• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN TARI CENDRAWASIH GAYA BALI UTARA DI SANGGAR TARI TEJA MANIK, DESA TEJAKULA-BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBINAAN TARI CENDRAWASIH GAYA BALI UTARA DI SANGGAR TARI TEJA MANIK, DESA TEJAKULA-BULELENG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1889 Ni Komang Sri Wahyuni1, I Gede Oka Surya Negara2, I Ketut Partha3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Perkembangan beberapa tari kekebyaran dan tari-tari kreasi baru di Bali masih diminati oleh masyarakat sampai saat ini. Munculnya sanggar-sanggar tari menjadi salah satu waha-na pelestari dan berkembangnya seni tari. Na-mun ada salah satu tari kekebyaran yang ham-pir tidak mendapat perhatian dari pembina tari maupun oleh para penari yaitu tari Cendrawa-sih gaya Bali Utara. Tari CendrawaCendrawa-sih adalah salah satu tari kekebyaran yang telah dicipta-kan di Bali Utara, tepatnya di Desa Jagaraga Buleleng oleh seorang empu tari dan tabuh

yang bernama Alm. Bapak I Gede Manik pada tahun 1956. Tari ini mengisahkan burung Cen-drawasih yang sedang bercumbu rayu, namun awal kemunculannya ditarikan oleh satu orang penari. Menurut informasi di masyarakat kare-na pada jaman itu sangat sulit untuk mencari penari. Tari ini pernah mengalami masa ke-emasan pada tahun 1960an. Seiring dengan munculnya berbagai jenis tari kreasi baru, tari Cendrawasih mengalami pergeseran karena pa-ra penari dan pembina di sanggar-sanggar tari lebih cenderung mempelajari tari kreasi baru. Berbicara tari media ungkapnya adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak yang diperhalus

PEMBINAAN TARI CENDRAWASIH GAYA BALI UTARA

DI

SANGGAR TARI TEJA MANIK, DESA TEJAKULA-BULELENG

1, 2Program Studi Tari, 3Program Studi Karawitan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni IndonesiaDenpasar

Email: komangsriwahyuni707@gmail.com

Cendrawasih dance is the creation of a master of dance and tabuh from North Bali, precisely in the village of Jagaraga Buleleng, namely the late. Mr. I Gede Manik. This dance was created in 1956 which tells the story of a group of Cendrawasih birds making love. In the 60's, this dance was very popular in North Bali. With the emergence of various kinds of new dance creations today, it is able to shift the existence of the Cendrawasih dance. The development of the Cendrawasih dance experienced difficulties due to the many dance coaches from the younger generation who were less aware of preserving traditional dance, especially the North Balinese style. Dance coaches are more likely to teach new dance creations that are currently developing. Based on the above phenomena, the proposer wants to provide guidance or training for the Cendrawasih dance at the Teja Manik Dance Studio, Tejakula Village, Buleleng. the dancer.

Keywords: Cendrawasih Dance, Coaching, Tejakula

Tari Cendrawasih merupakan karya cipta seorang Empu seni tari dan tabuh yang berasal dari Bali Utara, tepatnya di Desa Jagaraga Buleleng yaitu Alm. Bapak I Gede Manik. Tari ini diciptakan pada tahun 1956 yang mengisahkan tentang sekelompok burung Cendrawasih yang sedang bercumbu rayu. Pada tahun 60-an, tarian ini sangat populer di Bali Utara. Seiring munculnya berbagai macam tari kreasi baru saat ini, mampu menggeser keberadaan tari Cendrawasih. Perkembangan tari Cendrawasih mengalami kesulitan disebabkan banyaknya pembina tari dari generasi muda yang kurang kesadarannya untuk melestarikan tari tradisi khususnya gaya Bali Utara. Para pembina tari lebih cenderung mengajarkan tari-tari kreasi baru yang sedang berkembang saat ini. Berpijak dari fenomena tersebut di atas, muncul keinginan pengusul untuk memberikan pembinaan atau pelatihan tari Cendrawasih di Sanggar Tari Teja Manik, Desa Tejakula, Buleleng, Pembinaan ini perlu dilakukan untuk meningkatkan rasa memiliki, rasa tanggung jawab untuk melestarikan dan mengembangkan tari Cendrawasih bagi pembina dan para penarinya.

(2)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1890 dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari

ber-fungsi sebagai media untuk mengkomunikasi-kan maksud-maksud tertentu dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau penonton (Sustiawati, 2008:12). Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh tim pembina dari berbagai sanggar, salah satu sanggar yang menarik perhatian adalah sanggar tari yang ada di Buleleng bagian Ti-mur, tepatnya di Desa Tejakula yaitu Sanggar Tari Teja Manik. Sanggar ini diketuai oleh Ni Luh Menek seorang seniman tua maestro tari kekebyaran gaya Bali Utara yang masih eksis membina tari dan menari, baik di desa, kabu-paten dan Provinsi Bali. Di sanggar ini banyak murid-murid SD sampai SMA yang belajar tari, baik dari Desa Tejakula dan dari luar desa, bahkan orang asingpun banyak yang datang belajar tari di sanggar ini. Observasi yang pernah dilakukan oleh tim pembina di sanggar ini, tari Cendrawasih kurang berkembang, baik di sanggar maupun di Desa Tejakula karena materi yang diberikan di sekolah-sekolah mau-pun materi untuk disajikan di hotel dan hiburan masyarakat adalah tari kreasi baru yang ber-kembang saat ini, maka anak-anak yang latihan di sanggar meminta tarian yang sama untuk di-berikan sebagai materi dalam pembelajaran di sanggar. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat siswa belajar atau suatu ke-giatan untuk membelajarkan siswa. Dengan ka-ta lain, pembelajaran merupakan upaya men-ciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar (Warista, 2008:85)

Dengan kurang adanya kesempatan untuk dilatih tari Cendrawasih di sanggar Tari Teja Manik, sehingga tari Cendrawasih dikhawatir-kan tidak dikenal lagi oleh masyarakat. Secara otomatis dengan tidak eksisnya tarian ini, para generasi tidak lagi merasa memiliki dan ber-tanggung jawab untuk melestarikan warisan seni budaya dari seniman terdahulu. Sungguh menjadi keprihatinan bahwa tari yang memiliki identitas/ciri khas daerah Bali Utara tidak ber-kembang di Bali Utara sendiri, sehinga tidak lagi bisa dinikmati oleh generasi berikutnya.

Dari hasil wawancara tim pembina de-ngan ketua sanggar, ada permasalahan tentang

bagaimana membangun pemahaman kepada para penari khususnya dan kepada masyarakat Desa Tejakula pada umumnya untuk mau me-lestarikan dan mengembangkan tari Cendrawa-sih gaya Bali Utara. Diharapkan juga bisa dimasukkan ke dalam agenda ektrakurikuler di sekolah, pementasan pariwisata maupun hibur-an di masyarakat

Adanya permasalahan inilah yang menjadi pemikiran pembina untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat, menjalin ker-jasama dengan sanggar tari Teja Manik sebagai mitra melalui pembinaan/pelatihan tari Cendra-wasih gaya Bali Utara di Desa Tejakula Bule-leng. Pada pembinaan ini bukan saja terfokus pada pelatihan tari secara tehnik dan fisik, teta-pi juga bagaimana menumbuh kembangkan ra-sa memiliki terhadap tarian ini.

Dari pemaparan di atas, permasalahan yang dihadapi oleh Sanggar Tari Teja Manik dalam pengembangan tari Cendrawasih adalah:

a. Tari ini tidak bisa berkembang dikarenakan para pembina belum menguasai komposisi gerak secara utuh dan tehnik tari yang mendetail.

b. Tari Cendrawasih awal mulanya ditarikan oleh satu orang penari, sehingga terkesan kurang menarik karena tidak ada

pengolah-an pola lantai dan interaksi penari.

Salah satu program kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat melalui pembinaan Tari Cendrawasih adalah merupakan usaha dalam pelestarian seni dan budaya pada khususnya yang ada di sanggar tari Teja Manik. Program pelatihan ini berkaitan dengan kualitas kepena-rian yang ada di sanggar tari tersebut. Terkait dengan kualitas kepenarian, tentunya pelatihan ini memiliki beberapa tujuan yaitu:

a. Melatih anak-anak sanggar tari Teja Ma-nik untuk mengetahui tehMa-nik tari yang ba-ik dan mampu melakukannya secara be-nar.

b. Memperkenalkan struktur gerak tari Cen-drawasih secara utuh kepada anak-anak sanggar tari.

(3)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1891 c. Untuk menumbuhkembangkan rasa

me-miliki tarian tersebut sebagai warisan seni tari gaya Bali Utara.

Disamping memiliki tujuan seperti ter-sebut di atas, pelatihan ini juga bermanfaat bagi penari agar mereka mampu tampil menari dengan tehnik tari yang bagus dan mengetahui struktur gerak tari Cendrawasih secara utuh dan benar. Dengan mampunya tampil sebagai penari yang bagus, secara otomatis nantinya akan mampu membina teman-temannya yang lain menjadi penari yang baik dan mencintai seni tari yang telah diwarisi oleh empu tarinya terdahulu. Pemecahan masalah yang terjadi pada Sanggar Tari Teja Manik, langkah-langkah yang akan diambil untuk mencari solusi per-masalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:

a. Penampilan suatu tarian tidak bisa dilepas-kan dari unsur pengiringnya. Tari dan tabuh menjadi satu kasatuan yang saling terkait. Dalam pembinaan yang dilakukan tidak ha-nya pada tarian saja, tetapi pula dilakukan pembinaan tabuh iringan yang dalam pelak-sanaannya dibantu oleh anggota peneliti. Melalui pembinaan/pelatihan tari dan tabuh kepada anak-anak sanggar tari dan sekaa gamelan, sehingga tari Cendrawasih siap untuk dipentaskan baik untuk pariwisata maupun untuk masyarakat. Dengan siapnya materi yang dimiliki oleh penari dan pena-buh, akan mampu menumbuh kembangkan rasa memiliki tarian tersebut.

b. Untuk menarik minat anak-anak mempela-jari suatu tarian, diperlukan kiat-kiat kreatif yang mampu memberikan rangsangan se-cara visual. Sebagaimana halnya pada tari Cendrawasih, awal terciptanya ditarikan oleh satu orang penari wanita. Dengan tam-pilan satu orang penari, dirasa kurang variatif baik dari segi pengaturan pola lantai maupun level penari. Dalam pelatihan kali ini, tari Cendrawasih akan

dibuat bentuknya secara berkelompok untuk menampilkan kesan dinamis dan ceria sebagai penggam-baran sekelompok burung Cendrawasih.

c. Ada dua cara yang akan dilakukan pada proses pelatihan yaitu secara langsung/ imitasi dan tidak langsung. 1) Secara lang-sung/imitasi adalah peserta didik mengi-kuti/meniru gerak tari yang dilakukan oleh pelatih. Dengan cara imitasi, anak didik mendapatkan tehnik tari yang benar dan ragam gerak secara mendetail. 2) Secara tidak langsung adalah peserta didik diajak menonton video tari yang sudah direkam oleh Ketua Tim. Dengan melakukan pela-tihan ini, anak didik lebih cepat dalam me-nangkap struktur tari, karena dapat belajar melalui visual secara mandiri. Melalui vi-deo, peserta didik tidak hanya terpaku pada jadwal latihan yang telah disepakati. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan pelatihan berpedom-an pada rumusan permasalahan yang ada. Ru-musan masalah ini didapat dari hasil wawan-cara tim pengusul dengan ketua sanggar tari. Terkait dengan pendanaan, jangka waktu pela-tihan dan kesiapan murid-murid di sangar tari, maka tim membuat solusi untuk menyelesai-kan permasalahan yang ada di sanggar terse-but. Metode dan pelaksanaan selanjutnya yang dilakukan adalah:

a. Metode Penjajagan

Melakukan observasi ke sanggar tari Teja Manik sebagai mitra untuk menemukan permasalahan.

b. Metode Koordinasi

Menyususn program pembinaan dengan ketua sanggar tari, penari dan koordinator penabuh.

Jarak pengusul dari Kabupaten Badung ke Desa Tejakula Buleleng sejauh 90 Km yang ditempuh selama 3 jam. Dengan lokasi yang jauh, tidak memungkinkan untuk memberikan

(4)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1892 pelatihan setiap hari. Pelatihan dilakukan dua

kali dalam seminggu yaitu Hari Sabtu dan Minggu. Setiap sekali latihan selama 2 jam. Disamping lokasi yang jauh, tim juga harus melaksanakan tugas sebagai dosen pengajar dari Hari Senin sampai Jumat. Begitu pula murid-murid sanggar harus ke sekolah dari Hari Senin hingga Jumat.

c. Metode Pembinaan

Melakukan latihan sektoral baik penari mau-pun penabuh dengan cara imitasi dan mela-lui video. Cara ini dilakukan untuk memper-mudah penuangan baik gerak maupun gen-ding/lagu tari Cendrawasih.

Dalam tahap penuangan, dibuat beberapa kelompok penari. Setiap kelompok dipilih sesuai dengan postur tubuh yang merata agar penampilan penari tampak serasi. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang penari putri. Selanjutnya dilakukan latihan tehnik tari secara mendetail:

1. Agem: sikap pokok dalam tari Bali.

2. Tandang: rangkaian tari dari satu gerak ke gerak yang lain.

3. Tangkis: gerakan tangan. 4. Tangkep: ekspresi wajah.

Teknik tari dilakukan secara imitasi yaitu murid menirukan langsung apa yang dilakukan oleh pelatih. Setelah tehnik tari dikuasai de-ngan benar, kemudian diberikan pelatihan pada struktur tarinya:

1. Bagian 1: pepeson adalah bagian awal penari masuk ke panggung.

2. Bagian 2: pengawak adalah bagian gerak murni yang ditarikan secara rampak. 3. Bagian 3: pengecet adalah bagian gerak

dimana para penari melakukan interaksi

antara penari satu dengan penari yang lainnya.

4. Bagian 4: pekaad adalah gerak bagian akhir dari tarian sampai penari keluar dari tempat pentas.

Pelatihan materi diberikan bagian demi bagian sampai tari dikuasai secara utuh oleh peserta didik.

Menjadwalkan latihan bersama antara pe-nari dan penabuh. Hal ini dilakukan agar pena-ri dan penabuh mampu saling bepena-rinteraksi da-lam memberikan aksen musik dan membangun kebersamaan rasa tari dan rasa musikal. Latih-an gabungLatih-an ini dilakukLatih-an 10 kali dLatih-an latihLatih-an sektoral 10 kali.

d. Metode Dokumentasi dan evaluasi Dokumentasi dan evaluasi dilakukan seba-gai laporan pertanggungjawaban kepada LP2 MPP ISI Denpasar. Dari hasil pelatihan ini, tari Cendrawasih dipentaskan untuk ma-syarakat di Desa Tejakula. Selama proses pelatihan berlangsung, melibatkan dosen yang memiliki kepakaran di bidang tari dan tabuh, dan maha-siswa dari program studi tari.

Adapun pakar dan anggota yang terlibat se-lama proses pelatihan ini adalah sebagai beri-kut:

1. Menguasai tehnik tari kekebyaran, khususnya tari Cendrawasih gaya Bali Utara.

2. Mengetahui tehnik gamelan kekebyar-an Bali Utara, khususnya tari Cendra-wasih.

3. Tim lapangan yang membantu proses penuangan materi.

(5)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1893 Gambar 1. Bagan Metode Pelaksaan PKM

HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Skill Kepenarian

Laporan penelitian (Bandem, 1983:10) mengemukakan agem, tandang, tangkep dan tangkis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Syarat-syarat kesempurnaan suatu tarian sudah tercakup di dalamnya. Ke-empat faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Peserta pelatihan mampu menguasai tehnik tari yang bagus baik dari segi agem (sikap pokok), tandang (rangkaian dari satu gerak ke gerak yang lain), tangkis (gerakan ta-ngan) dan tangkep (ekspresi wajah) sehing-ga diyakini mampu menari densehing-gan baik dan dapat mengaplikasikan kemampuan menari-nya ke teman yang lain.

Sebenarnya masih banyak anak-anak dari sanggar tari Teja Manik maupun dari luar sanggar yang berminat untuk mengikuti pela-tihan, namun karena adanya covid 19, dan ha-rus mentaati protokol kesehatan sehingga pe-serta dibatasi hanya dua kelompok saja.

Gambar 2. Latihan Tehnik penari (Dok. Surya Negara,2020)

Gambar 3. Latihan Tehnik penari (Dok. Surya Negara, 2020)

b. Peserta pelatihan mampu menampilkan tari Cendrawasih secara utuh dari pepeson, pe-ngawak, pengecet dan pekaad dengan baik sesuai dengan gaya Bali Utara, sehing-ga mereka siap tampil di masyarakat.

PKM

PENJAJAGAN/OBSERVASI KE SANGGAR TARI TEJA MANIK MENYUSUN PROGRAM PEMBINAAN

DENGAN KETUA SANGGAR TARI

LATIHAN SEKTORALTARI

LATIHAN SEKTORAL TABUH LATIHAN GABUNGAN TARI DAN TABUH

(6)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1894 Gambar 4. Latihan Gamelan

(Dok. Surya Negara, 2020)

Gambar 5. Latihan Gamelan (Dok. Surya Negara, 2020)

Gambar 6. Latihan penari dengan gamelan (Dok. Surya Negara, 2020)

Gambar 6. Latihan penari dengan gamelan (Dok. Surya Negara, 2020)

Aspek Pengembangan

a. Tari Cendrawasih gaya Bali Utara mampu dipromosikan untuk sajian pariwisata, aca-ra-acara resmi di desa, perayaan di

sekolah-sekolah maupun dipentaskan untuk hiburan masyarakat khususnya di Desa Tejakula. Tawaran untuk pentas dari hasil pelatihan ini banyak yang dibatalkan seperti: Peraya-an 17 Agustus, Odalan Galungan di Pura dan acara untuk pariwisata di Desa Teja-kula,

diakibatkan adanya pelarangan dari

pemerintah yang terkait untuk menghindari berkumpulnya massa.

Gambar . Latihan pemantapan penari (Dok. Surya Negara, 2020)

Gambar 8. Latihan pemantapan penari (Dok. Surya Negara, 2020)

b. Sanggar tari Teja Manik memberikan penga-ruh positif kepada sanggar-sanggar yang la-in untuk ikut mempelajari dan melestarikan tari Cendrawasih gaya Bali Utara.

Gambar 9. Papan Nama Sanggar Tari Teja Manik (Dok, Surya Negara, 2020)

(7)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 1895 Gambar 10. Ketua Sanggar, Pembina

dan Penari

(Dok. Surya Negara, 2020) Aspek Publikasi

a. Artikel dimuat pada Jurnal Ilmiah Terakreditasi

b. Makalah ini diseminarkan pada forum ilmiah nasional.

c. Video pementasan diunggah di youtube. SIMPULAN

Dari hasil Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di sanggar tari Teja Manik Desa Tejakula, dapat disimpulkan bahwa pe-serta pelatihan mampu menguasai tehnik tari yang bagus dari segi agem, tandang, tangkis dan

tangkep. Peserta pelatihan mampu mengu-asai

struktur tari Cendrawasih gaya Bali Utara dengan benar sehingga mereka siap untuk tam-pil di masyarakat.

Proses pembinaan sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, namun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi seperti mentaati ketepatan waktu latihan, men-jalin kerjasama yang lebih baik lagi diantara peserta pelatihan dan ikut ambil bagian untuk mengembangkan tari Cendrawasih bersama de-ngan sanggar tari Teja Manik.

DAFTAR RUJUKAN

Bandem, I Made. Dkk. 1983. Laporan Penelitian. “Gerak Tari Bali”.

Dibia, I Wayan, 2008, Seni Kekebyaran, Balimangsi Foundation Denpasar

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat dan Pengembangan

Pendidikan (LP2MPP) Institut Seni Indonesia Denpasar. 2020. “Buku Panduan Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Tahun 2020”. Sustiawati, Ni Luh. (2008). Pengembangan

Manajemen Pelatihan Seni Tari Multikultural Berpendekatan Silang Gaya Tari Bagi Guru Seni Tari Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota Denpasar. Disertasi Yang Tidak Dipublikasikan. Universitas Negeri Malang

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya.

Gambar

Gambar 2. Latihan Tehnik penari  (Dok. Surya Negara,2020)
Gambar 6. Latihan penari dengan gamelan  (Dok. Surya Negara, 2020)

Referensi

Dokumen terkait