• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, di mana pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variable penelitian yakni Pola Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri. Proses penelitian menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi terhadap pola asuh orang tua dan kontrol diri remaja awal serta hubungan diantara kedua variabel tersebut.

B. Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian adalah pada sebuah SMP swasta di Kota Bandung yaitu SMP Laboratorium UPI. Populasi dalam penelitian adalah siswa-siswa SMP Laborotorium UPI kelas IX dan X yang berjumlah 180 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut:

(2)

n = 2 1 Ne N + (Ridwan, 2004:65) keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran populasi

E = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (10%)

Dari hasil perhitungan sampel tersebut didapatkan sampel sebanyak 65 orang.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti, yaitu variabel independen Pola Asuh Orang Tua dan variabel dependen yaitu Kontrol Diri di Sekolah

D. Definisi Operasional 1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua merupakan cara orang tua dalam mendidik, membimbing, dan mengasuh anaknya. Pada penelitian ini diukur berdasarkan pola asuh yang dirasakan remaja yang diidentifikasi melalui derajat skor hasil

(3)

pengukuran dengan menggunakan skala Likert yang dikonstruksikan berdasarkan teori pola asuh dari Baumrind (Santrock, 2003). Skala ini kemudian dikonversikan menjadi skala nominal karena ingin menentukan setiap subjek memiliki pola asuh seperti apa.

Diana Baumrind (Santrock, 2003) mengemukakan empat macam pola asuh orang tua, yaitu

a. Pola Asuh Authoritative

Indikator Pola Asuh authoritative adalah sebagai berikut: 1. Menunjukkan kehangatan dan upaya pengasuhan.

2. Mendorong kebebasan remaja dalam batas-batas yang wajar. 3. Membuat standar perilaku yang jelas atau tegas bagi remaja. 4. Orang tua menuntut tanggung jawab dan kemandirian remaja. 5. Partisipasi remaja dalam aktifitas keluarga.

6. Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga. b. Pola Asuh Authoritarian

1. Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari remaja

2. Mengontrol dan membuat pembatasan-pembatasan atau peraturan peraturan untuk mengontrol perilaku.

3. Berusaha membentuk dan menilai sikap atau perilaku remaja dengan standar absolut yang telah ditetapkan.

4. Cenderung menggunakan hukuman dalam menerapkan disiplin terhadap remaja.

(4)

5. Tidak memberikan kesempatan pada remaja untuk menyelesaikan masalahnya

c. Pola Asuh Permissif-Indulgent

1. Menunjukkan kehangatan yang tinggi

2. Membiarkan remaja untuk mengatur dirinya sendiri 3. Membiarkan remaja tanpa kontrol orang tua

4. Membiarkan remaja berkuasa di rumah

5. Tidak ada tuntutan atau standar perilaku yang jelas 6. Tidak ada sanksi bagi remaja

d. Pola Asuh Permissif-Indifferent

1. Menjauh dari anak secara fisik dan psikis

2. Tidak peduli terhadap kebutuhan, aktifitas, kegiatan belajar, maupun pertemanan anaknya

3. Hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak

2. Kontrol Diri di Sekolah

Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku ke arah konsekuensi positif. Kontrol diri pada penelitian ini diukur berdasarkan teori kontrol diri dari Averill (1973). Skala ini kemudian dikonversikan menjadi skala nominal

(5)

karena ingin menentukan setiap subjek itu memiliki kontrol diri di sekolah seperti apa.

Averill (1973) mengemukakan tiga aspek kontrol diri yaitu,

Behaviour Control (Kontrol Perilaku), Cognitive Control (Kontrol Kognitif)

dan Decisional Control (Kontrol Keputusan) yang kemudian diturunkan menjadi lima indikator kontrol diri diantaranya:

a. Mampu mengontrol perilaku b. Mampu memodifikasi stimulus c. Mampu mengantisipasi peristiwa d. Mampu menafsirkan peristiwa e. Mampu mengambil keputusan

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu berupa instrument non testing yakni berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti. Kuesioner yang diberikan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Untuk keperluan kuantifikasi data masing-masing pertanyaan memiliki satu nilai yang hasilnya kemudian diklasifikasikan ke dalam empat kategori yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Masing-masing jawaban tersebut memiliki nilai sendiri-sendiri yang disesuaikan dengan pilihan alternatif jawaban yang bergerak dari nol sampai tiga. Sifat item-item

(6)

dalam kuesioner tersebut dibuat bervariasi, mulai dari yang bersifat favourable sampai dengan yang bersifat unfavourable.

Tabel 3.1

Pola Penskoran Kuesioner

Pilihan Favourable (+) Unfavourable (-)

Selalu (SL) 3 0

Sering (SR) 2 1

Kadang-kadang (K) 1 2

Tidak Pernah (TP) 0 3

a. Instrumen Pola Asuh Orang Tua

Tabel 3.2

Tabel Variabel, Indikator, dan Nomer Item

No Aspek Indikator Item Jumlah

A Authoritative 1. Menunjukkan kehangatan dan upaya pengasuhan.

1, 21, 41 3

2. Mendorong kebebasan remaja dalam batas-batas yang wajar.

2, 22,42 3

3. Membuat standar perilaku yang jelas atau tegas bagi remaja

3, 23, 43 3

4. Orang tua menuntut tanggung jawab dan kemandirian remaja

4, 24, 44 3

5. Partisipasi remaja dalam aktifitas keluarga

5, 25, 45 3

6. Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga

(7)

B Authoritarian 1. Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari remaja

7, 27, 47 3

2. Mengontrol dan membuat pembatasan-pembatasan atau peraturan-peraturan untuk mengontrol perilaku

8, 28, 48 3

3. Berusaha membentuk dan menilai sikap atau perilaku remaja dengan standar absolut yang telah

ditetapkan

9, 29, 49 3

4. Cenderung menggunakan hukuman dalam menerapkan disiplin terhadap remaja

10, 30, 50 3

5. Tidak memberikan kesempatan pada remaja untuk menyelesaikan masalahnya

11, 31, 51 3

C Permissive Indulgent

1. Menunjukkan kehangatan yang tinggi

12, 32, 52 3

2. Membiarkan remaja untuk mengatur dirinya sendiri

13, 33, 53 3

3. Membiarkan remaja tanpa kontrol orang tua

14, 34, 54 3

4. Membiarkan remaja berkuasa di rumah

15, 35, 55 3

5. Tidak ada tuntutan atau standar perilaku yang jelas

16, 36, 56 3

6. Tidak ada sanksi bagi remaja 17, 37, 57 3 D Permissive 1. Menjauh dari anak secara fisik 18, 38, 58 3

(8)

Indifferent dan psikis

2. Tidak peduli terhadap kebutuhan, aktifitas, kegiatan belajar,

maupun pertemanan anaknya

19, 39, 59 3

3. Hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak

20, 40, 60 3

Jumlah 60

b. Instrumen Kontrol Diri di Sekolah

Tabel 3.3

Tabel Variabel, Indikator, dan Nomer Item

No Variabel Indikator Nomer Item

Fav Unfav

1 Behaviour Control

Mampu mengontrol perilaku 1,11,21,31,41 6,16,26,36,46 Mampu memodifikasi stimulus 2,12,22,32,42 7,17,27,37,47 2 Cognitive

Control

Mampu mengantisipasi peristiwa

3,13,23,33,43 8,18,28,38,48

Mampu menafsirkan peristiwa 4,14,24,34,44 9,19,29,39,49 3 Decisional

Control

Mampu mengambil keputusan 5,15,25,35,45 10,20,30,40,50

Total 50

F. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas sebuah tes digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(9)

(Sugiyono, 2008:121). Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan tingkat kevalidan dan keshahihan dari sebuah instrumen yang akan dipergunakan dalam penelitian. Sebelum melakukan uji coba instrumen maka dilakukan terlebih dahulu validitas isi (content validity). Untuk mengetahui validitas isi instrumen dilakukan melalui konsultasi dengan ahli (judgement experts) (Sugiyono, 2008:125). Dalam uji validitas isi peneliti mengkonsultasikan dengan dosen psikologi perkembangan yang berjumlah tiga orang. Setelah itu dilakukan uji coba pada siswa kelas IX dan X SLTPN 12 Bandung berjumlah 30 orang.

2. Analisis Item

Analisis item dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product

moment dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. Pengujian

validitas diperoleh dari mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item.

Berikut rumus korelasi product moment (Arikunto, 2006:72):

Dimana:

rxy = koefisien korelasi Product Moment N = Jumlah Responden

X = Skor rata-rata dari X Y = Skor rata-rata dari Y

] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( rxy 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ =

(10)

a. Analisis Item Instrumen Pola Asuh Orang Tua

Dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0, uji validitas yang dilakukan terhadap 60 item dari instrumen pola asuh orang tua didapatkan hasil bahwa 57 item dinyatakan valid dan 3 item tidak valid.

Tabel 3.4

Hasil Analisis Item Instrumen Pola Asuh Orang Tua

Item valid Item tidak

valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60 32, 33, 53

Beberapa item yang tidak valid dalam instrumen yaitu item 32, 33, 53 direvisi dan dipergunakan kembali sehingga item yang digunakan untuk penelitian sebenarnya menjadi 60.

b. Analisis Item Instrumen Kontrol Diri di Sekolah

Dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0, uji validitas yang dilakukan terhadap 50 item dari instrumen kontrol diri di sekolah didapatkan hasil bahwa 40 item dinyatakan valid dan 10 item tidak valid.

(11)

Tabel 3.5

Hasil Analisis Item Instrumen Kontrol Diri di Sekolah

Item valid Item tidak valid

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

38, 39, 40, 42, 44, 45, 47, 49, 50

14, 15, 17,22, 28, 31, 41, 43, 46, 48

Item-item yang valid selanjutnya akan digunakan dalam instrumen penelitian yang sebenarnya, sedangkan tem-item yang tidak valid akan dihapus dan tidak dipergunakan kembali dalam penelitian yang sebenarnya.

Tabel 3.6

Item yang Digunakan dan Item yang Tidak Digunakan dalam Instrumen Kontrol Diri di Sekolah

No Dimensi Indikator Item yang

digunakan Item yang tidak digunakan 1 Behaviour Control Mampu mengontrol perilaku 1, 6, 11, 16, 21, 26, 36 31, 41, 46 Mampu memodifikasi stimulus 2, 7, 12, 27, 32, 37, 42, 47 17, 22 2 Cognitive Control Mampu mengantisipasi peristiwa 3, 8, 13, 18, 23, 33, 38 28, 43, 48 Mampu menafsirkan peristiwa 4, 9, 19, 24, 29, 34, 39, 44, 49 14 3 Decisional Control Mampu mengambil keputusan 5, 10, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 15 Total 40 10

(12)

3. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, maka langkah selanjutnya yaitu uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen tersebut dapat dipercaya (Arikunto, 2006:59). Jadi suatu instrumen akan reliabel, jika instrumen tersebut digunakan berkali-kali tetapi data yang dihasilkan tetap sama atau konsisten (Sugiyono, 2008:124).

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus

Alpha Cronbach yang dihitung dengan menggunakan bantuan software SPSS

versi 16.0. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

]

][

[

2 2 1 1 1 11

σ

σ

b r

k

k

− = (Arikunto, 1997:171) Di mana: r11 : Reliabilitas instrumen k : Banyak soal

∑σb2 : Jumlah Varians butir σ12 : Varians total

a. Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Orang Tua 1) Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Authoritative

Setelah dilakukan uji coba dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh hasil reliabilitas pola asuh authoritative sebagai berikut:

(13)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .893 .892 18

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, reliabilitas pola asuh

authoritative adalah 0,893. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen

untuk pola asuh authoritative memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian.

2) Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Authoritarian

Setelah dilakukan uji coba dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh hasil reliabilitas pola asuh authoritarian sebagai berikut:

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .860 .862 15

(14)

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, reliabilitas pola asuh

authoritarian adalah 0,860. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen

untuk pola asuh authoritarian memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian.

3) Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Permissive-Indulgent

Setelah dilakukan uji coba dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh hasil reliabilitas pola asuh permissive-indulgent sebagai berikut: Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .884 .884 18

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, reliabilitas pola asuh

permissive-indulgent adalah 0,884. Hal tersebut menunjukkan bahwa

instrumen untuk pola asuh permissive-indulgent memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian.

(15)

4) Reliabilitas Instrumen Pola Asuh Permissive-Indifferent

Setelah dilakukan uji coba dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh hasil reliabilitas pola asuh permissive-indifferent sebagai berikut: Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .850 .849 9

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, reliabilitas pola asuh

permissive-indifferent adalah 0,850. Hal tersebut menunjukkan bahwa

instrumen untuk pola asuh permissive-indifferent memiliki tingkat

reliabilitas yang tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian.

b. Reliabilitas Instrumen Kontrol Diri di Sekolah

Setelah dilakukan uji coba dengan menggunakan software SPSS 16.0 diperoleh hasil reliabilitas kontrol diri di sekolah sebagai berikut:

(16)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .933 .934 50

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, reliabilitas kontrol diri di sekolah adalah 0,933. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen untuk kontrol diri di sekolah memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian.

G. Norma Skala

1. Kategorisasi Pola Asuh Orang Tua

Untuk menentukan pola asuh mana yang dirasakan oleh masing-masing siswa dilakukan dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk masing tipe pola asuh yang dirasakan. Setelah jumlah skor untuk masing-masing tipe pola asuh diperoleh lalu dilihat tipe pola asuh mana yang jumlah skornya paling besar, maka itulah pola asuh yang dirasakan oleh siswa tersebut.

(17)

Berikut ini adalah perhitungan proporsi untuk setiap tipe pola asuh: Proporsi skor Authoritative = skor authoritative yang diperoleh responden

skor maksimal authoritative

Proporsi skor Authoritarian = skor authoritarian yang diperoleh responden skor maksimal authoritarian

Proporsi skor Permissive Indulgent = skor Permissive Indulgent yang diperoleh responden skor maksimal Permissive Indulgent

Proporsi skor Permissive Indifferent = skor Permissive Indifferent yang diperoleh responden skor maksimal Permissive Indifferent

Skor maksimal untuk setiap pola asuh orang tua adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Skor maksimal Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua

Tipe-tipe Pola Asuh ∑ Item Skor Maksimal ∑ Skor Maksimal

(∑ Item.Skor mak.)

Authoritative 18 3 54

Authoritarian 15 3 45

Permissive Indulgent 18 3 54

(18)

2. Kategorisasi Kontrol Diri di Sekolah

Untuk mengetahui gambaran kontrol diri di sekolah yaitu dengan menggunakan rumus dua level untuk melihat kecenderungan sumber data ke dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Berikut adalah rumus untuk dua level tersebut:

Tabel 3.8

Rumus Norma Kategorisasi

Rumus Kategorisasi

X ≥ µ (mean) Tinggi

X < µ (mean) Rendah

( Ihsan, 2009) Mean didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada dalam kelompok tersebut. Rumus Mean: X = n Xi n i

=1 (Reksoatmodjo, 2007:24) Dimana:

X = mean atau rata-rata

(19)

n = jumlah data

a) Kategorisasi skor untuk gambaran umum kontrol diri di sekolah

X = n Xi n i

=1 X = 65 4953 X = 76,2 (dibulatkan 76) Tabel 3.9

Kategorisasi Skor Kontrol Diri di Sekolah

Rentang Skor Kategori

skor > 76 Tinggi

skor ≤ 76 Rendah

b) Kategorisasi skor untuk gambaran khusus atau masing-masing aspek dalam kontrol diri di sekolah

1. Aspek Mampu Mengontrol Perilaku

X = n Xi n i

=1 X = 65 891 X = 13,7 (dibulatkan 14)

(20)

Tabel 3.10

Kategorisasi Skor Aspek Mampu Mengontrol Perilaku

Rentang Skor Kategori

skor > 14 Tinggi

skor ≤ 14 Rendah

2. Aspek Mampu Memodifikasi Stimulus

X = n Xi n i

=1 X = 65 1002 X = 15,41 (dibulatkan 15) Tabel 3.11

Kategorisasi Skor Aspek Mampu Memodifikasi Stimulus

Rentang Skor Kategori

skor > 15 Tinggi

skor ≤ 15 Rendah

3. Aspek Mampu Mengantisipasi Peristiwa

X = n Xi n i

=1 X = 65 953 X = 14,6 (dibulatkan 15)

(21)

Tabel 3.12

Kategorisasi Skor Aspek Mampu Mengantisipasi Peristiwa

Rentang Skor Kategori

skor > 15 Tinggi

skor ≤ 15 Rendah

4. Aspek Mampu Menafsirkan Peristiwa

X = n Xi n i

=1 X = 65 1081 X = 16,63 (dibulatkan 17) Tabel 3.13

Kategorisasi Skor Aspek Mampu Menafsirkan Peristiwa

Rentang Skor Kategori

skor > 17 Tinggi

skor ≤ 17 Rendah

5. Aspek Mampu Mengambil Keputusan

X = n Xi n i

=1 X = 65 1026 X = 15,7 (dibulatkan 16)

(22)

Tabel 3.14

Kategorisasi Skor Aspek Mampu Mengambil Keputusan

Rentang Skor Kategori

skor > 16 Tinggi

skor ≤ 16 Rendah

H. Teknik Analisis Data

1. Koefisien Kontingensi (Coefficient Contingency)

Koefisien kontingensi berguna untuk menghitung dua kelompok variabel penelitian yang menggunakan skala nominal (kategorial) (Siegel, 1997). Koefisien kontingensi sangat erat kaitannya dengan Chi- Kuadrat (χ²). Untuk menghitung koefisien kontingensi terlebih dahulu harus dihitung nilai chi kuadrat (Arikunto, 2006). Pengujian koefisien kontingensi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.0.

Rumus Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:

χ² = ∑ h h f f f0 )2 ( − (Arikunto, 2006:290) Keterangan: χ² = Chi Kuadrat 0

f = Frekuensi yang diobservasi

h

(23)

Adapun rumus koefisien kontingensi adalah sebagai berikut: KK = Ν + 2 2 χ χ (Arikunto, 2006:293) Dimana: KK = Koefisien Kontingensi χ² = Chi Kuadrat N = Jumlah Sampel

Untuk memberikan interpretasi terhadap besar kecilnya koefisien kontingensi yang dihasilkan, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.15

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2007) 2. Uji Signifikansi

Uji Siginifikansi digunakan untuk menentukan apakah kedua variabel berkorelasi secara signifikan atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

(24)

menggunakan rumus Chi Kuadrat dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0.

Adapun rumus Chi Kuadrat yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

χ² = ∑ h h f f f 2 0 ) ( − (Arikunto, 2006:290) Keterangan: χ² = Chi Kuadrat 0

f = Frekuensi yang diobservasi

h

f = Frekuensi yang diharapkan

Apabila dari perhitungan ternyata diketahui bahwa harga chi kuadrat sama atau lebih besar dari harga kritik chi kuadrat yang tertera dalam tabel sesuai dengan taraf siginifikansi yang telah ditetapkan, maka kesimpulannya adalah ada perbedaan yang meyakinkan antara dua variabel. Akan tetapi apabila dari perhitungan diketahui bahwa harga chi kuadrat lebih kecil dari harga kritik chi kuadrat yang tertera dalam tabel sesuai dengan taraf siginifikansi yang telah ditetapkan, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang meyakinkan antara dua variabel (Arikunto, 2006).

(25)

I. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

 Mengumpulkan informasi dan data-data terbaru yang berhubungan dengan topik penelitian.

 Mencari teori-teori dan konsep yang berhubungan dan mendukung teori.  Menyusun alat ukur penelitian berupa daftar pertanyaan persepsi terhadap

pola asuh dan kontrol diri.

 Melakukan uji coba alat ukur yang sudah disusun, kemudian menganalisisnya untuk menentukan item-item yang dapat dipergunakan, reliabilitas dan validitas alat ukur.

 Menyusun kembali alat ukur tersebut berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data, langkah-langkah yang dilakukan adalah:

 Menetapkan besarnya sampel penelitian dan menggunakan rumus perhitungan sampel yang ada.

 Membagikan alat ukur kepada sampel

 Mengumpulkan kembali alat ukur yang telah diisi 3. Tahap Pengolahan Data

 Memeriksa dan melakukan skoring jawaban dari daftar pernyatan Pola Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri di Sekolah

(26)

 Mengurutkan kedua kelompok skor dari keseluruhan sampel diatas, mulai dari skor terendah sampai skor tertinggi

 Membuat batasan skor tertinggi dan rendah pada masing-masing dimensi Pola Asuh Orang Tua dan Kontrol Diri di Sekolah dengan menggunakan kategorisasi

4. Tahap Pembahasan

Berdasarkan hasil uji statistik tentang ada tidaknya hubungan antara pola asuh orang tua dengan kontrol diri di sekolah maka dibuat pembahasan berdasarkan tinjauan teoritis. Data penunjang digunakan sebagai informasi tambahan yang dapat mendukung analisis data.

5. Tahap Penarikan Kesimpulan

Tahap ini merupakan kesimpulan atas hasil yang diperoleh dari penelitian. Kesimpulan dilakukan sebagai usaha menjawab pertanyaan pada awal penelitian. Selain itu berdasarkan kesimpulan dikemukakan rekomendasi yang sekiranya bermanfaat bagi penelitian yang akan datang dan bagi pihak yang membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok 11-14 tahun sebesar 21,1% anak protektif, angka ini lebih menurun lagi jika dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun dan 5-10 tahun, ini membuktikan bahwa dari

naik.Jika kenaikan ini mengikuti fungsi sinus pada frekuensi tertentu,kemudian distribusi λ/4 tercapai yakni ¼ panjang gelombang terbentuk sepanjang saluran kabel dengan minimum

g) Pelaksanaan penyelesaian permohonan surat keterangan Nilai Jual Objek Pajak h) Pelaksanaan penerbitan Daftar Nominatif untuk Usulan SP3 PSL Ekstensifikasi 6. Seksi

63 tanggal 11 September 2007, pemegang saham menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan sebesar Rp 7,2 triliun yang terdiri

Memahami lebih dalam dan mengimplementasikan arsitektur Autoencoder (AE) - Dasar arsitektur Autoencoder (AE) diciptakan - Permasalahan dimensi dan dimensionality

tuturan imperatif yang terdapat dalam dialog film Laskar Anak Pulau yaitu: imperatif biasa berjumlah 198 tuturan, imperatif permintaan berjumlah 14 tuturan, imperatif

Pendekatan studi kasus ini dilakukan untuk mendeskripsikan program rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan hutan rakyat di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat