• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I

IDENTIFIKASI FLORA DAN FAUNA MANGROVE

NUSA LEMBONGAN DAN NUSA CENINGAN

Kerjasama

Coral Triangle Center (CTC)

Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I

Oleh

Marthen Welly dan Wira Sanjaya (CTC)

I Nyoman Sumerta dan Dewa Ngakan Anom (BPHMW I)

(2)

KATA PENGANTAR

Hutan Mangrove merupakan salah satu ekosistem penting pesisir dan laut di Kecamatan Nusa Penida selain terumbu karang dan padang lamun. Hutan mangrove Nusa Penida

mayoritas tumbuh di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Hutan Mangrove membawa banyak manfaat bagi masyarakat Nusa Penida sebagai tempat berkembang-biak bagi ikan, udang, kepiting dan biota laut lainnya, sebagai lokasi ekowisata bahari, dan sebagai pelindung alami pantai dari gempuran ombak sehingga terhindar dari abrasi.

Untuk dapat melakukan pengelolaan secara efektif terhadap kawasan mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, maka diperlukan informasi dasar terkait luas hutan mangrove, jenis-jenis yang tumbuh di kawasan tersebut, dan fauna yang hidup pada kawasan mangrove tersebut. Informasi mengenai jenis mangrove yang terdapat di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan sangat diperlukan untuk mengetahui jenis-jenis yang cocok untuk ditanam di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Selain itu informasi mengenai jenis mangrove juga terkait dengan upaya pemanfaatan yang lebih maksimal terhadap mangrove tersebut.

Ekosistem mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan merupakan salah satu target konservasi di dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida yang saat ini sedang dalam proses pembentukan. Dengan pembentukan KKP Nusa Penida ini, diharapkan ekosistem mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan dapat terus terjaga sehingga dapat secara terus-menerus memberikan manfaat dan jasa lingkungan bagi masyarakat di Kecamatan Nusa Penida.

Terima kasih kami ucapkan kepada kelompok mangrove tour Jungut Batu dan Kelompok Satya Posana Nusa (SPN) Lembongan yang telah membantu selama survey dan identifikasi, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dalam hal ini BAPPEDA, DPPK Klungkung dan POKJA KKP Nusa Penida, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan.

Nusa Penida, 2010

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN………...i

1.1. Latar Belakang

2. ZONASI DAN KLASIFIKASI MANGROVE………..ii

2.1. Zonasi Mangrove

2.2. Klasifikasi Mangrove

3. HASIL IDENTIFIKASI MANGROVE DAN FAUNA MANGROVE.iii

3.1. Mangrove Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan

3.2. Hasil Pengamatan Fauna Mangrove (Burung)

(4)

Bab I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mangrove merupakan salah satu ekosistem penting pesisir dan laut selain terumbu karang dan padang lamun. Mangrove memiliki beberapa manfaat seperti manfaat ekologi dan ekonomi. Manfaat ekologi mangrove diantaranya adalah sebagai pelindung alami pantai dari abrasi, mempercepat sedimentasi, mengendalikan intrusi air laut, dan melindungi daerah di belakang mangrove dari gelombang tinggi dan angin kencang, tempat memijah, mencari makan, dan berlindung bagi ikan, udang, kepiting dan biota laut lainnya. Sedangkan manfaat ekonomi mangrove yaitu sebagai bahan makanan, minuman, obat-obatan, pewarna alami, dan sebagai obyek ekowisata.

Gambar 1. Fauna perairan yamg hidup di ekosistem mangrove (Bengen, 2002)

Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali memiliki areal mangrove seluas 230,07 hektar (TNC, 2009). Lokasi mangrove terletak di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan.

(5)

Mangrove di Nusa Penida membawa banyak manfaat bagi masyarakat seperti menjadi obyek ekowisata mangrove tour, pelindung pantai, mencegah intrusi air laut ke pantai dan tempat memijah dan berkembang-biak bagi ikan dan biota laut lainnya.

Namun, saat ini mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan menghadapi beberapa ancaman seperti penebangan mangrove untuk dimanfaatkan kayunya guna berbagai keperluan, konversi lahan mangrove untuk membangun berbagai sarana, dan polusi sampah yang

tersangkut dan mengotori akar-akar mangrove.

Untuk melindungi mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan biota laut penting lainnya di kecamatan Nusa Penida yang bermanfaat bagi masyarakat, maka saat ini pembentukan

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Nusa Penida sedang berlangsung. Diharapkan dengan adanya KKP ini maka sumberdaya pesisir dan laut kecamatan Nusa Penida dapat dikelola secara lestari dan berkelanjutan termasuk mangrove.

Dalam rangka pengumpulan data dan informasi guna memberikan masukan guna pembentukan KKP dan pengelolaan mangrove secara lestari, maka identifikasi jenis-jenis mangrove yang ada di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan penting untuk di lakukan. Dengan diketahuinya jenis-jenis mangrove tersebut maka pengelolaan dapat dilakukan secara baik.

(6)

BAB II. Zonasi Dan Klasifikasi Mangrove

2.1. Zonasi Mangrove

Secara umum habitat vegetasi mangrove biasanya membentuk zonasi. Mulai dari zona yang dekat dengan laut sampai zona yang paling dekat dengan daratan. Menurut Giesen dkk, zonasi yang paling umum ada empat macam yaitu :

a) The Exposed Mangrove (zona terluar, paling dekat dengan laut). Secara umum zona ini didominasi oleh Sonneratia alba, Avicennia alba dan Avicennia marina.

b) Central Mangrove (zona pertengahan antara laut dan darat). Secara umum zona ini didominasi oleh jenis-jenis Rhizopora, kadang juga ditemui jenis Bruguiera.

c) The Rear Mangrove (back mangrove, landward mangrove, areal yang paling dekat dengan daratan). Zona ini biasanya tergenangi oleh pasang tinggi saja. Seringkali didominasi oleh jenis-jenis Bruguiera, Lumnitzera, Xylocarpus dan Pandanus sp. d) Brackish Stream Mangrove (aliran sungai dekat mangrove yang berair payau). Pada

zona ini sering dijumpai komunitas Nypa frutican dan kadang dijumpai Sonneratia caseolaris serta Xylocarpus granatum.

(7)

2.2. Klasifikasi Mangrove

Vegetasi mangrove dapat dikelompokan menjadi dua kategori (Chapman 1984), yaitu : 1) Vegetasi inti, yakni vegetasi mangrove yang mempunyai peran ekologi utama dalam

formasi mangrove

2) Vegetasi peripheral pinggiran yakni vegetasi yang secara ekologi mempunyai peran ganda, baik itu dalam formasi mangrove maupun hutan lain. Jenis vegetasi ini biasanya tidak berkumpul atau tidak membentuk suatu komunitas atau tegakan.

Berbeda dengan Tomlison 1986, yang membagi vegetasi mangrove menjadi tiga komponen yaitu :

1) Komponen utama

Komponen utama terdiri dari vegetasi yang membentuk spesialisasi morfologis seperti akar udara dan mekanisme fisiologi khusus lainnya untuk mengeluarkan garam agar dapat beradaptasi terhadap lingkungan mangrove. Secara taksonomi kelompok

tumbuhan ini berbeda dengan kelompok tumbuhan darat. Kelompok ini hanya terdapat di hutan mangrove dan membentuk tegakan murni, tidak pernah bergabung dengan kelompok tumbuhan darat.

2) Komponen tambahan

Komponen ini tidak dominan di dalam komunitas mangrove sehingga keberadaannya tidak begitu mencolok. Mereka banyak tumbuh ditepi atau batas luar habitat mangrove dan jarang sekali membentuk tegakan murni.

3) Komponen asosiasi

Kelompok ini tidak pernah tumbuh di dalam komunitas mangrove sejati dan biasanya hidup bersama tumbuhan darat.

(8)

Bab III. Hasil Identifikasi Mangrove dan Fauna Mangrove

Identifikasi mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan di lakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan di beberapa titik pengamatan. Pengamatan dilakukan baik di zona terluar, pertengahan dan terdekat dengan daratan. Pengamatan dilakukan dengan

memperhatikan perbedaaan akar, daun, bunga dan buah mangrove.

3.1. Mangrove Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan

Pengamatan Mangrove di Nusa Lembongan dilakukan di enam titik pengamatan, sedangakan di Nusa Ceningan di lakukan pada dua titik pengamatan. Dari delapan titik pengamatan

ditemukan 13 jenis mangrove dan 7 jenis tanaman asosiasi. Jenis mangrove yang di temukan di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan adalah :

Tabel 1. Jenis Mangrove dan Tanaman Asosiasi di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan

No Komponen Vegetasi Jenis Nama Daerah

A Komponen Utama 1. Bruguiera gymnorrhiza Lindur, Tanjang

2. Rhizophora apiculata Bakau kacang, Jangkah

3. Rhizophora mucronata Bakau hitam, Bakau gandul

4. Rhizophora stylosa Bakau kurap, Tongke besar

5. Avicennia lanata Api-api, Sia-sia

6. Avicennia alba Api-api,-Sia-sia

7. Avicennia marina Api-api, Sia-sia putih

8. Sonneratia alba Prapat, Pedada

9. Lumnitzera racemosa Terutun, Kedukduk

10. Ceriops tagal Mentigi, Lindur, Parum

B Komponen Tambahan 1. Xylocarpus molluccensis Banang-banang, Jombok

2. Xylocarpus granatum Banang-banang, Nyirih

3. Excocaria agalloca Buta-buta, Madengan, Warejit

C Komponen Asosiasi 1. Pandanus tectorius Pandan

2. Hibiscus tiliaceus Waru, Waru laut

3. Terminalia catappa Ketapang, Katapa

4. Calophyllum inophyllum Camplung, Bintanguru

5. Caloptropis gigantea Modori, Biduri, Widuri

6. Melia indica Intaran

(9)
(10)
(11)

3.2. Hasil Pengamatan Fauna Mangrove (Burung)

Pengamatan burung di kawasan mangrove Nusa Penida dilakukan di tiga titik pengematan yaitu Jungut Batu, Lembongan dan Ceningan. Dari pengamatan tersebut dijumpai 25 jenis burung darat dan 5 jenis burung air. Jenis-jenis burung yang terdapat di kawasan mangrove Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan adalah :

Tabel 2. Jenis Burung di Kawasan Mangrove Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan No Jenis Burung Nama Latin Nama Daerah

A Jenis Burung Air Numenius phaeopus Gajahan Pengala

Tringa hypoleucos Trinil Pantai

Tringa nebularia Trinil Kaki Hijau

Ardea purpurea Cangak Merah

Amaurornis phoenicurus Kareo Padi

B Jenis Burung Darat Treron vernans Punai Gading

Aegithina tiphia Cipoh Kacat

Alcedo coerulescens Raja Udang Biru

Cacomantis merulinus Wiwik Kelabu

Collacalia esculenta Walet Sapi

Corvus macrorhynchos Gagak Kampung

Copsychus saularis Kucica Kampung

Dicaeum trochilum Cabei Jawa

Falco moluccensis Alap-Alap Sapi

Gerygone sulphurea Remetuk Laut

Hirundo rustica Layang-Layang Api

Lanius schach Bentet Kelabu

Lonchura leucogastroides Bondol Jawa

Lalage sueurii Kapasan Sayap Putih

Merops philippinus Kirik-Kirik Laut

Nectarinia jugularis Madu Sriganti

Orthotomus sepium Cinenen Jawa

Pycnonotus goiavier Merbah Cerucuk

Oriolus chinensis Kepudang Kuduk

Hitam

Pycnonotus aurigaster Cucak Kutilang

Streptopelia chinensis Tekukur

Todirhamphus chloris Cekakak Sungai

Centropus bengalensis Bubut Alang-Alang

Zosterops palpebrosus Kaca Mata

(12)

IV. Kesimpulan

Secara umum keanekaragaman flora dan fauna (burung)mangrove di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan sangat beranekaragam. Khususnya untuk mangrove ditunjukan dengan adanya komponen utama, komponen tambahan dan komponen asosiasi mangrove.

Zonasi mangrove tidak berlaku baku di semua tempat. Di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan zona depan disusun oleh jenis Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba. Sedangkan untuk fauna mangrove (burung) didominasi oleh jenis Collocalia esculenta, Nectarinia jugularis, Oriolus chinensis, Pycnonotus goiavier.

(13)

Daftar Pustaka

Bengen, DG,. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian

Bogor. 2002.

www.ipb.ac.com

(14)

Gambar

Gambar 1.  Fauna perairan yamg hidup di ekosistem mangrove (Bengen, 2002)
Gambar 2.  Jaring makanan di ekosistem mangrove (www.ipb.ac.id)
Gambar 3.  Zonasi di ekosistem mangrove (www.sahabatbakau.com)
Tabel 1. Jenis Mangrove dan Tanaman Asosiasi di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan
+4

Referensi

Dokumen terkait

partisipasi masyarakat merupakan faktor yang mendorong masyarakat Desa Sambelia untuk melakukan pengelolaan hutan mangrove dengan sistem pengelolaan hutan

Dari data yang didapatkan jumlah individu jenis fauna darat yang mendominasi kawasan wisata hutan mangrove di Desa Labuan adalah fauna invertebrata dari jenis

BAB IV TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN MANGROVE DI DESA MOJO, KECAMATAN ULUJAMI 4.1.. Kegiatan atau Program Pengelolaan Hutan Mangrove

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi dan sebaran hutan mangrove yang ada dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengelolaan kawasan

Pada sisi lain kegiatan penanaman atau rehabilitasi mangrove dalam beberapa tahun terakhir masih terbatas, sehingga untuk memulihkan kondisi hutan mangrove

kasih, Hutan Mangrove, atas berbagai jenis pohon yang buahnya bisa kita jadikan untuk makanan lezat, atas hewan-hewan menakjubkan yang hidup di kawasan hutan mangrove, atas

Perubahan luas kawasan hutan mangrove selama periode 1996-2016 dapat disebabkan karena faktor pasang surut dan curah yang tinggi, sedangkan hasil prediksi hutan mangrove menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perairan hutan mangrove yang berada pada kawasan wisata dan berdekatan dengan pemukiman Kawasan Ekowisata Hutan Mangrove Oesapa Barat