• Tidak ada hasil yang ditemukan

Olahan Rambutan untuk Peluang Usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Olahan Rambutan untuk Peluang Usaha"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa Beberkan Resep

Olahan Rambutan untuk Peluang

Usaha

Mahasiswa ITN Malang mengajari masyarakat Dusun Gajahan cara mengolah buah rambutan. (Foto: Istimewa)

Pohon rambutan yang banyak tumbuh di Dusun Gajahan, Desa Gajahrejo, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan memiliki potensi ekonomi. Selain dijual dalam bentuk buah segar, rambutan juga bisa dijadikan berbagai olahan, seperti makanan dan minuman. Inilah yang dibidik oleh mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Hari kedua “Sobo Deso” Rabu (01/05/19), Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTL) membeberkan resep olahan rambutan kepada warga Gajahan.

Menggandeng Laboratorium Teknologi Bahan Makanan (TBM), mahasiswa ITN mengajarkan pelatihan pembuatan produk seperti, puding sedot rambutan (pudot rambutan), sari rambutan, dan brownis dari biji rambutan. Kegiatan ini disambut antusias oleh ibu-ibu dan remaja puteri Dusun Gajahan. Menariknya resep olahan ini menggunakan buah rambutan sortiran.

“Kami memanfaatkan buat rambutan sortiran yang masih segar dan rasanya asam. Biasanya selama ini buah sortiran hanya dibuang begitu saja. Makanya dibuat produk olahan baru. Tujuannya agar bisa meningkatkan nilai jual rambutan,” terang Dra. Siswi Astuti, M.Pd., dosen pendamping pelatihan produk Lab. TBM. Meskipun sortiran ternyata buah rambutan ini masih kaya akan gizi, tinggi serat dan rendah kalori, mengandung vitamin C, zat besi dan fosfor, serta tembaga. Begitupun dengan biji

(2)

rambutan. Memiliki rasa agak pahit berbeda dengan dagingnya yang manis. Ternyata biji rambutan juga bisa dimanfaatkan untuk campuran pembuatan brownis.

“Kalau untuk biji rambutan awalnya kata ibu-ibu Dusun Gajahan rasanya pahit. Namun, setelah kami praktekkan menjadi makanan rasanya enak seperti kacang,” ungkap Siswi biasa disapa.

Dra. Siswi Astuti, M.Pd., dosen Lab TBM sedang menerangkan manfaat buah rambutan. (Foto: Istimewa)

Untuk mengolah biji rambutan pun ada cara khusus. Biji rambutan dimasak dengan cara disangrai. Setelah matang baru biji rambutan dicacah. Cacahan tersebut bisa dimasukkan ke adonan brownis dan sebagian untuk topping-nya. Atau bisa juga sebagai campuran untuk pembuatan kue kering.

(3)

rasanya mendekati rasa melinjo. Makanya, biji rambutan ini juga bisa dijadikan emping seperti halnya emping melinjo” ujarnya.

Kegiatan mahasiswa ITN Malang ini diapresiasi oleh Siti Utiyati, Kepala Dusun Gajahan. Mewakili warga dusun, ia menyampaikan terimakasih kepada ITN yang telah melakukan pengabdian ke Dusun Gajahan. “Harapan kami kedepannya tetap berlanjut (pengabdian mahasiswa ITN ke Gajahan) jangan hanya sekali saja. Warga masyarakat sangat membutuhkan pendidikan, dan kami akan menerima mahasiswa ITN dengan tangan terbuka,” kata Siti. (mer/humas)

Mahasiswa ITN Malang “Sobo

Deso” Dusun Gajahan

Salah satu mahasiswa ITN Malang sedang mengecat gedung sekolah di Dusun Gajahan. (Foto: Istimewa)

Sekitar 30 mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang melakukan “Sobo Deso” atau berkunjung ke desa. Tidak hanya sekedar berkunjung, namun mahasiswa yang dimotori oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) ini juga melakukan bakti desa dengan pembenahan sekolah, bersih-bersih lingkungan serta mengajar di Dusun Gajahan, Desa Gajahrejo, Kecamatan Purwodadi, Pasuruhan. Kegiatan dibagi dua hari, Minggu, 28 April dan Rabu, 1 Mei 2019.

(4)

mengatakan, pendidikan masyarakat di Dusun Gajahan masih minim. Mayoritas masyarakat di sana berpendidikan SMP dan SMA. “Pendidikannya (masyarakat) memang kurang maju, kebanyakan lulusan SMP dan SMA,” ujar Adrian.

Kegiatan hari pertama “Sobo Deso” diawali dengan kerja bakti bersama warga sekitar untuk pembenahan sekolah, dan bersih-bersih lingkungan, Minggu (28/4/19). Dusun Gajahan memiliki sekolah setingkat sekolah dasar. Kondisi gedung sekolah tersebut belum memiliki plafon, sedang temboknya tanpa plamir. Terdapat tiga ruangan, dua ruang untuk kelas, dan satu ruang kantor.

“Sekolah tersebut dibangun dengan swadaya masyarakat sekitar. Ada kurang lebih 40 siswa yang belajar di situ. Jadi, kami (HMTK) ingin membenahi sekolah agar nyaman untuk belajar adik-adik,” kata mahasiswa kelahiran Kota Batu ini.

Agar bangunan sekolah terlihat bersih dan menarik, mahasiswa ITN Malang melakukan pengecatan pada semua bangunan gedung, seta menghias sekolah dengan berbagai gambar. Adik-adik yang belajar di sekolah itu juga antusias menunggu kakak-kakak mahasiswa mengecat sekolahnya.

“Adik-adik antusias menunggui kami bekerja, kebetulan saat itu bertepatan dengan hari Minggu, pas hari libur sekolah. Apalagi saat semua sudah selesai mereka makin senang, karena sekolahnya sudah bersih dengan warna cat cerah dan gambar-gambar menghias ruangan,” sambung Feri Darmawan Sabastian Sinaga, salah satu panitia “Sobo Deso”.

(5)

Mahasiswa ITN Malang memberi motivasi kepada anak-anak Dusun Gajahan agar berani tampil dimuka umum. (Foto: Istimewa)

Sedangkan dihari kedua, Rabu, 1 Mei 2019 kegiatan dilanjutkan dengan belajar di kelas. Anak-anak terlihat antusias mengikuti instruksi kakak-kakak mahasiswa. Mereka mewarnai gambar, public speakin, serta berhitung. “Adik-adik setelah selesai mewarnai diminta untuk menceriterakan tentang apa yang diwarnai. Dari situ adik-adik akan belajar dan berani berbicara di depan umum,” imbuh Feri.

Untuk menambah semangat HMTK sudah menyiapkan hadiah bagi adik-adik berupa kitab suci Al Quran, buku cerita dan celengan. Pengumuman dan hadiah lomba menggambar diberikan saat perayaan pentas seni pada malam harinya. “Pentas seni adalah program tahunan desa. Kali ini momentnya pas dengan kedatangan mahasiswa ITN ke Dusun Gajahan,” tutup Feri. (mer/humas)

(6)

Jaga Pantai Bajulmati untuk

Konservasi Penyu

Mahasiswa Teknik Lingkungan beramai-ramai menanam mangrove di Pesisir Pantai Bajulmati. (Foto: Istimewa)

Anda ingin melihat penyu laut, maka datanglah ke Pantai Bajulmati, di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Pantai Bajulmati menjadi tempat konservasi penangkaran penyu selain Pantai Teluk Asmara. Kegiatan konservasi tersebut dimotori oleh sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Pantai Selatan Rescue (PSR).

Menjaga pantai bagi tempat pendaratan penyu untuk bertelur dari kondisi lingkungan dan penjarahan memang tidaklah mudah. Perlu ada upaya pemberian edukasi kepada masyarakat. Untuk itulah sebanyak 50 mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang bertandang ke Pantai Bajulmati pada Minggu (28/4/19) yang lalu.

Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) bersama 7 anggota komunitas City Care Malang memperingati Hari Bumi (22 April 2019) dengan melakukan Green Action Billion Acts Our Earth. Mereka melakukan kegiatan dengan mengikuti penyuluhan tentang cara konservasi penyu, penanaman mangrove, serta kerja bakti membersihkan sampah di lingkungan pantai. “Kami ingin ikut berperan dalam melestarikan lingkungan pantai. Menjaga pantai agar tidak krisis abrasi, maka kami fokuskan ke Bajulmati. Lagipula di sana juga tempat pendaratan penyu untuk bertelur, tentunya membutuhkan pantai berpasir bagus,” terang Dandhy Agus Bayhaqi, Ketua HMTL.

(7)

Membentuk kesadaran dari diri sendiri sebelum memberikan edukasi pada orang lain itulah harapan HMTL. Peserta kemudian mendapat penjelasan tentang seluk beluk konservasi penyu dari komunitas penggerak konservasi.

“Kami jadi tahu jenis-jenis penyu yang biasa mendarat di Bajulmati. Cara mereka bertelur, kemudian diambil dan ditetaskan di tempat penangkaran penyu, serta dikembalikan lagi ke pantai. Dari sini diharapkan teman-teman punya kesadaran akan konservasi penyu,” beber mahasiswa asal Tulungagung ini.

Bersih-bersih pantai, mahasiswa ITN Malang kumpulkan 6 trash bag besar sampah. (Foto: Istimewa)

Selain belajar konservasi penyu, mahasiswa ITN Malang juga menanam mangrove. Pihak konservasi sudah menyediakan 115 bibit

(8)

mangrove. Mangrove sendiri manfaatnya banyak untuk kelestarian lingkungan pantai.

“Mangrove penting sekali untuk menahan abrasi pantai dan untuk tempat berkembang biak biota laut seperti ikan, kepiting dan lainnya. Bila pantai terawat penyu pun akan mendatangi pantai untuk bertelur,” imbuhnya.

Diakhir kegiatan tak lupa para mahasiswa melalukan bersih-bersih pantai. Dan, seperti kebanyakan pantai destinasi wisata, sampah di Pantai Bajulmati mayoritas adalah kantong plastik tempat pembungkus makanan dan minuman. “Berhubung di pantai minim tempat sampah, jadinya sampah-sampah tersebut kami bawa saat kembali ke kampus,” sesal Dandy. Mereka berhasil mengumpulkan 6 trash bag besar sampah. (me/humas)

Kunjungi ITN Malang, SMKN 5

Kota Tangerang Ikut Rasakan

Open House

Melihat stand pameran teknologi mahasiswa Teknik Mesin S-1, Pelajar SMKN 5 Kota Tangerang mendapat penjelasan tentang mobil hemat energi. (Foto: Yanuar/Humas)

Gegap gempita Open House Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ternyata juga menarik minat pelajar SMKN 5 Kota Tangerang saat berkunjung ke kampus II ITN Malang, Sabtu (27/4/19). Memang bukan untuk mengikuti open house ke 326 pelajar ini datang. Bersama 26 guru pendamping rombongan SMKN

(9)

5 Kota Tangerang tengah mengadakan serangkaian acara perpisahan di Malang.

Selepas diterima oleh Ir. Bambang Wedyantaji, MT Ketua Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) di hall gedung Laboratorium Teknik Mesin, para siswa berbondong-bondong mengunjungi pameran teknologi mahasiswa yang ada di lapangan kampus. Para pelajar ini selain melihat-lihat karya teknologi mahasiswa ada juga yang mengikuti lomba selfie yang diadakan oleh panitia. S e k e l o m p o k p e l a j a r p u t e r i d e n g a n n a m a i n s t a g r a m @xiimultimedia_satu memposting foto dengan dengan caption “Anak-anak multimedia dari SMKN 5 Tangerang juga mau ikutan eventnya nih”. Foto tersebut kemudian di tag ke instagram @humas_itnmalang.

Pelajar SMKN 5 Kota Tangerang mendapat penjelasan seputar jurusan dan perkuliahan di ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas)

(10)

Selain para pelajar jurusan Multimedia ikut juga dalam rombongan jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak, serta Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. ITN Malang menjadi tujuan pertama pelajar SMKN 5 Kota Tangerang sebelum mereka ke-destinasi wisata lainnya seperti Bromo, Coban Rais, Museum Angkut, dan Kampung Warna-warni Jodipan.

Drs. H. Nurhali, M.Pd, Kepala Sekolah SMKN 5 Kota Tangerang menceritakan antusiasme mereka mengunjungi kampus biru. Bahkan saking semangatnya, tanpa beristirahat sejenak di penginapan atau sekedar menaruh tas, mereka langsung meluncur ke kampus II ITN Malang. “Semua lelah terbayar sudah. Begitu sampai di kampus yang asri ini, segala lelah jadi hilang” ujar Hali.

Senada dengan pernyataan kepala sekolah, Retno Harianti, salah satu guru juga berpesan agar para pelajar menyimak pengenalan kampus dengan sungguh-sungguh. “Mumpung ada di sini, manfaatkan waktu dengan baik,” katanya. (mer/humas)

Tropical Forest Tutup Open

House ITN Malang

Penampilan Tropical Forest Band saat penutupan Open House ITN Malang memukau penonton. (Foto: Yanuar/Humas)

(11)

Open House Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang 2019. Lapangan kampus II ITN Malang seketika hangat seiring terbenamnya matahari, Minggu (28/4/19). Band reggae asal Malang ini menghipnotis penonton untuk bergoyang mengikuti irama musik yang mengasyikkan.

“Mari kita bersenang-senang, bergoyang bersama. Terimakasih kepada ITN Malang yang telah mengundang kami. Selamat kepada semua pemenang lomba, sukses terus,” pekik Unoy, vokalis Tropical Forest Band.

Para juara lomba open house sebelumnya sudah diumumkan oleh panitia dan menerima hadiah berupa uang tunai, beasiswa, trofi serta plakat secara langsung dari Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang. Juara pertama kompetisi Mobile Legends diraih oleh tim Don’t Panic SMKN 4 Malang Grafika. Untuk dance competition juara pertama diboyong oleh Classy Sassy dari SMAN 3 Malang, sedangkan parade band jawaranya adapah X5 band.

(12)

Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang (empat dari kiri) usai menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba band. (Foto: UKM Format)

“Semoga para juara bisa terus berprestasi dan berkarya. Jadilah kalian Milenial yang bisa memanfaatkan teknologi dengan bijak dan positif,” pesan rektor.

Selama kegiatan open house dua hari Sabtu-Minggu (27-28/4/19), panitia juga membuka lomba selfie on the spot, dimana SMA Nasional sebagai pemenangnya. Khusus lomba selfie yang fotonya langsung diunggah di instagram @humas_itnmalang, pemenangnya mendapatkan hadiah berupa uang tunai. (me/humas)

ITN Malang Dorong Generasi

Milenial Sukses Bisnis Online

Agus Piranhamas saat memberi motivasi kepada pelajar se-Malang Raya. (Foto: Yanuar/Humas)

Para pelajar sering hanya menjadi konsumen pada bisnis online. Padahal menurut Agus Piranhamas, terbuka peluang dan kesempatan sangat lebar bagi para milenial khususnya pelajar SMA sederajat untuk sukses sejak dini. Hal ini disampaikan dalam talkshow Open House ITN Malang 2019, di kampus II, Jumat (27/4/19).

(13)

“Generasi milenial sekarang bukan jamannya bergantung pada orang tua. Banyak peluang yang bisa kalian lakukan untuk sukses diusia muda dengan internet. Pandangannya harus berubah, lulus kuliah tidak hanya menjadi pegawai atau karyawan. Segera belajar online,” kata Pakar Internet Marketing ini menyemangati sekitar 150 pelajar SMA sederajat se-Malang Raya yang memadati gedung Teknik Informatika.

Lewat talkshow “Menjadi Miliarder di Usia Muda dengan Bisnis Online” ITN Malang turut mendorong generasi milenial untuk faham tentang internet marketing. Di sini Agus mengupas cara merintis bisnis berbasis internet atau biasa disebut dengan “bisnis online”. Pemanfaatan teknologi digital secara bijak dan positif ini nantinya diharapkan mampu menghasilkan enterpreneur diusia muda.

Dalam kesempatan ini, Agus membagi tips sukses dengan mencari peluang di google. “Kalau sudah memegang gadget stop alay, lebay, dan jablay. Cari kebutuhan masyarakat, dan silahkan menjual apapun asal berkah. Kemudian, secara berkala lakukan evaluasi dan perbaikan hasil,” pesan alumnus Teknik Kimia ITN Malang 1987 ini.

(14)

Akrab, Agus Piranhamas (kiri) bersama Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang (kanan) usai talkshow dalam Open House ITN Malang 2019. (Foto: Yanuar/Humas)

Pria asli Bojonegoro tersebut juga mencontohkan bagaimana mempromosikan produk lewat online. Misalnya akan menjual kaos Mobile Legends di internet. Saat membuat kata kunci maka hindari menggunakan ‘jual eceran’, karena nanti yang terjual hanya eceran. “Buatlah kata kunci grosir, agar yang membeli juga grosiran,” jelasnya. Kata kunci juga bisa ditambah wilayah, misalnya Malang.

Memang tidak mudah memulai bisnis online. Membutuhkan strategi khusus untuk bersaing dengan pelaku bisnis online di dunia maya. Untuk itu perlu memahami beberapa faktor bisnis, yakni rencana, kemajuan, ulasan, perbaikan dan hasil. “Perlu rencana apa yang akan dilakukan, bagaimana cara memperbaikinya, dan

(15)

hasilnya,” pungkas Agus Piranhamas yang sudah sukses membina puluhan murid SMA dengan omzet puluhan juta rupiah. (me/humas)

Don’t Panic SMKN 4 Malang

Grafika Boyong Juara I

E-Sport ITN Malang

Tim e-sport Don’t Panic SMKN 4 Malang Grafika akhirnya memboyong gelar jawara pada kompetisi Mobile Legends ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas)

Tim e-sport Don’t Panic SMKN 4 Malang Grafika akhirnya memboyong juara 1 dalam lomba Mobile Legends Open House Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mereka adalah Muhammad Amin Rahman, Ferdian, Kurniawan, Bima Wiranegara, Fino Agustian, dan Allan Hilmy.

Untuk menjadi jawara memang tidaklah mudah. Butuh kekompakan tim dalam membangun kemistri sebelum bertanding. “Agar menang maka chemistry harus didapat, tim harus kompak. Satu lagi, skill individu harus baik, karena ini menyangkut pengaturan strategi (dalam bertanding),” jelas Allan Hilmy, ketua tim, Minggu (28/4/19).

Allan menuturkan, Mobile Legends merupakan game strategi. Bagaimana mencari dan mengatur strategi agar menang. Menyisihkan 76 tim dari total 77 tim memang tidaklah mudah. Mereka berlima sudah membangun chemistry sejak awal, dengan

(16)

sering bermain game online bersama di luar jam pelajaran. Bagi para pelajar kelas 12 ini, bermain Mobile Legends adalah aktifitas yang menyenangkan untuk menghalau rasa bosan.

“Buat seru-seruan aja, pas bosan atau suntuk kami main Mobile Legends bersama. Asik kalau timnya bisa kompak. Disini kami juga mencari teman dan menambah teman baru,” tuturnya.

Suasana final kompetisi Mobile Legends Open House ITN Malang 2019. (Foto: Mita/Humas)

Hal yang bisa membuat gagal dari permainan Mobile Legends menurut Allan adalah, salah pilih hero (karakter), kurang komunikasi (miscommunication) dengan tim, dan merupakan musuh terbesar bagi pemain Mobile Legends atau game online adalah

(17)

sinyal. Sinyal Lag, kondisi dimana gerakan pada game tidak sesuai timing-nya dengan yang pemain lakukan. Ini akan mengakibatkan jeda yang bisa merugikan pemain bahkan bisa mengakibatkan kekalahan.

“Kalau main game online kalahnya dengan sinyal. Tapi sinyal di sini (ITN) Malang sangat bagus. Fasilitasnya juga ok, serta udaranya sejuk,” pungkas Allan. (me/humas)

ITN Malang Wadahi Minat Seni

Pelajar,

Lewat

Dance

Competition

Tim SPEC SMAN 2 Lumajang Menampilkan dance terbaiknya dengan kostum yang unik. (Foto: UKM Format)

Open House Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang 2019 di kampus II turut mewadahi minat seni generasi milenial dengan dance competition. Meskipun sebagai kampus teknologi, kampus biru ini tetap memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa berbasis seni dan olahraga. Salah satu UKM-nya adalah UKM Sanggar Blitz, yang juga mengusung seni tari.

Dalam open house kali ini yang dilombakan adalah Modern Dance khusus bagi pelajar setingkat SMA. Menurut pengamatan penulis, gerakan dance peserta lomba ada yang memadukan unsur gerakan hip hop, robot dance, bahkan break dance. Beranggotakan 3-8 orang, peserta diberi waktu 3-5 menit untuk menunjukkan

(18)

kebolehannya di hadapan para juri. Ada tiga juri dalam lomba kali ini, yakni Double’D (D’Bronisth Famz) Malang, yang juga alumnus Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota ITN Malang, Riswandy (Last Minute Street Crew) Surabaya, dan Eco (Black) Bandung.

Menurut Pompy Mandislian Sianturi, panitia lomba dance mengatakan, jumlah peserta dance melebihi ekspektasi panitia. Ada 30 peserta yang mendaftar, meskipun kemudian dari jumlah tersebut tinggal 19 peserta yang maju lomba. Hal ini dikarenakan waktu lomba mendekati jadwal ujian bagi pelajar. “Targetnya hanya 10-15 tim dari Malang Raya, namun yang mendaftar hingga 30 tim. Tapi, banyak yang mengundurkan diri karena besok Senin ada jadwal ujian,” terang mahasiswa Teknik Elektro semester 6 ini, Minggu (28/4/19).

Tiga juri dance competition turut unjuk kebolehan melakukan dance usai penjurian. (Foto: UKM Format)

(19)

Bahkan peserta lomba yang awalnya hanya untuk pelajar se-Malang Raya ternyata diikuti pula oleh pelajar dari luar Malang, seperti Lumajang dan Mojokerto. Salah satu peserta dari Lumajang adalah tim Satria Pinandhita Dance Crew (SPEC) SMAN 2 Lumajang. Jauh-jauh dari Lumajang dan setia menunggu pengumuman akhirnya terbayar, tim SPEC mendapat juara 3.

Saat tampil, SPEC berani tampil beda dengan kostum pelajar dan dandanan ala zombi yang dilengkapi dengan tali di leher. Memang terlihat sedikit horor, namun dengan keharmonisan dan kelincahan geraknya, kehororan penampilan justru memperkuat gerak tarinya.

“Senang rasanya, tidak rugi jauh-jauh kami datang. Semoga kedepan bisa menampilkan performa lebih baik lagi,” ujar Syntia Nur Wijayanti salah satu anggota SPEC SMAN 2 Lumajang. (me/humas)

Mobile Legends ITN Malang

E-Sport Beredukasi

Para peserta Mobile Legends sedang serius bertanding di kompetisi E-Sport ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas)

Bermain game biasanya identik dengan bersenang-senang, membuang waktu, dan mengganggu. Namun di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Mobile Legends menjadi e-sport

(20)

beredukasi. E-sport satu ini menjadi salah satu primadona lomba dalam kegiatan Open House ITN Malang 2019.

“Kami rubah konsep game agar bisa mengedukasi adik-adik kita para pelajar. Kami jadikan sport game yang beredukasi, e-sport game yang menjunjung e-sportifitas,” ujar Aladin Purkuncoro, ST., MT koordinator kegiatan saat ditemui di lokasi lomba, Sabtu (27/4/19).

Berhasil menyedot 385 peserta atau 77 tim, dimana tiap tim berjumlah 5 orang. Diikuti oleh pelajar setingkat SMA/SMK se-Malang Raya, Mobile Legends digelar dua hari. Hari Sabtu sebagai babak penyisihan, dan finalnya di hari Minggu.

“Kami panitia terkendala karena waktunya mepet. Namun begitu, antusiasnya peserta luar biasa. Sebenarnya pendaftar lebih dari ini (77 tim) tapi sebagian ada yang mengundurkan diri karena persiapan ujian sekolah,” ujar Aladin biasa ia disapa. Menurut dosen Teknik Mesin, Program Studi Terapan ini, aturan permainan Mobile Legends menggunakan sistem gugur dan sudah dibuat sesuai standart kompetisi dengan memakai bagan permainan. Dari 77 tim nantinya akan dikerucutkan menjadi 8 tim di semi final. Kemudian akan disaring lagi menjadi juara satu, dua, dan tiga, serta juara harapan.

Untuk memperlancar jalannya permainan, panitia sudah menyiapkan ruang Amphi sebagai arena permainan. Sedangkan di luar ruangan sudah disediakan LCD untuk menampilkan permainan yang sedang berlangsung. Dengan begitu peserta yang sedang menunggu giliran, atau penonton di luar bisa ikut mengikuti jalannya permainan.

(21)

Rektor ITN Malang, Dr.Ir Kustamar, MT (berdiri tengah, enam dari kanan) foto bersama peserta finalis dan panitian lomba Mobile Legends. (Foto: Yanuar/Humas)

Untuk menyemarakkan event ini, panitia pelaksana dari mahasiswa rencananya akan membuat team e-sport game ITN Malang. Dimana tim pelajar yang berhasil menjadi juara nantinya akan dipertemukan dengan tim e-sport ITN Malang. “Mahasiswa juga tidak mau kalah dengan semangat para pelajar. Nanti kami akan membuat team e-sport game ITN Malang. Nah, besok tim pelajar yang menang akan kita coba tanding dengan tim dari ITN Malang,” kata Sekretaris Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin ini. (me/humas)

(22)

Nekat

Latihan

Semalam,

Mahasiswa ITN Malang Juara 3

Selekda

ASEAN

Skills

Competition (ASC) XIII 2019

Galih Aminullah (kiri) dan Agung Darmawan (kanan) usai mendapatkan juara 3 Selekda ASEAN Skills Competition (ASC) XIII 2019. (Foto: Istimewa)

Adalah Agung Darmawan (programer) dan Galih Aminullah (mekanik). Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini menyabet juara tiga dalam Seleksi Daerah ASEAN Skills Competition (ASC) XIII tahun 2019. Mahasiswa Teknik Elektro S-1 ini menjadi juara pada bidang mobile robotics yang diselenggarakan di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) pada 23-26 April 2019 yang lalu.

Dua mahasiswa asal Malang Selatan tersebut tergolong nekat. Pasalnya hanya persiapan satu malam untuk mengikuti kompetisi ini. Apalagi robot yang digunakan bukan milik sendiri melainkan milik PENS. Mobile Robotic atau Robotino dari FESTO Didactic ini merupakan peralatan canggih buatan Jerman dengan harga mencapai Rp 170 juta rupiah.

“Kami hampir tidak ada latihan sama sekali. Padahal pada kompetisi ini mengharuskan kami memprogram robot. Jadilah kami memprogram dengan waktu 1 jam, trial 3×15 menit, dan test 8 menit. Sejujurnya kami kurang paham tentang karakteristik robot tersebut, karena ini bukan robot kami. Sehingga dalam kompetisi kami mengalami kesulitan saat membuat program dan trial,” ujar Agung Darmawan kepada Humas ITN Malang, saat

(23)

ditemui pada acara Open House ITN Malang 2019, Sabtu (27/4/19).

Menurut mahasiswa semester 4 ini, mereka harus memprogram robot untuk menyelesaikan proyek-proyek yang telah ditentukan oleh juri, seperti memindahkan barang. “Kemarin kami diharuskan menyelesaikan proyek berupa mencocokkan code marker di port dan code marker di target,” imbuhnya.

Ketika robot yang berbentuk bulat ini berhasil mengenali code marker di port kemudian bergerak lagi menuju target yang memiliki code marker yang serupa maka misi dinyatakan berhasil. Tapi sayangnya perjuangan tim ITN Malang belum bisa menyelesaikan misi tersebut. Meskipun begitu robot yang mereka jalankan mampu mengumpulkan poin dari tes proyek tersebut.

Seluruh peserta Selekda ASC XIII 2019 mengabadikan moment dengan berfoto bersama. (Foto: Istimewa)

(24)

Ada lima tim yang mengikuti Seleksi Daerah ASC XIII, yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur. Dari PENS menurunkan 2 tim, sedangkan dari Malang ada 3 tim, yakni ITN Malang satu tim, dan Universitas Merdeka Malang 2 tim. Terbatasnya peserta pada kategori mobil robotics karena memang tidak semua universitas memiliki Robotino. Bagi peserta yang menang Seleksi Daerah ASC XII sekarang tinggal menunggu pengumuman lolos tidaknya mengikuti Seleksi Nasional calon Kompetitor ASC XIII, hingga ASEAN.

“Harapannya di ITN ada tim robot yang bisa ikut seleksi tiap tahun, karena mengingat SDM mahasiswa ITN tidak kalah dengan universitas yang lain,” Galih menambahkan. (me/humas)

Referensi

Dokumen terkait