• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan Basah Di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan Basah Di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

116

Analisis Dampak Konversi Lahan Terhadap Produksi Pertanian Lahan Basah Di

Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas

Esti Sarjanti

1

dan Sigid Sriwanto

2 1,2

Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Jln Raya Dukuh

Waluh PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281) 636751 ext 495

Email : geografiump@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengetahui konversi lahan, perubahan produksi lahan basah dan dampak konversi lahan terhadap produksi pertanian lahan basah di Kecamaatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Penelitian mendasarkan pada data sekunder dari data statistik tahun 2005 dan 2012 berupa data jumlah desa, jumlah penduduk, matapencaharian, penggunaan lahan dan produksi, untuk melangkapi data dengan mengambil sampel secara secara purposive sampling berdasarkan kekurangan data dan keterjangkauan tempat. Data dianalisis secara deskriptif untuk membandingkan data dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan konversi lahan sawah (basah) ke penggunaan lahan lain mencapai 5,63 %, produksi lahan sawah mengalami penurunan hingga mencapai 42,60%, konversi lahan sawah berdampak pada pengurangan produksi lahan sawah mencapai 20% yang disebabkan oleh lahan sawah yang beralih fungsi menjadi kolam dan bangunan/pekarangan.

Kata kunci : Lahan basah, Konversi, Produksi. PENDAHULUAN

Keterbatasan lahan sebagai tempat aktivitas manusia dapat memicu kecenderungan merubah penggunaan lahan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW). Kecamatan Kembaran merupakan salah satu daerah yang berpotensi dikembangkan untuk lahan pertanian bahan pangan (Esti Sarjanti dan Suwarno, 2007). Tekanan penduduk terhadap lahan tergolongtinggi sebanyak 11 desa (Esti Sarjanti dan Sigid Sriwanto, 2012). Tekanan penduduk terhadap lahan pertanian dapat mempengaruhi daya dukung wilayah dalam berswasembada pangan yang berkelanjutan yang berdampak pada perekonomian dan ketahanan pangan di suatu daerah.

Pentingnya ketersediaan lahan pertanian di suatu wilayah yang berkelanjutan tertuang dalam Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) dan Peratutan Menteri Pertanian No. 7 Tahun 2012 serta Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, yang merupakan tindak lanjutnya.

Penelitian dampak konversi lahan terhadap produksi pertanian lahan basah di Kecamatan Kembaran ini pada dasar dimaksudkan untuk mengetahui ketersediaan lahan dalam usaha swasembada pangan khususnya produksi padi sebagai sumber bahan pangan pokok dan berlangsungnya kegiatan dalam bidang pertanian, mengoptimalkan potensi lahan pertanian yang ada dan sebagai pilihan dalam penggunaan lahan dengan tujuan :

1. Mengetahui konversi lahan di Kecamaatan Kembaran Kabupaten Banyumas

2. Mengetahui perubahan produksi lahan basah di Kecamaatan Kembaran Kabupaten Banyumas 3. Mengetahui dampak konversi lahan terhadap produksi pertanian lahan basah di Kecamaatan

Kembaran Kabupaten Banyumas.

METODE PENELITIAN

Lahan basah merupakan lahan yang dalam penggunaannya selalu membutuhkan air, seperti sawah jenis irigasi, dalam hal ini irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Penelitian ini mengkaji data sekunder dari beberapa parameter dampak konversi lahan terhadap produksi lahan sawah berupa data statistik diambil dari Kantor Kecamatan Kembaran tahun 2005 dan 2012 (Kantor Kecamatan Kembaran 2006 dan 2013) berupa data jumlah desa, jumlah penduduk, matapencaharian, penggunaan lahan dan produksi padi. Data yang masih kurang lengkap diperoleh melalui survai lapangan

(2)

117

dengan diambil sampel secara purposive sampling berdasarkan kekurangan data dan keterjangkauan tempat.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk mengetahui dampak konversi lahan sawah terhadap produksi pada setiap desa, meliputi :

Luasan konversi lahan sawah didefinisikan sebagai konversi lahan neto, artinya luas lahan tahun t (Lt) adalah luas lahan tahun sebelumnya (Lt-1) ditambah pencetakan sawah baru (Ct) dikurangi alih fungsi lahan sawah (At). Dengan demikian jika konversi lahan sawah bernilai positif, berarti hanya terjadi pencetakan sawah baru, atau pencetakan lahan sawah yang terjadi lebih luas dari alih fungsi lahan sawah masing-masing pada tahun t. Sebaliknya jika konversi lahan sawah bernilai negatif, berarti hanya terjadi alih fungsi lahan sawah atau alih fungsi lahan sawah lebih luas dari pencetakan sawah masing-masing pada tahun t. Produksi pertanian lahan basah dalam penelitian ini yaitu sawah beririgasi yang memproduksi padi dianalisis berdasarkan perbandingan produksi sawah tahun 2005 dengan produksi sawah tahun 2012 yang selanjutnya dianalisis secara persentase, bernilai positif bila terjadi penambahan produksi dan bernilai negative terjadi penurunan produksi.

Volume kehilangan produksi akibat konversi (Irawan dan Friyatno, 2002), memformulasikan rumus dasar yang didasarkan pada tahun t di wilayah tertentu (dengan modifikasi) sebagai berikut:

dimana:

Qti = produksi padi pada tahun t di wilayah i Lti = luas sawah pada tahun t di wilayah i

Iti = intensitas panen padi per tahun pada tahun t di wilayah i Yti = Produktivitas padi per hektar pada tahun t di wilayah i

HASIL DAN PEMBAHSAN Deskripsi Wilayah

Kondisi Fisik

Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Propinsi Jawa Tengah terletak diantara : 1090 23’ 17” – 1090 25’ 19” Bujur Timur dan 70 12’ 05” – 70 15’ 13” Lintang Selatan. Luas wilayah Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas seluas 25,92 km2 (2592 Ha) dengan jumlah desa sebanyak 16 desa. Terletak di dataran fluvial kaki Gunung Slamet membujur dari arah utara ke tenggara dan berada di sisi timur dari wilayah Kabupaten Banyumas. Sebagian besar relief wilayah hampir 47 % merupakan relief landai hingga berombak, selebihnya merupakan daerah dengan relief datar. Ketinggian wilayah berada rata-rata 73,6 m di atas permukaan laut dan beriklim Am yaitu tropika basah.

Penggunaan Lahan

Kondisi penggunaan lahan pada tahun 2012 memiliki luas lahan sawah terdiri dari 1771,18 Ha, terdiri dari lahan sawah berpengairan teknis seluas 636,03 Ha, sawah berpengairan setengah teknis dan sederhana (sawah berteras) seluas 1135,16 Ha, lahan untuk bangunan/pekarangan seluas 367,04 Ha, kolam 54,28 Ha, Tegalan dan Kebun 263,67 Ha, selebihnya digunakan untuk lahan lainnya (Kantor Kecamatan Kembaran, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa lahan sawah mencapai 80,06 % dari luas wilayah (Tabel 1) dan luas penggunaan lahan tiap desa (Tabel 2).

Kondisi Penduduk

Kondisi penduduk sangat berpengaruh terhadap ketersediaan lahan di suatu wilayah khususnya lahan untuk sarana dan prasarana (permukiman), disisi lain untuk lahan pertanian. Penduduk Kecamatan Kembaran paadat tahun 2012 sebanyak 75.690 jiwa tersebar di 16 desa. Penduduk terbanyak terdapat di Desa Ledug mencapai 13.592 jiwa dan paling sedikit terdapat di Desa Sambeng Wetan yaitu 1.300 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,04 %.

(3)

118

Tabel 1. Penggunaan Lahan di Kecamatan Kembaran Tahun 2005 dan 2012

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Perubahan

2005 2012 Ha

1 Sawah Irigasi 642,56 636,03 - 6,53

2 Sawah ½ teknis 204,97 256,54 51,57

2 Sawah sederhana 934,77 878,62 - 56,15

3 Bangunan/pekarangan 346,11 367,04 21,56

4 Tegalan dan Kebun 289,27 263,67 - 25,60

5 Kolam 28,43 54,28 25,85

6 Lain-lain 145,99 135,60 - 10,39

Jumlah 2592 2592

Sumber : Kantor Kecamatan Kembaran 2013

Konversi lahan

Luasan konversi lahan diperoleh dengan menganalisis data luasan lahan sawah pada tahun 2005 dan 2012 (Kecamatan Kembaran 2006 dan 2013). Konversi lahan sawah di Kecamatan Kembaran sebagian besar sawah di tiap desa tidak mengalami konversi, hanya di Desa Ledug mengalami konversi negatif dan Desa Kembaran yang mengalami konversi positif, karena mengalami penambahan luasan sawah. Selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun terjadi konversi lahan seluas 5, 63 Ha (Tabel 2.)

Tabel 2. Luas Desa dan Luas Lahan Pertahian Sawah Tahun 2005 dan 2012

NO. Desa Luas (Km2) 2005 (Ha) 2012 Ha Konversi (Ha)

1 Ledug 2,2 126,27 119,41 -6,86 2 Pliken 3,4 260,61 260,61 0 3 Purwodadi 1,13 78,08 78,08 0 4 Karangtengah 1,46 96,03 96,03 0 5 Kramat 1,89 130,31 130,31 0 6 Sambeng Wetan 0,96 68,36 68,36 0 7 Sambeng Kulon 1,59 113,24 113,24 0 8 Purbadana 1,06 71,64 71,64 0 9 Kembaran 1,67 99,96 101,20 +1,24 10 Bojongsari 1,64 119,73 119,73 0 11 Karangsoka 0,73 51,76 51,75 0 12 Dukuh Waluh 2,15 126,09 126,09 0 13 Tambaksari 1,46 106,84 106,84 0 14 Bantarwuni 1,07 79,94 79,94 0 15 Karangsari 1,21 86,59 86,59 0 16 Linggasari 2,3 167.73 167,73 0 Jumlah 25.92 1783,18 1777,55 - 5,63

Sumber : Kantor Kecamatan Kembaran 2006 dan 2013

(4)

119

Produksi pertanian

Produksi pertanian lahan sawah (basah) khusunya padi dalam penelitian ini yaitu sawah beririgasi dianalisis berdasarkan perbandingan produksi sawah tahun 2005 dengan produksi sawah tahun 2012 yang selanjutnya dianalisis secara persentase. Produksi pertanian khususnya lahan sawah di Kecamatan Kembaran mengalami penurunan produksi antara 6, 47 % hingga 66,64 %, selama kurun waktu 7 tahun mengalami penurunan produksi pertahun sebesar 42,60 %. Penurunan produksi sawah hingga lebih 50 % terjadi di 8 desa yaitu di Desa Karangsoka, Ledug, Purwodadi, Sambeng Wetan, Sambeng Kulon, Purbadana, Bojoangsari, karangsoka dan Desa Karangsari. Penurunan produksi terendah terjadi di Desa Dukuh Waluh (Tabel 3)

Tabel 3. Luas Desa dan Produksi Sawah Tahun 2005 dan 2012

NO. Desa Luas

(Km2) 2005 (Ton/Ha) 2012 (Ton/Ha) Perubahan % 1 Ledug 2,2 2514 865 - 1649 65,55 2 Pliken 3,4 2762 1996 -766 27,73 3 Purwodadi 1,13 1142 563 -579 50,70 4 Karangtengah 1,46 1400 844 -556 39,71 5 Kramat 1,89 1550 1256 -294 18,96 6 Sambeng Wetan 0,96 1318 573 -745 56,65 7 Sambeng Kulon 1,59 1594 789 -804 50,43 8 Purbadana 1,06 1972 812 -1160 58,82 9 Kembaran 1,67 1737 890 -847 48,76 10 Bojongsari 1,64 1853 777 -1076 58,06 11 Karangsoka 0,73 1790 600 - 1190 66,64 12 Dukuh Waluh 2,15 1778 1663 - 115 6,47 13 Tambaksari 1,46 1824 1544 - 280 15,35 14 Bantarwuni 1,07 1554 1142 -412 26,51 15 Karangsari 1,21 1319 652 -694 52,61 16 Linggasari 2,3 1877 1729 -148 7,88 Jumlah 25.92 27.984 16.693 -11.291 42,60

Sumber : Kantor Kecamatan Kembaran 2006 dan 2013

Dampak konversi lahan terhadap produksi pertanian

Volume kehilangan produksi akibat konversi menunjukkan bahwa kehilangan produksi dari lahan basah (sawah) di Kecamatan Kembaran mencapai 3.338,60 ton/th atau mencapai 20 %. Konversi lahan sawah terjadi di Desa Ledug, konversi penggunaan lahan menjadi lahan kolam dengan peningkatan mencapai 25,85 (90,10 %), dan bangunan/pekarangan mencapai seluas 21,56 Ha (6,06 %). Konversi positif yaitu perluasan lahan sawah di Desa Kembaran belum menambah produksi, melainkan produksi berkurang hingga mencapai 48,76 %. Hal ini menunjukkan bahwa konversi lahan sawah berdampak pada kehilangan produksi lahan sawah. Kehilangan produksi pada lahan sawah disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan sawah menjadi lahan kolam dan banngunan/pekarangan. Penambahan luasan lahan sawah tidak menambah produksi lahan sawah, hal ini dimungkinkan karena sarana pengairan yang belum memadai dan faktor lainnya.

(5)

120

KESIMPULAN

Hasil penelitian dampak konversi lahan terhadap produksi pertanian lahan basah di Kecamatan Kembaran pada kurun waktu 7 tahun pada 2005 dan 2012, sebagai berikut :

1. Konversi lahan sawah (basah) ke penggunaan lahan lain mencapai 5,63 % 2. Produksi lahan sawah mengalami penurunan hingga mencapai 42,60 %

3. Konversi lahan sawah berdampak pada pengurangan produksi lahan sawah mencapai 20,, yang disebabkan lahan sawah yang beralih fungsi menjadi kolam dan bangunan/pekarangan.

DAFTAR PUSTAKA

Esti Sarjanti dan Sigid Sriwanto, (2012). Analisis Produktivitas Pertanian di Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Laporan Hasil Penelitian Purwokerto : LPPM UMP

Esti Sarjanti dan Suwarno, (2007). Analisis potensi lahan pertanian bahan pangan di Kabupaten Banyumas. Laporan Hasil Penelitian. Purwokerto : LPPM UMP

Kantor Kecamatan kembaran. 2006. Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2005. Purwokerto Kantor Kecamatan kembaran. 2013. Kecamatan Kembaran Dalam Angka 2012. Purwokerto

Gambar

Tabel 2. Luas Desa dan Luas Lahan Pertahian Sawah Tahun 2005 dan 2012
Tabel 3. Luas Desa dan Produksi Sawah Tahun 2005 dan 2012

Referensi

Dokumen terkait

Jika ternyata perolehan nilai swelling dari hasil pengolahan data agregat tempurung kelapa lebih kecil dari rata-rata nilai swelling lempung pada umumnya, maka dapat

Berdasarkan hasil dari analisis ragam ANOVA dengan perhitungan statistik menunjukkan bahwa Kelompok F-hitung yaitu 2.46, nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa MI BPI Kampung Baru, peneliti memperoleh dan mengumpulkan data melalui instrumen tes tentang skor pemahaman

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam manifestasi perdarahan dan bertendasi mengakibatkan kejang yang dapat menyebabkan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Menaming seperti yang di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, model Pembelajaran

Persentase Sikap Responden tentang Pernyataan Orang yang Belum Mengalami Gangguan Pendengaran Perlu Mengurangi Volume Ketika Mendengarkan Musik Menggunakan Piranti Dengar

pembayaran dan penyetoran pajak sebagaimana tersebut pada huruf a, sesuai ketentuan yang memberikan pengecualian sebagaimana tersebut pada huruf b, telah diatur batas waktu