• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR POPULASI REKRUT KARANG HERMATIFIK PADA METODE FISH HOME DI TELUK PALU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRUKTUR POPULASI REKRUT KARANG HERMATIFIK PADA METODE FISH HOME DI TELUK PALU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

“Struktur Populasi Rekrut Karang Hermatifik padaMetode Fish Home di Teluk Palu”

STRUKTUR POPULASI REKRUT KARANG HERMATIFIK

PADA

METODE

FISH HOME

DI TELUK PALU

Alismi M. Salanggon1), Finarti1)

1

Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu Email : [email protected]

ABSTRACT

The goals of this research were to study the characteristics of coral recruits on Fish Home artificial reef modules at two sites with different environmental characteristics (habitat condition, physical and chemical water quality). The research was carried out from July to September 2016 at Mamboro Suburb in Palu Bay and Lero Village in Donggala District. Data were collected using SCUBA via a systematic random sampling method. Coral recruits were identified and community composition indices of abundance, distribution, diversity, evenness and dominance calculated. Water quality parameters were conducive to coral growth. The artificial substrate (fish homes) enabled coral settlement. Corals recruited mostly onto the outer walls of the fish homes, and were evenly distributed. At the Lero site, 683 colonies were counted, comprising 11 Families and 33 Genera, at Mamboro 563 colonies comprised 13 Families and 31 Genera. Dispersal patterns of the dominant group, no dominant species, average diversity and evenness.

Keywords: Population Characteristics, Coral Recruits, Fish Homes, Palu Bay

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara terletak pada pusat segitiga terumbu karang (the coral triangle) dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi (mega biodiversity) kelautan dunia. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem unik yang memiliki fungsi fisik, ekologis, ekonomis, kimia, dan wisata. Terumbu karang di Indonesia menghadapi ancaman baik oleh kegiatan manusia maupun akibat perubahan iklim (Reid, 2011).

Kondisi terumbu karang di Sulawesi Tengah sebagian besar memiliki tingkat ancaman yang tinggi, kondisi penutupan karang hidup (HC) dalam kondisi rusak (10-30%). Penyebab kerusakan karang seperti penambangan karang dan perikanan destruktif, sedimentasi, pencemaran dan kerusakan nyata akibat pelimpahan hama karang seperti Acanthaster plancii. Perairan Teluk Palu kondisi karangnya 21% dalam kondisi rusak berat, 51% dalam kondisi rusak (Ndobe & More.,2009). Efek dari rusaknya terumbu karang berdampak pada menurunnya kualitas ekosistem seperti menurunnya sumberdaya ikan dan abrasi pantai.

Upaya menanggulangi kerusakan karang dengan transplantasi terumbu karang dengan metoda fish home. Tujuannya menyediakan substrat buatan bagi terumbu karang dan tempat berlindungnya ikan.

Transplantasi karang memiliki manfaat antara lain; (1) mempercepat penutupan karang hidup dan meningkatkan keanekaragaman karang, (2) mempercepat proses rekruitmen larva karang dengan tersedianya induk karang dari proses transplantasi, (3) gudang plasma nutfah bagi karang yang terancam punah dan (4) perbaikan karang di daerah yang memiliki tingkat rekruitmen yang rendah.

Penelitian ini mengkaji terumbu karang hermatifik yang terekrut secara alami pada substrat beton (fish home), parameter fisik dan kimiawi perairan. Karakteristik populasi rekrut karang hermatifik secara alami dengan mengidentifikasi dan komposisi jenis-jenis karang dengan menentukan indeks nilai penting, pola penyebaran, indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominasi.

Manfaat Penelitian sebagai dasar perencanaan konservasi terumbu karang. Sebagai dasar perencanaan budidaya karang

(2)

“Struktur Populasi Rekrut Karang Hermatifik padaMetode Fish Home di Teluk Palu”

hermatifik dan untuk memprediksi tingkat keberhasilan secara umum pada kegiatan rehabilitasi terumbu karang.

2. METODE PENELITIAN

Teknik pengambilan data dengan menggunakan metoda penelitian survei dengan pengambilan data secara acak sistematis. Letak dan kedalaman fish home homogen. Pengamatannya secara visual sensus yaitu dengan cara pengamatan langsung dengan menggunakan peralatan SCUBA pada fish home yang sudah terpasang di Perairan Kelurahan Mamboro dan Desa Lero. Jumlah fish home sebanyak 40 buah di Kelurahan Mamboro dan 40 buah di Desa Lero pada kedalaman antara 6-10 meter jarak antara fish home ±3 meter. Pengambilan sampel modul dilakukan secara acak sebanyak 5 buah fish home yang akan diamati pada masing-masing lokasi, dikarenakan berdasarkan survei awal kondisi substrat karang hermatifik yang menempel cenderung homogen. Selanjutnya setiap modul diberi tanda untuk memudahkan pengamatan selanjutnya.

a. Prosedur Pengambilan Data

Prosedur pengambilan data dilakukan dengan menggunakan peralatan scuba. Data yang diambil meliputi parameter perairan pengukuran langsung dilapangan, mengidentifikasi sampai tingkat genus dengan panduan Kalley, (2009); Veron, (1984); Suharsono, (1998) dan dihitung koloni untuk menentukan indeks nilai penting, pola penyebaran, keanekaragaman, keseragaman, dominasi.

b. Analisis Data 1) Kelimpahan

Perhitungan indek nilai penting adalah : INP = KR + FR (Bower and Zar, 1977). :

A. Kepadatan Jenis (KJ) ( ) B. Kepadatan Relatif (KR) C. Frekuensi (F) D. Frekuensi Relatif (FR)

2) Pola Penyebaran Spasial

Pola penyebaran karang dalam suatu habitat dihitung dengan indeks penyebaran Morisita (Krebs, 1989).

(∑ ∑

(∑ ) ∑ ) (1) Keterangan :

Id = Indeks penyebaran

n = Jumlah plot pengambilan contoh (jumlah kuadrat)

Σx = Total jumlah individu dalam kuadrat (x1 + x2 + ....)

Σx2

= Total dari kuadrat jumlah individu dalam kuadrat (x1

2 + x2

2 +...) Kriteria nilai indeks Morisita : Id < 1 : Pola penyebaran seragam Id = 1 : Pola penyebaran acak Id > 1 : Pola penyebaran mengumpul 3) Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman dapat dihitung dengan rumus (Odum,1993):

( ) ( ) (2) H = Indeks keanekaragaman

Pi = Proporsi Jenis Ke –i dalam komunitas atau n/N Ln = logaritma nature H’= < 1 = Keanekaragaman Rendah 1< H’>3 = Keanekaragaman Sedang H’> 3 = Keanekaragaman Tinggi 4) Indeks Keseragaman

Keseragaman spesies adalah komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam satu komunitas. Adapun rumus untuk menghitung indeks keseragaman berdasarkan (Krebs,1989) adalah :

(3) Keterangan :

(3)

“Struktur Populasi Rekrut Karang Hermatifik padaMetode Fish Home di Teluk Palu”

H Maks= Indeks keanekaragaman maksimum (Log2 S) S= Jumlah spesies E < 0,21 = Tidak seragam 0,22-0,40 = Cukup Seragam 0,41 -0,60 = Seragam 0,61-0,80 = Lebih merata 0,81> = Sangat merata 5) Indeks Dominasi Indeks dominasi : ∑ ( ) (4) D = Indesk dominasi jenis

Pi= Proporsi Jenis Ke –i dalam komunitas atau n/N nilai D berkisar antara 0-1 D ≈ 0 = Maka tidak ada spesies yang

mendominasi spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil

D ≈ 1 = Maka ada spesies yang

mendominasi spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan labil

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Deskripsi Lokasi Penelitian

Aktivitas masyarakat di Desa Lero adalah penangkapan ikan dan perkebunan. Tipe pantai adalah pasir berbatu, tipologi dasar perairan adalah berpasir dan campuran pasir berbatu, sedangkan kontur dasar perairan landai langsung curam dengan kemiringan 45 derajat. Di Kelurahan Mamboro aktivitas masyarakat relatif tinggi disekitar lokasi perairan diantaranya hatchery (balai benih) udang, pelabuhan dan pemukiman penduduk menyebabkan tekanan terhadap terumbu karang terutama berpengaruh pada pertumbuhan karang. Tipe pantai berpasir berbatu, dasar perairan pasir lumpur, pasir campur kerakal dan memiliki kontur landai. Terdapat juga ekosistem lamun dimana perairannya relatif terlindung.

b. Parameter Fisik dan Kimia di Desa Lero dan Kelurahan Mamboro. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Lero dan Kelurahan Mamboro didapatkan parameter fisik dan kimiawi air laut yaitu kecerahan di Desa Lero rata-rata

12 meter dan di Kelurahan Mamboro rata-rata 17 meter. Terdapat perbedaan antara kedua lokasi penelitian yaitu tingkat kecerahan di Kelurahan Lero lebih rendah akibat sedimentasi. Kekeruhan perairan di Desa Lero dipengaruhi oleh arus dan gelombang yang mengangkut sedimen dari dasar perairan. Apabila kondisi musim hujan kondisi perairan di Kelurahan Mamboro relatif keruh. Berdasarkan baku mutu, tingkat kecerahan di Kelurahan Mamboro dan Desa Lero dalam kategori normal untuk pertumbuhan karang.

Kondisi arus pada kedua lokasi tertinggi teramati di Desa Lero sedangkan di Kelurahan Mamboro relatif rendah. Parameter lainnya seperti salinitas, suhu, pH dan Oksigen Terlarut (DO) berdasarkan baku mutu air laut untuk biota laut Kementerian Lingkungan Hidup (KLH, 2004) pada kondisi yang normal atau aman untuk kehidupan biota laut tropis khususnya terumbu karang.

Tabel 1. Data Parameter Fisik dan Kima di Desa Lero dan Kelurahan Mamboro.

Parameter fosfat dan nitrat pada kedua lokasi dalam kategori tinggi. Hal ini di duga tingginya aktivitas limbah industri dan rumah tangga, budidaya ikan yang langsung terbuang kelaut maupun terbawa oleh aliran sungai yang masuk perairan Teluk Palu. Jenis-jenis sampah padat yang teramati seperti kantong plastik, pelepah batang pohon, karung plastik disekitar modul. Berdasarkan baku mutu KLH tingkat kecerahan di Kelurahan Mamboro dan Desa Lero dalam kategori normal untuk pertumbuhan karang.

c. Identifikasi Jenis-Jenis Rekrut Karang Secara Alami pada Fish Home

Dalam identifikasi karang yang terekrut secara alami mengacu pada buku

No Parameter Satuan Lokasi Baku Mutu

Lero Mamboro

1 Kecerahan meter 12 17 >5

2 Arus cm/detik 9,2 2,3 Alami

3 Salinitas ‰ 34 33 33-34 4 Suhu Air °C 29,7 29 28-30 °C 6 pH - 8 7,3 7-8,5 7 DO mg/l 6,2 7 >5 8 Fosfat ppm 0,049 0,019 0,015 9 Nitrat ppm 0,035 0,027 0,008

(4)

“Struktur Populasi Rekrut Karang Hermatifik padaMetode Fish Home di Teluk Palu”

panduan Veron, (1986), Kelley, 2009) dan Suharsono (1998).

Gambar 1. Jenis-jenis karang terekrut secara alami pada Fis Home

d. Komposisi Rekrut Karang dan Indeks Nilai Penting

Hasil pengamatan rekrut karang menempel menyebar secara merata pada pada dinding beton secara umum menempel dengan kuat. Di Desa Lero Kabupaten Donggala mempunyai 11 famili dengan 33 genus. Jumlah koloni yang paling banyak di Desa Lero adalah famili Faviidae (genus Goniastrea, Favites dan Montastrea) dan Poritidae (genus Porites). Pada lokasi Kelurahan Mamboro di Kota Palu ditemukan karang yang terekrut secara alami menempel pada substrat fish homes terdiri atas 13 famili dengan 31 genus. Genus karang yang paling banyak ditemukan adalah jenis karang yang termasuk famili Pocillophoridae (genus Pocillophora), famili Acroporidae (genus Acropora dan montipora) dan famili Poritiidae (genus Porites) (Tabel.2).

Tabel 2. Jenis-Jenis Karang Yang Terekrut Secara Alami Pada Fish Home

Indeks nilai penting (INP) di Desa Lero yang paling tinggi famili Faviidae (genus Goniastrea dan Favites) dan famili Poritidae (genus Porites). Nilai terendah pada famili Agarisiidae (genus Pachyseris), famili Faviidae (genus Platygyra dan Cyphastrea), famili Musiidae (genus Symphyllia) dan famili Trachyphliidae (genus Trachypilia). INP di Kelurahan Mamboro tertinggi famili Pocillophoridae (genus Pocillophora), famili Acroporidae (genus Acropora dan Montipora) dan famili Poritidae (genus Porites), Sedangkan yang terendah adalah famili Dendriphyliidae (genus Turbinaria) famili Faviidae (genus Platygyra) famili Fungiidae (genus Fungia), famili Okuliniidae (genus Galaxea) dan famili Trachyphliidae (genus Trachypilia).

e. Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominasi (C) Rekrut Karang Hasil analisis komunitas terumbu karang yang terekrut secara alami pada fish homes, terdiri dari indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan Dominasi (Tabel 3).

Genus Acropora Genus Astreopora Genus Montipora Genus Coeloseris

Genus Gardineroseris Genus Vapona Genus Pachyseris Genus Physogyra

Genus Balanophilia Genus Turbinaria Genus Plerogyra Genus Euphylia

Genus Barabattoia Genus Favites Genus Favia Genus Leptastrea

Genus Goniastrea Genus Montastrea Genus Leptoria Genus Pectinia

Genus Platygyra Genus Cyphastrea Genus Fungia Genus Heliofungia

Genus Acanthastrea Genus Cynarina Genus Lobophylia Genus Scolymia

Genus Symphyllia Genus Galaxea Genus Pocillophora Genus Seriatophora

Genus Stylophora Genus Stylaraea Genus Poritophora Genus Siderastrea

Genus Acropora Genus Astreopora Genus Montipora Genus Coeloseris

Genus Gardineroseris Genus Vapona Genus Pachyseris Genus Physogyra

Genus Balanophilia Genus Turbinaria Genus Plerogyra Genus Euphylia

Genus Barabattoia Genus Favites Genus Favia Genus Leptastrea

Genus Goniastrea Genus Montastrea Genus Leptoria Genus Pectinia

Genus Platygyra Genus Cyphastrea Genus Fungia Genus Heliofungia

Genus Acanthastrea Genus Cynarina Genus Lobophylia Genus Scolymia

Genus Symphyllia Genus Galaxea Genus Pocillophora Genus Seriatophora

Genus Stylophora Genus Stylaraea Genus Poritophora Genus Siderastrea

No Famili Genus Lokasi Lero Mamboro INP INP 1 Acroporidae Acropora 29 10.27 83 19.95 Astreopora 5 3.14 16 8.05 Montipora 8 2.38 77 18.89 2 Agarisiidae Coeloseris 8 4.79 10 5.94 Gardineroseris 6 2.08 5 4.01 Pavona 15 5.81 5 5.05 Pachyseris 1 1.35 3 2.62 3 Caryophylliidae Physogyra 0.00 0.00 3 3.66 4 Dendriphyliidae Balanophylia 7 4.64 0.00 0.00 Turbinaria 2 1.50 1 1.22 5 Euphyllidae Plerogyra 0.00 0.00 9 4.72 Euphyllia 0.00 0.00 4 2.79 6 Faviidae Barbartoia 7 4.64 14 5.61 Favites 100 20.67 27 10.00 Favia 38 11.59 26 9.83 Leptastrea 10 3.87 7 4.37 Goniastrea 149 27.84 7 4.37 Montastrea 50 13.34 5 4.01 Leptoria 3 2.85 0.00 0.00 Pectinia 2 1.50 0.00 0.00 Platygyra 1 1.35 1 1.22 Cyphastrea 1 1.35 0.00 0.00 6 Fungiidae Fungia 7 4.64 2 1.40 Heliofungia 0.00 0.00 2 2.44 7 Mussiidae Acanthastrea 25 9.68 0.00 0.00 Cynarina 2 1.50 0.00 0.00 Lobophyllia 4 3.00 2 2.44 Scolymia 29 10.27 12 5.26 Symphyllia 1 1.35 2 2.44 8 Okuliniidae Galaxea 4 3.00 2 1.40 9 Pocillophoridae Pocillopora 36 11.29 127 27.77 Seriatopora 0.00 0.00 21 8.94 Stylophora 2 1.50 0.00 0.00 10 Poritidae Stylaraea 2 1.50 0.00 0.00 Porites 123 22.83 73 18.17 11 Siderastreiidae Siderastrea 2 1.50 7 4.37 Psammocora 0.00 0.00 5 4.01 Coscinaraea 3 1.64 3 3.66 12 Trachyphylliidae Trachyphyllia 1 1.35 2 1.40 TOTAL 683 200 563 200 Famili 11 13 Genus 33 31

(5)

“Struktur Populasi Rekrut Karang Hermatifik padaMetode Fish Home di Teluk Palu”

Tabel.3. Hasil Analisis Komunitas Karang yang Terekrut Secara Alami

Ket . H’= Keanekaragaman;

E=Keseragaman; C=Dominasi

Pada lokasi penelitian nilai indeks keanekaragaman (H’) di Desa Lero (2,545) dan Kelurahan Mamboro (2,551). Berdasarkan indeks Shannon-Wiener diketahui bahwa keanekaragaman rekrut karang dalam kategori sedang. Indeks keseragaman (E) cukup seragam (0,256 dan 0,276) sebaran individu tiap-tiap jenis cenderung merata . Indeks dominasi (C) rendah (0,119 dan 0,117) berarti tidak ada jenis tertentu yang mendominasi.

f. Pola Penyebaran Rekrut Karang Berdasarkan nilai indeks Morisita (Id) terlihat bahwa pola penyebaran karang yang terekrut secara alami pada fish home di Desa Lero dan Kelurahan Mamboro yang diperoleh bervariasi yaitu, mengelompok, seragam, dan acak namun pada umumnya menyebar secara mengelompok (Id > 1). Pola penyebaran mengelompok diduga karena adanya keragaman (heterogenity) habitat dan makanan sehingga terjadi pengelompokan di tempat yang terdapat banyak makanan, sedangkan pola penyebaran seragam diduga karena persaingan dalam mencari ruang yang keras, sehingga menyebar ke berbagai tempat (Tarumingkeng 1994). Pola penyebaran mengelompok merupakan pola persebaran yang umum terjadi di alam. Pola mengelompok terjadi sebagai akibat dari adanya respon terhadap perbedaan kondisi habitat setempat, adanya perubahan cuaca harian atau musiman dan sebagai akibat dari proses reproduksi (Soegianto, 1994). Penyebaran secara seragam dapat terjadi apabila kondisi lingkungan cukup seragam di seluruh area dan ada kompetisi yang kuat antara individu anggota populasi. Kompetisi yang kuat antara individu anggota populasi

akan mendorong terjadinya pembagian ruang yang sama (Soegianto, 1994).

Tabel 4. Hasil Analisis Pola Penyebaran Rekrut Karang

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian, didapatkan kesimpulan :

1. Kondisi perairan di Desa Lero dan Kelurahan Mamboro masih baik untuk pertumbuhan karang. Parameter fisik perairan adalah optimal, parameter kimiawi menunjukkan kondisi perairan sangat subur.

2. Jumlah genus yang ditemukan di Desa Lero 33 famili sedangkan di Kelurahan Mamboro 31 famili. Jumlah koloni yang paling banyak di Desa Lero adalah famili Faviidae (genus Goniastrea) sedangkan di Kelurahan

Lokasi Penelitian

Kelimpahan

Desa Lero Kelurahan Mamboro

dan Indek ∑ Famili 11 13 ∑ Genus 33 31 ∑ Koloni 683 563 H' 2.545 2.551 E 0.256 0.276 C 0.119 0.117 No Famili/Genus

Desa Lero Kelurahan Mamboro

∑ Id PenyebaranPola ∑ Id PenyebaranPola

1 Acroporidae 42 176

Acropora 29 0.998 seragam 83 1.052 mengumpul

Astreopora 5 2.000 mengumpul 16 0.958 seragam

Montipora 8 5.000 mengumpul 77 1.147 mengumpul

2 Agarisiidae 30 23

Coeloseris 8 1.250 mengumpul 10 1.000 acak

Gardineroseris 6 5.000 mengumpul 5 1.000 acak

Pavona 15 1.857 mengumpul 5 0.500 seragam

Pachyseris 1 0.000 seragam 3 1.667 mengumpul

3 Caryophylliidae 0 3

Physogyra 0 - 3 0.000 seragam

4 Dendriphyliidae 9 1

Balanophylia 7 1.190 mengumpul 0

-Turbinaria 2 5.000 mengumpul 1 0.000 seragam

5 Euphyllidae 0 13

Plerogyra 0 - 9 1.389 mengumpul

Euphyllia 0 - 4 1.667 mengumpul

6 Faviidae 361 87

Barbartoia 7 1.190 mengumpul 14 2.582 mengumpul

Favites 100 1.031 mengumpul 27 1.567 mengumpul

Favia 38 1.252 mengumpul 26 1.123 mengumpul

Leptastrea 10 2.333 mengumpul 7 1.190 mengumpul

Goniastrea 149 1.185 mengumpul 7 1.667 mengumpul

Montastrea 50 1.094 mengumpul 5 1.000 mengumpul

Leptoria 3 1.667 mengumpul 0 -

Pectinia 2 5.000 mengumpul 0 -

Platygyra 1 0.000 seragam 1 0.000! seragam

Cyphastrea 1 0.000 seragam 0

7 Fungiidae 7 6

Fungia 7 1.190 mengumpul 2 5.000 mengumpul

Heliofungia 0 - 2 0.000 seragam

8 Mussiidae 61 19

Acanthastrea 25 1.250 mengumpul 0

-Cynarina 2 5.000 mengumpul 0

-Lobophyllia 4 1.667 mengumpul 2 0.000 seragam

Scolymia 29 1.170 mengumpul 12 1.894 mengumpul

Symphyllia 1 0.000 seragam 2 0.000 seragam

9 Okuliniidae 4 2

Galaxea 4 1.667 mengumpul 2 5.000 mengumpul

10 Pocillophoridae 38 148

No Famili/Genus

Desa Lero Kelurahan Mamboro

∑ Id Pola

Penyebaran ∑ Id

Pola Penyebaran

1 Acroporidae 42 176

Acropora 29 0.998 seragam 83 1.052 mengumpul

Astreopora 5 2.000 mengumpul 16 0.958 seragam

Montipora 8 5.000 mengumpul 77 1.147 mengumpul

2 Agarisiidae 30 23

Coeloseris 8 1.250 mengumpul 10 1.000 acak

Gardineroseris 6 5.000 mengumpul 5 1.000 acak

Pavona 15 1.857 mengumpul 5 0.500 seragam

Pachyseris 1 0.000 seragam 3 1.667 mengumpul

3 Caryophylliidae 0 3

Physogyra 0 - 3 0.000 seragam

4 Dendriphyliidae 9 1

Balanophylia 7 1.190 mengumpul 0

-Turbinaria 2 5.000 mengumpul 1 0.000 seragam

5 Euphyllidae 0 13

Plerogyra 0 - 9 1.389 mengumpul

Euphyllia 0 - 4 1.667 mengumpul

6 Faviidae 361 87

Barbartoia 7 1.190 mengumpul 14 2.582 mengumpul

Favites 100 1.031 mengumpul 27 1.567 mengumpul

Favia 38 1.252 mengumpul 26 1.123 mengumpul

Leptastrea 10 2.333 mengumpul 7 1.190 mengumpul

Goniastrea 149 1.185 mengumpul 7 1.667 mengumpul

Montastrea 50 1.094 mengumpul 5 1.000 mengumpul

Leptoria 3 1.667 mengumpul 0 -

Pectinia 2 5.000 mengumpul 0 -

Platygyra 1 0.000 seragam 1 0.000! seragam

Cyphastrea 1 0.000 seragam 0

7 Fungiidae 7 6

Fungia 7 1.190 mengumpul 2 5.000 mengumpul

Heliofungia 0 - 2 0.000 seragam

8 Mussiidae 61 19

Acanthastrea 25 1.250 mengumpul 0

-Cynarina 2 5.000 mengumpul 0

-Lobophyllia 4 1.667 mengumpul 2 0.000 seragam

Scolymia 29 1.170 mengumpul 12 1.894 mengumpul

Symphyllia 1 0.000 seragam 2 0.000 seragam

9 Okuliniidae 4 2

Galaxea 4 1.667 mengumpul 2 5.000 mengumpul

10 Pocillophoridae 38 148

No Famili/Genus

Desa Lero Kelurahan Mamboro

∑ Id Pola

Penyebaran ∑ Id

Pola Penyebaran

1 Acroporidae 42 176

Acropora 29 0.998 seragam 83 1.052 mengumpul

Astreopora 5 2.000 mengumpul 16 0.958 seragam

Montipora 8 5.000 mengumpul 77 1.147 mengumpul

2 Agarisiidae 30 23

Coeloseris 8 1.250 mengumpul 10 1.000 acak

Gardineroseris 6 5.000 mengumpul 5 1.000 acak

Pavona 15 1.857 mengumpul 5 0.500 seragam

Pachyseris 1 0.000 seragam 3 1.667 mengumpul

3 Caryophylliidae 0 3

Physogyra 0 - 3 0.000 seragam

4 Dendriphyliidae 9 1

Balanophylia 7 1.190 mengumpul 0

-Turbinaria 2 5.000 mengumpul 1 0.000 seragam

5 Euphyllidae 0 13

Plerogyra 0 - 9 1.389 mengumpul

Euphyllia 0 - 4 1.667 mengumpul

6 Faviidae 361 87

Barbartoia 7 1.190 mengumpul 14 2.582 mengumpul

Favites 100 1.031 mengumpul 27 1.567 mengumpul

Favia 38 1.252 mengumpul 26 1.123 mengumpul

Leptastrea 10 2.333 mengumpul 7 1.190 mengumpul

Goniastrea 149 1.185 mengumpul 7 1.667 mengumpul

Montastrea 50 1.094 mengumpul 5 1.000 mengumpul

Leptoria 3 1.667 mengumpul 0 -

Pectinia 2 5.000 mengumpul 0 -

Platygyra 1 0.000 seragam 1 0.000! seragam

Cyphastrea 1 0.000 seragam 0

7 Fungiidae 7 6

Fungia 7 1.190 mengumpul 2 5.000 mengumpul

Heliofungia 0 - 2 0.000 seragam

8 Mussiidae 61 19

Acanthastrea 25 1.250 mengumpul 0

-Cynarina 2 5.000 mengumpul 0

-Lobophyllia 4 1.667 mengumpul 2 0.000 seragam

Scolymia 29 1.170 mengumpul 12 1.894 mengumpul

Symphyllia 1 0.000 seragam 2 0.000 seragam

9 Okuliniidae 4 2

Galaxea 4 1.667 mengumpul 2 5.000 mengumpul

10 Pocillophoridae 38 148

Pocillophora 36 1.024 mengumpul 127 1.074 mengumpul

Seriatopora 0 - 21 1.262 mengumpul

Stylophora 2 5.000 mengumpul 0

-11 Poritidae 125 73

Stylaraea 2 5.000 mengumpul 0

-Porites 123 1.281 mengumpul 73 1.037 mengumpul

12 Siderastreiidae 5 15

Siderastrea 2 5.000 mengumpul 7 1.190 mengumpul

Psammocora 0 - 5 1.000 acak

Coscinaraea 3 5.000 mengumpul 3 0.000 seragam

13 Trachyphyliidae 1 2

Trachyphylia 1 0.000 seragam 2 5.000 mengumpul

(6)

“Struktur Populasi Rekrut Karang Hermatifik padaMetode Fish Home di Teluk Palu”

Mamboro adalah famili Pocillophoridae (genus Pocillophora).

3. Indeks nilai penting (INP) di Desa Lero yang paling tinggi famili Faviidae (genus Goniastrea dan Favites) dan famili Poritidae (genus Porites). INP di Kelurahan Mamboro tertinggi famili Pocillophoridae (genus Pocillophora), famili Acroporidae (genus Acropora dan Montipora) dan famili Poritidae (genus Porites)

4. Nilai indeks keanekaragaman (H’) di Desa Lero) dan Kelurahan Mamboro dalam kategori sedang. Indeks keseragaman (E) cukup seragam. Indeks dominasi (C) rendah.

5. Nilai indeks Morisita terlihat (Id > 1)

umumnya menyebar secara

mengelompok. 5. REFERENSI

Bower. J.L dan Zar J,H. 1977. Field and Laboratory Methods for General Ecologi.W.M.C. Brown Company Publ Dubuque. Lowa.

Birkeland. 1997. Low-Tech Coral Reef Restoration Methods Modeled after Natural Fragmentation Processes. Bulletin of Marine Science, 69(2)

Kelley, R. 2009. Indo Pacific Coral Finder. Published by BYO Guides, Townsville

Kordi, M.G. 2010. Ekosistem Terumbu Karang Potensi.Fungsi dan Pengelolaan. Rineka Cipta

Krebs, C. J. 1989. Ecological methodology. Harper dan Row Pub., New York. Ndobe S. dan Moore A. 2009. Monitoring

our “Reefs for the Future” in Central Sulawesi, Indonesia. Prosiding Coral Reef Management Symposium in Coral Triangle Area, 12-13 Oct 2009 in Jakarta. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu

Pendekatan Ekologis. Terj. dari Marine biology:An Ecological Approach, oleh Eidman, M., Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo. 1992. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Odum, E.P.1971. Dasar-Dasar Ekologi, Terjemahan S. Samingan (edisi ketiga) Universitas Gajah Mada, Jogjakarta

Odum, EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ke-3. Samingan T, penerjemah; Srigandono B, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Fundamentals of Ecology.

Reid,C, Marshall J, Logan D dan Kleine D. 2011. Terumbu Karang dan Perubahan Iklim, Panduan Pendidikan dan Pembangunan Kesadartahuan. Penerbit Coral Watch, the University of Queensland, Brisbanem Australi Ludwig, J. A and Reynolds, J.F. 1988.

Statistical Ecology. A Primer on Methods and Computing Jhon Wiley & Sons, Inc. Toronto.Canada.

Siringoringo,R.M., 2007. Pemutihan Karang dan Beberapa Penyakit karang, Oceana, Volume XXXII (4): 29-37 Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif: Metode Analisis Populasi dan Komunitas, Penerbit Usaha Nasional, Jakarta.

Suharsono, 2008. Jenis-Jenis Karang yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia Pusat Penelitian dan Pengembangan Oceanologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta

Suharsono, 1998. Conditions Of Coral Reef Resources In Indonesia. Jurnal Pesisir dan Kelautan. PKSPL- IPB Bogor. Vol.1 (2)

Sumadhiharga,O.K, Djamali, A dan

Badrudin, M. 2006.

Keanekaragaman jenis ikan karang di perairan belitung barat, kepulauan bangka belitung, Jurnal Ilmu Kelautan, Vol (11)

Tarumingkeng, R.C. 1994. Dinamika Populasi : Kajian Ekologi Kuantitatif. Pustaka Sinar Harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta.

Veron, J.E.N. 1986. Coral of Australia and the Indopacific, Angus and Robertos

Gambar

Tabel 1. Data Parameter Fisik dan Kima di  Desa Lero dan Kelurahan Mamboro.
Tabel 2. Jenis-Jenis Karang Yang Terekrut  Secara Alami Pada Fish Home
Tabel 4. Hasil Analisis Pola Penyebaran  Rekrut Karang

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi model modifikasi persamaan adveksi-difusi menggunakan metode beda hingga diperoleh pola penyebaran merkuri yang sama yakni mengikuti arah angin