• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Sekolah Efektif Dan Proses Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia. Susi Yuliastanti, S,Pd, MM Universitas Ekasakti Padang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Sekolah Efektif Dan Proses Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia. Susi Yuliastanti, S,Pd, MM Universitas Ekasakti Padang."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Sekolah Efektif Dan Proses Perbaikan Mutu Pendidikan Di Indonesia

Susi Yuliastanti, S,Pd, MM Universitas Ekasakti Padang

Abstrak

Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional. Agar keluaran sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan tantangan itu, pemerintah melontarkan gagasan tentang manajemen pendidikan yang berbasis sekolah (school-based management) yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk menentukan program dan rencana pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing. Efektifitas sekolah menunjukan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran disekolah secara optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi. Pada sekolah efektif, semua siswa baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam belajar, yang dapat mengembangkan diri, siswa yang memiliki kemampuan intelektualitas yang biasapun dapat mengembangkan dirinya, jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru memasuki sekolah. Jadi konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan didalam belajar. Kata kunci: Sekolah efektif, pendidikan, Indonesia

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sekolah berasal dari bahasa latin skhole, scola, scolae atau schola yang mempunyai arti waktu luang atau waktu senggang. Krishnamurti (dalam Pora, 2004: 16) mengatakan bahwa arti senggang mempunyai maksud waktu yang tidak terbatas bagi seseorang dalam belajar baik sains, sejarah, matematik ataupun tentang dirinya. Maka kami menyimpulkan, sekolah adalah lembaga yang dirancang dalam rangka penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kepada peserta didik yang telah mempunyai aturan, kurikulum dan kelengkapan lainnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab; dapat membawa hasil; berhasil guna; mulai berlaku. Sehingga efektif dapat didefinisikan suatu pencapaian tujuan yang dilakukan secara tepat dengan cara-cara yang telah ditentukan.

Hak untuk memperoleh pendidikan merupakan hak semua warga negara, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus. Hal ini telah ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 maupun pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl pasal 5 ayat 2 yang dengan tegas menyatakan bahwa ―Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus‖. Oleh karena itulah, sudah sewajarnya pemerintah dan kita semua memberikan perhatian yang baik terhadap penyelenggaraan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga apa yang diharapkan dan diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tanggaung jawab kita semua bangsa Indonesia dapat terealisasikan dengan baik, termasuk di dalamnya bagi anak berkebutuhan khusus.

(2)

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahuai pengembangan sekolah yang efektif sehingga mutu sekolah dapat ditingkatkan.

C. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat penulisan makalah ini dapat memberikan gambaran kepada penulis tentang pengembangan sekolah efektif dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan

PEMBAHASAN

Sejenak melihat realitas manajemen sekolah di Indonesia sampai akhir tahun 1990-an, pernyataan Anda mungkin sama seperti Coleman bahwa sekolah-sekolah yang ada hanya memberikan sedikit sumbangan terhadap peningkatan prestasi siswa karena berbagai alasan. Misalnya para kepala sekolah hanyalah perpanjangan tangan birokrat. Mereka hanya bertanggung jawab terhadap birokrat yang membebaninya dengan berbagai tugas administratif dengan imbalan insentif yang minim. Para kepala sekolah cenderung otoriter dalam mengambil keputusan di sekolah. Jangankan menggugah orangtua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan di sekolah, melibatkan mereka saja tidak pernah. Guru-guru juga tidak profesional dalam mengajar, tapi ngotot mendesak pemerintah

agar gajinya naik.

Pemerintah sangat adil dan benar mewajibkan para guru untuk lulus sertifikasi dulu baru diberi imbalan setimpal. Tak dapat disangkal bahwa orangtua, lingkungan keluarga, aspek-aspek kehidupan sosial, sistem pendidikan yang efektif, dan lingkungan belajar-mengajar di sekolah sungguh berpengaruh besar terhadap peningkatan prestasi peserta didik. Secara khusus, rumah dan sekolah merupakan dua mata rantai yang tak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi siswa.

Kita boleh berbesar hati karena sesuai Undang- Undang Pendidikan 20/2003 dan panduan Menteri Pendidikan Nasional yang dikeluarkan tahun 2002 dan 2004 untuk Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah di level sekolah, Pemerintah pusat sudah menyerahkan kuasa, wewenang, dan tanggung jawab ke tingkat sekolah dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan di sekolah.Diyakini bahwa sekolahlah yang lebih tahu mengenai kebutuhan sekolah itu sendiri dan sekolahlah yang paling dekat dengan peserta didik. Merekalah orang yang tepat dalam mengambil berbagai keputusan penting di sekolah. Untuk itu, pemerintah pusat harus mengalokasikan dana hibah block grant langsung ke sekolah untuk tujuan efisiensi dan efektivitas.

Keberhasilan sebuah sekolah biasanya ditentukan oleh sejauhmana tujuan pendidikan itu dapat tercapai pada periode tertentu sesuai dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di sekolah. Oleh karena itu muncullah sekolah efektif dan sekolah tidak efektif. Sekolah efektif mempunyai tingkat ketersesuaian yang tinggi antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil yang dicapai sekolah. Sekolah yang efektif selalu menyempurnakan programnya setiap tahun sehingga dapat mengembangkan kompetensi siswa yang adaptif terhadap setiap perkembangan IPTEKs dan lingkungan global Jadi sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan rencana dan target hasil yang ditetapkan terlebih dahulu. Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki manajemen yang baik, transparan dan akuntabel yang mampu memberdayakan semua komponen sekolah untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif.

Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang telah ditetapkan, efektivitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan personil lainnya dengan masyarakat, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dengan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya hasl nyatanya merujuk kepada hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. Efektivitas juga ditelaah dari (1) masukan yang merata, (2) keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, (3) ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarkat yang sedang membangun, (4) pendapatan lulusan yang memadai.

(3)

Sekolah adalah sistem terbuka yang mempunyai subsistem-subsistem yang saling terkait dan berhubungan. Bosker dan Guldemon (dalam Moerdiyanto, 2007: 6) mengatakan bahwa sistem sekolah yang efektif terdiri dari 5 komponen yaitu: (1) Konteks. Misalnya kebutuhan masyarakat, lingkungan sekolah dan kebijakan pendidikan, (2) Input. Misalnya sumber daya dan kualitas guru, (3) Proses. Misalnya iklim sekolah dan kurikulum, (4) Output. Misalnya hasil belajar siswa dan pencapaian keseluruhan, (5) Outcome. Misalnya kesempatan kerja dan penghasilan

Menurut Davis Thomas (1987) ciri utama sekolah efektif (1) Kepemimpinan (kepala sekolah) yang kuat, (2) Harapan yang tinggi terhadap prestasi siswa, (3) Adanya lingkungan belajar yang tertib dan nyaman, (4) Menekankan kepada keterampilan dasar, (5) Pemantauan secara kontinyu terhadap kemajuan siswa; dan (6) Rumuskan tujuan sekolah secara jelas. Djam‘an Satori (2000) mengemukakan sekolah efektif dalam perspektif manajemen, merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik (mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan tindakan, dan pengendalian) untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Selanjutnya jika dilihat dalam perspektif ini, dimensi dan indikator sekolah efektif dapat dijabarkan sebagai berikut : (a) layanan belajar bagi siswa, (b) mutu mengajar guru, (c) kelancaran layanan belajar mengajar, (d) umpan balik yang diterima siswa, (e) layanan keseharian guru terhadap siswa, (f) kenyamanan ruang kelas, (g) ketersediaan fasilitas bilajar, (h) kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah, (i) pengelolaan dan layanan siswa, (j) sarana dan prasarana sekolah, (k) program dan pembiayaan, (i) partisipasi masyarakat, (m) budaya sekolah.

Menurut Widodo (2011: 34), sekolah efektif mempunyai ciri-ciri yaitu (a) Adanya standar disiplin yang berlaku bagi semua warga sekolah, (b) Memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas, (c) Mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi, (d) Peserta didik mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan, (e) Peserta didik lulus dengan menguasai pengetahuan akademik, (f) Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi, (g) Peserta didik mau bekerja keras dan bertanggung jawab, (h) Kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisi dan membuat rencana sekolah bersama-sama para guru, (i) Adanya lingkungan yang nyaman, (j) Penilaian yang secara rutin mengenai program yang dibuat siswa.

Menurut Heneveld (dalam Moerdiyanto,2007:5) faktor-faktor sekolah efektif adalah, Dukungan orang tua siswa dan lingkungan, Dukungan efektif dari sistem pendidikan, Dukungan materi yang cukup, Kepemimpinan yang efektif, Pengajaran yang baik, Fleksibilitas dan otonomi, Waktu yang cukup di sekolah, Harapan yang tinggi dari siswa, Sikap positif dari para guru, Peraturan dan disiplin, Kurikulum yang terorganisir, Adanya penghargaan dan insentif, Waktu pembelajaran yang cukup, Variasi strategi pembelajaran, Frekuensi pekerjaan rumah, Adanya penilaian dan umpan balik.

Budaya sekolah adalah seluruh pengalaman psikologis para siswa (sosial, emosional dan intelektual) yang diserap oleh mereka selama berada dalam lingkungan sekolah. Respon psikologis keseharian siswa terhadap hal-hal seperti cara-cara guru dan personil sekolah lainnya bersikap dan berperilaku (misalnya, layanan wali kelas dan tenaga administratif), implementasi kebijakan sekolah, kondisi dan layanan warung sekolah, penataan keindahan, kebersihan dan kenyamanan kampus, semuanya membentuk budaya sekolah. Budaya sekolah merembes pada penghayatan psikologis warga sekolah termasuk siswa, yang pada gilirannya membentuk pola nilai, sikap, kebiasaan dan perilaku. Aspek penting yang turut membentuk budaya sekolah adalah kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan sekolah yang efektif merupakan sumber nilai dan semangat, sumber tatanan dan perilaku kelembagaan yang berorientasi ke arah dan sejalan dengan pencapaian visi dan misi sekolah.

Model efektivitas sekolah harus terdiri dari empat domain, Pengalaman siswa, Prestasi siswa terkait kualitas akademik dan prestasi lainnya, Guru dan sekolah, Masyarakat terkait kualitas keterlibatan masyarakat kelompok, stake holder, seperti orang tua, pemerintah, otoritas pendidikan setempat (LEAS) Departemen-departemen dan pengusaha. Sekolah sebagai sebuah sistem mempunyai input, proses, output, dan feedback. Maka karakteristik sekolah efektif menurut Widodo (2011: 35) dapat dilihat dari indikator input dan proses yaitu:

(4)

Indikator Input dan Proses Sekolah Efektif

Input Proses

1. Memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas 2. Sumber daya tersedia dan siap 3. Staf yang kompeten dan

berdedikasi tinggi

4. Memiliki harapan dan prestasi yang tinggi

5. Fokus pada pelanggan (khususnya siswa)

1. Proses belajar mengajar yang efektifitasnya tinggi

2. Kepemimpinan sekolah yang kuat 3. Lingkungan sekolah yang aman dan

tertib

4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif

5. Sekolah memiliki budaya mutu 6. Sekolah memiliki teamwork yang

kompak, cerdas dan dinamis 7. Sekolah memiliki

kewenangan(kemandirian) 8. Partisipasi yang tinggi dari warga

sekolah dan masyarakat 9. Sekolah memiliki keterbukaan

(transparansi manajemen)

10. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah

11. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan 12. Sekolah responsif dan antisipatif

terhadap kebutuhan 13. Komunikasi yang baik

14. Sekolah memiliki akuntabilitas.

Kepala sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan sekolah efektif melalui kepemimpinannya. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah harus mampu mendayagunakan semua sumber yang ada di sekolah agar mencapai sekolah efektif. Menurut Anwar (2011: 10) kepala sekolah efektif dapat dilihat dari indikator-indikator kinerjanya yaitu: Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, Menerapkan system evaluasi yang efektif dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan, Melakukan refleksi diri ke arah pembentukan karakter kepemimpinan sekolah yang kuat, Melaksanakan pengembangan staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, Menumbuhkan sikap responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tertib (Safe and Orderly), Menumbuhkan budaya mutu di lingkungan sekolah, Menumbuhkan harapan prestasi tinggi, Menumbuhkan kemauan untuk berubah, Melaksanakan Keterbukaan/Transparan Managemen Sekolah, Menetapkan secara jelas mewujudkan Visi dan Misi, Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan secara efektif, Melaksanakan pengelolaan sumber belajar secara efektif, Melaksanakan pengelolaan kegiatan kesiswaan/ Ekstrakurikuler secara efektif

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah sekolah menjadi sekolah efektif antara lain: (1) Komunikasi yang terbuka. Komunikasi dalam sekolah baik frekuensi dan kesempatan untuk menerima umpan balik ditingkatkan lebih transparan. Sehingga para stakeholder sekolah mengetahui informasi yang lebih jelas dan ikut berpartisipasi mendukung pengembangan sekolah, (2) Pengambilan keputusan bersama. Kepala sekolah hendaknya melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan. Sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab masing-masing pihak, (3) Memperhatikan kebutuhan guru. Sekolah memperhatikan kebutuhan guru sehingga dapat memberikan motivasi tersendiri bagi guru karena kebutuhannya diperhatikan. Ketika kesejahteraan guru terjamin maka guru akan lebih bersemangat dalam melakukan dan memerbaiki pengajarannya, (4) Memperhatikan kebutuhan siswa. Sekolah yang memperhatikan kebutuhan siswa akan lebih diterima oleh masyarakat. Sekolah perlu melakukan strategi-strategi untuk membuat sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar dan memenuhi kebutuhan siswanya, (5) Keterpaduan sekolah dan

(5)

masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat harus dapat saling bekerja sama dan terpadu dalam rangka mengembangkan sekolah.

PENUTUP

Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauhmana sasaran atau tujuan (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, sekolah yang efektif adalah sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input, proses, output, outcome yang ditandai dengan berkualitasnya komponen-komponen tersebut. Secara operasional sekolah efektif memiliki keleluasaan untuk mengembangkan program-program yang sudah direncanakannya bersama stakeholder yang pokok berkenaan dengan keterkaitan antara sekolah efektif dan desentralisasi adalah bahwa sekolah efektif mensyaratkan sumber daya profesional yang memiliki kemandirian dan dapat memberdayakan semuan kamampuannya.

Sekolah sebagai suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan yang utuh. Sedangkan sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa komponen-komponen (input, proses dan output) yang saling berkaitan satu sama lain sehingga sekolah dapat dikatakan sebagai suatu sistem

RUJUKAN

Anwar, Qomari. 2011. Sekolah yang Efektif, (Online), (http:// ngatimin. weebly. com/uploads/ 5/4/1/1/ 5411453/ sekolah_efektif.ppt, diakses 13 April 2012)

Danim, Sudarwan. 2010. Otonomi Manajemen Sekolah. Bandung:Alfabeta

Djam'an Satori,2012. Quality Assurance, Dalam Desentralisasi Pendidikan, Materi Seminar. Seminar pendidikan di Kecamatan Surade, Sukabumi tanggal.

Davis, K and John W.N, 1996, Perilaku dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Moerdiyanto.2007. Manajemen Sekolah Indonesia yang Efektif Melalui. Penerapan Total Qualitu Management. Badung:Alfabeta

Pora, Yusran. 2004. Selamat Tinggal Sekolah. Yogyakarta:Media Pressindo

Widodo, Suparno Eko. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan: untuk Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:Ardadizya Jaya

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk menganalisis pengaruh Strategi Resource-Based dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Keunggulan Bersaing pada UMKM di

Kesimpulan ini menjawab atas pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian tentang tata vegetasi di area reklamasi rawa, pola drainase kawasan, dan pengaturan/arahan

Hubungan keluarga sedarah yang menimbulkan hubungan istimewa adalah hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat yaitu hubungan antara seseorang dengan

Menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan selain dengan mengoptimalkan motivasi dan budaya organisasi seperti yang dijelaskan sebelumnya, juga dapat dilakukan perusahaan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing I: Dr. Zumrotul Mukaffa, M.Ag Pembimbing II: Machfud Bachtiar, M.Pd.I Kata Kunci : Pemahaman, Hukum bacaan,

hydroterapi pada terapi bobath terhadap ke kemampuan crawling pada anak cerebral palsy spastic diplegia , sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak. Hal

Radikalisme dan Terorisme pada Konteks Geo Politik Indonesia: Sebuah Tinjauan Komunikasi dan Media.. Dalam Sri Hastjarjo editor Masa Depan Komunikasi, Masa Depan Indonesia:

Melalui peristiwa kenaikan harga bahan bakar minyak, partisipatory culture terjadi. Secara terbuka, QHWL]HQ yang bertindak sebagai pengguna media baru mengeluarkan