• Tidak ada hasil yang ditemukan

8.12.(2) Proyek Percontohan Kawasan Budaya Kotagede: Konservasi Seni pertunjukan Kampung dan Lingkungannya di Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "8.12.(2) Proyek Percontohan Kawasan Budaya Kotagede: Konservasi Seni pertunjukan Kampung dan Lingkungannya di Yogyakarta."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

8.12.(2) Proyek Percontohan Kawasan Budaya

Kotagede: Konservasi Seni pertunjukan Kampung dan Lingkungannya di

Yogyakarta

Yogyakarta

Tipe kegiatan:

Konservasi kawasan warisan budaya kota

Inisiatip dalam manajemen perkotaan:

Pembangunan kesadaran (awareness) masyarakat sebagai basis melestarikan warisan kota

Tempat dan skala kegiatan:

Sebagai pilot project dilaksanakan di RW07 Kelurahan Purbayan Kotagede Yogyakarta

Pelaku utama:

Masyarakat, YHS, Jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada

Deskripsi kegiatan

Kotagede telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan budaya melalui SK Gubernur DIY No. 121/KPTS/1989. Dalam menanggapi keputusan tersebut, maka beberapa studi maupun program mengenai konservasi perkotaan di Kotagede, telah dimulai sejak tahun 1996, yaitu :

• Studi persiapan mengenai Kotagede untuk Simposium dan Workshop Internasional Mengenai Konservasi Perkotaan Asia dan Pasifik Barat, yang diorganisir oleh Jurusan Arsitektur UGM pada tahun 1996. Studi ini memberikan beberapa temuannya yang akan dijadikan dasar bagi suatu program pelaksanaan

• Simposium dan Workshop Internasional Mengenai Konservasi Perkotaan Asia dan Pasifik Barat, yang diorganisir oleh Jurusan Arsitektur UGM pada tahun 1996, menghasilkan sebuah deklarasi yang mendukung usaha konservasi di Kotagede

• Beberapa program dan studi mengenai Kotagede lainnya, yang telah dilakukan di bawah koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DIY

Dari studi maupun program yang pernah dilakukan tersebut dapat diperoleh pelajaran berdasarkan gambaran permasalahan dari perspektif masyarakat, bahwa bagaimanapun kepedulian/kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konservasi Kotagede harus tetap didukung oleh pihak luar, terutama dalam men-transformasi-kan gagasan ke dalam tindakan berdasarkan potensi-potensi setempat. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka YHS (Yogyakarta Heritage Society) bersama dengan Jurusan Arsitektur UGM menyusun suatu program konservasi kawasan budaya Kotagede. Beberapa program yang telah disusun adalah :

1. Kompilasi program-program pelaksanaan yang pernah ada di Kotagede 2. Penentuan alternatif prioritas program pelaksanaan

3. Pelaksanaan program

Program ini dirancang sebagai proyek percontohan yang merupakan pembangunan masyarakat sebagai titik awal bagi usaha konservasi, sehingga diharapkan masyarakat pada nantinya akan dapat menggulirkan sendiri kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

(2)

Sebagai kelompok sasaran, yaitu pihak yang memperoleh manfaat dari program ini, adalah masyarakat setempat.

Pelaksanaan kegiatan

Program ini merupakan inisiatif YHS, yang kemudian berkerjasama dengan

Jurusan Arsitektur UGM, serta masyarakat Kotagede yang diwakili oleh Pusat Studi dan Dokumentasi Kebudayaan Kotagede (PUSDOK). Beberapa pihak lainnya juga memberikan dukungannya bagi program ini, yaitu Dinas Kebudayaan DIY, Kelompok-kelompok Manajemen Kawasan Budaya Kotagede, Koperasi Pengrajin, serta beberapa organisasi setempat.

Perencanaan Program

Prinsip-prinsip dasar yang digunakan untuk merencanakan program kegiatan adalah : • Kotagede memiliki karakteristik unik, sebagai kampung/kota pada masa awal Islam,

yang tergambar pada struktur kota aslinya

• Kotagede mempunyai artifak-artifak yang signifikan, yaitu Masjid Agung Mataram dan kompleks permakaman Hastorenggo

• Kotagede mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan, yaitu konservasi tempat-tempat bersejarah, pola perkotaan dan budaya yang dapat dikembangkan untuk turisme (pariwisata), serta sebagai pusat industri kerajinan tangan

• Terdapat pola perkotaan dengan karakteristik khusus, yang ditunjukkan oleh jalan-jalan kecil/sempit antara rumah-rumah penduduk sebagai akses bagi publik dengan pola organik

• Didalam perkembangannya, Kotagede mempunyai beberapa permasalahan yaitu (1) penurunan industri kerajinan tangan; (2) penurunan minat masyarakat terhadap kegiatan kesenian/budaya; dan (3) tidak adanya usaha atau dorongan untuk mempertahankan kondisi arsitektural semula

Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut maka ditentukan bahwa alternatif urutan pelaksanaan yang relevan dan paling tepat pada tahap pilot project ini adalah pendekatan

budaya – ekonomi – fisik (gambar 1). Sementara itu sebagai titik awal pelaksanaan adalah

RW07 Kelurahan Purbayan, dimana diharapkan akan terjadi proses bola salju untuk membangkitkan seluruh potensi di Kotagede dalam usaha konservasi ini (gambar 2).

Pelaksanaan Kegiatan

Program pelaksanaan yang dipilih adalah konservasi seni pertunjukan kampung beserta lingkungannya. Dalam pelaksanaannya perlu untuk mempertahankan keharmonisan antara pengembangan seni pertunjukan ini dengan kegiatan ekonomi (dengan orientasi pada pasar) dan kegiatan agama (dengan orientasi pada masjid), sehingga seluruh masyarakat dapat mendukung upaya konservasi ini. Dalam jangka panjang diharapkan seni kampung dapat mendorong kegiatan ekonomi lokal seperti makanan setempat dan kerajinan tangan. Beberapa tujuan maupun target dari konservasi seni pertunjukan kampung di antaranya adalah :

1. Meningkatkan kemampuan penentuan sendiri oleh masyarakat terhadap kebutuhan ekspresi (aktualisasi diri melalui kesenian), ekonomi dan sosial

2. Menciptakan pasar bagi seni kampung sebagai sarana seni pertunjukan (entertainment) 3. Meningkatkan kegiatan ekonomi setempat seperti penjualan makanan tradisional dalam

(3)

Berkaitan dengan kegiatan konservasi seni pertunjukan kampung tersebut, maka dilakukan beberapa rangkaian kegiatan :

• Inventarisasi warisan-warisan yang ada serta gagasan untuk revitalisasinya. Warisan yang ada di Kotagede terdiri dari warisan budaya abiotic, biotic serta sosial. Iventarisasi maupun perumusan gagasan untuk merevitaliasinya didiskusikan lebih dulu dengan warga setempat

• Paket-paket tur untuk menikmati kebudayaan tradisional setempat yang diorganisir oleh masyarakat Kotagede sendiri

• Festival seni pertunjukan kampung

• Perumusan program-program yang berkesinambungan mengenai manajemen seni pertunjukan kampung, makanan tradisional dan kerajinan tangan

Manfaat dan keuntungan kegiatan serta faktor-faktor pelaksanaannya

Kesadaran serta kepedulian masyarakat Kotagede mengenai pentingnya melestarikan warisan budaya serta lingkungannya dapat lebih ditumbuhkan dengan memberikan dukungan pada pengembangan potensi-potensi setempat, terutama yang berkaitan dengan warisan budayanya. Faktor-faktor yang mendukung tercapainya hal tersebut di atas adalah: • Keberhasilan YHS dan Jurusan Arsitektur UGM dalam mengidentifikasi aspek

kehidupan masyarakat terpenting yang dapat dikembangkan sebagai titik awal pelestarian kawasan Kotagede.

• Dukungan pemerintah daerah melalui SK Gubernur DIY No. 121/KPTS/1989 yang menetapkan Kotagede sebagai kawasan budaya yang harus dikonservasi

• Masyarakat Kotagede memberikan kontribusinya secara optimal dalam pelaksanaan program ini. Seni pertunjukan kampung pada dasarnya merupakan akar budaya dan kesenian setempat, sehingga kesiapan masyarakat dari segi kemampuan teknis serta organisasinya mudah diperoleh

Dengan berkembangnya seni pertunjukan kampung, sebagai media ekspresi sosial dan budaya serta dampaknya dalam meningkatkan perekonomian, maka program konservasi Kotagede mendapat pembenaran dari masyarakat setempat. Sehingga pada akhirnya mereka akan lebih termotivasi dalam melestarikan kawasan Kotagede sebagai warisan budaya.

Hal-hal yang dapat dipelajari

• Program revitalisasi ternyata tidak harus merupakan program fisik. Urutan prioritas pelaksanaan antara program fisik, ekonomi dan budaya sangat mempengaruhi keberhasilan keseluruhan program

• Program ini menempatkan aspek masyarakat sebagai titik awal bagi usaha konservasi. Pendekatan seni dan budaya sebagai aspek terpenting suatu masyarakat dapat digunakan sebagai titik awal dalam memberi pengertian mengenai pentingnya konservasi kawasan budaya. Dengan pengertian ini maka masyarakat dapat melaksanakan sendiri program konservasi dan revitalisasi, meskipun tetap memerlukan dukungan pihak lain

(4)

Kemungkinan-kemungkinan Replikasi

Program ini menarik untuk direplikasi di tempat lain, mengingat saat ini di Indonesia banyak kawasan-kawasan bersejarah yang mulai terancam keberadaannya. Berbagai model program konservasi dan revitalisasi diperlukan untuk memperkaya referensi aktor-aktor pembangunan yang hendak melaksanakan program serupa.

Pendekatan pengembangan kehidupan seni dan budaya setempat, membuat program ini relatif mudah untuk direplikasi, karena murah, dapat diorganisir oleh masyarakat sendiri, dan setiap kawasan budaya tentunya memiliki seni dan budaya tradisional. Prakondisi yang diperlukan adalah :

• Dukungan pemerintah dengan menetapkan suatu kawasan sebagai kawasan budaya yang harus dilestarikan

• Terdapat organisasi (LSM, konsultan, perguruan tinggi) yang mampu secara sistematis memberikan proses pembelajaran dan pendampingan pada masyarakat mengenai program konservasi dan revitalisasi

Nara sumber:

1. Yogyakarta Heritage Society (YHS)

2. Study Group for Architecture and Urban Conservation (AUC) Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada Referensi Lain :

The World Bank Small Grants Program Progress Report

Kotagede – Yogyakarta Cultural District Pilot Project : Conservation of Kampung Performing Arts and Its Enviroment

(5)

Gambar 1

Pendekatan Dalam Konservasi Kotagede

Sumber : The World Bank Small Grants Program

Progress Report, Kotagede – Yogyakarta Cultural District Pilot Project : Conservation of Kampung Performing Arts and Its Enviroment, Oktober 1998

Faktor luar (trend wisata

dunia)

Permasalahan Analisis penyebab penurunan kondisi • Peninggalan ibukota Kerajaan Mataran kuno • Pusat industri kerajinan • Perumahan tradisional dalam pola kota yang khas • Penurunan industri kerajinan • Penurunan minat terhadap kegiatan budaya • Penolakan terhadap pelestarian kondisi arsitektural • Fisik • Sosial • Arsitektural Alternatif urutan pelaksanaan revitalisasi Kotagede Latar belakang Kotagede BUDAYA ---- EKONOMI ---- PENDEKATAN FISIK BUDAYA ---- EKONOMI ---- PENDEKATAN FISIK BUDAYA ---- EKONOMI ---- PENDEKATAN FISIK Alternatif terpilih untuk

(6)

Gambar 2

Proses Efek Bola Salju dalam Membangkitkan Seluruh Potensi di Kotagede

Keterangan :

Kegiatan dimulai di RW 07 dan diharapkan dapat menyebar ke seluruh Kecamatan Kotagede Sumber : The World Bank Small Grants Program

Progress Report, Kotagede – Yogyakarta Cultural District Pilot Project : Conservation of Kampung Performing Arts and Its Enviroment, Oktober 1998

RW 07 RW 07 RW 08 RW 07 RW 08 RW 10 RW 09 RW lain KELURAHAN KELURAHAN PURBAYAN KOTAGEDE Kelurahan lain

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi pupuk organik cair pada tanaman kentang dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif kentang dan persentase kelas umbi besar serta mengurangi kelas umbi kecil,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari harga, kualitas pelayanan dan brand image terhadap keputusan pembelian. Tipe penelitian yang digunakan adalah

[r]

Pada awalnya bahan dibekukan dengan alat pendingin, kemudian bahan dikeringkan dengan cara mengubah tekanan di dalam ruang pengering menjadi lebih rendah

Pengambilan contoh tanah dengan metode SRS lebih sederhana, mudah dan cepat serta data yang diperoleh akan dapat mencerminkan keadaan tanah yang sebenarnya, jika contoh tanah

22 untuk mengetahui maksud dan tujuan dari iklan tersebut 23 sasaran iklan tdk hanya utk satu masyarakat tertentu 24 iklan harus berbahasa universal agar di pahami semua 25

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa praktek jual beli yang berlaku di objek wisata pantai Lhoknga masih jauh dari nilai-nilai etika

Jenis dan metode penelitian yang digunakan disini adalah studi kasus , dimana studi ini melakukan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu