• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

ST. YOHANES SALIB

SESI 1

(2)

MENGGAPAI PUNCAK KEKUDUSAN

MENURUT ST. YOHANES SALIB

1. SEBUAH PENDAKIAN

A. Tahap pemula

B. Tahap pemurnian

C. Tahap pencerahan

D. Tahap persatuan

2. JALAN YANG LURUS

A. Jalan menuju kekanan: jiwa yang melekat pada perkara duniawi

B. Jalan menuju kekiri : jiwa yang mengejar segala pengalaman & penghiburan rohani

C. Jalan lurus : menghantar jiwa pada puncak kekudusan,

(3)

3. MEMASUKI SENJA HARI

A. Kelekatan manusia, mahluk ciptaan, barang, hal

yang tak tampak

B. Malam gelap indrawi

C. Hawa nafsu yang merugikan

D. Cara memasuki malam

E. Semangat kelepasan

4. SAAT TENGAH MALAM

A. Kegelapan bagi budi: pengenalan adikodrati

inderawi, pengenalan adikodrati rohani

B. Kegelapan bagi ingatan: pengosongan ingatan

dari pengenalan kodrati, imajinatif. Adikodrati, dan

pengenalan rohani

(4)

SEBUAH PENDAKIAN

TAHAPAN MENCAPAI PUNCAK DI DUNIA

TAHAPAN MENCAPAI PUNCAK KEKUDUSAN :

Persatuan cinta kasih dengan Allah, tujuan hidup setiap manusia

TAHAPAN DALAM HIDUP ROHANI MENURUT ST. YOH. SALIB:

1. Pemula

2. Pemurnian 3. Pencerahan 4. Persatuan

(5)

TAHAP PEMULA

CIRI-CIRI JIWA TAHAP PEMULA:

•Melihat sekitar fana belaka: kesia-siaan belaka (Pkh 1:2)

•Menyadari besarnya rahmat Allah, tanpa rahmat Allah ia kembali pada ketiadaan

•Kerinduan untuk bersatu dengan Allah selamanya JIWA TELAH MEMILIKI PENGALAMAN HIDUP ROHANI, Mengalami sentuhan cinta kasih Allah sehingga rela melepaskan segalanya.

(6)

TAHAP PEMURNIAN

1. Jiwa yang rindu bersatu dengan Allah memasuki tahap pemurnian

2. Allah mahakudus tapi jiwa jauh dari

kekudusan karena dosa dan kelemahan. Perlu pemurnian untuk menguduskan.

3. Pemurnian adalah tanda cinta Tuhan supaya jiwa dapat bersatu dengan-Nya

4. Menderita tapi perlu (Yoh 15:2)

5. Pemurnian demi pemurnian membawa kekudusan yang makin tinggi, asal jiwa

menanggung dengan sabar demi cinta kepada Allah

(7)

TAHAP PENCERAHAN

1. Jiwa mengenal Allah yang jauh lebih

mendalam tanpa diketahui dari mana

datangnya

2. Allah mengkomunikasikan diriNya

kepada jiwa, menyibakkan misteri

keilahian-Nya.

3. Allah bukan lagi teori tapi pribadi yang

hidup dan dikenalnya secara pribadi.

4. Menjadi sahabat bagi jiwa (Yoh. 15:15)

5. Mengerti kebenaran karena mengenal

Allah dengan mendalam.

(8)

TAHAP PERSATUAN (1)

1. Tahap tertinggi dalam hidup rohani.

2. Mengalami

persatuan cinta kasih setelah

ditransformasikan dalam Allah.

3. Dari duniawi menjadi ilahi dan menjadi adikodrati 4. Persatuan kehendak manusia dengan Allah. 5. Jiwa membiarkan kehendak Allah menguasai kehendaknya

6. Taat seperti Yesus (Yoh 15:10; Flp 2:8)

(9)

TAHAP PERSATUAN (2)

7. Persatuan kehendak sepert kayu dan api =

jiwa dan Roh Kudus

8. Roh Kudus membakar setiap kelemahan dan cacat

cela

9. Kayu basah = jiwa yang tidak

sempurna; Kayu kering = jiwa yg setia

10. Roh kudus terus bekerja hingga jiwa

menyerahkan seluruh kehendak secara total kepada

Allah.

11. Jiwa mengambil bagian dalam hidup

(10)

JALAN YANG LURUS

PENDAKIAN GUNUNG KEKUDUSAN = PERJALANAN CINTA KASIH.

DI AWAL PENDAKIAN JIWA DIHADAPKAN PADA TIGA PILIHAN YAITU:

A. Ke kanan: mengejar impian duniawi dan ambisi B. Lurus: mengantar jiwa kepada puncak kekudusan

C. Ke kiri: mengejar pengalaman dan penghiburan rohani, lekat pada hal rohani, ingin diakui sebagai orang baik.

(11)

N AD A, N AD A, N AD A

PUNCAK KEKUDUSAN

(12)

JALAN LURUS

1. Jalan kekosongan dari segala yang bukan Allah.

2. Penyangkalan diri terhadap kelekatan duniawi maupun rohani.

3. Nada-nada-nada = kosong-kosong-kosong 4. Jiwa tidak perlu membawa apa-apa

5. Kelekatan rohani juga duniawi tidak dapat membantu jiwa menuju persatuan.

(13)

MALAM GELAP

Roh kudus memurnikan daya-daya jiwa yaitu : Pikiran - kehendak - ingatan

Kegelapan budi / pikiran : tidak mampu mengerti Allah, tak mampu memahami jalan-jalannya, tapi tetap percaya  iman bertumbuh

Kegelapan kehendak : redanya hasrat terhadap yang bukan Allah. Apa yg sebelumnya menarik menjadi tidak lagi menarik, seluruh kehendak terarah kepada Allah ; dahulu cintanya lemah karena kelekatan pada banyak hal  cinta kasih bertumbuh, ingatan jg melekat pd Allah. Pengharapan tumbuh karena ingat pada

(14)

PUNCAK KESEMPURNAAN

Akhir pendakian jalan lurus, jiwa tiba di puncak kesempurnaan (terjadi persatuan

cinta kasih antara Allah & jiwa, bahagia) Kehendak tunduk pada kehendak Allah

Hidup dibimbing kehendak Allah Kehendak Allah menjadi norma

(15)

MENDAKI GUNUNG

KARMEL

(16)

APA ITU MENDAKI GUNUNG

KARMEL

■ Bimbingan utk pemula dst dg menunjukkan jalan-jalan yg aman ke puncak persatuan (digambarkan sbg Gunung Karmel, Allah hadir). Harus menanggalkan sgl kelekatan

(17)

Malam

■ Malam inderawi dan malam rohani: – Mlm inderawi: Indera dimurnikan dari

yg tdk teratur

– Mlm rohani Intelek, budi, ingatan,

afeksi dimurnikan

■ Malam aktif dan malam pasif – Mlm aktif: Inisiatif kita

– Malam pasif: Tuhan

■ Malam: senja, tengah malam, menjelang fajar

– Senja: malam inderawi

– Tengah malam: malam rohani

– Menjelang fajar: sdh ada komunikasi,

(18)

MEMASUKI SENJA HARI

STANZA 1

Yoh Salib mengajak mendaki gunung kesempurnaan di senja hari.

Segala sesuatu mulai samar-samar. Indera kita mulai mengalami kegelapan. Penting untuk mencapai

persatuan dengan Allah

Indera adalah jendela bagi jiwa. Jika jendela terbuka pd hal yang bukan Allah maka jiwa dipenuhi hal yg bukan Allah.

Latihan penyangkalan diri agar indera tdk memuaskan hawa nafsunya.

Malam gelap inderawi : apa yang menarik bagi indera kini mulai tampak samar-samar karena kegigihan jiwa menyangkal diri.

(19)

KELEKATAN

Lahir dari rajinnya jiwa memuaskan

keinginan pribadi dan hawa nafsu.

Segala kelekatan manusia adalah

kegelapan bagi Allah.

Kelekatan membuat orang mirip

dengan yang dilekatinya. Cinta

tunduk pada yang dicintai.

(20)

KELEKATAN PADA MANUSIA

Orang lain yg memenuhi hati dan pikiran melebih Allah. Tidak mampu dipisahkan.

Ketergantungan tidak sehat, gembira/sedih krn org lain, rasa sayang yg egois.

Jika saling mencintai sampai melupakan Tuhan, jika saling melukai, menjadi sakit hati.

Perlu mengasihi orang lain dengan Kasih Ilahi

Banyak juga yang memenuhi pikiran dan hatinya dengan diri sendiri; berputar-putar pada masa lalu, menyesali kegagalan, mengenang keberhasilan, dll.

Hati diliputi kecemasan, ketakutan, khayalan kosong shg tidak ada tempat untuk Allah.

(21)

KELEKATAN PADA MAKHLUK CIPTAAN

LAIN, BARANG-BARANG, HAL LAIN

BINATANG KESAYANGAN

TUMBUHAN

AMBISI, KARIER, KEPANDAIAN, HOBBY

HIBURAN ROHANI DAN KEPUASAN ROHANI

(22)

STANZA 1 baris 1

(23)

MALAM GELAP INDERAWI

Suatu malam yang gelap

Jiwa tidak mengikuti keinginan yang tidak ada

kaitannya dengan mencintai dan memuliakan Allah (Luk 14:33)

Kelekatan manusia pada dasarnya untuk memuaskan indera-indera yaitu:

A. Indera lahir : pendengaran, penciuman, perasa dan peraba

B. Indera batin : fantasi, imajinasi, ingatan, daya taksir.

(24)

MALAM GELAP INDERAWI

Perjuangan jiwa menyangkal diri terhadap hawa nafsu

Tuhan menolong membuat semuanya makin tidak menarik sehingga hilanglah kepuasan manusia dalam segala hal duniawi.

Malam – jiwa berangkat meninggalkan cinta diri.

Penyangkalan diri terhadap indera = kekosongan jiwa = malam bagi jiwa.

Tidak lagi mementingkan diri

Jiwa mengalami pemurnian dalam segala keinginan.

Stop memikirkan kepentingan pribadi

Bukan tentang siapakah aku, bgm aku, masa depanku, tapi bagaimana aku berkontribusi bagi sesama, membuat jejak kebaikan bagi sesama.

(25)

HAWA NAFSU YANG MERUGIKAN

JIWA SESUNGGUHNYA INDAH

HAWA NAFSU MENJAUHKAN JIWA DARI

TUHAN.

(26)

5 KERUGIAN MEMUASKAN HAWA NAFSU

Roh Allah tercabut dari jiwa = jiwa kehilangan kondisi berahmat.

Hawa nafsu menyiksa, mencemarkan dan menggelapkan jiwa.

Hawa nafsu membutakan manusia = pikiran,

kehendak, ingatan menjadi tak teratur. Menutup diri dari Allah. Kehendak untuk mencintai Allah melemah. Menodai gambaran Allah dalam jiwa.

Melemahkan jiwa dan membuat kesuaman dalam praktik kebajikan.

(27)

CARA MEMASUKI MALAM

Meneladani yesus

Membaca Kitab Suci

Menyangkal diri (Mat 16:24) keluar dari

cinta diri untuk mendapatkan

kebahagiaan sejati.

Menjadikan kehendak Allah norma

tertinggi

(28)

NASIHAT YOH SALIB

UNTUK PENYANGKALAN DIRI

Ditawarkan kepuasan mendengar hal-hal yang tidak

berhubungan dengan pengabdian dan kemuliaan

Allah, janganlah menginginkannya

Ditawarkan kepuasan melihat obyek-obyek yang

tidak membantu lebih dekat pada Allah, janganlah

menginginkannya.

(29)

NASIHAT YOH SALIB

TENTANG PENYANGKALAN DIRI

■ Berusaha cenderung:

– Bukan pada yang mudah tapi yang sukar

– Bukan pada yang menyenangkan tapi yang kurang menyenangkan

– Bukan pada yang menghibur tapi kepada yang tdk menghibur

■ Untuk mencapai kepuasan dalam semuanya, jangan menginginkan kepuasan dalam apa-apa.

■ Untuk memiliki segalanya, jangan menginginkan kepuasan dalam apa-apa

■ Bila sampai memiliki, kamu harus memiliki tanpa menginginkannya

(30)

STANZA 1, baris 2

(31)

SEMANGAT KELEPASAN

■ Penghiburan rohani di awal kehidupan rohani supaya

jiwa kuat melepaskan hawa nafsu.

■ Cinta kepada Allah dibangkitkan dan menjadi kekuatan

untuk memasuki malam inderawi.

(32)

STANZA 1 BARIS 3

O.. RAHMAT YANG TAK

TERKATAKAN.

AKU KELUAR TAK TERLIHAT

■ Rahmat yang indah jika jiwa sanggup menanggalkan kemanusiaan lama.

■ Apa yang dulu menjadi berhala jiwa kini menjauh digantikan pengalaman kasih Allah.

■ Sebelumnya jiwa bagaikan tinggal dalam penjara

dikelilingi tembok kedagingan yang tebal ; tunduk pada dosa dan hawa nafsu.

■ Jiwa lolos tak terlihat oleh hawa nafsu dan keinginan

(33)

STANZA 1 BARIS 4

RUMAHKU SEKARANG SELURUHNYA HENING

Rumah badani hening.

Ketekunan dan kesetiaan jiwa menyangkal hawa nafsu dan keinginan pribadi membuat kedagingan mulai tenang.

Ini terjadi karena jiwa berusaha dan bersandar pada iman yang murni.

Hawa nafsu yang memperbudak jiwa kini tak bersuara lagi. Jiwa melangkah dengan gembira dan damai memasuki

(34)

Referensi

Dokumen terkait