• Tidak ada hasil yang ditemukan

Focus Pjkr UPMI e-issn :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Focus Pjkr UPMI e-issn :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13

e-ISSN : 2746 – 2374

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN CHEST PASS

BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BOLA KERANJANG PADA

SISWA KELAS VIII IT RAHMAT MARINDAL I MEDAN TAHUN

PELAJARAN 2019/2020

1

Felix Rifialdi

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia

Email : [email protected] Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar teknik chest pass bola basket melalui permainan bola keranjang pada siswa kelas VIII SMP IT Rahmat Marindal I Medan Tahun Pelajaran 2019/2020. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan Tes Hasil pada Tes Hasil Belajar I dan Tes Hasil Belajar II yang berbentuk aplikasi teknik dasar chest pass sebanyak 2 (dua) kali pertemuan. Subjek penerima tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP IT Rahmat Marindal I Medan T.A 2019/2020. Hasil pre-test diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran teknik chest pass dalam bola basket ternyata dari sebanyak 27 siswa terdapat 3 orang siswa (11,11%) yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar dalam teknik chest pass bola basket, sedangkan 24 siswa (88,89%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada pre test ini mencapai 49,66.

(2)

14

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani adalah suatu kegiatan yang melibatkan aktifitas psikomotor dengan memasukkan unsur pendidikan didalamnya agar tercapainya tujuan pendidikan. Melalui pendidikan jasmani inilah diharapkan siswa mampu memperoleh kedisiplinan, kerja sama,percaya diri, sopan santun, sportifitas, dan tanggung jawab sehingga menjadikan kepribadian siswa menjadi lebih baik.

Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di semua sekolah baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas. Baik itu sekolah negeri maupun swasta.Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mencapai pendidikan pada umumnya. Maka dari itu mata pelajaran pendidikan jasmani harus ada di setiap sekolah.

Segala sesuatu itu pada dasarnya perlu dipelajari, begitu juga permainan bola basket, dimana permainan bola basket merupakan permainan bola besar yang harus diajarkan kepada siswa. Permainan bola basket merupakan salah satu permainan yang cukup menarik yaitu memasukkan bola ke ring lawan untuk mencetak angka dan mendapat kemenangan, permainan ini dapat dimainkan dengan lima orang per tim nya.

Salah satu mata pelajaran yang penting pada jenjang SMP yaitu mata pelajaran olahraga. Olahraga sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Kegiatan olahraga mencakup berbagai macam cabang seperti atletik, permainan, olahraga air, dan olahraga bela diri. Olahraga permainan yang dilakukan dalam proses pendidikan salah satunya adalah olahraga Bola Basket.

Permainan bola basket adalah olahraga beregu, sehingga diperlukan kerjasama yang baik antar anggota tim. Untuk dapat bekerja sama dengan baik setiap pemain harus dapat menguasai teknik melempar bola basket (passing), salah satunya adalah teknik chest pass. Chest pass adalah lemparan bola dari depan dada dengan 2 (dua) tangan, chest pass biasanya digunakan untuk operan jarak pendek.

Dalam menghadapi persaingan kompetisi atau pertandingan, penguasaan teknik permainan sangat penting terutama dalam penguasaan teknik dasar permainan bola basket. Pencapaian prestasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik saja akan tetapi lebih ditentukan oleh kemampuan teknik bermain. Penguasaan teknik dasar yang baik harus benar-benar dikuasai khususnya teknik chest pass karena jenis passing ini sangat cepat dan tepat dalam permainan bola basket.

Perlu pembelajaran yang sesuai dengan urutannya atau tekniknya dan memberikan sedikit modifikasi atau memberikan sebuah permainan yang berhubungan dengan chest pass agar keterampilan chest pass bola basket dapat dikuasai oleh setiap siswa, terutama saat proses

pembelajaran berlangsung. Tujuannya agar siswa lebih antusias dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami teknik chest pass dengan baik sesuai dengan yang ditargetkan.

Guru dilihat dari sebuah profesi memiliki peranan yang sangat besar dalam pendidikan, ia harus mampu memberikan kepuasan, dan pelayanan dalam proses belajar-mengajar dalam kelas. Guru harus menyadari konsekuensi yang disandangnya, guru dihadapkan pada tantangan, di mana guru diminta harus ramah, sabar, penuh kepercayaan diri, bertanggung jawab, dan menciptakan rasa aman. Di lain pihak guru harus mampu memberi tugas, dorongan kepada siswa dalam mencapai tujuan, mengadakan koreksi, pemaksaan, arahan belajar serta teguran agar memperoleh hasil yang optimal.

Seorang guru di tuntut untuk mengarahkan siswa yang lebih baik agar tidak jatuh ke dampak negatif didalam kehidupan manusia. Dimana siswa dan guru harus berperan kerja sama dalam belajar dan mengajar, faktanya yang terjadi adalah guru di anggap sebagai segala sumber belajar yang benar. Guru pun harus menyiapkan berbagai materi yang baik dengan

(3)

15

memanfaatkan apa yang ada dilingkungan sekolah agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar.

Keberhasilan belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi disini peran guru juga di tuntut. Siswa dan guru harus berperan kerja sama dalam pembelajaran ini. Guru dituntut untuk mengkondisikan kelas semenarik mungkin agar tidak terjadi kebosanan dikarenakan teori yang sama saat berolah raga, dan mengkodisikan berbagai macam permainan saat melakukan kegiatan olahraga diluar ruangan. Seperti memodifikasi berbagai permainan contohnya. Harapannya dari seorang guru adalah bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikan dapat diterima anak didik dengan tuntas.

Dengan adanya pendidikan jasmani siswa diharapkan dapat mendapatkan kesenangan dan pemahaman yang lebih dalam proses belajar mengajar dan meningkatkan kemampuan dalam permainan dalam olahraga seperti bola basket, serta dapat mempelajari gerakan-gerakan dasar permainannya seperti chest pass yang biasa dilakukan dalam permainan bola basket.

Dalam pelaksanaannya disekolah terdapat beberapa kendala, baik itu faktor ketidak lengkapan sarana dan prasarana, faktor keberanian siswa, faktor kemampuan fisik dan faktor gaya mengajar yang diterapkan oleh guru. Sehubungan dengan beberapa kendala tersebut maka dibutuhkanlah strategi pembelajaran disekolah mengingat SMP IT RAHMAT MARINDAL I tidak terdapat sarana resmi lapangan bola basket, kurangnya minat siswa dalam permainan bola basket, dan kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti materi chest pass bola basket sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang menjadi kurang bagus. Strategi yang dimaksud adalah melakukan chest pass dengan memodifikasikan dengan permainan.

Untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran passing chest pass, maka digunakan media modifikasi, dimana modifikasi merupakan cara yang dapat dipilih dalam pembelajaran penjas, mengingat dalam pembelajaran penjas diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengarahkan suatu konsep melalui praktek menguasai gerakan yang dipelajari secara langsung. Penerapan modifikasi permainan bola keranjang pada pokok bahasan tersebut antara lain bertujuan agar siswa mampu memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang sedang dipelajari. Didalam penggunaan media permainan bola keranjang, Peneliti berharap dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar terutama perlajaran teknik chest pass.

Pada kesempatan ini, peneliti akan melakukan suatu modifikasi permainan bola basket dengan menggunakan permainan bola keranjang yang bertujuan mengenalkan materi bola basket untuk meningkatkan hasil belajar chest pass bola basket pada siswa. Serta menambah motivasi siswa untuk mengetahui lebih banyak tentang permainan bola basket, dan siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru.

MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan mata pelajaran pendidikan jasmani terutama penelitian meningkatkan hasil pembelajaran chess pass pada siswa dengan menggunakan permainan bola keranjang.

HASIL PEMBAHASAN

Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat dalam materi pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Permainan ini merupakan permainan yang sangat popular saat ini di dunia, olahraga ini di gemari banyak orang, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda, dan semua kalangan, olahraga ini sangat digemari khususnya di Amerika Serikat.

Nidhom Khoreon (2017:1) menjelaskan bahwa basketball adalah sebuah cabang olahraga yang dimana bola menjadi media utama dalamm berjalannya sebuah permainan. Orang menggemari olahraga ini karena sifatnya yang menyenangkan dan menyehatkan.

(4)

16

Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith. Adalah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Cristian Association (YMCA) Springfield, Massachutes, Amerika serikat pada tahun 1891, bola basket dirasakan sangat menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur, dan menyehatkan. Naismith merancang bola basket sebagai jawaban untuk tugas yang diberikan oleh Dr. Luther Gulick, direktur pendidikan fisik, yang menugaskan untuk membentuk suatu permainan seperti sepak bola yang dapat dimainkan dalam ruangan selama musim dingin.

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas 2 (dua) tim beranggotakan masing-masing 5 (lima) orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut. Pada permainan bola basket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien ini perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Sehingga dapat disimpulkan teknik dasar permainan bola basket mencakup gerakan kaki, shooting (menembak), passing (operan), menangkap, dribble, rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola dan bertahan.

Salah satu keterampilan yang sangat penting dalam permainan bola basket yaitu, teknik mengumpan (passing). Keterampilan mengumpan meliputi :

1. Passing chest pass (mengoper bola dari depan dada) 2. Over hand pass (mengoper bola dari atas kepala)

3. Bounce pass (mengoper bola dengan dipantulkan ke lantai)

Secara umum operan (passing) yang sering dilakukan siswa yaitu (chest pass). Passing ini di gunakan saat jarak antar pemain cukup dekat, dengan maksimal jarak 7 meter.

A. Lapangan Bola Basket

Gambar 1.

Lapangan bola basket (Nidhom Khoreon 2017 :28)

Menurut Nidhom Khoreon (2017:28) yang dinamakan lapangan ideal ialah sebuah ruang kosong yang memiliki kontur lantai yang datar, keras, dan terbebas dari segala macam yang menganggu para pemain kala berlaga. Pada setiap lapangan basket dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni wilayah bertahan dan juga wilayah menyerang.

Lapangan permainan harus rata, memiliki permukaan keras yang bebas dari gangguang atau halangan dengan ukuran Panjang 28 cm dan lebar 15 cm yang diukur dari sudut di dalam dari batas lapangan. Federation National mempunyai kewenangan untung kompetensi kompetensinya menggunakan lapangan permainan dengan ukuran Panjang minimum 26 meter dan lebar 14 meter. Lapangan permainan akan di batasi dengan garis batas, meliputi garis akhir ( pada sisi yang pendek ) dan saming ( pada sisi yang Panjang ).

Garis-garis ini bukan merupakan bagian dari lapangan permainan. Seluruh garis sebaiknya dibuat dengan warna yang sama (sedapat mungkin putih) dengan lebar 5 cm dan terlihat jelas. Garis tengah dibuat sejajar dengan garis akhir dari titik tengah garis samping dengan berukuran 15 cm diluar garis samping. Lingkaran tengah dibuat di tengah lapangan permainan dan mempunyai radius 1,8 meter diukur dari sudut terluar lingkaran. Jika bagian dalam lingkaran tengah diwarnai, warnanya harus sama dengan daerah bersyarat. Garis

(5)

17

tembakan bebas dibuat sejajar dengan setiap garis akhir. Garis ini mempunyai ujung terjauh 5,80 meter dari sudut dalam garis akhir dan panjangnya 3,60 meter. Titik tengahnya berada pada suatu garis khayal berhubungan dengan titik tengah garis tengah.

Daerah tembakan 3 (tiga) angka suatu regu merupakan seluruh lantai di lapangan permainan kecuali daerah dekat keranjang lawan yang di batasi oleh 2 (dua) garis memanjang dengan tepi terjauh 6,25 meter dari titik lapangan yang tegak lurus langsung di tengah keranjang lawan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT RAHMAT MARINDAL I Medan Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran yang ada dikelas VIII- 1 SMP IT RAHMAT MARINDAL I Medan Tahun Pelajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siswa kelas VIII-1 IT RAHMAN MARINDAL I MEDAN. Permasalahan yang dialami, siswa tidak mampu melakukan chest pass dengan baik, dimulai dari sikap awal, sikap pelaksanaan, hingga sikap akhir.

Dan kurang semangatnya siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani materi chest pass bola basket di sebabkan siswa yang sulit diatur sehingga mereka tidak mendengarkan dan memahami apa yang diajarkan guru pendidikan jasmani terutama materi chest pass bola basket, dan guru kurang memahami materi yang akan di ajarkan.

Oleh sebab itu untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan suatu konsep pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan siswa, yaitu salah satunya pembelajaran melalui penerapan permainan pembelajaran dalam menunjang pendidikan jasmani. Dalam variasi pembelajaran ini siswa tidak merasa bosan dan terus semangat dalam melaksanakan pembelajaran chest pass bola basket sehingga pembelajaran chest pass bola basket ini dapat berjalan dengan baik dan nilai ketuntasan siswa menjadi meningkat.

Berikut ini adalah deskripsi data hasil penelitian yang dimulai Pre-test, tes siklus I, dan tes siklus II.

Tabel 1

Deskripsi data hasil penelitian

Dari tabel diatas bahwa hasil tes awal (Pre-Test) dari 27 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini ternyata hanya 3 orang siswa (11,11%) yang memiliki ketuntasan belajar, dan 24 siswa (88,89%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 49,66 (Belum Tuntas). Hasil tes siklus I, dari 27 orang siswa telah ada 7 orang siswa (25,96%) sudah memiliki ketuntasan belajar, selebihnya 20 orang siswa (74,04%) yang belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh mencapai 57,44 (Belum Tuntas). Hasil tes siklus II dari 27 orang siswa, yang memiliki ketuntasan belajar sebanyak 22 orang siswa (81,48%), dan yang belum memiliki ketuntasan belajar sebanyak 5 orang siswa (18,52%). Nilai rata-rata kelas yang diperoleh mencapai 70,40 (Tuntas).

Berikut ini adalah deskripsi data hasil penelitian yang dimulai dari tes awal, tes siklus I dan tes siklus II.

1. Tahap Pre-Test

Pada tahap Pre-Test, guru menjelaskan sedikit tentang bola basket dan menjelaskan

chest pass, peneliti mengamati guru yang sedang menjelaskan. Setelah guru menjelaskan

materi yang akan dibawa, guru langsung mengadakan tes untuk penilaian tes awal dan No. Hasi l Sikap Awal Sikap Pelaksana Sika p Juml ah

Tes an an Akh ir (Rata -rata)

1. Pre- Test 59 56 53 6,22

2 Test Sikl us I 81 76 76 8,63

3 Test Sikl us II

96 93 97 10,59

(6)

18

peneliti membantu mempersiapkan siswa untuk melakukan tes, tim penguji menilai tes awal dari siswa tersebut.

Dari hasil Pre-Test tersebut dapat di simpulkan bahwa kegiatan telah lancar di laksanakan. Namun siswa banyak yang kurang memahami dalam melaksanakan gerakan chest pass, dan siswa belum bisa melakukannya seperti yang di jelaskan guru sehingga siswa mendapatkan hasil yang rendah dan kurang memuaskan yang disebabkan oleh siswa yang kurang mengerti apa yang dijelaskan oleh guru, dan kebanyakan siswa yang mudah bosan sehingga mereka tidak mendengarkan penjelasan dari guru.

Berdasarkan hasil Pre-Test melalui lembar penilaian diperoleh data sebanyak 3 orang siswa (11,11%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar sedangkan 24 orang siswa (88,89%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar yang diharapkan. Kriteria klasikal yang didapat dari tes awal ini hanya mencapai 11,11%. Namun kriteria ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu sebanyak 70% yang berarti hasil tes awal ini belum tercapai. Maka dari itu perlu diadakan siklus I dengan memperbaiki kekurangan siswa, dan memberikan permainan bola keranjang sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat yang diharapkan bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tahap Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan (Alternatif Pemecahan I)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memecahkan tindakan berdasarkan permasalahan yang ada yaitu dengan membuat program pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan oleh siswa yaitu teknik operan ke arah dada (chest pass) pada bola basket. Dan alternatif tindakan yang di rencanakan akan diberikan kepada siswa yaitu memberikan permainan bola keranjang dengan memasukkan materi chest

pass di dalam permainan tersebut. Kegiatan lain yang dilakukan adalah membuat lembar tes

hasil belajar khususnya tes keberhasilan siswa pada saat akan melakukan chest pass.

1. Menyiapkan bahan ajar, terutama menentukan topic materi belajar, yaitu teknik chest pass melalui permainan bola keranjang.

2. Menyiapkan media pelajaran agar kegiatan berjalan dengan lancar. 3. Menyiapkan rencana tahapan mengajar sesuai dengan materi ajar.

4. Menyiapkan perangkat penilaian hasil belajar untuk kerja yaitu lembar penilaian untuk kerja siswa.

5. Menyiapkan perangkat observasi antara lain daftar observasi aktivitas siswa, dan daftar observasi guru.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I

Setelah perencanaan disusun maka dilakukan tindakan terhadap kesulitan yang dihadapi siswa, perlakuan di lapangan digunakan dengan menggunakan permainan bola keranjang pada pembelajaran chest pass bola basket yang dibawa oleh guru pendidikan jasmani, teman sejawat peneliti bertindak sebagai penilai chest pass bola basket, sementara peneliti bertindak sebagai pengamat (observer) yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari program pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaannya diterangkan seperti berikut ini:

1. Diawal pembelajaran guru menjelaskan/menginformasikan materi yang akan dijelaskan. 2. Guru membariskan siswa.

3. Guru melakukan pemanasan yang diikuti siswa.

4. Guru menjelaskan dan mempraktekkan teknik chest pass bola basket.

5. Siswa melaksanakan, dan mempraktekkan teknik melakukan chest pass bola basket. 6. Guru menjelaskan permainan bola keranjang dan menjelaskan peraturannya.

7. Guru membagi kelompok yang berisi lima orang siswa. 8. Siswa memainkan permainan bola keranjang.

9. Guru membariskan kembali para siswa untuk persiapan tes chest pass pada siklus I. 10. Siswa melakukan tes chest pass bola basket.

(7)

19

11. Guru melakukan pendinginan dan diikuti oleh siswa.

Pada tahap pelaksanaan tindakan guru diobservasi oleh peneliti, pengamatan dilakukan sejak permulaan tindakan sampai berakhirnya pelaksanaan tindakan pembelajaran. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk guru dan tes siklus I siswa adalah sebagai berikut : ( hasil observasi kegiatan guru dan tes siklus I siswa ).

Dari hasil observasi pada saat pembelajaran siklus I masih kesulitan belajar siswa, hal ini disebabkan karena penyampaian materi chest pass oleh guru masih kurang, kemudian guru kurang memotivasi siswa agar bisa melakukan teknik chest pass dengan benar, kesulitan siswa pada siklus I adalah pada saat proses sikap pelaksanaan dan sikap akhir/ pergerakan bola, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian siswa kepada guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Selanjutnya hasil belajar siklus I ini digunakan sebagai acuan dalam memberikan tindakan pada siklus II untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi chest pass bola basket. Berdasarkan hasil refleksi peneliti, maka rencana tindakan I akan disusun untuk mengatasi masalah yang ditemukan di tes awal tentang pembelajaran teknik chest pass bola basket. Adapun langkah-langkah yang diempuh pada rencana tindakan I adalah:

1. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama tes awal dengan lebih menerapkan pendekatan.

2. Menjelaskan dan mencontohkan Teknik dasar dalam pelaksanaan teknik chest pass dengan menggunakan permainan bola keranjang.

3. Mempersiapkan tes hasil belajar

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan permainan bola keranjang dapat meningkatkan hasil belajar chest pass bola basket siswa kelas VIII SMP IT RAHMAT MARINDAL I MEDAN Tahun Pelajaran 2019/2020.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, memberikan saran berkaitan penerapan pembelajaran dengan menggunakan permainan bola keranjang sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani SMP IT RAHMAT MARINDAL I MEDAN untuk menerapkan variasi pembelajaran dengan materi yang disesuaikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

2. Penerapan variasi pembelajaran merupakan metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam perbaikan hasil belajar siswa agar lebih menarik.

3. Agar guru memberikan perhatian khusus dalam proses pembelajaran siswa-siswi yang belum tuntas.

DAFTAR PUSTAKA

Ade Mardiana,dkk. (2012). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka

Agung Sunarno dan Syaifullah D. (2011). Metode Penelitian Keolahragaan. Surakarta: Yuma Pustaka

Dimyati dan Mujiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Giri Wiarto. (2015). Inovasi Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Tanggerang: Graha Ilmu

Giri Wiarto. (2016). Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Tanggerang: Graha Ilmu

Hamzah B Uno. (2008). Pengantar Kependidikan. Nurul Jannah

(8)

20

Suharsimi Arikunto,dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Sukma Aji. (2016). Buku Olahraga Paling Lengkap “Kumpulan Macam-macam Cabang

Olahraga”. Jakarta: ILMU

Suparno dan Suwandi. (2008). PENJASORKES “Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan”. Jakarta: PT Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Beban yang dikeluarkan dianggap memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode Garis Lurus selama periode

Kemenhan, Kemensos, Kemenpar, Polri, BNPB, LKPP, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

Pembahasan Program kerja ini dilaksanakan atas kerjasama 3 divisi dalam PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta yaitu divisi Program, Data dan Informasi serta Evaluasi.

Bahan masukan bagi pimpinan perusahaan, serikat pekerja dan Dinas Tenaga Kerja dalam memperhatikan hak dasar pekerja khususnya dalam upaya penyelesaian permasalahan

Mampu menjelaskan ilmu pengetahuan yang bersifat kausal, tetapi sangat sulit untuk mendapatkan hasil perhitungan yang sesuai dengan fakta empirik.. IPA yang diikuti

Karakteristik administrasi perkantoran yang dapat dilaksanakan oleh semua pihak dalam organisasi berarti pekerjaan kantor dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari

ROSYIDI Fiqih MTSS MAMBAUL ULUM Kab.. KHOSYI ROFIQI Fiqih MTSS TARBIYATUT

a) Peta Topografi, menggunakan ketinggian suatu daerah berdasarkan garis kontur. c) Peta Pola Aliran Sungai, yang menggambarkan pola pengairan sungai pada daerah penelitian. d)