135 BAB VI
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan tahapan analisis lingkungan internal maupun lingkungan eksternal terhadap pelaksanaan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) baik di dalam negeri maupun rencana kegiatan internasionalisasi bisnis ke negara wilayah ASEAN khususnya negara Singapura, maka dapat diambil kesimpulan, kendala-kendala penelitian serta rekomendasi yang perlu dilakukan perusahaan sebagai berikut:
6.1. Simpulan
Keberadaan jasa surveyor yang dilakukan PT. SUCOFINDO (Persero) dalam bidang Inspeksi, Sertifikasi, Pengujian dan Pengkajian (ISPP) di dalam negeri sangat dipengaruhi oleh kondisi dan situasi lingkungan eksternal maupun internal perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis PEST menunjukan bahwa lingkungan politik nasional serta kepastian hukum di Indonesia masih dinilai kurang stabil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN sehingga mengakibatkan adanya beberapa pelaku bisnis mengurangi kegiatan usahanya di Indonesia dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kegitan bisnis jasa surveyor di Indonesia. Namun demikian dengan adanya beberapa ketentuan pemerintah terkait dengan kegiatan pengawasan kebijakan yang dimandatkan pemerintah kepada PT. SUCOFINDO (Persero) sebagai perusahaan BUMN dibidang ekspor dan impor, ketentuan kesesuaian mutu terhadap Standar Nasional Indonesia, kebijakan dibidang
136
pengawasan tingkat kandungan dalam negeri, serta ketentuan pemerintah tentang Daftar Negatif Investasi kegiatan inspeksi bagi perusahaan surveyor luar negeri di Indonesia, maka masih berpotensi bagi perusahaan untuk tetap survive selama masih ditunjang oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dimaksud. Lingkungan ekonomi global yang semakin membaik yang berakibat pada kemampuan daya beli yang semakin meningkat dimana memerlukan pasokan-pasokan barang modal maupun barang konsumsi yang murah namun berkualitas dari negara berkembang termasuk Indonesia, sehingga peran pengawasan impor maupun ekspor termasuk pengawasan pasokan bagi kepentingan beberapa lembaga donor PBB menjadi sangat penting. Lingkungan sosial budaya masyarakat yang masih menyukai produk-produk asing yang berasal dari impor dari pada produk dalam negeri sehingga menyebabkan transaksi di bidang impor cukup signifikan, serta masih melekatnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam bidang perdagangan yang cenderung melanggar etika bisnis, maka peran pihak ketiga menjadi penting untuk memastikan pelaksanaan transaksi berjalan sesuai dengan ketentuan yang wajar dalam transaksi jual beli. Lingkungan teknologi dan infrastruktur yang tersedia dan ditunjang dengan teknologi informasi berbasis web yang memadai di Indonesia memberikan jalan bagi kelancaran kegiatan bisnis baik lingkup nasional maupun internasional sehingga kecepatan proses maupun delivery jasa bidang Inspeksi, Sertifikasi, Pengujian dan Pengkajian dapat diandalkan.
Berdasarkan analisis Porter’s Five Forces industri jasa surveyor di Indonesia menunjukan bahwa ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants) dinyatakan rendah karena investasi yang cukup tinggi dan memerlukan waktu
137
relatif lama untuk mendapat kepercayaan pelanggan serta adanya peraturan Daftar Negatif Investasi khusus bagi perusahaan asing yang akan melakukan kegiatan jasa inspeksi di Indonesia. Dari aspek kekuatan tawar pembeli (Bargaining Power of Consumers) dinyatakan tinggi karena jumlah perusahaan surveyor di Indonesia relatif banyak dan berkompetisi dibidang pelayanan maupun harga sehigga pengguna jasa dapat memilih lembaga surveyor sesuai dengan keinginannya. Dari aspek ancaman produk pengganti (Threat of Substitutes) dinyatakan rendah karena kegiatan jasa surveyor dilakukan berdasarkan pada standar uji yang disepakati antara para pihak yang bertransaksi maupun ketentuan standar internasional sehingga produk pengganti relatif kecil. Dari aspek kekuatan pemasok (Bargaining Power of Suppliers) dinyatakan rendah karena pengadaan barang maupun jasa untuk kegiatan bisnis surveyor di Indonesia realatif mudah untuk memilih pemasok sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis. Sedangkan dari aspek persaingan pada industri yang sama (Industry Rivalry) dinyatakan tinggi karena jumlah surveyor yang telah beroperasi di Indonesia relatif banyak namun bagi PT. (Persero) SUCOFINDO menjadi rendah karena hingga saat ini perusahaan masih memperoleh penugasan dari Pemerintah Republik Indonesia khususnya Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan pengawasan atas beberapa komoditas ekspor maupun pengawasan pelaksanaan ketentuan standar mutu Indonesia serta tingkat kandungan dalam negeri suatu produk.
Berdasarkan analisis Key Success Factor menunjukan bahwa PT. SUCOFINDO (Persero) memiliki keunggulan pada jumlah jasa yang relatif banyak dan beragam serta penguasaan pasar yang cukup besar, perusahaan memiliki jaringan
138
pelayanan jasa yang luas di seluruh nusantara, perusahaan menggunakan standar pelayanan jasa yang diakui secara nasional dan internasional, perusahaan memiliki brand image yang kuat, perusahaan memiliki pengalaman cukup lama dibidang jasa surveyor sehingga telah memiliki pelanggan loyal, perusahaan memiliki tenaga-tenaga profesional di bidangnya dan memiliki fasilitas pelayanan jasa yang cukup lengkap serta didukung oleh kegatan riset dan pengembangan yang berkesinambungan. Key success factor tersebut merupakan keunggulan perusahaan (competitive advantage) dibanding para pesaingnya. Dengan memperhatikan hasil kajian lingkungan eksternal melalui analisa PEST di Indonesia dan analisa lingkungan eksternal industri jasa surveyor melalui analisa Porter’s Five Forces di Indonesia serta ditunjang dengan analisa internal berupa Key Success Factor yang dimiliki perusahaan saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan bisnis di bidang ISPP yang dilakukan PT. SUCOFINDO (Persero) di Indonesia masih menjanjikan dan berpotensi untuk dapat dikembangkan.
Kegiatan bisnis jasa surveyor di Singapura memiliki potensi untuk dilakukan karena beberapa pertimbangan ekonomi, diantaranya berdasarkan data statistik Singapura tahun 2003 menunjukkan bahwa transaksi perdagangan Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat ke 2 (dua) di ASEAN, transaksi impor antara Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat ke 2 (dua) di ASEAN, transaksi ekspor Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat 2 (dua) di ASEAN, dengan demikian merupakan peluang bisnis perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha yang terkait dengan pengawasan dibidang ekspor dan impor di Singapura.
139
Berdasarkan analisa PEST menunjukkan bahwa lingkungan politik Singapura yang kondusif, adanya kebijakan pemerintah dalam meningkatkan investasi dari luar negeri (foreign direct investment) serta kemudahan dan fasilitas bisnis yang memadai telah disediakan oleh pemerintah. Lingkungan ekonomi khususnya transaksi perdagangan yang berasal dari ekspor dan impor baik migas maupun non migas serta transaksi dari sektor turisme, meningkat secara signifikan setiap tahunnya yang ditunjang dengan penanganan kargo laut dan kargo udara serta jumlah kontainer di pelabuhan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Lingkungan sosial dan budaya di negara Singapura sangat mendukung kegiatan bisnis bagi para ekspatriat, budaya tertib dan teratur, fasilitas kesehatan yang baik, dan fasilitas transportasi yang baik. Lingkungan teknologi dengan dukungan fasilitas IT yang memadai sangat mempermudah pelaksanaan kegiatan bisnis di Singapura. Sehingga berdasarkan analisa PEST menunjukkan kondisi lingkungan bisnis di Singapura dinilai cukup layak bagi PT. SUCOFINDO (Persero).
Berdasarkan analisis Porter’s Five Forces di Singapura menunjukan bahwa ancaman pendatang baru (Threat of New Entrants) dinyatakan tinggi karena kebijakan pemerintah berupa kemudahan untuk menarik investor termasuk bisnis dibidang surveyor sehingga berpotensi banyaknya pendatang baru dibidang industri jasa surveyor di negara tersebut. Dari aspek kekuatan tawar pembeli (Bargaining Power of Consumers) dinyatakan tinggi karena pemilihan lembaga surveyor selain ditentukan oleh klien secara langsung, dapat dipengaruhi pula oleh pihak lain sebagai pengguna jasa (end user) sehingga perusahaan jasa surveyor sangat tergantung pada kedua pihak tersebut. Dari aspek ancaman produk pengganti (Threat of Substitutes) dinyatakan rendah karena kegiatan jasa
140
surveyor dilakukan berdasarkan pada standar uji yang disepakati antara para pihak yang bertransaksi maupun ketentuan standar internasional yang harus diacu sehingga praktis adanya produk pengganti relatif kecil. Dari sisi kekuatan pemasok (Bargaining Power of Suppliers) dinyatakan rendah karena pengadaan barang maupun jasa di Singapura cukup mudah serta beragam baik dari sisi jumlah maupun harga sehingga mudah untuk memilih pemasok sesuai dengan kebutuhan bisnis. Sedangkan dari aspek persaingan pada industri yang sama (Industry Rivalry) dinyatakan tinggi karena banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang jasa surveyor di Singapura, namun bagi PT. SUCOFINDO (Persero) menjadi rendah karena hingga saat ini perusahaan telah memperoleh penugasan khusus dari Pemerintah Republik Indonesia khususnya Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan pengawasan impor atas beberapa komoditas yang terkena ketentuan Tataniaga Impor dari Singapura.
Berdasarkan analisis Key Success Factor yang dimiliki PT. SUCOFINDO (Persero) untuk melakukan kegiatan usaha di Singapura menunjukan bahwa saat ini perusahaan memiliki captive market dari pemerintah untuk melakukan kegiatan verifikasi terhadap barang-barang impor dari seluruh negara asal dan muat barang termasuk Singapura, perusahaan telah memiliki akrediatasi internasional untuk melakukan pemeriksaan beberapa jasa yang dipersyaratkan sebagai surveyor global, perusahaan memiliki reputasi sebagai perusahaan surveyor BUMN yang handal dan memiliki keanggotaan dalam International Federation of Inspection Agency (IFIA), perusahaan memiliki jaringan operasi yang luas dengan berafiliasi dengan beberapa surveyor internasional terkemuka, perusahaan memiliki kualitas personel kelas dunia yang bersertifikasi
141
internasional di bidang surveyor, kemudian perusahaan memiliki kelengkapan fasilitas sesuai dengan tuntutan pelanggan internasional, serta dilengkapi dengan kegiatan riset dan pengembangan untuk menciptakan jenis jasa baru. Dengan demikian key success factor yang dimiliki perusahaan saat ini sangat mendukung keputusan untuk melakukan internasionalisasi bisnis ke Singapura.
Berdasarkan hasil analisa SWOT dalam menunjang keputusan internasionalisasi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke Singapura, menunjukan bahwa faktor kekuatan yang menjadi value perusahaan diantaranya dari aspek finansial yaitu peningkatan pendapatan dan perolehan laba perusahaan yang signifikan dari tahun ke tahun sehingga memiliki ruang bagi perusahaan untuk dapat terus berinvestasi dalam meningkatkan kinerja dan performance perusahaan, dari aspek non finansial yaitu perusahaan memiliki banyak jenis jasa serta luasnya jaringan pelayanan yang tidak dimiliki pesaing, kualitas jasa yang diakui secara nasional maupun internasional, memiliki reputasi baik dan brand image yang dapat diterima pasar, memiliki jaringan operasional yang luas di seluruh wilayah Indonesia, memiliki kualitas personil yang handal dibidangnya, memiliki kelengkapan fasilitas laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai penunjang kegiatan bisnis perusahaan, menjalankan kegiatan operasional yang ditunjang oleh fasilitas teknologi informasi yang memadai serta kegiatan research and development yang inovatif dan berkelanjutan. Namun perusahaan masih memiliki kelemahan yang perlu diantisipasi oleh seluruh jajaran perusahaan diantaranya adalah komposisi pegawai dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah menduduki porsi yang dominan dibanding dengan tingkat pendidikan tinggi sehinga masih menunjukan porsi pelaksana (doer) yang tinggi
142
dibanding perencana strategis (thinker), selain itu sebagian besar pegawai memiliki kelemahan dalam penguasaan komunikasi dalam bahasa asing sehingga masih menunjukan penguasaan arena bisnis lokal, selain itu karena jumlah pegawai yang cukup besar dan remunerasi yang cukup tinggi dibanding pesaing maka harga jasa ISPP yang ditawarkan menjadi lebih tinggi dibanding dengan harga jasa yang ditawarkan para pesaing. Dari sisi peluang bisnis menunjukkan bahwa lingkungan eksternal perusahaan menunjang kegiatan usaha jasa yang dilakukan perusahaan sejalan dengan kebutuhan terhadap produk jasa yang berkualitas, dan sebagai perusahaan BUMN perusahaan masih diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan pemastian terhadap implementasi kebijakan-kebijakan pengawasan impor dari seluruh dunia termasuk Singapura. Selain itu dengan memperhatikan PDB Singapura yang cukup tinggi serta volume transaksi perdagangan negara tersebut dari kegiatan ekspor maupun impor setiap komoditas baik migas maupun non migas tercatat mengalami peningkatan setiap tahunnya, serta yang menjadi peluang bisnis lainnya adalah keberadaan Diaspora Indonesia yang cukup besar di Singapura khususnya yang menguasai jaringan perdagangan Indonesia di negara tersebut berpotensi bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan bisnis di Singapura. Namun dari sisi ancaman kegiatan bisnis menunjukkan bahwa dimungkinkan adanya perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan diantaranya adalah adanya rencana deregulasi ketentuan Daftar Negatif Investasi (DNI), perubahan politik nasional yang berpotensi menimbulkan perubahan kebijakan pemerintah khususnya terkait dengan pengawasan kebijakan-kebijakan pemerintah, pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) dimana peluang
143
usaha jasa surveyor akan dibuka secara bebas sehingga arena bisnis jasa ISPP perusahaan di dalam negeri akan semakin ketat sehingga diprediksi potensi pendapatan akan terkoreksi sejalan dengan banyaknya pesaing yang bergerak di bidang jasa yang sama.
Dengan memperhatikan hasil analisis SWOT yang mencakup kegiatan bisnis perusahaan di Singapura untuk kepentingan bisnis dalam negeri maupun luar negeri serta dengan mempertimbangkan hasil audiensi dengan para responden, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan internasionalisasi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke Singapura dinyatakan layak untuk dilakukan.
Tahapan kegiatan pembukaan kegiatan usaha bidang jasa surveyor di Singapura baik dalam bentuk usaha Anak Perusahaan (Subsidiary Company), bentuk usaha Kantor Cabang (Branch Office) maupun bentuk usaha Kantor Perwakilan (Representatif Office) dengan masing-masing karakteristik usaha yang berlaku di Singapura, relatif singkat karena kegiatan usaha bidang jasa surveyor tidak termasuk dalam kategori kegiatan usaha yang memerlukan lisensi khusus dari pemerintah Singapura sehingga praktis tidak membutuhkan waktu proses registrasi yang lama, namun bagi PT. SUCOFINDO (Persero) sebagai perusahaan asing di negara tersebut perlu menempuh tahapan mulai pengurusan ijin kerja bagi karyawannya, pengurusan registrasi pajak barang dan jasa serta pajak personil. Dengan demikian perusahaan perlu mempersiapkan waktu yang cukup sampai semua rangkaian kegiatan persiapan pembukaan usaha di Singapura lengkap dilakukan. Selain itu dari sisi prosedur internal perusahaan untuk mendirikan bentuk usaha Anak Perusahaan di Singapura terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pemegang Saham dan Komisaris untuk
144
selanjutnya ditetapkan dalam Keputusan Direksi, sedangkan prosedur untuk mendirikan bentuk usaha Kantor Cabang dan Kantor Perwakilan hanya membutuhkan persetujuan Komisaris untuk selanjutnya ditetapkan dalam Keputusan Direksi tanpa perlu mendapat persetujuan Pemegang Saham.
6.2. Keterbatasan
Secara umum pelaksanaan penelitian berjalan lancar namun terdapat kendala dalam memperoleh data mengenai bidang usaha perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia yang melakukan kegiatan bisnis di Singapura yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pelanggan dalam pelaksanaan kegiatan usaha PT. SUCOFINDO (Persero) di negara tersebut serta jumlah impor asal Singapura yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia baik dari sisi jenis komoditas yang diimpor, jumlah maupun nilai. Hal tersebut sangat penting dalam menentukan potensi bisnis dan estimasi pendapatan perusahaan di Singapura yang akan dikerjasamakan melalui mekanisme sinergi BUMN sesuai surat edaran Menteri BUMN nomor : S-39/MBU.5/2011 tanggal 7 Pebruari 2011 yang ditujukan kepada seluruh Dirut BUMN perihal ketentuan Sinergi antar BUMN.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) dalam industri jasa surveyor di Indonesia maka perlu dilakukan kajian berupa perbandingan pencapaian kinerja pendapatan perusahaan dengan rata-rata kinerja pendapatan yang diperoleh pesaing dalam industri jasa yang sama serta perlu dibandingkan pula dengan kinerja pertumbuhan industri jasa dibidang surveyor di Indonesia. Namun penulis memiliki keterbatasan dalam memperoleh informasi mengenai data pencapaian kinerja pesaing PT. SUCOFINDO (Persero)
145
maupun data pertumbuhan industri jasa surveyor di Indonesia sehingga analisa tingkat keberhasilan perusahaan dibanding pesaing belum dapat disajikan.
6.3. Implikasi
Melalui hasil penelitian ini, PT. SUCOFINDO (Persero) mendapat sudut pandang mengenai keberadaan bisnis perusahaan di dalam negeri saat ini berdasarkan kajian situasi eksternal dari hasil analisa lingkungan bisnis dengan menggunakan frame work analisis PEST dan analisis Porter’s Five Forces serta situasi internal perusahaan hasil analisis Key Success Factor yang merupakan competitive advantage perusahaan untuk mengetahui kekuatan bisnisnya di dalam negeri sebelum merumuskan strategi ekspansi bisnis ke luar negeri, serta perusahaan memperoleh gambaran mengenai peluang penguasaan pasar di Singapura melalui elaborasi potensi pembukaan bisnis di negara tersebut dengan mempertimbangan kajian analisa lingkungan eksternal menggunakan frame work analisis PEST dan analisis Porter’s Five Forces serta memperhatikan kekuatan internal perusahaan melalui analisis Key Success Factor yang dimilikinya, untuk kemudian berdasarkan analisa faktor-faktor eksternal maupun internal perusahaan baik di dalam negeri maupun di Singapura, dilakukan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman melalui analisis SWOT dalam menentukan kelayakan internasionalisasi bisnis perusahaan ke Singapura. Serta perusahaan memperoleh panduan mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membangun kegiatan bisnis di Singapura. Melalui teori strategi organisasi bisnis dan proses manajemen stratejik serta pemilihan keputusan strategi global, memberikan pembelajaran yang kongkrit serta proses-proses yang terjadi pada
146
dunia bisnis khususnya dalam kegiatan internasionalisasi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke Singapura, maka penelitian ini akan memberikan wawasan baru atau new insight yang lebih aplikatif dalam menerapkan strategi global perusahaan.
6.4. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan terhadap analisis yang dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang disampaikan terhadap kegiatan yang perlu dilakukan oleh PT. SUCOFINDO (Persero) diantaranya sebagai berikut:
1. Dengan komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki saat ini dimana sebagian besar berpendidikan SLTA atau yang sederajat, maka perusahaan perlu segera melakukan strategi pengelolaan SDM yang lebih baik melalui peningkatan kompetensi teknis yang sesuai dengan tuntutan bisnis serta berupaya untuk lebih meningkatkan porsi pengawai dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan persaingan global.
2. Kegiatan ekspansi bisnis ke Singapura dimana pemenuhan terhadap Information Communication and Technology (ICT) merupakan persyaratan utama di negara tersebut, maka menjadi kewajiban perusahaan untuk mempersiapkan sumberdaya yang dapat menguasai dan mengelola sistem informasi yang dapat menunjang kegiatan bisnis perusahaaan, sehingga perusahaan harus memiliki penguasaan teknologi informasi yang terkini sesuai tuntutan bisnis.
147
3. Dengan pertimbangan prosentase pendapatan dari sektor pemerintahan sebesar 20%, dapat dikatakan masih memiliki resiko tinggi karena ketentuan pemerintah dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga perlu segera diantisipasi dengan cara memperbesar porsi bisnis dari jasa-jasa non pemerintah yang berasal dari sektor swasta secara komersial Bussines to Bussines (B to B). 4. Rencana pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016 harus disikapi sebagai peluang, sehingga perusahaan perlu mempersiapkan sumber daya yang handal dan memiliki sertifikat yang diakui secara internasional dengan maksud untuk meningkatkan daya saing (competitive advantage) perusahaan terhadap para pesaing jasa surveyor sejenis di dalam negeri dan di ASEAN. 5. Dalam menunjang perolehan pendapatan yang eksponensial, maka perlu
dilakukan pemberdayaan seluruh jajaran perusahaan tidak terkecuali seluruh anak perusahaan dalam upaya mengembangkan potensi bisnis non organik disamping pengkayaan jasa organik yang secara agresif dilakukan.
6. Berdasarkan analisa eksternal perusahaan di Singapura serta data statistik Singapura tahun 2013 dimana sebagian besar komoditas impor dan ekspor berpotensi untuk dilakukan pemeriksaan terkait dengan kesesuaian terhadap ketentuan impor pemerintah Indonesia maupun transaksi bisnis komersial antara eksportir dengan importir, maka perlu didirikan suatu bentuk usaha yang dapat melakukan kegiatan operasional di Singapura. Dengan mempertimbangkan kecepatan dan kemudahan dalam proses perijinan sesuai ketentuan internal PT.SUCOFINDO (Persero), maka bentuk usaha yang direkomendasikan adalah bentuk usaha berupa Kantor Cabang.