• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Rekondisi, Bubut Mawitec D-0-0 BU-16, Uji coba, Perbaikan Kelistrikan dan Mekanik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Rekondisi, Bubut Mawitec D-0-0 BU-16, Uji coba, Perbaikan Kelistrikan dan Mekanik"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

REKONDISI MESIN BUBUT MAWItec D-0-0 BU-16

DI LABORATORIUM MEKANIK

POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG

M.Riva’I M.T

1)

, Indra Feriadi M.T

2)

, Fandi

3)

, Febriansyah

4)

,

1,2,3,4

Program Studi TeknikPerawatan dan Perbaikan Mesin,Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung, Bangka Belitung, 33211, email :1 ) Rivai72djuhari@gmail.com,2 ) Indra.feriadi@yahoo.co.id,3)

fandi.gideon95@gmail.com, 4 ) Febriansyaho44@gmail.com

Abstrak - Mesin bubut merupakan salah satu mesin yang digunakan untuk mendukung proses produksi dan

sebagai media pembelajaran di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. Kerusakan yang terjadi pada mesin bubut dapat menyebabkan kegiatan belajar mengajar terganggu dan ketersediaan mesin menjadi berkurang. Mesin bubut MAWItec D-0-0 BU-16 mengalami penurunan kondisi, sehingga diperlukan tindakan rekondisi mesin ke kondisi yang dapat diterima. Untuk merekondisi mesin bubut MAWItec dilakukan tahapan study literature, observasi mesin untuk mengidentifikasi permasalahan. Setelah itu dilakukan tahapan

perencanaan proses rekondisi seperti, perbaikan dan pengadaan suku cadang. Setelah itu dilakukan tindakan perbaikan. Tahapan terakhir adalah pengujian kinerja, geometris, dan pengujian jalan (kecepatan, daya, getaran dan benda kerja). Setelah dilakukan preses rekondisi mesin bubut MAWItec D-0-0 BU-16 diharapkan dapat kekondisi semula dengan kondisi yang dapat diterima,

Kata kunci: Rekondisi, Bubut Mawitec D-0-0 BU-16, Uji coba, Perbaikan Kelistrikan dan Mekanik

Abstract - Lathe is one of the machines used to support the production process, and as a medium of learning in

Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. The breakdown that occurs can causes the production and learning activity disturbed. The availability of machine is reduced. The MAWItec D-0-0 BU-16 lathe has decreased condition, so that is needed to reconditioning until the condition an acceptable. The recondition process begin with study literature, machine observation to identification the breakdown. The next stages is planning process like repair and procurement of spare parts. And the finally process is performance testing, geometry, and testing operation of the machine (speed, power, vibration, and work object). After the reconditioning was process MAWItec D-0-0 BU-16 lathe is expected to return acceptable conditions.

Key word: Recondition, MAWItec D-0-0 BU-16 lathe, Trial, Elektrical and Mechanichal repairation.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Proses permesinan merupakan suatu suatu proses untuk menciptakan alat atau produk baru, dengan suatu tahapan dari bahan baku dan di proses dengan cara-cara tertentu dengan urut dan sestematis untuk mendapatkan suatu produk yang berfungsi. Suatu komponen yang mempunyai karakteristik yang ideal apabila suatu komponen tersebut sesuai yang kita kehendaki.dengan mempunyai suatu ukuran ukuran, bentuk yang sempurna dan mempunyai permukaan yang halus. Sebelum mendapatkan hasil yang demikian maka kita harus membuat alat tersebut membutuhkan suatu proses. Proses dalam permesinan angatlah banyak, di antaranya proses menggunakan

mesin bubut.

Mesin bubut dapat di artikan sebagai alat yang terbuat dari logam, yang berguna untuk membentuk benda kerja dengan menyayat.Gerakan utama dari mesin bubut adalah berputar. Dalam bidang industri mesin bubut sangat dibutuhkan, terutama pada bidang industri pemesinan..sebagai contoh dalam bidang otomotif mesin bubut di gunakan sebagai pembuat

berbagai alat alat yang di butuhkan pada alat kendaraan. Seperti hal nya pada pembuatan roda gigi, mur, baut, poros, piston, dan lain sebagainya

.[1]

Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung adalah perguruan tinggi baru yang berdiri pada tahun 2010, awalnya Politeknik Manufaktur diberi nama Polman Timah yang didirikan pada tahun 1994.

Sekarang ini penggunaan mesin perkakas di Politeknik

Manufaktur Bangka Belitung mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh perubahan status yang menyebabkan penambahan jumlah mahasiswa dan juga disebabkan oleh adanya kegiatan produksi yang dilakukan di laboratorium mekanik Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung. Hal ini dapat mengganggu atau mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dan produksi, serta dapat mengakibatkan downtime karena proses pembelajaran mengalami penundaan. Untuk itu perlu adanya perawatan yang intensif pada mesin perkakas yang tersedia di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung.

Politeknik Manufaktur Bangka Belitung sendiri sudah memiliki beberapa mesin perkakas yang memadai,

(2)

mulai dari mesin frais, mesin bubut, bahkan cnc sekalipun, dan beberapa jenis mesin lainnya. Salah satu contoh mesin perkakas yang ada di Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung yaitu mesin bubut MAWitec. Mesin bubut MAWItec merupakan salah satu mesin perkakas yang sudah lama berada di laboratorium mekanik Politeknik Manufaktur Bangka Belitung. Namun beberapa mesin ini sudah mengalami kerusakan dikarenakan beberapa faktor, sehingga mesin tidak dapat beroperasi secara maksimal. Mesin bubut MAWitec merupakan salah satu mesin perkakas yang sering digunakan pada saat praktikum. Saat ini ada salah satu mesin bubut MAWItec yang mengalami kerusakan, apabila mesin ini tidak dilakukan perbaikan akan menyebabkan proses pembelajaran bisa terhambat, sehingga mesin bubut

MAWitec perlu dilakukannya perbaikan agar sistem

pembelajaran di laboratorium mekanik Politeknik Manufaktur Bangka Belitung dapat berjalan dengan baik.

1.2. Metodologi

Metodologi dalam rekondisi ini yaitu:

 Pengumpulan data dilakukan dengan metode: Wawancara Teknisi, Buku Riwayat Mesin,Manual Book dan Observasi.

 Analisa kerusakan, Analisa kerusakan merupakan kegiatan menganalisa kerusakan dan penyebab terjadinya kerusakan Tindakan perbaikan adalah serangkaiaan aktifitas yang dilakukan dalam rangka memperbaiki kerusakan yang terjadi pada mesin.

 Rencana perbaikan bertujuan untuk mempersiapkan cara,alat dan bahan yang akan digunakan

 Pengujian bertujuan untuk memastikan apakah semua fungsi sistem bekerja dengan baik. pengujian yang dilakukan ialah : Pengujian kinerja (Uji fungsi, pengujian jalan, uji speed, uji daya dan uji vibration) serta uji geometri.  Proses perbaikan yaitu langkah yang di lakukan

dalam memperbaiki kerusakan.

 Pengambilan kesimpulan data yang didapat berupa hasil perbaikan dan hasil

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)

Perawatan adalah kombinasi dari kegiatan teknis dan administrasi yang dilakukan dalam rangka mempertahankan dan mengembalikan kondisi suatu barang kekondisi operasi yang diinginkan. Fungsi perawatan adalah untuk menjamin ketersediaan mesin dan peralatan dalam kondisi yang memuaskan bagi operasi ketika dibutuhkan.[1]

2.1.1 Tujuan Pemeliharaan ( Maintenance )

Tujuan perawatan adalah untuk menjamin bahwa kinerja mesin memuaskan menurut tujuh faktor

tersebut dan biarpun persyaratan khusus setiap mesin jarang dihitung, adalah penting bahwa kriteria kinerja dapat dinilai dan dipantau. Walaupun faktanya bahwa pada tingkatan tertentu dari Acceptibility sulit ditentukan, kecenderungan pada kondisi mesin dapat diamati dan sebaiknya digunakan sebagai indikator dari peryaratan perawatan.

Fungsi perawatan dapat dicapai dengan dua cara, yaitu:

a) Dengan mencegah kerusakan b) Dengan memperbaiki kerusakan

2.1.2 Fungsi Pemeliharaan (maintenance)

Fungsi pemeliharaan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaan proses produksi.

2.2 Mesin Bubut

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk pemotongan benda kerja dengan cara menyayat benda kerja yang berputar dan pahat bergerak kearah memanjang atau melintang sehingga terjadi pemotongan atau pembentukan sudut dengan teratur dan perlahan, baik secara manual ataupun secara otomatis. Contoh mesin bubut dapat dilihat pada Gambar 2.1.[2]

Gambar 2.1 Mesin bubut

3. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode seperti wawancara teknisi,buku riwayat mesin,Manual book, Observasi mesin. Data yang didapat selanjutkan akan ditindaklajuti pada proses identifikasi kerusakan. Adapun hasil yang didapat ialah sebagai berikut:

1. Wawancara teknisi

1. Kerusakan pada main spindle 2. Kerusakan pada top slide

2. Buku riwayat mesin

- Kerusakan pada kelistrikan 3. Manual book

- V-belt rusak

4. Observasi mesin:

1. Kerusakan main spindle 2. Top slide goyang

(3)

3. V-belt dan timing belt rusak

4. Kerusakan tombol emergency dan lampu indicator

5. Motor pendingin tidak berfungsi 6. Bearing poros transportir aus 7. Body mesin kusam

3.1 Identifikasi kerusakan

Berikut merupakan analisa 5 mengapa pada mesin bubut MAWItec D-0-0 BU-16

Gambar. 3.3 Diagram kelistrikan

3.2 Rancangan Perbaikan

Setelah menyelesaikan tahapan identifikasi dan analisa mesin, maka didapatkan data kerusakan dan penyebab masalah terhadap kerusakan mesin. Adapun langkah-langkah dalam rancangan perbaikan merupakan pembuatan jadwal perbaikan, pengadaan suku cadang serta penentuan alat yang akan digunakan untuk membantu jalannya tindakan perbaikan. Rancangan perbaikan terhadap kerusakan dapat dilihat pada Tabel 4.2

3.3 Proses Perbaikan

Proses perbaikan dilakukan dengan berdasarkan hasil jadwal perencanaan perbaikan yang sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan saat melakukan tindakan perbaikan. Adapun kegiatan perbaikan yang dilakukan berupa: perbaikan kelistrikan dimana bagian kelistrikan terdapat perbaikn tombol emergency, kontaktor dan lampu indikator, selanjutnya perbaikan transmisi, perbaikan

body mesin, perbaika top slide,perbaikan sistem

pending, dan perbaikan .Tabel 4.3 Berikut merupakan contoh proses perbaikan

(4)

3.4 Pengujian

Beberapa pengujian yang dilakukan pada mesin perkakas antara lain tindakan pengujian kinerja, pada bagian ini terdapat juga uji daya, uji fungsi dan uji kecepatan. Lalu selanjutnya terdapat uji penyimpangan geometri, uji jalan dan yang terakhir adalah pengujian getaran.

3.4.1 Pengujian Kinerja

Pada tahapan pengujian kinerja terdapat beberapa pengujian yang dilakukan. Seperti uji fungsi, uji fungsi merupakan tindakan pengujian terhadap bagian mesin yang sudah diperbaiki utuk melihat apakah perbaikan yang dilakukan terhadap mesin berhasil atau tidak, hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.9.[3] Selanjutnya ada pengujian kecepatan (rpm) terhadap mesin yang dimulai dari kecepatan 30 rpm hingga 2000 rpm dengan menggunakan vibroportsebagai alat ujinya. Hasilpengujian rpm dapat dilihat paada Tabel 4.10. dan yang terakhir adalah uji daya yang dilakukan terhadap mesin dengan 2 keadaan, kondisi yang pertama pada speed 720rpm dan kondisi kedua pada speed 1450rpm yang dilakukan menggunakan multitester, hasil pengujian daya pada mesin dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Kesimpulan: Dari hasil uji fungsi yang dilakukan

terhadap bagian yang sudah diperbaiki ataupun diganti mulai dari tombol emergency sampai perbaikan body mesin seperti pada tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses perbaikan yang dilakukan berhasil. Dari keseluruhan kerusakn yang terjadi sudah diperbaiki pada kondisiyang dapat diterima.

Kesimpulan: Dari data hasil pengujian yang terdapat

pada tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil uji kecepatan yang dilakukan pada mesin terjadi penyimpangan. Pada kecepatan yang diuji mulai dari 30 rpm sampai 2000 rpm hasilya melebihi standart yang ditentukan.

Kesimpulan: Dari data hasil pengujian seperti tabel

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya pada main

motor yang dihasilkan masih masukstandart manual book dan standart daya yang tertera pada mesin

maupun main motor seperti pada tabel diatas.

3.4.2 Uji Jalan (Benda Kerja)

Pengujian terhadap benda kerja yang dilakukan dengan cara melakukan proses pemotongn benda kerja dengan membubut step seperti pada Gambar 4.19. Kemudian diukur menggunakan micrometer dengan ketelitian (0.001) dan toleransi h7 (-0.021 dan +0) untuk poros, toleransi umum(+0.02 dan -0.02).[12]

(5)

Kesimpulan: Berdasarkan data hasil uji jalan yang dilakukan dan pengukuran menggunakan micrometer dengan ketelitian (0.001) didapatkan bahwa untuk hasil diameter 20-35 mm tidak masuk toleransi yang diijinkan seperti yang terdapat pada Tabel 4.13. Dan untuk hasil pengukuran terhadap panjang benda kerja dari 30-100 mm keberhasilan dari pengujian yang dilakukan masuk toleransi yang diijinkan. Jadi secara persentase keberhasilan uji jalan mencapai 50%.

3.4.3 Pengujian Getaran

Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak–balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Adapun hasil dari pengujian getaran terhadap mesin bubut MAWItec D-0-0 BU-16 dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Kesimpulan: Dari data hasil uji getaran yang dilakukan pada mesin dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keselurhan peforma mesin masuk toleransi

yang diijinkan, jadi secara keselurahan untuk uji getaran 90% masih dalam kondisi baik.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian kinerja pada bagian kelistrikan, sistem pendingin, transmisi, poros transporter, dan top slide dapat berfungsi sesuai dengan tuntutan spesifikasi mesin.

2. Hasil pengujian geometri, mesin dan mengacu pada standar manual book mesin maka, dari 15 item yang diukur hanya 6 item yang masuk toleransi , 2 item tidak masuk toleransi dan 7 item tidak dapat dilakukan pengujian.

3. Uji jalan, berdasarkan data hasil uji jalan maka hasil pengukuran untuk diametertidakmasuk toleransi yang diijinkan sedangkan untuk hasil pengukuran panjang masuk toleransi sesuai standart yang diijinkan. 4. Pengujian getaran, berdasarkan hasil pengujian getaran mengacu pada standar ISO 2372, maka hasil pengujian main spindle dan main motor adalah:

a. Kecepatan main spindle di range 30 – 1400 Rpm maka rata-rata pengujian overall(axial dan radial) pada main spindle menunjukan nilai (RMS) di zona bagus.

b. Kecepatan main spindle di range 2000 Rpm maka pengujian overall(axial dan radial) pada main spindle menunjukan nilai (RMS) di zona cukup. c. Kecepatan main spindle di range 30 - 1000 Rpm

maka rata-rata pengujian overall(axial dan radial) pada main motor menunjukan nilai (RMS) di zona bagus.

d. Kecepatan main spindle di range 1400 - 2000 Rpm maka rata-rata pengujian overall(axial dan radial) pada main motor menunjukan nilai (RMS) di zona cukup.

DAFTAR REFERENSI

[1]. Maduma Sillalahi, Materi Mesin [Online], diakses pada 13

september 2017,

Available:http://uhieb0dtmr05vckejicrnlmec3zvsgkaaa.blo gspot.co.id/2013/03/contoh-laporan-pratikum-proses-produksi.html

[2]. Doddi, Mesin Bubut [Online], diakses pada 12 Agustus 2017,

Available:http://doddi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/fil es/27225/MESIN+BUBUT.

[3]. Sandra, Yeyen, Teknik Analisa Kerusakan [Online],

diakses pada 16 Agustus 2017,

Available:sandrayeyen.blogspot.co.id/2008/07/teknik-analisa-kerusakan-5why.html

[4]. Wiliam W.Seto, Darwin Sebayang, Getaran Mekanis, Jakkarta:Erlangga, 1997

Gambar

Gambar 2.1 Mesin bubut

Referensi

Dokumen terkait