• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

34 3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif naturalistik. Penelitian kualitatif naturalistik merupakan penelitian yang dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya (natural setting) dan menekankan pada deskripsi secara alami (Arikunto, 2002; Sugiyono, 2012), dengan tujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 1988). Dari uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa pendekatan kualitatif menekankan pada penelitian yang dilakukan pada situasi yang alami dengan cara deskripsi melalui kata-kata dan bahasa. Lebih lanjut, Moleong menyatakan bahwa pendekatan kualitatif memiliki beberapa manfaat, di antaranya untuk memahami isu-isu rumit suatu proses, meneliti sesuatu secara mendalam dan untuk meneliti sesuatu dari segi prosesnya.

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses penerapan prinsip-prinsip pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan kepariwisataan di Pantai Kedonganan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan faktor pendukung maupun penghambat penerapan prinsip-prinsip tersebut, sehingga pendekatan kualitatif naturalistik sangat sesuai untuk diterapkan.

(2)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Kedonganan yang terletak di Desa Adat Kedonganan, Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Pantai Kedonganan dipilih untuk dijadikan lokasi penelitian karena daya tarik wisata ini menerapkan konsep pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaannya dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi serta keterlibatan para pemangku kepentingan dalam pengelolaannya. Selain itu, lokasi ini dipiliah karena belum ada penelitian yang mengkaji implementasi konsep pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan kepariwisataan di Pantai Kuta.

Lokasi Pantai Kedonganan seperti yang terlihat pada Gambar 2, sebagai berikut:

Gambar 2. Peta Lokasi Pantai Kedonganan

Sumber : Keputusan Bupati Badung Nomor 638 Tahun 2003 Tentang RDTR Kecamatan Kuta Utara Lokasi Penelitian, Pantai Kedonganan Bandara I Gusti Ngurah Rai

Rawa dan hutan bakau

(3)

Adapun batas-batas wilayah Desa Adat Kedonganan adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Adat Kelan

Sebelah Timur : berbatasan dengan laut

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Adat Jimbaran Sebelah Barat : berbatasan dengan laut

Lokus dari penelitian ini yaitu pada lokasi berdirinya 24 café di sepanjang garis Pantai Kedonganan 1.020 m (Kelurahan Kedonganan, 2004), seperti yang telah ditandai khusus dalam Gambar 2.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, yang akan diperoleh dari sumber data utama maupun sumber data tambahan.

3.3.1.1 Data Kualitatif

Menurut Kusmayadi dan Sugiarto (2000), data kualitatif merupakan data yang tidak bernilai numerik, atau nilainya bukan angka. Untuk penelitian ini, data kualitatif yang dikumpulkan berupa keterangan-keterangan mengenai proses pengembangan daya tarik wisata Pantai Kedonganan, partisipasi masyarakat Desa Kedonganan dalam penataan Pantai Kedonganan, data mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah penataan kawasan serta data mengenai kualitas lingkungan sebelum dan sesudah penataan kawasan.

(4)

3.3.1.2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang nilainya berbentuk numerik atau berupa angka (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000). Dalam penelitian ini, data kuantitatif yang dikumpulkan berupa data yang berkaitan dengan demografi penduduk, jumlah sarana wisata, jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Kedonganan, jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam kawasan dan luas wilayah.

3.3.2 Sumber Data

Lofland dan Lofland (1984 dalam Moleong, 1988) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sumber data tambahan adalah dokumen tertulis, foto maupun data statistik. Untuk penelitian ini, sumber datanya adalah sebagai berikut:

3.3.2.1 Sumber data utama.

Dalam penelitian ini sumber data utama adalah para informan yang dipilih secara purposif, yang terdiri atas Lurah Kedonganan, mantan Lurah Kedonganan, mantan Bendesa Adat Kedonganan, mantan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kedonganan, Pengelola café, Ketua Badan Pengelola Kawasan Pariwisata Pantai Kedonganan (BPKP2K), Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kedonganan dan warga masyarakat (Daftar informan dapat dilihat pada Lampiran 2) Informan ditentukan dengan pertimbangan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui, mengalami dan terlibat dalam proses implementasi pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Kedonganan.

(5)

Data yang dikumpulkan dari para informan tersebut adalah data yang berkaitan dengan prinsip pariwisata berbasis masyarakat yang diterapkan di Pantai Kedonganan, tahapan/proses/langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut, kendala maupun pendukung penerapannya, kondisi perekonomian masyarakat sebelum dan sesudah implementasi konsep pariwisata berbasis masyarakat, kondisi lingkungan sebelum dan sesudah implementasi konsep pariwisata berbasis masyarakat dan kondisi kehidupan sosial-budaya sebelum dan sesudah implementasi konsep pariwisata berbasis masyarakat.

3.3.2.2 Sumber data tambahan

Data untuk penelitian ini juga diperoleh melalui studi dokumentasi terhadap dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh instansi terkait yaitu Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung dan Kelurahan Kedonganan. Data yang akan dikumpulkan dari studi dokumentasi yaitu data mengenai jumlah penduduk Kelurahan Kedonganan, tingkat pendidikan masyarakat Kedonganan, infrastruktur, peraturan dan kebijakan, rencana (masterplan), jumlah tenaga kerja café di Pantai Kedonganan dan jumlah kunjungan wisatawan.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dipergunakan untuk memperoleh data. Selain peneliti, Moleong (1988) menyatakan bahwa instrumen penelitian yang dapat digunakan untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data adalah petunjuk umum wawancara, alat perekam, kamera, dan daftar cek.

(6)

1. Peneliti

Menurut Moleong (1988), peneliti sebagai instrumen berarti bahwa peneliti merupakan pengumpul data, selain sebagai perencana, pelaksana penelitian, penafsir data dan pelapor hasil penelitian. Adapun ciri-ciri umum peneliti sebagai instrumen adalah responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan pada keutuhan, mendasarkan diri pada perluasan pengetahuan, memproses data secepatnya, memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan dan memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dan idiosinkratik. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan berbagai data baik yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif dari sumber data utama yaitu informan dan lokasi penelitian, maupun dari sumber data tambahan seperti misalnya Dinas Pariwisata Badung, Kantor Kelurahan Benoa, dan lainnya. 2. Petunjuk umum wawancara, merupakan kerangka dan garis-garis besar

pokok-pokok pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan oleh peneliti untuk membantu mengarahkan wawancara sehingga menghasilkan informasi yang relevan seperti yang diharapkan (Moleong, 1988). Dalam penelitian ini, disiapkan 3 model petunjuk umum wawancara yang disesuaikan dengan informan yang akan dimintai keterangan (Lampiran 3, 4 dan 5). Pertanyaan untuk setiap model petunjuk umum wawancara dibuat berbeda, sesuai dengan informan dan informasi yang diinginkan. Petunjuk umum wawancara tersebut digunakan untuk menggali informasi mengenai prinsip pariwisata berbasis masyarakat yang diterapkan di

(7)

Pantai Kedonganan, kendala penerapannya, pendukung penerapannya maupun harapan dari masing-masing informan terhadap pengelolaan pariwisata.

3. Alat perekam, merupakan instrumen yang dipergunakan oleh peneliti untuk merekam isi pembicaraan antara peneliti dengan informan sehingga tidak ada yang terlupakan, dapat diamati dan didengar berulang-ulang, serta dapat dimanfaatkan peneliti lain. (Moleong, 1988).

4. Kamera, digunakan oleh peneliti untuk memotret kegiatan pengumpulan data sehingga dapat meningkatkan keabsahannya. (Sugiyono, 2012). Selain itu, kamera akan digunakan untuk mendokumentasikan kondisi aktual di Pantai Kedonganan dan sekitarnya.

5. Daftar cek, dibuat untuk mengingatkan peneliti apakah seluruh aspek informasi yang diharapkan sudah diperoleh atau belum. (Moleong, 1988). Daftar cek (Lampiran 1) dimanfaatkan untuk membantu peneliti dalam melakukan observasi, dimana informasi yang diperoleh dituangkan dalam pembahasan mengenai gambaran umum lokasi penelitian. Selain itu, daftar cek juga akan dimanfaatkan untuk mengumpulkan data kualitatif maupun kuantitatif untuk menjawab semua rumusan masalah penelitian.

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi (Sugiyono, 2012). Definisi mengenai 3 metode pengumpulan data disampaikan oleh Moleong

(8)

(1988), yang menyatakan bahwa observasi merupakan metode yang dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi berkaitan dengan kondisi fisik maupun non-fisik. Wawancara merupakan metode yang dilakukan untuk mengkonstruksi subjek, kejadian-kejadian, organisasi yang terlibat, berbagai perasaan, motivasi, tuntutan serta kebulatan mereka tentang sesuatu. Studi dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengkaji dokumen mengingat dokumen merupakan sumber data yang kaya, stabil dan mendorong, murah dan tidak susah diperoleh, serta sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi fisik maupun non-fisik dari Pantai Kedonganan. Wawancara dilakukan untuk mengkonstruksi pemangku kepentingan kepariwisataan Pantai Kedonganan, kejadian-kejadian, organisasi yang terlibat, berbagai perasaan, motivasi, tuntutan, serta kebulatan mereka dalam mengelola Pantai Kedonganan sebagai daya tarik wisata. Studi dokumentasi dilakukan mengingat dokumen merupakan sumber data yang kaya, stabil dan mendorong, murah dan tidak susah diperoleh, serta sifatnya alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks. 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah pencatatan secara tertulis terhadap data yang diperoleh ke dalam catatan lapangan. Catatan lapangan tersebut dipelajari kembali setiap saat setelah pengumpulan data di lapangan selesai dilaksanakan. Pengumpulan data

(9)

juga dilakukan dengan merekam informasi yang diperoleh dari para informan dengan alat perekam, sehingga hasil rekaman ini nantinya akan dapat diputar berulang kali pada saat melakukan analisis data.

3.6 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu dengan mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. (Patton, 1980; Moleong, 2000, dalam Utama dan Mahadewi, 2012). Sugiyono (2012) mendefinisikan teknik analisis data kualitatif sebagai proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam peneltian ini, data yang terkumpul diatur dan diurutkan sedemikian rupa, kemudian dikategorikan ke dalam kelompok data yang tergolong ke dalam kelompok-kelompok data, yaitu data mengenai proses penerapan prinsip ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, serta data yang tergolong faktor pendukung serta faktor penghambat implementasi konsep pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung. Data tersebut juga dianalisis dengan mencari hubungan-hubungan yang terlihat sehingga pada akhirnya dapat digambarkan model pariwisata berbasis masyarakat yang diimplementasikan di Pantai Kedonganan.

(10)

3.7 Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil analisis data yang terkait dengan proses penerapan prinsip-prinsip pariwisata berbasis masyarakat di Pantai Kedonganan disajikan dalam bentuk uraian, khususnya mengenai penerapan prinsip ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dalam pengelolaan Pantai Kedonganan. Hasil analisis data mengenai faktor pendukung dan penghambat penerapan prinsip-prinsip pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan Pantai Kedonganan disajikan dalam bentuk uraian, dan gambar. Hasil analisis data mengenai model pariwisata berbasis masyarakat yang diimplementasikan dalam pengelolaan Pantai Kedonganan disajikan dalam bentuk bagan yang diperjelas dengan uraian mengenai hubungan berbagai hal dalam bagan tersebut.

Gambar

Gambar 2.   Peta Lokasi Pantai Kedonganan

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari tulisan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai kelayakan usaha hutan rakyat dengan pola kebun bibit rakyat, sedangkan tujuannya adalah untuk

Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan nilai tertinggi pada stasiun B karena banyak mengandung unsur unsur hara yang dibutuhkan oleh mikro organisme

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Dari segi nama dan sejarahnya, arsip memiliki banyak ciri persamaan dengan perpustakaan namun tidak dapat di- mungkiri bahwa banyak ciri khas arsip yang membedakannya

a) Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait. b) Ketika

Berfungsi mengatur dan mengendalikan kegiatan bagian pelayanan keperawatan sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Roemani menuju terwujudnya pelayanan keperawatan yang prima.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan

Menetapkan : KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO TENTANG PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK), PEJABAT PELAKSANA DAN PENGENDALI KEGIATAN (PPPK) DAN PEMEGANG UANG MUKA