalui hutang dilakukan dengan cara meminjam ke bank, mengikuti program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan lain-lain

(29)

- Pendanaan dilakukan melalui ekuitas / modal

Pendanaan dilakukan melalui modal dilakukan dengan cara menggunakan modal sendiri, saham, dan lain lain.

2.9.2 FINANCIAL RATIO

Ada beberapa ratio yang akan digunakan dalam bisnis ini:

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa

suatu proposal investasi dengan cara membandingkan investasi awal dengan present value dari net cash flow (Warren dan Reeve, 2005). Syarat yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan yaitu:

a. Jika Net Present Value lebih besar dari 0, maka proposaltersebut dapat diterima.

b. Jika Net Present Value sama dengan 0, maka proposal tersebut dapat diterima dan dapat juga ditolak.

(30)

c. Jika Net Present Value lebih kecil dari 0, maka proposal tersebut ditolak.

Rumus NPV

Sumber: Titman, S. et al (2014) dimana: n = jumlah tahun

rate = tingkat bunga

Arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan.

2. Internal Rate Ratio (IRR)

Internal Rate Ratio (IRR) adalah interest rate yang akan menyebabkan nilai

sekarang dari proposal pengeluaran modal untuk menyamakan nilai sekarang dari annual cash flow yang diharapkan. IRR juga didefinisikan sebagai tingkat pengembalian yang digunakan dalam Capital Budgeting. Berikut merupakan rumus IRR:

Sumber: KISCL (2007) dimana: IRR dapat diterima jika nilai IRR > WACC

: IRR ditolak jika nilai IRR < WACC 3. Return on Investment (ROI)

(31)

Return on Investment (ROI) adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengevaluasi efisiensi data keuangan yang digunakan untuk interest rate yang menyebabkan nilai sekarang dari proposal pengeluaran modal untuk menyamakan nilai sekarang dari annual cash flows yang diharapkan. Berikut rumus dari ROI:

Sumber: Syamsuddin (2009) 4. Discounted Payback Period

Menurut Jan, I. (2013), perhitungan ini lebih handal dibandingkan dengan perhitungan Payback Period biasa karena ia memperhitungkan nilai uang berdasarkan waktu. Dengan melakukan pemotongan terhadap arus kas masuk suatu proyek.

Discounted Payback Period =

dimana:

A: Periode terakhir dengan diskon kumulatif arus kas negatif

B: Nilai absolut dari akumulatif diskon arus kas pada akhir periode A C: Arus kas diskon selama periode setelah A

5. Break Even Point

Menurut Bambang Riyanto (2011: p359) dalam Suhardi (2016) menyatakan bahwa: “Analisa Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume

(32)

kegiatan”. Menurut Kasmir (2011: p332) dalam Suhardi (2016): “Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan”

Berikut adalah cara untuk menghitung break even point:

Sumber: Suhardi (2016) 5. Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah metode biaya rata-rata

tertimbang dari struktur pemodalan perusahaan. Dari laporan neraca dapat diketahui financial leverage yaitu sumber dana pemodalan perusahaan yang diperoleh dari dua macam sumber yaitu hutang dan dari modal sendiri. Nilai menurut Brigham dan Houston (2006: p484):

WACC = (Cost of Debt x Proportion of Debt) + (Cost of Equity x Proportion of Equity)

(33)

Gambar

Gambar 2.1 Service Improvement  Sumber: Musda (2012)
Gambar 2.3 Model Five Forces’s Porter  Sumber: Moore, K. (2014)
Gambar 2.4. Matriks TOWS  Sumber: David (2006)
Gambar 2.5 The 9 Building Blocks  Sumber: Hossain, Moulude (2014)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dosis pupuk nitrogen (N) yang diterapkan oleh petani pada sentra produksi sayuran di dataran tinggi Kabupaten Wonosobo sangat tinggi yaitu lebih dari 500 kg

menunjukkan bahwa agresi pada anak dapat terbentuk karena setiap hari anak sering melihat dan menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga baik secara langsung atau

Pola distribusi Stigi pada tingkat semai ini bersifat mengelompok pada jalur (1,2,6,9, dan 10) ini menunjukkan bahwa kondisi habitat Stigi di CA Maubesi tidak

24 Penelitian yang dilakukan adalah penelitian terhadap putusan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap pelaku tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang

Untuk itu uluran tangan semua pihak akan dapat m elancarkan program pem bangunan Dayah Jeumala Amal dalam program pendidikan terpadu guna mempersiapkan generasi

Hasil penelitian terhadap 41 jajanan pasar yang dijual di enam pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta sebanyak 15 sampel mengandung rhodamin B, yaitu: 42,86% di pasar Kadipolo,

untukhargapenilaiankonsumen“suka”denganhasilindeks64%,rasapenilaiankonsum en “suka” dengan hasil indeks 69%, aroma penilaian konsumen “sangat suka” dengan hasil

A., 2015, Pengaruh Komposisi Glenium ACE 8590 dengan Fly Ash dan Filler Pasir Kuarsa Terhadap Sifat Mekanik Beton Mutu Tinggi, Laporan Penelitian Tugas Akhir