• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,

memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk

kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama

penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat

yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

xxi

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

xxvii

LAMPIRAN B: Transkrip Wawancara dengan Bapak Ardian

Selaku Pengamat Budaya Tionghoa

P: Selamat siang pak, kita langsung mulai wawancaranya ya, Pak?

N: Oke, silakan.

P: Apakah yang masyarakat ketahui mengenai barongsai?

N: Barongsai adalah kesenian yang sudah ada sejak sebelum Indonesia

merdeka hingga sekarang terus eksis di Indonesia. Masyarakat tahu barongsai

merupakan kesenian yang dibawa oleh kaum Tionghoa dan biasanya mereka tahu

barongsai digunakan untuk mengusir roh-roh jahat.

P: Apa fungsi barongsai pada jaman dahulu? Dan apakah fungsi tersebut masih

sama hingga sekarang?

N: Jika kita melihat secara filosofi, pada jaman dahulu barongsai digunakan

sebagai bela diri. Karena barongsai aliran selatan digunakan sebagai bela diri yang

diartikan sebagai semangat untuk melawan ketidakadilan.

P: Apa makna atau pesan dari permainan barongsai yang ingin disampaikan

kepada audien tersampaikan?

N: Saya rasa peran barongsai sebagai perantara untuk berlatih ilmu bela diri

tidak terlihat di era sekarang ini. Saya rasa tidak banyak atau bahkan langka sekali

(9)

P: Apakah masing-masing warna dari barongsai memiliki fungsi dan kegunaan

yang berbeda-beda?

N: Ya tentu warna-warna barongsai memiliki makna. Ketika guru atau suhu

meninggal, semua murid-muridnya akan membawa dan memainkan barongsai

berwarna putih. Putih disini diartikan sebagai rasa berkabung. Ya, tetapi jaman

sekarang barongsai hanya digunakan untuk kompetisi dan pertunjukkan menghibur

saja. Adapun acara-acara tertentu seperti festival Cap Go Meh, pembukaan toko,

peresmian rumah baru dan sebagainya.

P: Adakah oknum-oknum tertentu yang menyalahgunakan kostum barongsai?

N: Barongsai adalah pertunjukkan yang bersifat religius. Tetapi ketika

dijadikan komersial, barongsai kehilangan makna spiritualitasnya.

P: Kendala-kendala apa saja yang ditemui dari barongsai masuk ke Indonesia

hingga sekarang?

N: Kendala yang ditemui sekarang berkaitan dengan kepercayaan agama

masing-masing. Masih ada yang menganggap sesat dan melarang barongsai

dimainkan. Masyarakat juga tidak bisa membedakan barongsai saat digunakan

untuk ritual keagamaan dengan sebuah pemberkatan.

P: Apakah barongsai di Indonesia sudah cukup dikenal dalam kalangan

Tionghoa sendiri?

(10)

xxix

P: Apa yang menyebabkan barongsai perlu diapresiasi oleh masyarakat

terutama kaum Tionghoa?

N: Budaya Tionghoa ini sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Setelah

Indonesia merdeka, secara otomatis budaya Tionghoa sudah menjadi salah satu

bagian dari budaya nusantara yang harus dijaga. Maka dari itu barongsai perlu

diapresiasi terutama kaum Tionghoa sendiri.

P: Adakah masalah umum yang bermunculan di Indonesia berkaitan dengan

barongsai?

N: Ya, tentu hal ini ada dan bermunculan di masyarakat. Pertama sudah saya

sebutkan tadi mengenai komersialis, lalu sikap toleransi antar kepercayaan agama,

orang Tionghoa sendiri masih kurang menghargai.

P: Perlukah paham dan tarian barongsai dilanjutkan kepada anak cucu

nantinya?

N: Jelas dan perlu sekali dikenalkan kepada anak dan cucu kita.

P: Adakah orang atau sistem yang mesti didorong untuk perkembangan

barongsai di Indonesia?

N: Terkait barongsai dengan agamanya, kadang-kadang dengan adanya

kepercayaan dapat menghambat perkembangan budaya itu sendiri. Asalkan

barongsai diakui sebagai bagian dari budaya Indonesia, saya rasa tidak jadi

masalah. Barongsai tidak terikat agama apapun sama halnya dengan imlek sebagai

(11)

P: Seberapa besar peran “barongsai” sehingga perlu dilestarikan? Sebab apa

yang mengharuskan barongsai terus dikenal masyarakat? Dan seberapa penting

barongsai di Indonesia?

N: Tentunya jika barongsai ingin dikenalkan harus dimulai dari etnisnya

sendiri, yaitu kaum Tionghoa. Melestarikan tidak harus selalu mengikuti

acara-acara saja, tetapi mengakui, mendukung secara keseluruhan. Sebab barongsai harus

dikenal masyarakat karena merupakan sebagai bagian dari budaya Tionghoa dan

bagian dari budaya Indonesia juga. Budaya Indonesia multi-kultural, oleh karena

itu barongsai harus terus dikenal oleh masyarakat. Barongsai bukanlah sebuah

aliran atau ajaran maupun pertunjukkan sesat, tetapi merupakan perwujudan dari

budaya Tionghoa sebagai suatu tradisi dan budaya yang sudah ada sejak lama.

P: Saya rasa sekian petanyaan yang saya tanyakan kepada Bapak. Terima kasih

banyak Pak atas waktu dan tempatnya, jawab Bapak sangat membantu sekali.

(12)

xxxi

LAMPIRAN C: Transkrip Wawancara dengan Bapak Wong Pak

Selaku Ketua Barongsai Jakarta Kong Ha Hong

P: Oke kita mulai ya, Pak wawancaranya.

N: Oke, silakan.

P: Apakah ada permasalahan baru yang terjadi di dunia Barongsai khususnya

Indonesia?

N: Permasalahan setiap tahun selalu berubah-ubah, terutama sistem

pertandingan barongsai. Kadang pula masalah yang ditemui seperti saat barongsai

tampil ada beberapa fotografer yang mengambil gambar dengan menggunakan

cahaya tambahan (flash). Hal ini dapat mengganggu pemain barongsai terutama

saat permainan barongsai diatas tonggak. Cahaya flash dapat mengganggu mata dan

dapat mengganggu konsentrasi pemain.

P: Sejauh ini pernahkah ada pandangan negatif tentang Barongsai? Kalau iya,

apa saja, dan bagaimana solusinya?

N: Ya, sejauh ini saya tidak melihat adanya pendangan negatif yang

ditunjukkan saat Ko Ha Kong tampil di acara-acara tertentu. Hanya saja beberapa

oknum menggunakan barongsai sebagai ngamen. Saya sudah mencoba mendatangi

pengamen tersebut dengan mengajaknya ikut berlatih di perguruan Ko Ha Kong,

tetapi masih ada saja pengamen yang berkeliaran terutama di daerah petak

(13)

P: Oh begitu, lalu bagaimana barongsai bisa diterima di beberapa kalangan

masyarakat seutuhnya?

N: Saya selalu menjelaskan kepada para penonton disetiap acara atau event

bahwa barongsai merupakan seni, budaya dan olahraga yang tidak terkait SARA.

Barongsai dapat dipelajari dan dimainakn oleh siapapun tanpa mengenal agama

yang dianutnya.

P: Oke, lalu bagaimana antusiasme masyarakat Tionghoa sendiri khususnya di

Jakarta mengenai Barongsai?

N: Sebenarnya antusiasme masyarakat baik itu kaum Tionghoa maupun

non-Tionghoa sangat antusiasme sekali. Para penonton sangat bersemangat, dan senang

saat menonton pertunjukkan barongsai.

P: Semangat sekalinya saat menonton pertunjukkan barongsai. Lalu adakah

perlakuan negatif yang diterima selama ini?

N: Saya rasa sejauh ini tidak terlihat adanya perlakuan negatif dilingkup Ko Ha

Kong. Secara etika semua pemain barongsai di Ko Ha Kong pun saya ajarkan

mengenai budi pekerti. Tetapi tindakan yang sedikit mengganggu saat pemain

barongsai tampil adalah adanya cahaya (flash) yang dapat membahayakan bagi

mata para pemain barongsai terutama saat diatas tonggak.

(14)

xxxiii

N: Barongsai itu adalah permainan yang cukup beresiko tinggi. Dibutuhkannya

nyali yang besar kepada calon-calon pemain yang ingin bergabung dan berlatih

barongsai. Nah, tantangan terberatnya adalah ini, mencari bibit-bibit baru sekarang

ini sangat sulit. Banyak keluarga yang tidak mengijinkan anaknya untuk berlatih

barongsai karena resiko yang tinggi tersebut. Tetapi sejauh ini pemain-pemain

barongsai yang bergabung di Ko Ha Kong, memiliki nyali yang cukup kuat,

meskipun beberapa sudah mengalami cedera saat bermain barongsai, tetapi mereka

tetap semangat dan terus bermain hingga sekarang.

P: Barongsai dimainkan kembali di era Gus Dur tahun 1998 hingga sekarang,

dan sebagian masyarakat masih menganggap negatif, kenapa perguruan ini masih

dapat bertahan hingga sekarang?

N: Sejak kecil saya sudah hobi bermain barongsai sebelum dilarangnya

barongsai di era Soeharto. Tetapi selama 32 tahun vakum bermain barongsai karena

larangan tersebut. Tetapi dipemerintahan Gus Dur tahun 1998 diijinkan memainkan

kembali barongsai dan pada pemerintahan Megawati imlek baru dijadikan hari libur

Nasional. Hal ini yang menjadi titik terang untuk bebas memainkan kembali

barongsai. Dengan memainkan barongsai, secara langsung melestarikan budaya ini.

Alasan saya agar kelak barongsai dapat dimainkan terus sepanjang masa hingga

anak cucu kita nantinya.

P: Lalu adakah keberadaan institusi berkaitan dengan Tionghoa, dan

(15)

N: Ya, tentu ada. Barongsai ini sudah diakui di Komite Olahraga Nasional

Indonesia (KONI). KONI mendukung barongsai dengan cara digunakan pada

perlombaan olahraga nasional. Dengan didukungnya barongsai tentu pasti ada dana

yang diberikan untuk kebudayaan barongsai ini. Selain itu juga ada Federasi

Olahraga Barongsai se-Indonesia (FOBI), yang menyatukan berbagai perkumpulan

barongsai di Indonesia. Hal ini merupakan bentuk-bentuk dukungan pemerintah

kepada kami secara nyata.

P: Dari segi teknik-teknik dan gaya antar perguruan, adakah mahagurunya?

N: Ya, saya menjelaskan bahwa perguruan Ko Ha Kong ini pernah dilatih oleh

Xiao Fei Hung yang merupakan pelatih asal Malaysia dan Hoo Ti Ciang dari aliran

Huang Fei Hung asal Tiongkok. Saya mengundang langsung beliau-beliau ini untuk

melatih para pemain barongsai di Ko Ha Kong. Xiao Fei Hung dari Malaysia ini

juga pernah melatih perguruan barongsai yang ada di Padang. Tetapi adanya

mahaguru yang mengajar antar perguruan itu tergantung dari perguruan

masing-masing.

P: Perbedaan seperti apa saja yang terlihat? Adakah perbedaan esensi dan

gerakannya? (Bandingkan buku dengan lapangan)

N: Secara dasar tentu gerakan barongsai memiliki esensi yang sama. Barongsai

yang masuk ke Indonesia adalah Barongsai Selatan. Barongsai selatan sendiri

terbagi menjadi dua, yaitu Fo San dan He San. Barongsai jaman dahulu memiliki

(16)

xxxv

aliran Xiao Fei Hung, memiliki gerakan yang lebih alamiah layaknya seekor singa.

Gerakannya fleksibel dan bisa menunjukkan gerakan cepat maupun lambat.

Sedangkan barongsai Fo San yang diajarkan melalui aliran Huang Fei Hung lebih

gesit dan hidup. Tetapi kelemahannya adalah permainannya tidak bisa bertahan

lama karena mudah lelah. Gerakan Fo San lebih membutuhkan tenaga dan durasi

yang cepat.

P: Bentuk-bentuk barongsai yang masuk ke Indonesia seperti apa saja dan

bentuk barongsai seperti apa yang masih digunakan hingga sekarang?

(klasifikasikan: Kepala, ornamen, gerakan, alat musik, wushu/gerakan/modifikasi,

unsur ritual mistisnya)

N: Barongsai yang tetap eksis hingga sekarang adalah Barongsai aliran Selatan,

He San dan Fo San. Dahulu ada barongsai Khek yang masuk ke Indonesia, tetapi

sekarang sudah tidak ada. Kepala barongsai umumnya menggambarkan wajah

singa, hanya saja perbedaannya barongsai memiliki tanduk. Barongsai juga tidak

ada unsur mistisnya, tetapi hanya digunakan sebagai acara peresmian, pembukaan

toko, syukuran, pesta ulang tahun dan pernikahan. Perbedaan ornamen-ornamen

pada kepala barongsai, yaitu:

He San Fo San

Mulutnya berbentuk simbol senyum “” atau seperti bebek

Mulutnya berbentuk simbol senyum terbalik “”

Gerakan alamiah, natural Gesit, cepat & aktif

(17)

Lalu alat musik yang dimainkan berupa satu tabur, satu kemong, dan 4 gembreng.

Dalam permainan barongsai terdapat ajaran wushu terutama dasar kuda-kuda.

kuda ini yang digunakan dalam permainan barongsai hingga sekarang.

Kuda-kuda digunakan untuk ketahanan kaki seorang pemain, langkah pada perpindahan

dan pose–pose tertentu seperti diam dan menengok.

P: Selama ini barongsai difungsikan sebagai ritual. Lalu fenomena seperti

barongsai dijadikan ngamen, dalam sudut pandang Anda bagaimana?

N: Ya, saya sangat menyesalkan adanya oknum-oknum seperti pengamen ini

yang menggunakan barongsai untuk ngamen. Hal ini memalukan permainan

barongsai khususnya dikalangan pemain barongsai. Banyak masyarakat merasa

terganggu saat didatangi pengamen tersebut dan merendahkan martabat barongsai

secara tidak langsung. Permainan barongsai merupakan kebudayaan yang luhur

sekali, sangat disayangkan jika digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung

jawab ini.

P: Seperti yang dikatakan Bapak sebelumnya bahwa, antusiasme masyarakat

Tionghoa maupun non-Tionghoa sangat tinggi. Darimanakah mereka dapat

mengetahui informasi-informasi mengenai paham barongsai?

N: Ya, memang. Generasi muda sudah mulai melihat kebudayaan, seni dan

olahraga barongsai ini. Jika ditanya darimana mereka mendapatkan informasi dan

pengetahuan mengenai barongsai, saya rasa tidak ada. Masyarakat hanya melihat

(18)

xxxvii

membahas barongsai akan sangat membantu. Jika masyarakat yang membeli dan

ingin tahu lebih lanjut mengenai pelatihan barongsai, mereka bisa cari tahu lagi

mengenai keberadaan perguruan barongsai.

P: Lalu apa motivasi Bapak mengenai barongsai di masa yang akan datang?

N: Ya saya selalu menjelaskan disetiap pertunjukkan bahwa barongsai

merupakan penyatuan antara seni, budaya dan olahraga. Sama sekali tidak terkait

dengan SARA. Barongsai bertujuan untuk menyehatkan anak cucu selalu, dapat

terus melestarikan budaya ini dan mengarahkan anak cucu nantinya ke arah positif.

P: Saya rasa sekian pertanyaan yang saya tanyakan. Jawaban Bapak membantu

sekali untuk penelitian saya. Terim kasih atas waktu dan tempatnya.

N: Ya sama-sama. Jika ada yang perlu ditanyakan jangan sungkan untuk

(19)

LAMPIRAN D: Transkrip Wawancara dengan Pengamen

Barongsai di Glodok

P: Apakah Bapak merupakan pemain Barongsai? Kalau iya, Bapak mewakili

perguruan apa?

N: Tentu ada. Saya dari perguruan Barongsai dengan nama Thai Seng Hut Cho.

P: Apakah Bapak juga bisa memainkan Barongsai seperti perguruan besar lainnya?

N: Tentu kita juga bisa memainkan atraksi Barongsai, tidak hanya sekedar meminta

uang kepada masyarakat. Akan tetapi saat ngamen saya tidak melakukan atraksi.

Terkadang masyarakat meminta kami untuk tampil saat disodorkan ang pao.

P: Bapak membawa kostum Barongsai ini hanya sendiri atau berkelompok?

N: Kita berkeliling secara berkelompok Bu. Kelompok-kelompok kami menyebar

mengelilingi Glodok – Pasar Pagi dan di sekitar area Jakarta Utara.

P: Kenapa Bapak menggunakan Barongsai untuk mengamen seperti ini?

N: Ya kami menggunakan kostum Barongsai, selain mencari uang, juga menghibur

masyarakat sekitar dengan cara berfoto Bu. Terkadang masyarakat yang didatangi

oleh kami menginginkan atraksi layaknya pertunjukkan Barongsai pada umumnya.

Sayangnya mereka kami tolak.

(20)

xxxix

N: Sebenarnya gak ada Bu. Kadang juga terjadi razia dan tertangkap dikarenakan

ngamen di tempat umum. Jadi kami memilih jam keluar untuk menghindari razia.

P: Apa tujuan lain dibalik Bapak menggunakan Barongsai untuk mengamen?

N: Sebenarnya selain mencari uang, kami juga berharap dengan berpencarnya para

pengamen Barongsai, kelak dapat menemui institusi atau orang yang kebetulan

sedang mencari talent atau pengisi acara dan mengundang kami untuk tampil di

acara-acara tertentu.

P: Oh oke. Terima kasih atas waktunya, Pak.

(21)
(22)

xli

Referensi

Dokumen terkait

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari

Pola pemeriksaan kehamilan di 5 puskesmas PONED berdasarkan data sekunder ditemukan bahwa kunjungan K1 pada dua tahun terakhir (2010-2011) menuju ke K4 malah menurun. Dengan