• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis: Nor Kandir, ST. Korektor: Ibnu Salim Ratimin, Lc. Layoter: Tim Pustaka Syabab. Penerbit: Pustaka Syabab Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penulis: Nor Kandir, ST. Korektor: Ibnu Salim Ratimin, Lc. Layoter: Tim Pustaka Syabab. Penerbit: Pustaka Syabab Surabaya"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penulis: Nor Kandir, ST Korektor: Ibnu Salim Ratimin, Lc

Layoter: Tim Pustaka Syabab Penerbit: Pustaka Syabab Surabaya Cetakan: Kedua, Rojab 1439 H/April 2018 M

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...iii

MUQODDIMAH ... 1

BAB 1: TAUHID ... 3

A. Makna Tauhid dan Pembagiannya ... 4

1. Tauhid Rububiyah ... 5

2. Tauhid Uluhiyah ... 8

3. Tauhid Asma wa Shifat ...10

B. Hak Terbesar Allah atas HambaNya ... 13

C. Keutamaan Tauhid... 16

1. Masuk Surga Tanpa Hisab dan Siksa ... 16

2. Diampuni Segala Dosa ...21

3. Jaminan Aman dan Hidayah ...23

4. Bahagia di Dunia dan Akhirat ... 25

D. Makna Kalimat Tauhid ... 26

E. Kewajiban Dakwah Tauhid ... 29

BAB 2: SYIRIK ... 33

A. Makna Syirik dan Pembagiannya ... 33

1. Syirik Besar ... 34

(4)

B. Perbandingan Syirik Besar dan Syirik Kecil ... 61

C. Awal Munculnya KeSyirikan ... 68

D. Kaidah Memahami Syirik ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(5)

MUQODDIMAH

ููุฟ ู’ุณูุจ

ู

ู ุฑู„ุงููู„ู„ู‡ุง

ู ุฑู„ุงููู€ูฐุฟ ู’ุญ

ููุฟู‚ุญ

ููƒูŽุพูŽุทูŽูˆููู„ู„ู‡ุงููู„ู‚ ูุณูŽุฑููƒูŽุพูŽุทููู… ูŽู„ูŽ ุณู„ุงูŽูˆููุฉ ูŽู„ูŽ ุตู„ุงูŽูˆููู„ู„ู‡ู ูุฏู’ุฟ ูŽุญู„ุงู.

ุŒูููุจุง ูŽุญ ู’ุตูŽุฃูŽูˆููููู„ุข

ูููŽูˆ

ููŽุจูู’ุน

ููุฏ

:

Buku ini berisi tentang Tauhid dan Syirik yang diringkas dari beberapa kitab Tauhid dan Akidah. Penulis berusaha meringkas sebisa mungkin, tetapi dengan tetap memahamkan pembaca

sehingga diberi beberapa penjelasan. Semua hadits dan atsar di

kitab ini semuanya maqbul meliputi shahih dan hasan sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara ilmu mustholah.

Kitab ini disusun dengan harapan menjadi pegangan setiap kaum Muslimin dalam memahami dua perkara besar ini sehingga jelas dan gambalng, hingga bisa merealisasikan Tauhid dan menjauhi Syirik.

Penulis tidak meyakini semua yang ada di buku ini benar. Apa yang benar adalah hanyalah dari Allah, dan apa yang salah adalah karena tabiat manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan. Bagi para ustadz dan alim untuk tidak segan mengirim koreksiannya

kepada penulis di norkandir@gmail.com atau 085730-219-208

untuk dimasukkan ke edisi revisi. Penulis ucapkan jazakumullah

khoir.

(6)

menyempurakan pembahasan ini atau memperjelas apa yang samar lalu menyebar ke tengah kaum Muslimin, serta mengoreksi apa yang salah di dalamnya sehingga tidak memberatkan saya di hari Perhitungan. Ya Allah kabulkanlah.

Ya Allah terimalah dari kami dan Engkau Maha mendengar dan Maha mengetahui.

ููƒูŽุพูŽุทูŽูˆููู„ู„ู‡ุงููู„ู‚ ูุณูŽุฑููƒูŽุพูŽุทููู… ูŽู„ูŽ ุณู„ุงูŽูˆููุฉ ูŽู„ูŽ ุตู„ุงูŽูˆู ูุฏู’ุฟ ูŽุญู’ู„ุงููู„ู„ู‡ูŽูˆ

.ูููุจุง ูŽุญ ู’ุตูŽุฃูŽูˆููููู„ุข

Surabaya, Rojab 1439 H Al-Faqil Ila Allah

(7)

BAB 1: TAUHID

Kita wajib tahu bahwa ilmu ada banyak macamnya dan jenisnya. Kita juga perlu mengetahui bahwa kemulian ilmu itu tergantung apa yang dipelajarinya, semakin mulia yang dipelajari maka semakin mulia ilmu tersebut. Ibnul Jauzi (w. 597 H) berkata:

ููŽุด

ููŽุฑ

ููู

ููู’ู„ุง

ููุน

ูู’ุพ

ููุฟู

ููุจ

ููŽุด

ููŽุฑ

ููู

ููู’ู„ุง

ููŽุฟ

ูู’ุนููุพ

ููู…ู‚

โ€œKemulian ilmu tergantung kemulian yang dipelajari.โ€ (Zadul Masir, 1/11)

Adakah yang lebih mulia daripada Allah?! Maka, ilmu yang paling mulia dan utama secara mutlak adalah ilmu Tauhid karena ia membahas dan mempelajari tentang Allah, terutama hak terbesarNya, apalagi ilmu ini menentukan Surga dan Neraka tiap hamba. Kita juga wajib jujur bahwa ilmu Tauhid lebih mulia daripada ilmu matematika, fisika, kimia, biologi, arsitektur, teknik mesin, teknik elektro, teknik material, teknik industri, teknik informatika, sistem informasi, kedokteran, kebidanan, hukum internasional, bahkan lebih utama daripada fiqih dan balaghoh.

Maka, Anda, wahai Pembaca, yang berasal dari latar belakang apapun dan kuliah di jurusan apapun, Anda patut bersyukur, diberi kesempatan Allah untuk membaca dan mempelajari Tauhid, karena disitulah kemulian dan kejayaan Anda. Dengan meminta pertolongan kepada Allah, kita mulai belajar. Bismillah.

(8)

A. Makna Tauhid (ุฏู‚ุญู‚ุชู„ุง) dan Pembagiannya

Tauhid adalah masdar (kata bentukan dari wah-ha-da) yang

artinya menjadikan sesuatu jadi satu. Secara istilah, Tauhid adalah

mengesakan Allah dengan mengkhususkanNya pada Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Sifat.

Tauhid ada tiga, yaitu: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma wa Shifat. Tiga ini terkumpul dalam firman Allah:

๏ดฟ

ููู‡ ู’ุฏูุจู’ุทุงูŽููุงูŽุฟูููŽู€ู’ู‚ูŽุจูุงูŽู…ูŽูˆู ูุถู’ุฑูŽู•ุงูŽูˆู ูุชุงูŽูˆุงูŽุฟ ุณู„ุงู ู‘ูุจูŽุฑ

ููููŽู„ู ูุฟูŽุพู’ุนูŽุชู ู’ุพูŽู‡ููููุชูŽุฏุงูŽุจูุนูู„ู ู’ุฑูุจูŽุท ู’ุตุงูŽูˆ

ุงู‹ู‘ู‚ูุฟ ูŽุณ

๏ดพ

โ€œRabb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepadaNya. Apakah kamu mengetahui ada yang sama dengannya?โ€ (QS. Maryam [19]: 65)

โ€œRabb (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya,โ€ adalah Tauhid Rububiyah. Adapun โ€œSembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepadaNya,โ€ adalah Tauhid Uluhiyah. Adapun โ€œApakah kamu mengetahui ada yang sama dengannya?โ€ adalah Tauhid Asma wa Shifat, karena inti Tauhid Asma wa Shifat adalah menetapkan kesempurnaan pada nama-nama Allah dan sifatNya serta meniadakan segala bentuk aib dan kekurangan, sehingga tidak ada satu pun yang serupa dengan Allah, baik dari sisi dzat, perbuatan, nama, dan sifat.

(9)

1. Tauhid Rububiyah

Yaitu mengesakan Allah dalam menciptakan, memiliki, dan mengatur. Allah berfirman:

๏ดฟ

ู ู†ูุฅ

ู

ู ุจูŽุฑ

ู ูุฟูุฝ

ููู„ู„ู‡ุง

ูู ู„ุง

ู ุณู„ุงู ูŽุผูŽุพ ูŽุฎููŠูุฐ

ู ุช ูุณูู„ููู ูŽุถ ู’ุฑู•ุงูŽูˆู ูุชุงูŽูˆุงูŽุฟ

ู ูŠูŽุฃููุฉ

ู ุฟูุซููู…ุง

ู

ููƒูŽุพูŽุทูู‰ ูŽู‚ูŽุช ู’ุณุง

ู ุจ ูŽุฏููŠู ูุด ู’ุฑูŽุนู’ู„ุง

ู ูุฟูุฝูู„ูŽุฐูููููƒู’ุฐูุฅู ูุฏู’ุนูŽุจู ู’ู€ูู…ูู“ูุฅู ูุนู‚ูุป ูŽุดู ู’ู€ูู…ูุงูŽู…ู ูŽุฑู’ู…ู•ุงู ูุฑ

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ูู‘ูุจูŽุฑ

ูู„ูŽูŽููŽุฃู ูู‡ูˆ ูุฏูุจู’ุทุงูŽูู ู’ุฟูุฝ

ู ูƒ ูŽุฐูŽุช

ููŽู†ูˆ ูุฑ

๏ดพ

โ€œSesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan

memberi syafaat kecuali sesudah ada izinNya. Yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?โ€ (QS. Yunus [10]: 2)

Maksud mengesakan Allah dalam mencipta adalah seseorang

meyakini bahwa tidak ada pencipta kecuali hanya Allah saja. Allah berfirman:

๏ดฟ

ุฑู’ู…ูŽู•ุงูŽูˆู ูุผู’ุพ ูŽุฎู’ู„ุงููููŽู„ูู“ูŽุฃ

๏ดพ

โ€œKetahuilah, hanya milikNya mencipta dan memerintah.โ€ (QS. Al-Araf [7]: 54)

Adapun maksud mengesakan Allah dalam memiliki adalah

seseorang meyakini bahwa hanya Pencipta yang memiliki. Allah berfirman:

(10)

๏ดฟ

ููู„ ูŽูˆ

ูููุพ

ู

ุถ ู’ุฑูŽู•ุงูŽูˆู ูุชุงูŽูˆุงูŽุฟ ุณู„ุงู ูุฝู’ุพูู…

๏ดพ

โ€œMilik Allah kerajaan langit-langit dan bumi.โ€ (QS. Ali Imran [3]: 198)

๏ดฟ

ู ุณู„ุงูู„ูููุงูŽู…ููููŽู„

ู ูุชุง ูŽูˆุงูŽุฟ

ู ุซู„ุงู ูŽุช ู’ุญูŽุชูุงูŽู…ูŽูˆูุงูŽุฟูููŽู€ู’ู‚ูŽุจูุงูŽู…ูŽูˆููุถู’ุฑู•ุงูู„ูููุงูŽู…ูŽูˆ

ู‰ ูŽุฑ

๏ดพ

โ€œKepunyaanNya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.โ€ (QS. Thoha [20]: 6)

Adapun maksud mengesakan Allah dalam mengatur adalah

seseorang meyakini bahwa yang mengatur alam semesta hanya Allah, termasuk pengaturan rezeki. Allah berfirman:

ู

๏ดฟ

ู ุณู„ุงู ูŽู€ูู…ู ู’ุฟูุฝูู‚ูุฒ ู’ุฑูŽูŠู ู’ู€ูŽู…ู ู’ุพูู‚

ู ุณู„ุงู ูุฝูุพู’ุฟูŽูŠู ู’ู€ูŽู…ูู’ู…ูŽุฃููุถู’ุฑู•ุงูŽูˆููุกุงูŽุฟ

ู ู’ู€ูŽู…ูŽูˆู ูŽุฑุง ูŽุตู’ุจู•ุงูŽูˆู ูŽุนู’ุฟ

ู ู„ ูŽุญู’ู„ุงู ูุฌูุฑ ู’ุฎููŠ

ู

ู ู‚ูŽุฟู’ู„ุงู ูŽู€ูู…

ูููŠูŽูˆู ูุช

ู ู‚ูŽุฟู’ู„ุงู ูุฌูุฑ ู’ุฎ

ู ู„ ูŽุญู’ู„ุงููŽู€ูู…ู ูŽุช

ู

ู ุจ ูŽุฏููŠูู’ู€ูŽู…ูŽูˆ

ููŽู†ู‚ูู„ู‚ูุผูŽู‚ ูŽุณูŽูู ูŽุฑู’ู…ู•ุงู ูุฑ

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ุชูŽุชูู„ูŽูŽููŽุฃู ู’ุพูุผูŽู

ููŽู†ู‚ูุผ

๏ดพ

โ€œKatakanlah: โ€˜Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah

yang mengatur segala urusan?โ€™ Maka mereka akan menjawab:

โ€˜Allah.โ€™ Maka katakanlah: โ€˜Mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?โ€™โ€ (QS. Yunus [10]: 31)

(11)

๏ดฟ

ู ุจุงูŽุฏู ู’ู€ูู…ูุงูŽู…ูŽูˆ

ููŽู•ุงูู„ููู ูุฉ

ููู„ู„ู‡ุงููƒูŽุพูŽุทูู“ูุฅู ูุถู’ุฑ

ู

ู ุฑูŽุผูŽุช ู’ุณูู…ู ูุฟูŽุพู’ุนูŽูŠูŽูˆูุงูŽููู‚ู’ุฒูุฑ

ูุงูŽููŽุทูŽุฏ ู’ู‚ูŽุช ู’ุณูู…ูŽูˆูุงูŽู‡

ููู€ู‚ูุจูู…ู ูุจุงูŽุชููƒูู„ููู ูŒู‘ุพููƒ

๏ดพ

โ€œDan tidak ada dabbah (makhluk) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuz).โ€ (QS. Hud [11]: 6)

Orang-orang musyrik meyakini Tauhid jenis ini, Allah berfirman:

๏ดฟ

ู ุณู„ุงู ูŽุผูŽุพ ูŽุฎู ู’ู€ูŽู…ู ู’ุฟูููŽุชู’ู„ูŽู„ ูŽุณู ู’ู€ูุฆูŽู„ูŽูˆ

ู ุฎ ูŽุณูŽูˆู ูŽุถู’ุฑู•ุงูŽูˆู ูุชุงูŽูˆุงูŽุฟ

ู ุดู„ุงู ูŽุฑ

ู ูŽุณู’ุฟ

ู ูŽุฑูŽุฟูŽุผู’ู„ุงูŽูˆ

ู ู€ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽู„

ู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ูƒูŽู„ูŽู

ููŽู†ู‚ูุฝูŽู ู’ู…ููŠููƒ

๏ดพ

โ€œDan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: โ€˜Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?โ€™ Tentu mereka akan menjawab: โ€˜Allah,โ€™ maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).โ€ (QS. Al-Ankabut [29]: 61)

๏ดฟ

ู ู€ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽู„ูู’ุฟูููŽุผูŽุพ ูŽุฎู ู’ู€ูŽู…ูู’ุฟูููŽุชู’ู„ูŽู„ ูŽุณู ู’ู€ูุฆูŽู„ูŽูˆ

ู

ู ูƒูŽู„ูŽูููู„ู„ู‡ุง

๏ดพูŽู†ู‚ูุฝูŽู ู’ู…ููŠููƒ

โ€œDan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: โ€˜Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: โ€˜Allah,โ€™ maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?โ€ (QS. Az-Zukhruf [43]: 87)

(12)

Artinya keyakinan ini belum menjadikan seseorang sebagai orang beriman.

2. Tauhid Uluhiyah

Yaitu yaitu mengesakan Allah dalam beribadah. Hanya Sang Pencipta, Pemilik, dan Pengatur yang berhak disembah, bukan selainNya. Allah berfirman:

๏ดฟ

ูู‘ููŠูŽุฃูุงูŽูŠ

ู ู€ู„ุงูุง ูŽู

ู ุจูŽุฑูุงูˆ ูุฏูุจู’ุทุงู ูุณุง

ู ู„ุงู ูุฟูุฝ

ู ู„ุง ูŽูˆู ู’ุฟูุฝูŽุผูŽุพ ูŽุฎููŠูุฐ

ู ุพูŽุนูŽู„ู ู’ุฟูุฝูุพู’ุจูŽู‚ู ู’ู€ูู…ู ูŽู€ูŠูุฐ

ู ุชูŽุชู ู’ุฟูุฝ

ููŽู†ู‚ูุผ

ู ู„ุง

ู ุณู„ุงูŽูˆูุง ู‹ุดุง ูŽุฑููู ูŽุถู’ุฑู•ุงู ูุฟูุฝูŽู„ู ูŽุพูŽุน ูŽุฌููŠูุฐ

ู ุณู„ุงู ูŽู€ูู…ู ูŽู„ูŽุฒู’ูƒูŽุฃูŽูˆูู‹ุกุงูŽู€ูุจููŽุกุงูŽุฟ

ููููุจู ูŽุฌ ูŽุฑ ู’ุฎูŽู„ูŽููู‹ุกุงูŽู…ููุกุงูŽุฟ

ู ุซู„ุงู ูŽู€ูู…

ููู„ูุงู‚ูุพูŽุน ู’ุฌูŽุชูู„ูŽูŽููู’ุฟูุฝูŽู„ูุงู‹ู‚ู’ุฒูุฑู ูุชุง ูŽุฑูŽุฟ

ูููุพ

ู

ููŽู†ู‚ูุฟูŽุพู’ุนูŽุชูู’ุฟูุชู’ูƒูŽุฃูŽูˆูุงู‹ุฏุง ูŽุฏู’ูƒูŽุฃ

๏ดพ

โ€œHai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.โ€ (QS. Al-Baqarah [2]: 21-22)

Al-Hafizh Ibnu Katsir (w. 774 H) berkata: โ€œAllah Taโ€™ala

menyinggung saat menjelaskan keesaanNya dalam UluhiyahNya, bahwa Dia adalah pemberi nikmat kepada semua manusia dengan mengeluarkan mereka dari ketiadaan kepada ada, disertai mencurahkan nikmat-nikmat yang nampak maupun yang tersembunyi... Oleh karena itu, hanya Dia yang berhak disembah dan tidak disekutukan dengan apapun.โ€ (Tafsir Ibnu Katsir, 1/194)

(13)

Nama lain Tauhid Uluhiyah adalah Tauhid Ibadah. Disebut

Tauhid Uluhiyah karena berasal dari kata ilah (yang disembah)

karena Allahlah yang disembah, sementara disebut Tauhid Ibadah karena berasal dari kata ibadah (menyembah) karena hamba hanya menyembah Allah.

Ibadah sendiri memiliki dua makna, yaitu makna kata kerja dan

makna kata benda. Makna kata kerja maksudnya merendah

kepada Allah dengan mengerjakan perintahNya dan menjahui laranganNya dengan penuh rasa cinta dan pengagungan.

Adapun ibadah dengan makna kata benda, maksudnya seperti

yang dikatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah saat mendefinisikan ibadah, yaitu:

ู ููู‘ูุจูุญููŠูุงูŽู…ู ุพูุฝูู„ู ูŒุนูู…ุง ูŽุฌู ูŒุฟ ู’ุณุงู ูŽู„ูู‡ููุฉูŽุฏุงูŽุจูุนู’ู„ุง

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ูุŒ ูู„ุงูŽุฟู’ุทูŽ ู’ู•ุงูŽูˆู ูู„ุงูŽู‚ู’ู‚ูŽ ู’ู•ุงู ู’ู€ูู…ู:ูู‡ุง ูŽุถ ู’ุฑูŽูŠูŽูˆ

ููุฉ ูŽุฑูู‡ุง ุธู„ุงูŽูˆููุฉูŽู€ูุตุงูŽุจู’ู„ุง

โ€œIbadah adalah nama yang mencakup segala yang dicintai Allah dan diridhaiNya baik berupa ucapan dan perbuatan, yang tersembunyi maupun yang nampak.โ€ (Fatawa Al-Kubra, 5/154)

Misalkan shalat, dari sisi nama maka ia adalah ibadah, dan pekerjaan shalat sendiri adalah ibadah tersendiri.

Orang-orang musyrik mengingkari Tauhid jenis ini, Allah berfirman:

(14)

๏ดฟ

ู ูƒูุฅ

ูู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅูู“ู ู’ุฟูููŽู„ู ูŽุพู‚ูู‚ูุงูŽุฐูุฅูุงู‚ููƒุงูŽูƒู ู’ุฟูู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููŽู†ูˆ ูุฑูุจู’ุฝูŽุช ู’ุณูŽูŠ

ู

ู ู€ูุฆูŽุฃู ูŽู†ู‚ูู„ู‚ูุผูŽูŠูŽูˆู*

ูู‚ููƒูุฑุงูŽุชูŽู„ูุง

ู†ู‚ูู€ ู’ุฌูŽู…ููุฑูุทุง ูŽุดูู„ูุงูŽู€ูุชูŽููู„ุข

๏ดพ

โ€œSesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: โ€˜Laa ilaaha illallahโ€™ (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata: โ€˜Apakah kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?โ€™โ€ (QS. Ash-Shoffat [37]: 35-36)

Oleh karena itu, Allah mengutus semua Rasul untuk misi ini, Allah berfirman:

๏ดฟ

ู ุพููƒูู„ูููุงูŽู€ู’ุซูŽุนูŽุจู ู’ุฏูŽุผูŽู„ูŽูˆ

ู

ู ู…ูุฃ

ูุงูˆ ูุฏูุจู’ุทุงููู†ูŽุฃูู“ู‚ ูุณูŽุฑููุฉ

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ู ุทู„ุงูุงู‚ูุจูู€ูŽุช ู’ุฌุง ูŽูˆ

ููŽุชู‚ูุบุง

๏ดพ

โ€œDan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): โ€˜Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu.โ€ (QS. An-Nahl [16]: 36)

3. Tauhid Asma wa Shifat

Yaitu mengesakan Allah dalam nama-nama dan sifat-sifatNya. Allah berfirman:

๏ดฟ

ููู„ ูŽูˆ

ูููุพ

ู

ููููุฆุงูŽุฟ ู’ุณูŽุฃู ู„ููู ูŽู†ูˆ ูุฏูุญู’ุพููŠู ูŽู€ูŠูุฐ ู„ุงู ุงูˆูุฑูŽุฐูŽูˆู ุงูŽููุจู ูู‡ู‚ูุทู’ุฏุงูŽูู ูƒูŽู€ ู’ุณ ูุญู’ู„ุงู ูุกุงูŽุฟ ู’ุณูŽ ู’ู•ุง

ููŽู†ู‚ูุพูŽุฟู’ุนูŽูŠูุงู‚ููƒุงูŽูƒูุงูŽู…ููŽู†ู’ูˆูŽุฒ ู’ุฌูู‚ ูŽุณ

๏ดพ

(15)

kepadaNya dengan menyebut Asmaaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.โ€ (QS. Al-Araf [7]: 180)

Tauhid jenis ini memiliki dua rukun, yaitu nafyu (meniadakan)

dan itsbat (menetapkan). Yang dimaksud nafyu adalah meniadakan

segala kekurangan dan aib (cacat) dalam nama dan sifat-sifat Allah.

Adapun itsbat adalah menetapkan bagi Allah seluruh nama-nama

dan sifat-sifat yang ditetapkanNya dalam Al-Qurโ€™an dan Sunnah RasulNya. Allah berfirman tentang nafyu dan itsbat ini:

๏ดฟ

ููุฑู‚ ูุตูŽุจู’ู„ุงู ูุนู‚ูุฟ ุณู„ุงููŽู‚ูู‡ูŽูˆููŒุก ู’ู„ ูŽุดููููุพู’ุซูุฟูŽูƒู ูŽุณู’ู‚ูŽู„

๏ดพ

โ€œTidak ada yang serupa denganNya dan Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.โ€ (QS. Asy-Syuuro [42]: 11)

โ€œTidak ada yang serupa denganNyaโ€ menunjukkan nafyu, dan โ€œDia Maha mendengar lagi Maha melihatโ€ menunjukkan itsbat.

Nafyu dan itsbat ini berkonsekuensi membebaskan Allah dari

empat hal: tamtsil (menyerupakan), takyif (membagaimanakan),

tahrif (merubah), dan taโ€™thil (membatalkan).

Contoh sederhana, Allah mengabarkan diriNya punya Wajah, maka Ahlus Sunnah menetapkannya apa adanya sesuai zhahir

lafazhnya tanpa tamtsil, takyif, tahrif, dan taโ€™thil. Metode ini

ditempuh oleh para ulama Salaf (para Sahabat dan para imam ahli hadits). Imam Al-Baihaqi dan Ad-Darimi meriwayatkan bahwa

(16)

atas) lalu dia pucat pasi sambil menundukkan pandangannya. Kemudian ia mengangkat kepalanya dan menjawab:

ุง ูŽูˆูุŒูู„ู‚ูู ู’ุฌูŽู…ู ูุฑู’ู‚ูŽุบููุกุงูŽู‚ูุช ู’ุณ ูู“ุง

ู ูู„ุง ูŽู… ู‘ูุณู„ุงูŽูˆูุŒ ูŒุจูุฌุงูŽูˆููููุจู ูู†ุงูŽุฟูŠู ู’ู„ู’ุงูŽูˆูุŒูู„ู‚ูุผู’ุนูŽู…ู ูุฑู’ู‚ูŽุบู ูุปู’ู‚ูŽุฝู’ู„

ููŽุฌ ูŽุฑ ู’ุฎููŠูู’ู†ูŽุฃููููุจู ูŽุฑูŽู…ูŽู„ูŽูู.ุงู‹ุทูุฏูŽุชู’ุจูู…ู ู“ูุฅููŽูƒุงูŽุฑูŽุฃูุงูŽู…ูŽูˆูุŒูŒุฉูŽุท ู’ุฏูุจูููู’ู€ูŽุท

โ€œIstiwa maklum, bagaimananya tidak bisa dinalar,

mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bidโ€™ah. Aku melihatmu seorang mubtadi.โ€ Dia memerintahkan agar orang

tersebut diusir dari majlis. (HR. Al-Baihaqi no. 867 dan Asma wa

Shifaat dan Ad-Darimi no. 104 dalam Ar-Raโ€™du alal Jahmiyah)

Tamtsil adalah menyerupakan Allah dengan selainNya seperti mengatakan, โ€œWajah Allah seperti wajah makhlukNya.โ€ Jika objek

yang diserupakan disebutkan, maka itu namanya tasybih, seperti

ucapan, โ€œWajah Allah seperti wajahku.โ€

Takyif adalah membayangkan nama dan sifat Allah, seperti membayangkan Wajah Allah dengan mereka-reka bentuknya, warnanya, besarnya, dan seterusnya.

Tahrif adalah merubah lafazh atau maknanya, seperti Wajah

Allah dirubah artinya menjadi rahmatNya, lafazh istawa (ู‰ู‚ุชุณุง)

โ€œtinggiโ€ dirubah menjadi istaula (ูƒู„ู‚ุชุณุง) โ€œmenguasaiโ€. Allah

mencela Yahudi karena merubah isi Taurat dengan merubah lafazhnya maupun maknanya. Allah berfirman:

(17)

๏ดฟ

ููู…ู ูŒุผูŠูุฑูŽูู ูŽู†ุงูŽูƒู ู’ุฏูŽู‚ ูŽูˆู ู’ุฟูุฝูŽู„ู ุงู‚ูู€ูู…ู’ู…ููŠู ู’ู†ูŽุฃู ูŽู†ู‚ูุนูŽุฟู’ุทูŽุชูŽููŽุฃ

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู…ู„ูŽูŽูƒู ูŽู†ู‚ูุนูŽุฟ ู’ุณูŽูŠู ู’ุฟููู’ู€

ู

ู ุฟูุซ

ู

ููŽู†ู‚ูุฟูŽุพู’ุนูŽูŠูู’ุฟูู‡ูŽูˆููู‡ู‚ูุพูŽุผูŽุทูุงูŽู…ููุฏู’ุนูŽุจูู’ู€ูู…ููููŽูƒู‚ูู ุฑ ูŽุญููŠ

๏ดพ

โ€œApakah kamu masih mengharapkan mereka akan beriman kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?โ€ (QS. Al-Baqarah [2]: 75)

Taโ€™thil adalah membatalkan lafazh atau maknanya, seperti mengatakan, โ€œAllah tidak punya Wajah,โ€ atau โ€œAllah memang memiliki Wajah, tetapi tidak ada maknanya, hanya sebutan saja.โ€

B. Hak Terbesar Allah atas HambaNya

Allah Taโ€™ala berfirman:

๏ดฟ

ู ู“ูุฅู ูŽุณู’ูƒูู•ุงูŽูˆู ู€ูุฌู’ู„ุงู ูุชู’ุผูŽุพ ูŽุฎูุงูŽู…ูŽูˆ

ููู†ูˆ ูุฏูุจู’ุนูŽู‚ูู„

๏ดพ

โ€œTidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembahKu.โ€ (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)

๏ดฟ

ูู‘ูุจูŽุฑููƒ ูŽุถูŽู‚ูŽูˆ

ู ูŠูุฅูู“ูุฅูุงูˆ ูุฏูุจู’ุนูŽุชูู“ูŽุฃู ูŽุฝ

ุงู‹ูƒุง ูŽุณ ู’ุญูุฅููู€ู’ูŠ ูŽุฏูู„ุงูŽู‚ู’ู„ุงูุจูŽูˆููู‡ุง

๏ดพ

โ€œDan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.โ€ (QS. Al-Isra [17]: 23)

๏ดฟ

ู ุฑ ูŽุญูุงูŽู…ู ูุพู’ุชูŽุฃูุงู’ู‚ูŽู„ุงูŽุนูŽุชู ู’ุพูู‚

ูู‘ูุจูŽุฑููŽู…

(18)

ูู’ู€ูู…ู ู’ุฟููƒูŽุฏู“ู’ูˆูŽุฃูุงู‚ูุพูุชู’ุผูŽุชูู“ูŽูˆ

ู

ู ูŠูุฅูŽูˆู ู’ุฟูุฝูู‚ูุฒ ู’ุฑูŽูƒู ูู€ ู’ุญูŽูƒู ูู‚ู„ูŽู’ู…ูุฅ

ูุงูŽู…ู ูŽุดูุญุงูŽู‚ูŽุปู’ู„ุงูุงู‚ูุจ ูŽุฑู’ุผูŽุชูู“ูŽูˆู ู’ุฟูู‡ุง

ู ู€ู„ุงูุงู‚ูุพูุชู’ุผูŽุชูู“ ูŽูˆู ูŽู€ูŽุทูŽุจูุงูŽู…ูŽูˆูุงูŽูู’ู€ูู…ู ูŽุฑูŽููŽุถ

ู ู„ุงู ูŽุณู’ุป

ู ุฑ ูŽุญูู„ูุช

ู ูŽู…

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ุผ ูŽุญู’ู„ุงูุจูู“ูุฅ

ู

ู ุต ูŽูˆู ู’ุฟูุฝูู„ูŽุฐ

ููููุจู ู’ุฟููƒุง

ู ุพูŽุนูŽู„

ู“ูุฅู ูุฟู‚ูุชูŽู‚ู’ู„ุงู ูŽู„ุงูŽู…ูุงู‚ูุจ ูŽุฑู’ุผูŽุชูู“ูŽูˆู*ู ูŽู†ู‚ูุพูุผู’ุนูŽุชู ู’ุฟูุฝ

ู

ู ู„ุงูุจ

ู ุช ูŽุญู ูู€ ูŽุณ ู’ุญูŽุฃู ูŽู„ูู‡ูู„ูุช

ู ุฏ ูุดูŽุฃู ูŽุบูุพู’ุจูŽูŠููƒ

ููู‡

ู ุพูŽุฝููƒูู“ู ูุท ู’ุณูุผู’ู„ุงูุจู ูŽู†ุงูŽุฒู‚ูุฟู’ู„ุงูŽูˆู ูŽุพู’ู‚ูŽุฝู’ู„ุงูุงู‚ููู’ูˆูŽุฃูŽูˆ

ูุงู‚ูู„ ูุฏู’ุทุงูŽูู ู’ุฟูุชู’ุพูู‚ูุงูŽุฐูุฅูŽูˆูุงูŽููŽุน ู’ุณููˆูู“ูุฅูุง ู‹ุณู’ุปูŽูƒู ูุป

ููู„ู„ู‡ุงู ูุฏ ู’ููŽุนูุจ ูŽูˆููƒูŽุจ ู’ุฑูู‚ูุงูŽุฐููŽู†ุงูŽูƒู ู’ู‚ูŽู„ูŽูˆ

ู

ู ุต ูŽูˆู ู’ุฟูุฝูู„ูŽุฐูุงู‚ููู’ูˆูŽุฃ

ู ุพูŽุนูŽู„ููููุจู ู’ุฟููƒุง

ู ูƒ ูŽุฐูŽุชู ู’ุฟูุฝ

ู ู†ูŽุฃ ูŽูˆู*ู ูŽู†ูˆ ูุฑ

ู

ูุง ูŽุฐ ูŽู‡

ู ุชุงูŽููุงู‹ุฟู‚ูุผูŽุช ู’ุณูู…ูู„ูุตุง ูŽุฑ ูุต

ู ุชูŽุชูู“ูŽูˆููู‡ู‚ูุนูุจ

ูู‘ูุณู„ุงูุงู‚ูุนูุจ

ู ุฑูŽุปูŽุชูŽูู ูŽุพูุจ

ู ุต ูŽูˆูู’ุฟูุฝูู„ูŽุฐููููุพู‚ูุจ ูŽุณู ู’ู€ูŽุทูู’ุฟูุฝูุจู ูŽู‚

ูู’ุฟููƒุง

ู ุพูŽุนูŽู„ููููุจ

ู ุชูŽุชูู’ุฟูุฝ

ููŽู†ู‚ูุผ

๏ดพ

โ€œKatakanlah: โ€˜Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.โ€™ Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar

(19)

kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.โ€ (QS. Al-Anโ€™am [6]: 151-153)

๏ดฟ

ูุงูˆ ูุฏูุจู’ุทุงูŽูˆ

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ููƒูŽู…ุงูŽุชูŽู‚ู’ู„ุงูŽูˆููƒูŽุจ ู’ุฑูุผู’ู„ุงููŠูุฐูุจูŽูˆูุงู‹ูƒุง ูŽุณ ู’ุญูุฅููู€ู’ูŠ ูŽุฏูู„ุงูŽู‚ู’ู„ุงูุจูŽูˆูุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดููููุจูุงู‚ููƒูุฑ ู’ุดูุชูู“ูŽูˆ

ู ุตู„ุงูŽูˆู ูุจูู€ ูุฌู’ู„ุงู ูุฑุง ูŽุฌู’ู„ุงูŽูˆู ูƒูŽุจ ู’ุฑูุผู’ู„ุงู ูŠูุฐู ูุฑุง ูŽุฌู’ู„ุงูŽูˆู ูู€ู‚ููƒุง ูŽุณูŽุฟู’ู„ุงูŽูˆ

ููู€ู’ุจุงูŽูˆู ูุจู’ู€ ูŽุฌู’ู„ุงูุจู ูุจ ูุญุง

ู ุณู„ุง

ู ู†ูุฅูู’ุฟูุฝููƒุงูŽุฟู’ูŠูŽุฃู ู’ุชูŽุฝูŽุพูŽู…ูุงูŽู…ูŽูˆููุพู‚ูุจ

ู

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ูู‘ูุจูุญููŠูู“

ู

ูู’ู€ูŽู…

ู

ุง ู‹ุฑู‚ ูุฎูŽููู“ุงูŽุช ู’ุฎูู…ููŽู†ุงูŽูƒ

๏ดพ

โ€œSembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.โ€ (QS. An-Nisa [4]: 36)

ู ูŽู„ ูุถูŽุฑููุฐุงูŽุนูู…ู ู’ู€ูŽุท

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ู„ูุจ ู€ู„ุงู ูŽูู’ุฏูุฑู ูุชู’ู€ููƒู: ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒููู’ู€ูŽุท

๏ทบ

ู

ููููŽู„ู ูู„ุงูŽุผููŠู ูุฑุงูŽุฟูุญููƒูŽุพูŽุท

ู : ูŽู„ุงูŽุผูŽูู ุŒ ูŒุฑู’ู‚ูŽุปูุท

ยซ

ููู„ู„ู‡ุงู ุผ ูŽุญู ูŠูุฑ ู’ุฏูŽุชู ู’ุพูŽู‡ูุŒูุฐุงูŽุนูู…ูุงูŽูŠ

ู

ููƒูŽุพูŽุทู ูุฏุงูŽุจูุนู„ุงู ู‘ูุผ ูŽุญู ุงูŽู…ูŽูˆูุŒูู‡ูุฏุงูŽุจูุทููƒูŽุพูŽุท

ููู„ู„ู‡ุง

ุŸ

ยป

ู: ูุชู’ุพูู‚ูุŒ

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู: ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒูุฟูŽุพู’ุทูŽุฃููููู„ู‚ ูุณูŽุฑูŽูˆ

ยซ

ููู„ู„ู‡ุงู ุผ ูŽุญู ู†ูู†ูŽู

ู

ููŽู“ ูŽูˆููู‡ูˆ ูุฏูุจู’ุนูŽูŠู ู’ู†ูŽุฃููุฏุงูŽุจูุนู„ุงููƒูŽุพูŽุท

(20)

ููุจู ุงู‚ููƒูุฑ ู’ุดููŠ

ููู„ู„ู‡ุงู ูƒูŽุพูŽุทู ูุฏุงูŽุจูุนู„ุงู ุผ ูŽุญูŽูˆูุŒุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดู ูู

ู

ุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดู ูููุจู ููƒูุฑ ู’ุดููŠููŽู“ู ู’ู€ูŽู…ู ูŽุจ ุฐูŽุนููŠููŽู“ู ู’ู†ูŽุฃ

ยป

ูุŒ

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑูุงูŽูŠู: ูุชู’ุพูุผูŽู

ู

ู: ูŽู„ุงูŽู‚ูุŸ ูŽุณุง ู€ู„ุงููููุจู ูุฑ ุดูŽุจูุฃููŽู„ูŽูŽููŽุฃ

ยซ

ุงู‚ูุพูุฝ ุชูŽู‚ูŽููุŒู’ุฟูู‡ู’ุฑ ุดูŽุจูุชููŽู“

ยป

Dari Muโ€™adz bin Jabal Radhiyallahu โ€˜Anhu, dia berkata: aku

dibonceng Nabi Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam di atas keledai

bernama Ufair lalu beliau bersabda, โ€œWahai Muadz, apakah kamu

tahu, apa hak Allah atas hambaNya dan apa hak hamba atas Allah?โ€ Aku menjawab, โ€œAllah dan RasulNya lebih tahu.โ€ Beliau bersabda, โ€œSesungguhnya hak Allah atas hambaNya adalah mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya, dan hak hamba atas

Allah adalah Dia tidak menyiksa siapa yang tidak

menyekutukanNya.โ€ Aku berkata, โ€œWahai Rasulullah, bolehkah aku kabarkan berita gembira ini kepada manusia?โ€ Beliau bersabda, โ€œJangan kamu sampaikan, nanti mereka berpangku tangan.โ€ (HR. Al-Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30)

C. Keutamaan Tauhid

1. Masuk Surga Tanpa Hisab dan Siksa

Husain bin Abdurrahman berkata: โ€œSuatu ketika aku berada di sisi Sa'id bin Zubair, lalu ia bertanya: โ€˜Siapa di antara kalian melihat bintang yang jatuh semalam?โ€™ Kemudian aku menjawab: โ€˜Aku, tetapi aku ketika itu tidak sedang melaksanakan shalat, tetapi aku disengat kalajengking,โ€™ lalu ia bertanya kepadaku: โ€˜Lalu apa yang kau lakukan?โ€™ Aku menjawab: โ€˜Aku minta diruqyah.โ€™ Ia bertanya lagi: โ€˜Apa yang mendorong kamu melakukan hal itu?โ€™ Aku menjawab: โ€˜Yaitu: sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Asy-Syaโ€™bi

(21)

kepada kami.โ€™ Ia bertanya lagi: โ€˜Apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu?โ€™ Aku menjawab: โ€˜Dia menuturkan hadits kepada kami dari Buroidah bin Hushaib Radhiyallahu โ€˜Anhu:

ููุฉูŽุฟ ูุญูู’ูˆูŽุฃููู€ู’ู‚ูŽุทู ู’ู€ูู…ู ู“ูุฅููŽุฉูŽู‚ู’ู‚ูุฑููŽู“

โ€˜Tidak boleh Ruqyah kecuali karena ain atau terkena sengatan.โ€™ Sa'id pun berkata: โ€˜Sungguh telah berbuat baik orang yang telah mengamalkan apa yang telah didengarnya, tetapi Ibnu Abbas

menuturkan hadits kepada kami dari Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi

wa Sallam, beliau bersabda:

ยซ

ู ู„ูุจ ู€ู„ุงู ูุชู’ูŠูŽุฃูŽุฑูŽูู ุŒูุฟูŽู…ูู•ุงู ู„ูŽุพูŽุทู ู’ุช ูŽุถูุฑูุท

ู ูุพ ูุฌ ุฑู„ุงู ูููŽุนูŽู…ู ู„ูุจ ู€ู„ุงูŽูˆู ุŒูุทู’ู‡ ุฑู„ุงู ูููŽุนูŽู…

ูุŒ ู’ู„ูุช ู…ูุฃูู’ุฟูู ูƒูŽุฃู ูุชู’ู€ูŽู€ูŽุธูŽููุŒูŒุฟู’ู‚ูุธูŽุทููŒุฏุงูŽู‚ ูŽุณู ู’ู„ูู„ู ูŽุนูููุฑูู’ุฐูุฅูุŒ ูŒุฏ ูŽุญูŽุฃููููŽุนูŽู…ู ูŽุณู’ู‚ูŽู„ูŽูˆู ู„ูุจ ู€ู„ุงูŽูˆูุŒูู†ูŽู„ูŽ ูุฌ ุฑู„ุงูŽูˆ

ููู„ู ูŽุพู’ู‚ูุผูŽููุŒูŒุฟู’ู‚ูุธูŽุทููŒุฏุงูŽู‚ ูŽุณูุงูŽุฐูู†ูŽูู ูุช ู’ุฑูŽุธูŽู€ูŽููุŒูููู…ู’ู‚ูŽู‚ูŽูˆููƒ ูŽุณู’ู‚ูู…ูุง ูŽุฐูŽู‡ู: ู’ู„ูู„ู ูŽุพู’ู‚ูุผูŽู

ูุŒ ูŽุฝูุช ู…ูุฃููู‡ูุฐูŽู‡ู: ู’ู„

ููุจุง ูŽุฐูŽุทููŽู“ูŽูˆู ูุจุง ูŽุณูุญููุฑู’ู‚ูŽุบูุจููŽุฉ ู€ ูŽุฌู’ู„ุงู ูŽู†ู’ู‚ูุพ ูุฎ ู’ุฏูŽูŠูุงู‹ุปู’ู„ูŽุฃู ูŽู†ู’ู‚ูุนู’ุจ ูŽุณู ู’ุฟูููŽุนูŽู…ูŽูˆ

ยป

ู ูŽุพ ูŽุฎ ูŽุฏูŽูู ูŽุถ ูŽููŽูƒู ุฟูุซูุŒ

ู ูŽู„ ู’ู‚ ูุณูŽุฑูุงู’ู‚ูุจูุญ ูŽุตู ู’ูŠูุฐ ู„ุงู ูุฟูู ุพูŽุนูŽุพูŽูู:ู’ุฟูู ูุถู’ุนูŽุจู ูŽู„ุงูŽุผูŽููุŒ ูŽุฝูุฆูŽู„ู’ูˆูุฃู ู’ู„ููู ูุณุง ู€ู„ุงู ูŽุถุง ูŽุฎูŽููุŒูููŽู„ูุฒู’ู€ูŽู…

ููู„ู„ู‡ุง

ููู„ู„ู‡ุงู ูƒ ุพ ูŽุต

ู ู’ู„ููู ุงู’ูˆ ูุฏูู„ููˆู ูŽู€ู’ูŠูุฐ ู„ุงู ู’ุฟูู ุพูŽุนูŽุพูŽูู :ู’ุฟูู ูุถู’ุนูŽุจู ูŽู„ุงูŽู‚ูŽูˆู ุŒูŽุฟ ุพ ูŽุณูŽูˆู ููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูŽุฟ ุพ ูŽุณูŽูˆู

ููƒ ุพ ูŽุตููู„ู„ู‡ุงู ูู„ู’ู‚ ูุณูŽุฑู ู’ุฟููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูŽุฌ ูŽุฑ ูŽุฎูŽููุŒูŽุกุงูŽู‚ ู’ุดูŽุฃูุงู’ูˆ ูุฑูŽูƒูŽุฐูŽูˆูุŒุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดููู„ู„ู‡ุงูุจูุงู’ู‚ููƒูุฑ ู’ุดููŠู ู’ุฟูŽุพูŽูููู…ูŽู„ูŽ ู’ุณูู„ู’ุง

ุŒูู‡ ู’ูˆ ูุฑูŽุจ ู’ุฎูŽู„ูŽูููŽุฟ ุพ ูŽุณูŽูˆูููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูŽุฟ ุพ ูŽุณูŽูˆููู„ู„ู‡ุง

ู

ู: ูŽู„ุงูŽุผูŽู

ยซ

ููŽู“ูŽูˆููŽู†ู’ูˆ ูุฑ ู‚ูŽุทูŽุชูŽูŠููŽู“ูŽูˆููŽู†ู’ู‚ูู‚ ู’ุฑูŽุช ู’ุณูŽูŠููŽู“ู ูŽู€ู’ูŠูุฐ ู„ุงููุฟูู‡

(22)

ููŽู† ู’ู‚ูุพ ูƒ ูŽู‚ูŽุชูŽูŠู ู’ุฟูู ุจูŽุฑููƒูŽุพูŽุทูŽูˆู ูŽู†ู’ูˆูู‚ูŽุชู’ุฝูŽูŠ

ยปุŒ

ู

ูู’ู†ูŽุฃู ูŽู„ู„ู‡ุงู ูุนู’ุฏุงู : ูŽู„ุงูŽุผูŽูู ูู€ ูŽุต ู’ุญูู…ู ูู€ู’ุจู ูุฉ ูŽุดุงูŽุฝูุทู ูŽู…ุงูŽุผูŽู

ู: ูŽู„ุงูŽุผูŽููุŒู’ุฟููู’ู€ูู…ู ู’ูƒูู€ูŽุพูŽุน ู’ุฌูŽูŠ

ยซ

ูู’ุฟููู’ู€ูู…ู ูŽุชู’ูƒูŽุฃ

ยปู

ู ูุฑ ูŽุฎุขู ูŒุพ ูุฌูŽุฑู ูŽู„ุงูŽู‚ู ุฟูุซ

ู ู’ู„ูู€ูŽุพูŽุน ู’ุฌูŽูŠูู’ู†ูŽุฃููŽู„ู„ู‡ุงููุนู’ุฏุงู: ูŽู„ุงูŽุผูŽู

ู:ูŽุฟ ุพ ูŽุณูŽูˆูููู’ู‚ูŽุพูŽุทููŽุฟ ุพ ูŽุณูŽูˆููู„ู„ู‡ุงููƒ ุพ ูŽุตู ูŽู„ุงูŽุผูŽููุŒู’ุฟููู’ู€ูู…

ยซ

ููุฉ ูŽุดุงูŽุฝูุทูุงูŽููุจู ูŽุฝูŽุผูŽุจ ูŽุณ

ยป

โ€˜Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku: bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba-tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku: mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk Surga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu.โ€™

Kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu? Ada di antara mereka yang berkata: โ€˜Barangkali mereka itu orang-orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya,โ€™ dan ada lagi yang berkata: โ€˜Barangkali mereka itu orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun,โ€™ dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula.

Kemudian Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam keluar dan

merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka

(23)

minta ruqyah, tidak melakukan tathayyur dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada Tuhan mereka.โ€

Kemudian Ukasyah bin Mihshan berdiri dan berkata: โ€˜Mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka,โ€™ kemudian Rasul bersabda: โ€˜Ya, engkau termasuk golongan mereka.โ€™ Kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata: โ€˜Mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka,โ€™ Rasul menjawab: โ€˜Kamu sudah kedahuluan Ukasyah.โ€™โ€ (HR. Al-Bukhari no. 6541 dan Muslim no. 216)

ู ู„ูุจ ู€ู„ุงููƒูŽุชูŽุฃู: ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒูุฑูุจุง ูŽุฌู ู’ู€ูŽุท

๏ทบ

ู

ูุŸูู†ุงูŽุชูŽุจ ูุฌู‚ูุฟู’ู„ุงูุงูŽู…ูุŒูู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑูุงูŽูŠู: ูŽู„ุงูŽุผูŽูู ูŒุพ ูุฌูŽุฑ

ู: ูŽู„ุงูŽุผูŽู

ยซ

ูุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดููู„ู„ู‡ุงูุจู ููƒูุฑ ู’ุดููŠู ูŽุชุงูŽู…ู ู’ู€ูŽู…ูŽูˆูุŒูŽุฉ ู€ ูŽุฌู’ู„ุงู ูŽุพ ูŽุฎูŽุฏูุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดููู„ู„ู‡ุงูุจู ููƒูุฑ ู’ุดููŠู ูŽู“ู ูŽุชุงูŽู…ู ู’ู€ูŽู…

ููŽุฑุง ู€ู„ุงู ูŽุพ ูŽุฎูŽุฏ

ยป

Dari Jabir, ia berkata: seseorang mendatangi Nabi Shallallahu

โ€˜Alaihi wa Sallam bertanya, โ€œWahai Rasulullah, apa itu dua perkara

yang wajib?โ€ Beliau menjawab, โ€œBarangsiapa yang menemui Allah

(mati) dalam keadaan tidak berbuat Syirik kepadaNya, pasti ia masuk Surga, dan barangsiapa yang menemuiNya (mati) dalam keadaan berbuat kemusyrikan maka pasti ia masuk Neraka.โ€ (HR. Muslim no. 93)

Maksudnya adalah mewajibkannya ke Surga jika bertauhid dan mewajibkannya masuk Neraka jika berbuat syirik.

(24)

ู ูŽู„ ูุถูŽุฑููŽุฉูŽุฏุงูŽุจูุทู ู’ู€ูŽุท

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ู„ูุจ ู€ู„ุงู ูู€ูŽุทูุŒููู’ู€ูŽุท

๏ทบ

ู: ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒ

ยซ

ู ู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅููŽู“ู ู’ู†ูŽุฃู ูŽุฏูู ูŽุดู ู’ู€ูŽู…

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููู„ู„ู‡ุงู ูุฏู’ุจูŽุทููƒ ูŽุณู‚ูุทู ู†ูŽุฃูŽูˆูุŒูููู„ู‚ ูุณูŽุฑูŽูˆููู‡ ูุฏู’ุจูŽุทูุง ู‹ุฏ ุฟ ูŽุญูู…ู ู†ูŽุฃูŽูˆูุŒูููŽู„ู ูŽุฝูŠูุฑ ูŽุดููŽู“ููู‡ ูŽุฏ ู’ุญูŽูˆ

ู

ูุŒูููู„ู‚ ูุณูŽุฑูŽูˆ

ููŒู‘ุผ ูŽุญููุฉ ู€ ูŽุฌู„ุงูŽูˆูุŒููู’ู€ูู…ู ูŒุญูˆูุฑูŽูˆู ูŽุฟูŽูŠ ู’ุฑูŽู…ููƒูŽู„ูุฅูุงูŽู‡ุงูŽุผู’ู„ูŽุฃููููุชูŽุฟูุพูŽูƒูŽูˆ

ููููŽุพ ูŽุฎู’ุฏูŽุฃูุŒ ูŒู‘ุผ ูŽุญู ูุฑุง ู€ู„ุงูŽูˆูุŒ

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููŽุฉ ู€ ูŽุฌู„ุง

ููุพูŽุฟูŽุนู„ุงู ูŽู€ูู…ู ูŽู†ุงูŽูƒูุงูŽู…ููƒูŽุพูŽุท

ูยป

ููŽุฉูŽุฏุงูŽู€ ูุฌู ู’ู€ูŽุทูุŒูุฑู’ู‚ูŽุฟูุทู ู’ู€ูŽุทูุŒูุฑูุจุง ูŽุฌู ูู€ู’ุจุงูู„ูู€ูŽุซ ุฏ ูŽุญูุŒ ูุฏู‚ูู„ูŽู‚ู„ุงู ูŽู„ุงูŽู‚

ู:ูŽุฏุงูŽุฒ ูŽูˆ

ยซ

ููŽุกุง ูŽุดูุงูŽู ูŠูŽุฃููุฉูŽู‚ููƒุงูŽุฟ ุซู„ุงููุฉ ู€ ูŽุฌู„ุงู ูุจุงูŽู‚ู’ุจูŽุฃูู’ู€ูู…

ยป

Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu โ€˜Anhu menuturkan:

Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam bersabda: โ€œBarangsiapa

yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagiNya, dan Muhammad adalah hamba dan RasulNya, dan bahwa Isa adalah hamba dan Rasul Allah, dan kalimatNya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya, dan Surga itu benar adanya, Neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya ke dalam Surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya.โ€ Junadah menambahkan, โ€œDari delapan pintu Surga manapun yang dikehendakinya.โ€ (HR. Al-Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)

Dari Itban Radhiyallahu โ€˜Anhu bahwa Rasulullah bersabda:

ยซ

ู ู†ูู†ูŽู

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ู ู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅููŽู“ู: ูŽู„ุงูŽู‚ู ู’ู€ูŽู…ููุฑุง ู€ู„ุงููƒูŽุพูŽุทููŽู… ุฑ ูŽุญ

ููู„ู„ู‡ุง

ููŽู ู’ุฌูŽูˆู ูŽุฝูู„ ูŽุฐูุจูู„ูุบูŽุชู’ุจูŽูŠูุŒ

ู

ููู„ู„ู‡ุง

ยป

โ€œSesungguhnya Allah Subhanahu wa Taโ€™ala mengharamkan Neraka bagi orang orang yang mengucapkan laailaaha illallah ikhlas

(25)

dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah.โ€ (HR. Al-Bukhari no. 5401 dan Muslim no. 263)

2. Diampuni Segala Dosa Allah Taโ€™ala berfirman:

๏ดฟ

ู ู†ูุฅ

ู

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ููู„ู„ู‡ุงูุจู ู’ูƒูุฑ ู’ุดููŠู ู’ู€ูŽู…ูŽูˆููุกุง ูŽุดูŽูŠู ู’ู€ูŽุฟูู„ู ูŽุฝูู„ูŽุฐููŽู†ูˆูุฏูุงูŽู…ู ูุฑูุปู’ุบูŽูŠูŽูˆููููุจููŽูƒ ูŽุฑ ู’ุดููŠูู’ู†ูŽุฃู ูุฑูุปู’ุบูŽูŠูู“

ู

ู ุพ ูŽุถู ู’ุฏูŽุผูŽู

ู

ููŽู„ูŽ ูŽุถ

ูู‹ู“

ู

ุง ู‹ุฏู‚ูุนูŽุจ

๏ดพ

โ€œSesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari Syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.โ€ (QS. An-Nisaa [4]: 116)

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑู ูุชู’ุนูุฟ ูŽุณู: ูŽู„ุงูŽู‚ู ุŒ ูุฝูู„ุงูŽู…ู ูู€ู’ุจู ูุณูŽูƒูŽุฃู ู’ู€ูŽุท

ู

๏ทบ

ู

ู : ูู„ู‚ูุผูŽูŠ

ยซ

ู ูŽู„ุงูŽู‚

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููŽูƒูŽุฑุงูŽุจูŽุช

ู ูŽู“ ูŽูˆู ูŽุฝู‚ููู ูŽู†ุงูŽูƒูุงูŽู…ููƒูŽุพูŽุทู ูŽุฝูŽู„ู ูุช ู’ุฑูŽุปูŽุบูู„ูู€ูŽุชู’ู‚ ูŽุฌูŽุฑูŽูˆูู„ูู€ูŽุชู’ู‚ูŽุทูŽุฏูุงูŽู…ู ูŽุฝ ูƒูุฅููŽู…ูŽุฏุขู ูŽู€ู’ุจุงูุงูŽูŠู:ูƒูŽู„ุงูŽุนูŽุชูŽูˆ

ู ูŽู“ ูŽูˆูุŒ ูŽุฝูŽู„ู ูุช ู’ุฑูŽุปูŽุบูู„ูู€ูŽุช ู’ุฑูŽุปู’ุบูŽุช ู’ุณุงู ุฟูุซููุกุงูŽุฟ ุณู„ุงู ูŽู†ุงูŽู€ูŽุทู ูŽุฝูุจู‚ููƒูุฐู ู’ุชูŽุบูŽุพูŽุจู ู’ู‚ูŽู„ููŽู…ูŽุฏุขู ูŽู€ู’ุจุงูุงูŽูŠูุŒู„ูู„ุงูŽุจูุฃ

ููŽู…ูŽุฏุขู ูŽู€ู’ุจุงูุงูŽูŠูุŒู„ูู„ุงูŽุจูุฃ

ู

ูู„ูุจู ููƒูุฑ ู’ุดูุชู ูŽู“ูู„ูู€ูŽุชู‚ูุผูŽู„ู ุฟูุซูุงูŽูŠุงูŽุท ูŽุฎู ูุถู’ุฑูŽู•ุงู ูุจุง ูŽุฑูุผูุจูู„ูู€ูŽุชู’ู‚ูŽุชูŽุฃู ู’ู‚ูŽู„ู ูŽุฝ ูƒูุฅ

ูู‹ุฉ ูŽุฑูุปู’ุบูŽู…ูุงูŽููุจุง ูŽุฑูุผูุจู ูŽุฝูุชู’ู‚ูŽุชูŽ ูŽู•ูุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุด

ยป

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu โ€˜Anhu ia berkata: aku

(26)

โ€œAllah Tabaraka wa Taโ€™ala berfirman: โ€˜Hai anak Adam, jika engkau selalu berdoa kepadaKu dan berharap kepadaKu maka Kuampuni dosamu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu membumbung tinggi ke langit kemudian kamu meminta ampun kepadaKu pasti Kuampuni. Wahai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan

sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa

ampunan sepenuh bumi pula.โ€ (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 3540)

ููู„ู„ู‡ุงู ูุฏู’ุจูŽุทู ู’ู€ูŽุท

ู

ููู„ู„ู‡ุงู ูู„ู‚ ูุณูŽุฑู ูŽู„ุงูŽู‚ู : ูู„ู‚ูุผูŽูŠู ุŒูุตุงูŽุนู„ุงู ูู€ู’ุจู ูˆูุฑู’ุฟูŽุทู ูู€ู’ุจ

ู

๏ทบ

ู :

ยซ

ู ู†ูุฅ

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ูู‹ุฉูŽุน ู’ุณูุชูููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูุฑ ูุดู’ู€ูŽู‚ูŽูู ูุฉูŽู…ุงูŽู‚ูุผู„ุงู ูŽู…ู’ู‚ูŽูŠู ูุผูุฆ ูŽู„ูŽ ูŽุฎู„ุงู ูุณูˆูุกูุฑููƒูŽุพูŽุทูู„ูุช ู…ูุฃู ู’ู€ูู…ู ู‹ู„ูŽ ูุฌูŽุฑู ูุต ุพ ูŽุฎูู‚ ูŽุณ

ู ู‹ู„ูŽูุฌ ูุณู ูŽู€ู‚ูุน ู’ุณูุชูŽูˆ

ุŒู

ูุŸุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดูุง ูŽุฐูŽู‡ู ู’ู€ูู…ู ูุฑูุฝู’ู€ูุชูŽุฃู: ูู„ู‚ูุผูŽูŠู ุฟูุซูุŒูุฑ ูŽุตูŽุจู„ุงู ุฏูŽู…ู ูุพู’ุซูู…ู ู‘ูุพูุฌ ูุณู ู‘ูุพููƒ

ูุงูŽูŠู ูŽู“ู: ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽููุŸูŒุฑ ู’ุฐูุทู ูŽุฝูŽุพูŽููŽุฃู: ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽููุŒ ุจูŽุฑูุงูŽูŠู ูŽู“ู: ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽููุŸูŽู†ู‚ูุธููุง ูŽุญู„ุงูู„ูุชูŽุจูŽุชูŽูƒู ูŽุฝูŽุฟูŽุพูŽุถูŽุฃ

ููู ูƒูู†ูŽููุŒู‹ุฉูŽู€ ูŽุณ ูŽุญูุงูŽูƒ ูŽุฏู’ู€ูุทู ูŽุฝูŽู„ู ู†ูุฅููƒูŽุพูŽุจู: ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽููุŒ ุจูŽุฑ

ู

ููŒุฉูŽู‚ุงูŽุทูุจู ูุฌ ูุฑ ู’ุฎูŽุชูŽููุŒูŽู…ู’ู‚ูŽู‚ู„ุงู ูŽุฝู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูŽุฟู’ุพูุถู ูŽู“

ู ู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅู ูŽู“ู ู’ู†ูŽุฃู ูุฏูŽู ู’ุดูŽุฃู:ุงูŽูู‚ูู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ู’ุฑ ูุถ ู’ุญุงู: ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽููุŒูููู„ู‚ ูุณูŽุฑูŽูˆููู‡ ูุฏู’ุจูŽุทูุง ู‹ุฏ ุฟ ูŽุญูู…ู ู†ูŽุฃู ูุฏูŽู ู’ุดูŽุฃูŽูˆ

: ูŽู„ุงูŽุผูŽููุŒ ูุช ู„ูŽูุฌ ุณู„ุงููู‡ูุฐูŽู‡ู ูŽุนูŽู…ููุฉูŽู‚ุงูŽุทูุจู„ุงููู‡ูุฐูŽู‡ูุงูŽู…ู ุจูŽุฑูุงูŽูŠู: ูู„ู‚ูุผูŽู‚ูŽููุŒ ูŽุฝูŽูƒู’ุฒูŽูˆ

ู

ููุฟูŽุพู’ุธูุชู ูŽู“ู ูŽุฝ ูƒูุฅ

ยป

ูุŒ

ู: ูŽู„ุงูŽู‚

ยซ

ู ูุชูŽุพูุผูŽุซ ูŽูˆู ูุช ู„ูŽูุฌ ุณู„ุงู ูุช ูŽุดุงูŽุทูŽููุŒูุฉ ุปูŽูƒูู„ููููุฉูŽู‚ุงูŽุทูุจู„ุงูŽูˆููุฉ ุปูŽูƒูู„ููู ูุช ู„ูŽูุฌ ุณู„ุงู ูุน ูŽุถู‚ูุชูŽู

ููู„ู„ู‡ุงููุฟ ู’ุณุงู ูŽุนูŽู…ู ูุพูุผู’ุซูŽูŠู ูŽู„ูŽูŽููุŒูุฉูŽู‚ุงูŽุทูุจู„ุง

ู

ููŒุก ู’ู„ ูŽุด

ยป

(27)

โ€˜Alaihi wa Sallam bersabda, โ€œAda seseorang yang terpilih dari umatku pada hari Kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan 99 lembaran. Setiap lembar jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, โ€œApakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini?โ€ Ia menjawab, โ€œTidak sama sekali wahai Rabbku.โ€ Allah bertanya lagi, โ€œApakah yang mencatat hal ini berbuat zholim padamu?โ€ Jawabnya, โ€œTidak, wahai Rabbku.โ€ Allah bertanya, โ€œApakah engkau punya uzur?โ€ Jawabnya, โ€œTidak, wahai Rabb.โ€ Allah pun berfirman, โ€œBahkan, kamu memiliki kebaikan di sisi Kami. Dan sungguh tidak akan ada kezaliman atasmu hari ini.โ€ Lantas dikeluarkanlah satu bitoqoh (kartu) yang bertuliskan syahadat โ€˜laa ilaha ilallah wa anna muhammadan โ€˜abduhu wa rosuluhโ€™. Lalu ia bertanya, โ€œApa guna kartu ini dibanding lembaran-lembaran?โ€ Allah berkata padanya, โ€œSesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi.โ€ Lantas diletakkanlah lembaran-lembaran tadi di salah satu daun timbangan dan kartu di daun timbangan lainnya.Ternyata lembaran-lembaran itu ringan dibanding kartu tersebut. Tidak ada yang lebih berat dari nama Allah.โ€ (Shahih: HR. At-Tirmidzi no. 2639)

3. Jaminan Aman dan Hidayah Allah berfirman:

๏ดฟ

ููŽู†ูˆ ูุฏูŽุชู’ููู…ูู’ุฟูู‡ูŽูˆููู€ู’ู…ูŽู•ุงููุฟูููŽู„ู ูŽุฝูุฆูŽู„ูˆูุฃููุฟู’ุพูุธูุจูู’ุฟูููŽูƒุงูŽุฟูŠูุฅูุงู‚ ูุณูุจู’ุพูŽูŠูู’ุฟูŽู„ูŽูˆูุงู‚ูู€ูŽู…ุขููŽู€ูŠูุฐ ู„ุง

๏ดพ

โ€œOrang-orang yang beriman dan tidak menodai keimanan mereka dengan kedzhaliman (kemusyrikan), mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang

(28)

mendapat jalan hidayah.โ€ (QS. Al-Anโ€™am [6]: 82)

Aman di tiga tempat: saat sakaratul maut, barzakh, kebangkitan. Allah berfirman:

๏ดฟ

ู ู†ูุฅ

ูู ู„ุง

ูู‘ูุจูŽุฑูุงู‚ูู„ุงูŽู‚ู ูŽู€ูŠูุฐ

ูุงูŽู€

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ุฟูุซ

ู

ู ุฒูŽู€ูŽุชูŽุชูุงู‚ูู…ุงูŽุผูŽุช ู’ุณุง

ููุฉูŽุฝูุฆู„ูŽูŽุฟู’ู„ุงู ูุฟููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูู„

ูู“ ูŽูˆูุงู‚ููุง ูŽุฎูŽุชูู“ูŽุฃ

ู ู€ ูŽุฌู’ู„ุงูุจูุงูˆ ูุฑ ูุดู’ุจูŽุฃูŽูˆูุงู‚ููƒูŽุฒ ู’ุญูŽุช

ู ู„ุงููุฉ

ููŽู†ูˆ ูุฏูŽุทู‚ูุชูู’ุฟูุชู’ู€ููƒูู„ูุช

๏ดพ

โ€œSesungguhnya orang-orang yang mengatakan: โ€˜Tuhan kami

ialah Allahโ€™ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): โ€˜Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.โ€ (QS. Fush-shilat [41]: 30)

๏ดฟ

ู ุจูŽุซููŠ

ู ูุช

ููู„ู„ู‡ุง

ูู ู„ุง

ู ูŽู€ูŠูุฐ

ู ุซู„ุงู ูู„ ู’ู‚ูŽุผู’ู„ุงูุจูุงู‚ูู€ูŽู…ุข

ูู‘ูุฏู„ุงููุฉุงูŽู‚ ูŽุญู’ู„ุงูู„ููู ูุชูุจุง

ูู‘ูุพ ูุถููŠูŽูˆููุฉ ูŽุฑ ูุฎู”ุงูู„ูููŽูˆูุงูŽู‚ู’ูƒ

ู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ุธู„ุง

ู ูุพูŽุนู’ุปูŽูŠูŽูˆููŽู€ู‚ูุฟูู„ุง

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููุกุง ูŽุดูŽูŠูุงูŽู…

๏ดพ

โ€œAllah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.โ€ (QS. Ibrahim [14]: 27)

๏ดฟ

ู ู†ูุฅ

ูู ู„ุง

ู ู€ูู…ู ู’ุฟูููŽู„ู ู’ุชูŽุผูŽุจ ูŽุณู ูŽู€ูŠูุฐ

ููŽู†ู‚ูุนูŽุฟ ู’ุณูŽูŠูู“ู*ู ูŽู†ูˆ ูุฏูŽุนู’ุจูู…ูุงูŽูู’ู€ูŽุทู ูŽุฝูุฆูŽู„ูˆูุฃููƒูŽู€ ู’ุณ ูุญู’ู„ุงูุง

ู ูŽู†ูˆ ูุฏูู„ุง ูŽุฎู ู’ุฟูู ูุณูุปู’ูƒูŽุฃู ู’ุชูŽููŽุช ู’ุดุงู ุงูŽู…ู ู„ููู ู’ุฟูู‡ูŽูˆู ุงูŽู ูŽุณู‚ ูุณ ูŽุญ

ู ูุฑูŽุจู’ูƒู•ุงู ูุนูŽุฒูŽุปู’ู„ุงู ูุฟููููƒูุฒ ู’ุญูŽูŠู ู“ู *

(29)

ู ุผูŽุพูŽุชูŽุช ูŽูˆ

ู ู„ุงููุฟูุฝูู…ู’ู‚ูŽูŠูุง ูŽุฐูŽู‡ููุฉูŽุฝูุฆู„ูŽูŽุฟู’ู„ุงููุฟูู‡ุง

ููŽู†ูˆ ูุฏูŽุทู‚ูุชูู’ุฟูุชู’ู€ููƒููŠูุฐ

๏ดพ

โ€œBahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari Neraka, mereka tidak mendengar sedikit pun suara api Neraka, dan mereka kekal dalam menikmati apa yang diingini oleh mereka. Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari Kiamat), dan mereka disambut oleh para Malaikat. (Malaikat berkata): โ€˜Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.โ€™โ€ (QS. Al-Anbiyaa [20]: 101-103)

4. Bahagia di Dunia dan Akhirat

๏ดฟ

ู ู€ูŽู‚ูู‚ ู’ุญูู€ูŽุพูŽูู ูŒู€ูู…ู’ู…ูู…ู ูŽู‚ูู‡ูŽูˆู ูƒูŽุซู’ูƒูุฃู ู’ูˆูŽุฃู ูุฑูŽูƒูŽุฐู ู’ู€ูู…ู ุง ู‹ุญูู„ุง ูŽุตู ูŽุพูุฟูŽุทู ู’ู€ูŽู…

ู ู‚ูŽุตู ู‹ุฉุงูŽู‚ ูŽุญู ูู

ูู‹ุฉูŽุจ

ู ู€ูŽูŠูุฒ ู’ุฌูŽู€ูŽู„ูŽูˆ

ูุงูŽู…ููู€ ูŽุณ ู’ุญูŽู„ูุจูู’ุฟูู‡ ูŽุฑ ู’ุฌูŽุฃูู’ุฟูู

ููŽู†ู‚ูุพูŽุฟู’ุนูŽูŠูุงู‚ููƒุงูŽูƒ

๏ดพ

โ€œBarang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman (bertauhid), maka

sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.โ€ (QS. An-Nahl [16]: 97)

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑูุงูŽูŠู ูŽุพู‚ูู‚ู: ูŽู„ุงูŽู‚ููู ูƒูŽุฃููŽุฉ ูŽุฑู’ูŠ ูŽุฑูู‡ูู„ูุจูŽุฃู ู’ู€ูŽุท

ู

ููŽู…ู’ู‚ูŽูŠู ูŽุฝูุชูŽุทุงูŽุป ูŽุดูุจู ูุณุง ู€ู„ุงู ูุฏูŽุน ู’ุณูŽุฃู ู’ู€ูŽู…

ููู„ู„ู‡ุงู ูู„ู‚ ูุณูŽุฑู ูŽู„ุงูŽู‚ูุŸูุฉูŽู…ุงูŽู‚ูุผู„ุง

ู

๏ทบ

ยซู:

ูุงูŽุจูŽุฃูุงูŽูŠู ูุชู’ู€ูŽู€ูŽุถู ู’ุฏูŽุผูŽู„

ูุง ูŽุฐ ูŽู‡ู ู’ู€ูŽุทูู„ูู€ูู„ูŽู„ ู’ุณูŽูŠููŽู“ู ู’ู†ูŽุฃู ูŽุฉ ูŽุฑู’ูŠ ูŽุฑูู‡

(30)

ููุซูŠ ูุฏ ูŽุญู„ุงููƒูŽุพูŽุทู ูŽุฝ ูุต ู’ุฑูุญู ู’ู€ูู…ู ูุชู’ูŠูŽุฃูŽุฑูุงูŽุฟูู„ู ูŽุฝู’ู€ูู…ู ูู„ ูˆูŽุฃู ูŒุฏ ูŽุญูŽุฃู ูุซูŠูุฏ ูŽุญู„ุง

:ู

ููุณุง ู€ู„ุงู ูุฏูŽุน ู’ุณูŽุฃ

ู ู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅููŽู“ู ูŽู„ุงูŽู‚ู ู’ู€ูŽู…ูุŒูุฉูŽู…ุงูŽู‚ูุผู„ุงููŽู…ู’ู‚ูŽูŠูู„ูุชูŽุทุงูŽุป ูŽุดูุจ

ููู„ู„ู‡ุง

ููู ูุณู’ุปูŽูƒู ู’ูˆูŽุฃูุŒูููุจู’ุพูŽู‚ู ู’ู€ูู…ูุง ู‹ุตูู„ุง ูŽุฎูุŒ

ยป

Dari Abu Hurairah, ia berkata: โ€œWahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling bahagia mendapatkan syafaatmu pada hari

Kiamat?โ€ Beliau menjawab, โ€œAku tahu bahwa tidak ada yang

mendahuluimu menanyakan ini kepadaku selainmu, aku melihat kamu sangat semangat dalam hadits. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku pada hari Kiamat adalah orang yang mengucapkan laailaaha illa Allah ikhlas dari hatinya.โ€ (HR. Al-Bukhari no. 99)

D. Makna Kalimat Tauhid

Ia memiliki dua rukun: nafyu (meniadakan) dan itsbat

(menetapkan), yaitu meniadakan segala yang disembah lalu menetapkan hanya Allah yang disembah. Allah berfirman:

๏ดฟ

ู„ููƒ ูŽุฑูŽุทูŽูููŠูุฐ ู„ุงู ู“ูุฅููŽู†ูˆ ูุฏูุจู’ุนูŽุชูุง ุฟูู…ููŒุกุง ูŽุฑูŽุจูู„ูู€ ูƒูุฅููููู…ู’ู‚ูŽู‚ูŽูˆูููู‚ูุจูŽ ูู•ููุฟู‚ูู‡ุง ูŽุฑู’ุจูุฅู ูŽู„ุงูŽู‚ูู’ุฐูุฅูŽูˆ

๏ดพ

โ€œDan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak dan kaumnya: โ€˜Sesungguhnya aku membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah) Dzat yang telah menciptakan aku.โ€ (QS. Az-Zukhruf [43]: 26-27)

๏ดฟ

ู ุฏู„ุงูู„ููููŽู‡ุง ูŽุฑู’ูƒูุฅูู“

ู ู‚ูŽุจูŽุชู ู’ุฏูŽู‚ู ูู€ูŠ

ูู‘ูุฑู„ุงู ูŽู€

ู ูŽู€ูู…ู ูุฏ ู’ุด

ู ู„ูŽุบู’ู„ุง

ู

ู ุทู„ุงูุจู ู’ุฑูุปู’ุฝูŽูŠู ู’ู€ูŽุฟูŽู

ู ู’ู€ูู…ู’ู…ููŠูŽูˆู ูุชู‚ูุบุง

(31)

ููู„ู„ู‡ุงูุจ

ู

ููŽูˆูุงูŽููŽู„ููŽู…ุง ูŽุตูุปู’ูƒุงูู“ููƒูŽุผู’ุซูู‚ู’ู„ุงููุฉูŽูˆ ู’ุฑูุนู’ู„ุงูุจู ูŽุฝ ูŽุณู’ุฟูŽุช ู’ุณุงููุฏูŽุผูŽู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููŒุฟู‚ูุพูŽุทู ูŒุนู‚ูุฟ ูŽุณ

๏ดพ

โ€œTidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.โ€ (QS. Al-Baqarah [2]: 256)

๏ดฟ

ูู“ูุฅู ูŽุฏูุจู’ุนูŽูƒูู“ูŽุฃู ู’ุฟูุฝูŽู€ู’ู‚ูŽุจูŽูˆูุงูŽู€ูŽู€ู’ู‚ูŽุจููุกุงูŽู‚ ูŽุณููุฉูŽุฟูุพูŽูƒููƒูŽู„ูุฅูุงู’ู‚ูŽู„ุงูŽุนูŽุชู ูุจุงูŽุชูุฝู’ู„ุงู ูŽุพู’ู‡ูŽุฃูุงูŽูŠู ู’ุพูู‚

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ูู“ ูŽูˆ

ู ุชูŽูŠู ู“ูŽูˆู ุงู‹ุฆู’ู‚ ูŽุดู ูููุจู ูŽูƒูุฑ ู’ุดููƒ

ููู„ู„ู‡ุงู ูู†ูˆูุฏู ู’ู€ูู…ู ุงู‹ุจุงูŽุจู’ุฑูŽุฃู ุง ู‹ุถู’ุนูŽุจู ุงูŽู€ ูุถู’ุนูŽุจู ูŽุฐูุฎ

ู

ู ู„ ูŽู‚ูŽุชู ู’ู†ูู†ูŽู

ูุงู‚ูู„ู‚ูุผูŽูู ุง ู’ู‚

ู ูƒูŽู„ูุจูุงูˆ ูุฏ ูŽู ู’ุดุง

ููŽู†ู‚ูุฟูุพ ู’ุณูู…ูุง

๏ดพ

โ€œKatakanlah: โ€˜Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: โ€˜Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).โ€™โ€ (QS. Ali Imran [3]: 64)

Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam bersabda:

ยซ

ู ู’ู€ูŽู…

ููููุจุง ูŽุณูุญูŽูˆููููู…ูŽุฏูŽูˆููููู„ุงูŽู…ู ูŽู… ูุฑ ูŽุญููู„ู„ู‡ุงููู†ู’ูˆูุฏู ู’ู€ูู…ู ูุฏูŽุจู’ุนููŠูุงูŽุฟูุจู ูŽุฑูŽุปูŽูƒูŽูˆููู„ู„ู‡ุงู ู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅููŽู“ู ูŽู„ุงูŽู‚

(32)

ููู„ู„ู‡ุงููƒูŽุพูŽุท

ยป

โ€œBarangsiapa yang mengucapkan laailaaha illa Allah dan

mengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah.โ€ (HR. Muslim no. 23)

Jika cacat salah satunya, maka belum dianggat berTauhid. Allah berfirman:

๏ดฟ

ู ุชุง

ู ู’ุฟูู‡ูŽุฑุงูŽุจ ู’ุญูŽุฃูุงูˆ ูุฐ ูŽุฎ

ููู„ู„ู‡ุงู ูู†ูˆูุฏู ู’ู€ูู…ู ุงู‹ุจุงูŽุจู’ุฑูŽุฃู ู’ุฟูููŽูƒุงูŽุจู’ู‡ูุฑูŽูˆ

ู

ูุงูŽู…ูŽูˆู ูŽุฟูŽูŠ ู’ุฑูŽู…ู ูŽู€ู’ุจุงู ูŽุญู‚ ูุณูŽุฟู’ู„ุงูŽูˆ

ู ุฟูŽุทููููŽูƒุง ูŽุญู’ุจ ูุณููŽู‚ูู‡ูู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅูู“ูุง ู‹ุฏูุญุงูŽูˆูุงู‹ููŽู„ูุฅูุงูˆ ูุฏูุจู’ุนูŽู‚ูู„ูู“ูุฅูุงูˆ ูุฑูู…ูุฃ

ููŽู†ู‚ููƒูุฑ ู’ุดููŠูุง

๏ดพ

โ€œMereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.โ€ (QS. At-Taubah [9]: 31)

๏ดฟ

ู ู€ู„ุงู ูŽู€ูู…ูŽูˆ

ู ุชูŽูŠู ู’ู€ูŽู…ููุณุง

ููู„ู„ู‡ุงููู†ูˆูุฏู ู’ู€ูู…ู ูุฐูุฎ

ู

ูู‘ูุจูุญููŠูุงู‹ุฏุง ูŽุฏู’ูƒูŽุฃ

ู ุจ ูุญูŽูƒู ู’ุฟูููŽูƒู‚

ู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ู„ุง ูŽูˆ

ูุงู‚ูู€ูŽู…ุขู ูŽู€ูŠูุฐ

ูู‘ูุฏ ูŽุดูŽุฃ

ู

ููู„ูุงู‹ุจ ูุญ

ูููุพ

ู

ู ู„ุงูู‰ ูŽุฑูŽูŠูู’ู‚ูŽู„ูŽูˆ

ู ู†ูŽุฃู ูŽุจุง ูŽุฐูŽุนู’ู„ุงููŽู† ู’ูˆ ูŽุฑูŽูŠูู’ุฐูุฅูุงู‚ูุฟูŽุพูŽุถู ูŽู€ูŠูุฐ

ู

ู ู‚ูุผู’ู„ุง

ููู„ููŽุฉ

ูููุพ

ู

ู ู†ูŽุฃ ูŽูˆูุงู‹ุนู‚ูุฟ ูŽุฌ

ู

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ููุจุง ูŽุฐูŽุนู’ู„ุงู ูุฏูŠูุฏ ูŽุด

๏ดพ

(33)

tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).โ€ (QS. Al-Baqarah [2]: 165)

Contoh cacat dalam Tauhid adalah menyembah Allah (itsbat) tetapi dia tidak mengingkari dan tidak menyesatkan agama selain Islam seperti Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, Konghuchu, Sinto, Kejawen, Kebatinan, dan semisalnya. Sebab, ia tidak terpenuhi syarat nafyu. Orang jenis ini tidak disebut beriman, bahkan musyrik lagi kafir, jika meninggal maka kekal di Neraka selama-lamanya. Wal-iyaadzubillaah.

E. Kewajiban Dakwah Tauhid

Allah berfirman:

๏ดฟ

ููู„ู„ู‡ุงููƒูŽู„ูุฅูู‚ูุทู’ุฏูŽุฃูู„ูุพู‚ูุจ ูŽุณููู‡ูุฐูŽู‡ู ู’ุพูู‚

ู

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู†ุง ูŽุญู’ุจ ูุณูŽูˆูู„ูู€ูŽุนูŽุจ ุชุงู ูู€ูŽู…ูŽูˆูุงูŽูƒูŽุฃููุฉ ูŽุฑู‚ ูุตูŽุจููƒูŽุพูŽุท

ู

ูุงูŽู…ูŽูˆ

ููŽู€ู‚ููƒูุฑ ู’ุดูุฟู’ู„ุงู ูŽู€ูู…ูุงูŽูƒูŽุฃ

๏ดพ

โ€œKatakanlah: โ€˜Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku, aku berdakwah kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.โ€ (QS. Yusuf: 108)

(34)

ู ูŽู„ ูุถูŽุฑู ูุณุง ุจูŽุทู ูู€ู’ุจุงู ูู€ูŽุท

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ููู„ู„ู‡ุงู ูู„ู‚ ูุณูŽุฑู ูŽู„ุงูŽู‚ู: ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒุงูŽุฟููู’ู€ูŽุท

ู

๏ทบ

ู

ููุพูŽุจ ูŽุฌู ูู€ู’ุจููุฐุงูŽุนูุฟูู„

ู:ูู€ูŽุฟูŽู‚ู„ุงููƒูŽู„ูุฅููููŽุซูŽุนูŽุจู ูŽู€ู‚ูุญ

ยซ

ููƒูŽู„ูุฅู ู’ุฟูููุทู’ุฏุงูŽููุŒู’ุฟูููŽุชู’ุฆูุฌูุงูŽุฐูู†ูŽููุŒ ูุจุงูŽุชููƒู ูŽุพู’ู‡ูŽุฃูุงู‹ู…ู’ู‚ูŽู‚ูู„ูุชู’ู„ูŽุช ูŽุณู ูŽุฝ ูƒูุฅ

ู ู“ูุฅููŽููŽู„ูุฅููŽู“ูู’ู†ูŽุฃูุงูˆ ูุฏูŽู ู’ุดูŽูŠูู’ู†ูŽุฃ

ููู„ู„ู‡ุง

ููŽุฃ ูŽูˆูุŒ

ููู„ู„ู‡ุงู ูู„ู‚ ูุณูŽุฑูุง ู‹ุฏ ุฟ ูŽุญูู…ู ู†

ูุŒ ูŽุฝูู„ ูŽุฐูุจู ูŽุฝูŽู„ูุงู‚ูุทุงูŽุตูŽุฃู ู’ุฟูู‡ูู’ู†ูู†ูŽููุŒ

ู ู†ูŽุฃู ู’ุฟูู‡ ู’ุฑูุจ ู’ุฎูŽู„ูŽู

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ูู’ุฟูู‡ู ู’ู†ูู†ูŽููุŒูุฉูŽุพู’ู‚ูŽู„ูŽูˆููู…ู’ู‚ูŽูŠู ุพููƒูู„ููู ูุชุงูŽู‚ูŽุพ ูŽุตู ูŽุณู’ุฟ ูŽุฎู ู’ุฟููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูŽุถ ูŽุฑูŽูู ู’ุฏูŽู‚

ู ู†ูŽุฃู ู’ุฟูู‡ ู’ุฑูุจ ู’ุฎูŽู„ูŽููุŒ ูŽุฝูู„ ูŽุฐูุจู ูŽุฝูŽู„ูุงู‚ูุทุงูŽุตูŽุฃ

ููŽู„ู„ู‡ุง

ู

ููŽู‚ ูŽุฏ ูŽุตู ู’ุฟููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูŽุถ ูŽุฑูŽูู ู’ุฏูŽู‚

ูู’ุฟูููุฆุงูŽู‚ูู€ู’ุบูŽุฃู ู’ู€ูู…ู ูุฐ ูŽุฎู’ู…ูุชูู‹ุฉ

ู ูุผ ุชุง ูŽูˆู ู’ุฟูููู„ุงูŽู‚ู’ู…ูŽุฃู ูŽุฟูุฆุง ูŽุฑูŽูƒูŽูˆู ูŽูƒุง ูŠูู†ูŽููุŒ ูŽุฝูู„ ูŽุฐูุจู ูŽุฝูŽู„ูุงู‚ูุทุงูŽุตูŽุฃู ู’ุฟูู‡ู ู’ู†ูู†ูŽููุŒู’ุฟูููุฆุง ูŽุฑูŽุผููููƒูŽุพูŽุทู ู‘ูุฏ ูŽุฑูุชูŽู

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู€ู’ู‚ูŽุจูŽูˆููููŽู€ู’ู‚ูŽุจู ูŽุณู’ู‚ูŽู„ููู ูƒูู†ูŽููุŒูู…ู‚ูุพู’ุธูŽุฟู„ุงููŽุฉูŽู‚ู’ุทูŽุฏ

ู

ู ูŒุจุง ูŽุฌูุญ

ยป

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu โ€˜Anhuma, dia berkata: Rasulullah

Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam bersabda kepada Muโ€™adz bin Jabal

ketika mengutusnya ke Yaman, โ€œSungguh kamu akan mendatangi

kaum ahli kitab. Apabila kamu sudah tiba di sana, ajaklah mereka

kepada syahadat bahwa tidak ada sesembahan yang berhak kecuali

Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka menurutimu maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam. Jika mereka menurutimu maka kabarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sedekah yang diambil dari orang-orang kaya mereka untuk dibagikan kepada orang-orang miskin mereka. Jika mereka menurutimu, maka kamu harus waspada jangan mengambil harta terbaik mereka. Takutlah kamu terhadap doa orang yang terzhalimi karena tidak ada pembatas antaranya dengan Allah.โ€ (HR. Al-Bukhari no. 1496 dan Muslim no.

(35)

19)

ููู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑู ู†ูŽุฃูุŒูุฏู’ุน ูŽุณู ูู€ู’ุจู ูุพู’ู ูŽุณู ู’ู€ูŽุท

๏ทบ

ู: ูŽุฑูŽุจู’ู‚ ูŽุฎู ูŽู…ู’ู‚ูŽูŠู ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒ

ยซ

ููŽุฉูŽูŠุง ุฑู„ุงููู‡ูุฐูŽู‡ู ู€ูŽู‚ูุทู’ุทู ูŽู•

ููŽู„ู„ู‡ุงู ู‘ูุจูุญููŠูุŒููู’ูŠ ูŽุฏูŽูŠููƒูŽุพูŽุทููู„ู„ู‡ุงู ูุญูŽุชู’ุปูŽูŠู ู‹ู„ูŽ ูุฌูŽุฑ

ููููู„ู‚ ูุณูŽุฑูŽูˆููู„ู„ู‡ุงูููู‘ูุจูุญููŠูŽูˆููููŽู„ู‚ ูุณูŽุฑูŽูˆู

ูยป

ู ูŽุชุงูŽุจูŽูู: ูŽู„ุงูŽู‚

ู ูู„ู‚ ูุณูŽุฑููƒูŽุพูŽุทูุงู’ูˆ ูŽุฏูŽุบู ูุณุง ู€ู„ุงู ูŽุญูŽุจ ู’ุตูŽุฃูุง ุฟูŽุพูŽูู ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒุงูŽู‡ุงูŽุทู’ุนููŠู ู’ุฟููู‘ููŠูŽุฃู ู’ุฟูููŽุชูŽุพู’ู‚ูŽู„ู ูŽู†ู‚ููƒูˆ ูุฏูŽูŠู ูุณุง ู€ู„ุง

ููู„ู„ู‡ุง

๏ทบ

ู ูŽู„ุงูŽุผูŽููุŒุง ูŽู‡ุงูŽุทู’ุนููŠูู’ู†ูŽุฃููŽู†ู‚ ูุฌ ู’ุฑูŽูŠูู’ุฟููู‘ูุพููƒูุŒ

:ู

ยซ

ููŽุตูู„ูุจูŽุฃู ูู€ู’ุจู ู‘ูู„ูุพูŽุทููŽู€ู’ูŠูŽุฃ

ููุจูู„ุง

ุŸ

ยปู

ู ูŽู‚ูู‡ู:ุงู‚ูู„ุงูŽุผูŽู

ููู„ู„ู‡ุงู ูู„ู‚ ูุณูŽุฑู ูŽุผ ูŽุตูŽุจูŽููุŒูููุจู ูŽู„ูุชูู„ูŽููุŒููู’ู‚ูŽู„ูุฅูุงู‚ูุพ ูุณู’ุฑูŽู„ูŽูู ูŽู„ุงูŽู‚ูุŒููู’ู‚ูŽู€ู’ู‚ูŽุทูู„ูุฝูŽุช ู’ุดูŽูŠููู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑูุงูŽูŠ

๏ทบ

ู

ูู„ูู

ูุงูŽูŠู: ูŒู‘ู„ูุพูŽุทู ูŽู„ุงูŽุผูŽููุŒูŽุฉูŽูŠุง ุฑู„ุงููู‡ุงูŽุทู’ุทูŽู„ูŽููุŒูŒุน ูŽุฌูŽูˆููููุจู ู’ู€ูุฝูŽูŠู ู’ุฟูŽู„ู ู’ู†ูŽู„ูŽูƒููƒ ุช ูŽุญูุŒูŽุฃูŽุฑูŽุจูŽูููููŽู„ูุงูŽุทูŽุฏูŽูˆูุŒููู’ู‚ูŽู€ู’ู‚ูŽุท

ู : ูŽู„ุงูŽุผูŽูู ุŒุงูŽู€ูŽุพู’ุซูู…ู ุงู‚ููƒู‚ูุฝูŽูŠููƒ ุช ูŽุญู ู’ุฟูููุพูุชุงูŽู‚ูุฃููู„ู„ู‡ุงู ูŽู„ู‚ ูุณูŽุฑ

ยซ

ู ูŽู„ูุฒู’ู€ูŽุชู ูƒ ุช ูŽุญูุŒ ูŽุฝูุพ ู’ุณูุฑููƒูŽุพูŽุทู ู’ุฐูุปู’ูƒุง

ูุŒููู‚ููููู„ู„ู‡ุงู ุผ ูŽุญู ู’ู€ูู…ู ู’ุฟููู’ู‚ูŽุพูŽุทู ูุจูุฌูŽูŠูุงูŽุฟูุจู ู’ุฟูู‡ ู’ุฑูุจ ู’ุฎูŽุฃูŽูˆูุŒูู… ูŽู„ูŽ ู’ุณู ู’ู„ู’ุงููƒูŽู„ูุฅูู’ุฟูููุทู’ุฏุงู ุฟูุซูุŒู’ุฟูููุช ูŽุญุง ูŽุณูุจ

ููŽุฝูุจููู„ู„ู‡ุงููŽูŠูุฏู’ููŽูŠูู’ู†ูŽ ูŽู•ููู„ู„ู‡ุงูŽู‚ูŽู

ู

ููุฟูŽุน ู€ู„ุงู ูุฑู’ุฟ ูุญู ูŽุฝูŽู„ููŽู†ู‚ูุฝูŽูŠูู’ู†ูŽุฃูู’ู€ูู…ู ูŽุฝูŽู„ู ูŒุฑู’ู‚ ูŽุฎูุง ู‹ุฏูุญุงูŽูˆู ู‹ู„ูŽ ูุฌูŽุฑ

ยป

Dari Sahl bin Saโ€™d Radhiyallahu โ€˜Anhu, bahwa Rasulullah

Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam di saat perang Khaibar bersabda: โ€œSungguh akan aku serahkan bendera (komando perang) ini besok pagi kepada orang yang Allah akan memberikan kemenangan dengan sebab kedua tangannya, dia mencintai Allah dan RasulNya, dan dia dicintai oleh Allah dan RasulNya.โ€™ Semalam suntuk para Sahabat memperbincangkan siapakah di antara mereka yang akan diserahi bendera itu, di pagi harinya mereka mendatangi Rasulullah Shallallahu โ€˜Alaihi wa Sallam. Masing-masing berharap agar ia yang

(36)

diserahi bendera tersebut, maka saat itu Rasul bertanya: โ€˜Di mana Ali bin Abi Thalib?โ€™ Mereka menjawab: โ€˜Wahai Rasulullah, dia sedang sakit pada kedua matanya.โ€™ Kemudian mereka mengutus orang untuk memanggilnya, dan ia pun dibawa, kemudian Rasul meludahi kedua matanya, seketika itu dia sembuh seperti tidak pernah terkena penyakit. Kemudian Rasul menyerahkan bendera itu kepadanya. Ali berkata, โ€œYa Rasulullah, aku akan perangi mereka hingga menjadi seperti kita.โ€ Beliau bersabda: โ€˜Melangkahlah engkau ke depan dengan tenang hingga engkau sampai di tempat mereka, kemudian ajaklah mereka kepada Islam, dan sampaikanlah kepada mereka akan hak-hak Allah dalam Islam, maka demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab kamu itu lebih baik bagiku daripada unta-unta yang merah.โ€ (HR. Muslim no. 2404)[]

(37)

BAB 2: SYIRIK

A. Makna Syirik (ูƒุฑุดู„ุง) dan Pembagiannya

Syirik secara bahasa artinya sekutu atau serikat. Syirik ada dua, Syirik besar dan Syirik kecil. Syirik besar adalah:

ููŽุช

ูู’ุณ

ููู‚ููŽูŠ

ููุฉู

ููŽุบ

ูู’ู‚ููุฑ

ู

ููู„ู„ู‡ุง

ูููุจ

ููู„ู„ู‡ุง

ูููู

ูู’ู‚ููŽุฟ

ุงู

ููู‡

ููŽู‚ู

ููู…

ูู’ู€ู

ููŽุฎ

ู ูŽุต

ููุฆุง

ููุต

ู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

โ€œMenyamakan selain Allah dengan Allah dalam perkara kekhususan Allah.โ€

Yang dimaksud dengan kekhusususan Allah adalah hak

Rububiyah (mencipta, memiliki, mengatur termasuk memberi rezeki), hak Uluhiyah (diibadahi), hak Asma wa Shifat (kesempurnaan nama dan sifat). Sehingga Syirik terjadi pada Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma wa Shifat. Allah berfirman:

๏ดฟ

ู ู€ููƒูู’ู†ูุฅููู„ู„ู‡ุงูŽุช

ููู€ู‚ูุจูู…ููู„ู„ูŽ ูŽุถูู„ูุปูŽู„ูุง

ู

ู*

ู ู‚ ูŽุณููƒูู’ุฐูุฅ

ู ุจ ูŽุฑูุจูู’ุฟูุฝูŠ

ู

ููŽู€ู‚ูุฟูŽู„ุงูŽุนู’ู„ุง

๏ดพ

โ€œDemi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Tuhan semesta alam.โ€(QS. Asy-Syuโ€™araa [26]: 97-98)

Syirik jenis ini membatalkan Islam dan mengekalkan di Neraka. Allah berfirman:

๏ดฟ

ููู„ู„ู‡ุงูุจู ู’ูƒูุฑ ู’ุดููŠู ู’ู€ูŽู…ููู ูƒูุฅ

ู

ู ูŽู… ุฑ ูŽุญู ู’ุฏูŽุผูŽู

ููู„ู„ู‡ุง

ู

ู ู’ู€ูู…ู ูŽู€ู‚ูุฟูู„ุง ุธุพูู„ูุงูŽู…ูŽูˆู ูุฑุง ู€ู„ุงููู‡ุงูŽูˆู’ู„ูŽู…ูŽูˆููŽุฉ ู€ ูŽุฌู’ู„ุงูููู’ู‚ูŽุพูŽุท

Referensi

Dokumen terkait