• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN MORAL PADA ANAK DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN MORAL PADA ANAK DALAM ISLAM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN MORAL PADA ANAK DALAM ISLAM

Isna Fatimatuz Zahroh

Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Purwokerto

isnafatimatuzzahroh@yahoo.co.id

Abstract: Intrinsically, child is born in a state of fitrah. Chil are the responsibility of parents. Parents are obliged to educate and take care of their children. Forming a child who is virtuous, moral and virtuous is one of the parent’s responsibilities To make children have good attitude,parents must provide moral education to their children. Teaching good moral to be imitated and keep away morals that are not good to imitate. Moral education is very important to create a generation that is virtuous later. Family is an important role in shaping children's moral. Moral education in the family is very influential on the nature and characteristics possessed by children later. In educating children morally , it can be done in the following ways, namely exemplary, habituation, stories, and advice. Those ways help parents build morale on children. Parents must be patient because in educating morals, children need a long process or time.

Key Words:Responsibility, Moral Education, Children

Abstrak: Pada hakikatnya anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Anak merupakan tanggung jawab bagi orang tua. Orang tua berkewajiban mendidik dan mengasuk anaknya. Membentuk anak yang berakhlakul karimah, bermoral dan berbudi luhur merupakan salah satu tanggung jawab orang tua. Untuk menjadikan anak yang berakhlak mulia orang tua harus memberikan pendidikan moral terhadap anaknya. Mengajarkan moral yang baik untuk ditiru dan menjauhkan moral yang tidak baik ditiru. Pendidikan moral sangatlah penting untuk menciptakan generasi yang berbudi luhur nantinya. Keluarga merupakan peranan yang penting dalam membentuk moral anak. Pendidikan moral dalam keluarga sangatlah berpengaruh terhadap watak dan sifat yang dimiliki oleh anak nantinya. Dalam mendidik moral anak dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini, yaitu keteladanan, pembiasaan, kisah, dan nasihat. Dengan cara tersebut membantu orang tua membangun moral pada anak. Orang tua harus sabar karena dalam mendidik moral anak memerlukan proses atau waktu yang lama.

Kata Kunci: Tanggung jawab, Pendidikan moral, Anak PENDAHULUAN

Fenomena kemrosotan moral di negara yang mayoritas penduduknya muslim ini masih sangat terlihat jelas, ini dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari seperti pergaulan bebas, korupsi, tindak kriminal dan lainnya, sehingga moral yang baik seperti kejujuran, kepedulian, rendah hati sekarang menjadi sangat mahal harganya.

Anak merupakan anugerah yang terlahir secara fitrah. Awal pengetahuan anak di dapat dari lingkungan sekitar, yaitu lingkungan keluar-ga. Orang tua berperan penting dalam pendi-dikan terhadap naknya. Ibu sebagai madrasatul aula harus mencontohkan perilaku yang baik pada anak, agar anak menirukannya sejak dini

dan akan terbawa hingga dewasa. Karena moral itu perlu pembiasaan agar menjadi kebiasaan yang baik, dan moral itu tidak hanya sekejap saja melainkan perlu waktu untuk membentuk suatu kepripadian yang luhur.

Anak harus ditanamkan moral baik agar anak tahu apa yang diperbuatnya. Orang tua harus mempunyai waktu yang cukup memberi-kan kasih sayang kepada anaknya. Dengan itu anak akan merasa diperhatikan oleh orang tuanya.

Dari permasalahan di atas, kita sebagai orang tua harus mengajarkan moral pada anak. Agar anak tertanam budi pekerti yang baik dan meninggalkan budi pekerti yang buruk. Maka

(2)

jawab pendidikan moral pada anak. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana tanggung jawab pendidikan moral pada anak dalam Islam?

Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan tanggung jawab pendidikan moral pada anak dalam Islam

Manfaat penulisan

a. Secara teoritik, penelitian ini berguna sebagai sarana untuk menambah, memperkaya wawa-san, pemikiran, dan pengetahuan tentang penddikan moral pada anak dalam Islam. b. Secara praktis, sebagai bahan informasi ilmiah

kepada pendidik dan orang tua, juga kepada peneliti untuk menindaklanjuti dalam peneli-tian yang sejenis.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pendidikan Moral

Moral datang dari diri manusia. Moral menurut Kant itu mencari aturan mengenai tingkah laku manusia yang baik dan benar (Endang, 1995: 10-11). Maksud dari pendidikan moral adalah kumpulan dasar-dasar pendidikan moral serta keutamaan sikap dan watak yang wajid dimiliki oleh seorang anak dan dijadikan kebiasaan semenjak usia dini hingga dewasa (Abdullah, 2016:131).

Dalam dunia pendidikan formal sekarang ini, pendidikan formal lebih dikenal dengan pendi-dikan karakter. Menurut KBBI, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan satu seseorang dengan yang lain. Berkarakter artinya mempunyai tabiat, kepribadian dan watak (Tri Sukitman, 2015: 63). Jadi pendidikan moral atau karakter itu adalah pendidikan yang berhubungan dengan etika atau budi pekerti yang berkaitan dengan perilaku manusia.

Ada 18 nilai pendidikan karakter, antara lain: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab.

ditanamkan kepada peserta didik melalui pem-belajaran ataupun melalui bidang ekstrakuri-kuler yang ada. Contohnya OSIS, Pramuka, Rohis, KIR, PMR dan yang lainnya. Dengan kegiatan seperti ini akan mudah dipahami, mudah dipraktekkan oleh peserta didik tanpa paksaan karena ini sebagai penyaluran bakat minat yang dapat dikembangkan dalam rangka perwujudan dari pendidikan karakter.

Pendidikan karakter atau moral juga disebut pendidikan akhlak. Dalam nilai-nilai pendidikan karakter itu juga mencakup pendidikan akhlak yang meliputi: akhlak kepada Tuhan, akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap binatang dan akhlak terhadap lingkungan (Juwariyah, 2008: 275).

Menurut seorang filsuf Jerman bernama Peaget berkata, “Moral tanpa agama adalah sia -sia”. Sedangkan menurut Mahatma Ghandi berkata, “Sesungguhnya agama dan pekerti yang baik keduanya adalah suatu kesatuan yang tak pernah bisa dipisahkan. Ia adalah suatu kesatuan yang tidak terbagi-bagi” (Abdullah, 2016: 133).

Pendidikan akhak atau moral merupakan bagian dari pendidikan agama, karena sesung-guhnya agama adalah akhlak, sehingga kehadiran Rasulullah SAW diutus ke bumi untuk menyem-purnakan akhlak (Juwariyah, 2010: 96). Seperti hadits berikut:

ِقَلاْخَلأا َمِراَكَم َمَِّتُلأ ِ ُتْثِعُب اَمنَِّإ

Artinya: Aku diutus tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak.

Karena agama adalah akhlak, maka jika dikatakan bahwa apa yang baik menurut akhlak adalah baik pula menurut agama. Begitu besar peran pendidikan akhlak atau moral dalam pembentukan kepribadian anak.

Jadi pada dasarnya agama dan moral itu suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Karena meraka saling melengkapi, tanpa adanya agama dalam moral maka akan sia-sia. Orang yang berakhlak maka ia termasuk orang yang beriman. Seperti hadits berikut:

ااقُلُخ ْمُهُ نَسْحَا انااَْيمإ َْيِْمْؤُمْلا ُلَمْكَا

Artinya: orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. (HR. Trimidzi).

(3)

Jurnal El-Hamra

(Kependidikan dan Kemasyarakatan)

Vol. 4. No. 2 Juni 2019 – ISSN 2528-3650 http://ejournal.el-hamra.id/index.php/jkk

Pengembangan ilmu akhlak yaitu ilmu pendidikan Islam yang berkaitan dengan tingkah laku manusia menurut Islam. Tingkah laku yang dicontohkan oleh Rasulullah sebagai uswatun khasanah.

Dengan ini manfaatnya agar anak mau meneladani perjalan hidup dan sifat nabi, dan agar anak terkait untuk mencontoh yang baik.

َىلَع ْمُكَدَلاْوَأ اْوُ بِّدَأ

ِّبُح مو ،ْمُكِّيِبَن ِّبُح : ٍل اَصِخ ٍثَلاَث

َمْوَ ي ِّللّا ِّلِظ ِفِ ِنآْرُقلْا َةَلََحَ منإَف ،ِنآْرُقْلا ِةَوَلاِتَو ،ِوِتْيَ ب ِلآ

ِوِئاَيِفْصَأَو ِوِئاَيِبْنَأ َعَم ُوُّلِظ ملاِإ ِّلِظَلا

Artinya: ”Didiklah anak-anak kamu atas tiga hal: mencintai nabi kamu, mencintai ahli baitnya, dan membaca al quran, karena orang yang mengamalkan al quran nanti akan mendapat naungan Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali dariNya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.

Dengan demikian pendidikan moral adalah segala sesuatu pengajaran berbudi pekerti luhur, baik secara agama maupun secara sosial. Agar bisa tertanam anak sejak dini dan akan dibawa sampai dewasa.

Moral yang baik dan buruk bagi anak dalam Islam

Orang tua harus mengajarkan moral yang baik bagi anaknya. Adapun moral yang perlu diajarkan oleh orang tua kepada anaknya itu sangat banyak, berikut ini contoh moral yang harus diajarkan kepada anak adalah kejujuran.

Jujur bermakna adanya kesamaan antara realitas dengan ucapan. Jujur sebagai nilai me-rupakan suatu keputusan Kejujuran meme-rupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (perasaan, kata-kata atau perbuatan) bahwa kenyataan yang ada tidak dimanipulasi dengan cara berbohong atau menipu orang lain untuk kepentingan sendiri (Dharma Kesuma, 2011: 16). Orang yang jujur akan memiliki perilaku: berkata yang sebenarnya, ada kesamaan anatara yang dikatakan dihati dan sesuai dengan perbuatan-nya, dan bertekad kebenaran serta kemas-lahatan.

Moral yang penting diajarkan kepada anak sejak anak masih kecil. QS. Az-Zumar ayat 33 (Departemen, 2007: 462).

َنوُقم تُم

ۡلٱ

ُمُى َكِئٓ َلْوُأ ٓۦِوِب َقمدَصَو ِقۡدِّصلٱِب َءٓاَج يِذملٱَو

ٖٖ

Artinya: Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa (QS. Az-Zumar: 33).

Dari ayat tersebut yang membawa kebe-naran itu nani Muhammad SAW, dan orang yang bertaqwa itu yang menghindari dari kemusyri-kan (Imam Jalaludin, 2003: 1999 ). Jadi kejujuran itu dibawa nabi kita untuk menghindari dari kemusyikan.

Dalam kitab al-Lu’lu wal Marjan, keutamaan jujur hadits Abdullah bin Mas’ud ra, dari Rasulullah SAW. Di mana beliau bersabda, “Se -sungguhnya benar (jujur)itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu menuntun ke surga, dan seseorang itu selalu berlaku benar sehingga ia benar-benar menjadi orang yang sanagat jujur (Muhammad, 2002: 380). Jadi orang tua harus menananmkan sikap ini kepada anak. Agar menjadi modal dasar untuk dibawa pada masa yang akan datang.

Selain moral yang baik, orang tua juga harus memberi tahukan moral yang buruk agar anak tidak melakukan moral tersebut dalam kehi-dupannya. Adapun contoh moral yang buruk, misalnya adalah kikir.

Kikir atau bahkhil, atau yang sering kita sebut pelit adalah suatu perasaan seseorang tidak mau membagikan apa yang dia miliki. setiap manusia memiliki sifat ini, hanya saja setiap orang kadarnya berbeda-beda. Dalam Al-Quran banyak yang membahas tentang kikir. Diantaranya sebagai berikut:

Dalam QS. Al-Isra ayat 100.

ذِإ ِّٓبيَر ِةَ

ۡحََر َنِئٓاَزَخ َنوُكِلَۡت ۡمُتنَأ ۡومل لُق

ٗ

ا

ۡمُت

ۡك

َس

ۡمَملأ

َةَي ۡشَخ

ِقاَفنِ

ۡلۡٱ

َناَكَو

ِۡلۡٱ

ُن َسن

روُتَ ق

ٗ

ا

ٔٓٓ

Artinya: Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, Karena takut membelanja-kannya". dan adalah manusia itu sangat kikir. Perbendaharaan di sini berupa rezeki dan hujan, yang nantinya manusia akan bersifat kikir, dan takut harta menjadi habis jika

(4)

diperbelan-atau bakhil (Imam Jalaludin, 2003: 1165).

Jadi orang tua harus mengajarkannya pada anak agar gemar sedekah dan mengurangi sifat kikir yang pada kodratnya manusia mempunyai sifat itu.

Contoh moral buruk yang lainnya adalah sombong. Sombong, angkuh atau arogan adalah suatu perasaan yang terlalu membanggakan dirinya. Sifat ini merupakan penyakut yang tidak disenangi oleh Allah. Dalam QS An Nahl ayat 23 dan QS Al Isra ayat 37.

ُّبُِيُ َلا ۥُومنِإ

َنوُنِلۡعُ ي اَمَو َنوُّرِسُي اَم ُمَل

ۡعَ ي َمللّٱ منَأ َمَرَج َلا

َنيِِبِ

ۡكَتۡسُمۡلٱ

ٕٖ

Artinya: Tidak diragukan lagi bahwa Sesung-guhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. (An Nahl: 23).

َغُل ۡ بَ ت نَلَو َضۡرَ

ۡلأٱ َقِرَۡتَ نَل َكمنِإ ۖااحَرَم ِضۡرَۡلأٱ ِفِ ِشَۡت َلاَو

لوُط َلاَبِ

ۡلجٱ

ٗ

ا

ٖ٣

Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka

bumi Ini dengan sombong, Karena

Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Al Isra: 37). Dalam tafsir jalalain QS An Nahl ayat 23 bermakna, bahwa Allah tahu apa yang dilakukan oleh manusia dan Allah akan membalasnya berdasarkan perbuatan yang dilakukan. Allah akan menyiksa orang yang sombong (Imam Jalaludin, 2003: 1075). Sedangkan QS. Al-Isra ayat 37 bermakna, orang yang berjalan dengan sombong atau takabur maka Allah akan melubanginya hingga sampai batas akhir bumi dengan takaburnya itu, dan sesungguhnya kamu tidak akan mencapai hal itu. Mengapa kamu bersikap sombong? (Imam Jalaludin, 2003: 1143).

Jadi sombong adalah perilaku yang tidak disukai Allah. Dari itu orang tua berusaha mengajarkan anak untuk tidak sombong atau membanggakan dirinya karena banyak orang yang lebih baik dari dirinya. Dengan itu anak harus memiliki sifat rendah hati.

Metode Mendidik Moral Pada Anak

Para orang tua atau pendidik wajib memperhatikan, menjaga, dan menumbuh kembangkan moral anak. Ada beberapa metode mendidik moral anak, adapun metodenya sebagai berikut:

a. Metode Keteladanan

Ada pepatah yang mengatakan “ guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Apa yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru oleh anak. Tingkah laku anak dimulai dari meniru, dan itu berlaku sejak anak masih kecil. Apa yang dilakukan atau dikatakan orang tua akan terekam dan akan dimunculkan kembali oleh anak. Anak belajar dari lingkungan terdekat yaitu biasanya lingkungan keluarga (Nurul, 2008: 94). Lingkungan ini sangat berpengaruh pada moral dan kebiasaan anak. Proses pembentukan pekerti anak akan dimulai dengan melihat orang yang akan diteladani. Seperti yang termaktub dalam QS. Al-Ahzab ayat 21.

ةَنَسَح ٌةَو ۡسُأ ِمللّٱ ِلوُسَر ِفِ ۡمُكَل َناَك

ۡدَقمل

ٗ

نَمِّل

َناَك

ْاوُجۡرَ ي

َمللّٱ

ۡلٱَو

يرِثَك َمللّٱ َرَكَذَو َرِخٓ

ۡلأٱ َمۡوَ ي

ٗ

ا

ٕٔ

Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan merupakan suatu metode dalam pembentukan moral anak. Metode ini sangat penting untuk diterapkan dalam pembentukan moral, karena tidak cukupdengan metode keteladanan melainkan perlu pembiasaan setiap harinya. Pembiasaan itu muncul dari anak usia dini, untuk terbiasa hidup teratur yang memerlukan latihan yang terus menerus setiap hari. Karena moral itu tidak terjadi dalam sekejap saja melainkan karena kebiasaan.

c. Metode Kisah

Metode kisah adalah adalah suatu metode dalam pembentukan moral dengan mendengar-kan cerita atau kisah yang dapat menginspirasi pemikiran anak. Contohnya menceritakan kisah nabi-nabi yang akan menggugah hati anak sebab kisah para nabi memuat nilai akhlak terpuji baik kesabaran dan perjuangannya dalam menyam-paikan risalahnya.

(5)

Jurnal El-Hamra

(Kependidikan dan Kemasyarakatan)

Vol. 4. No. 2 Juni 2019 – ISSN 2528-3650 http://ejournal.el-hamra.id/index.php/jkk

Metode nasihat adalah metode dengan memberikan pengertian bagi anak. Dengan pengertian akan menjadikan anak memahami apa yang harus dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan. Perbuatan itu juga harus diterapkan oleh orang tua agar anak dapat memahaminya

jangan Cuma memberitahu tanpa

mempraktikannya.

Dalam QS. Luqman ayat 13:

َلا مَنَُ ب َي ۥُوُظِعَي َوُىَو ۦِوِنۡبٱِل ُن َم

ۡقُل َلاَق ۡذِإَو

منِإ ِۖمللّٱِب ۡكِر ۡشُت

ميِظَع ٌم

ۡلُظَل َكۡرِّشلٱ

ٗ

ٖٔ

Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Sebagai oarang tua, saat memberikan pengertian kepada anak, sebaiknya orang tua pun menerapkannya, jangan sampai melanggar-nya apa lagi sampai anak melihatmelanggar-nya.

Dari metode pembentukan moral anak, orang tua dapat mempraktikkannya. Orang tua bisa memakai salah satu metode bahkan lebih dari itu, karena dari ke empat metode tersebut saling berkaitan antara satu sama lain. Orang tua dapat menempatkan metodenya sesuai kondisi yang pas saat memberikannya kepada anak.

Karena pembentukan moral anak itu perlu waktu yang lama. Makanya orang tua harus sejak dini untuk menanamkan moral yang baik bagi anaknya.

Tanggung Jawab Pendidikan Moral Pada Anak Dalam Islam

Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan moral bagi anaknya. Karena itu sebagai modal awal yang dimiki anak dan akan terus bagi anak sampai dewasa bahkan sampai tua. Tanggung jawab orang tua itu sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Dengan memberikan berbagai pengetahuan tentang moral baik atau buruk sesuai ajaran agama Islam yang tertuang dalam Al Quran, maka anak akan tahu mana yang harus dilakukan sesuai perangai yang baik.

Orang tua akan harus sabar dalam mena-namkan budi pekerti yang luhur karena itu butuh proses dan akan berjalan secara terus menerus

bukan hanya dilakukan sekali. Orang tua sebagai guru utama bagi anak perlu cara jitu dalam memberi pengertian terhadap anak. Apa yang dilakukan orang tua itu semata-mata untuk anak, agar menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur. PENUTUP

Dengan adanya pendidikan moral pada anak akan menumbuhkan pekerti yang luhur. orang tua harus mengajarkan moral baik untuk dikembangkan dan dilakukan sehari-hari dan memberitahu moral buruk yang harus dihindari oleh anak.

Misalnya dengan menanamkan berperilaku positif, seperti jujur, ikhlas sabar dan lain-lain. Dengan itu anak bisa tahu mana perilaku yang baik dan yang buruk baginya. Ada berbagai cara untuk menanamkan moral yang baik bagi anak. Orang tua bisa memngajarkan budi pekerti itu dengan berbagai cara antara lain: keteladanan, pembiasaan, kisah, dan nasehat.

Dari beberapa cara tersebut membantu orang tua membangun moral pada anak. Orang tua harus sabar karena ini memerlukan proses atau waktu yang lama. Kebehasilan pendidikan moral di dunia pendidikan berasal dari keberhasilan pendidikan dalam keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

‘Ulwan, Abdullah Nashih. 2016. Pendidikan Anak

dalam Islam. Solo: Insan Kamil.

Asali, Endang Daruni. 1995. Jurnal Filsafat: Imperatif dalam Filsafat Moral Immanuel Kant. Yogyakarta: UGM.

As-Suyuthi, Imam Jalaludin. 1999. Tafsir Jalalain.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. 2002. Al-Lu’lu wal

-Marjan. Semarang: Toha Putra.

Departemen Agama RI. 2007. Al Quran dan

Terjemhannya. Surakarta: Media Insani

Publishing.

Juwariyah. 2008. Pendidikan Moral dalam Puisi

Imam Syafi’i dan Ahmad Syauqi. Yogyakarta:

Bidang akademik.

Juwariyah. 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Anak

dalam Al Quran. Yogyakarta: Teras.

Kesuma, Dharma, dkk. 2011. Pendidikan KarakterKajian Teori dan Praktik di Sekolah.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukitman, Tri. 2015. Panduan Lengkap dan Praktis Bimbingan Konseling Berbasis

(6)

Pekerti dalam Prespektif Perubahan. (Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dalam tulisan ini akan dipaparkan bagaimana keilmuan hukum ekonomi Islam dibangun dengan pendekatan system yang lebih menekankan pada maqa > s } id

Titi Purwandari dan Yuyun Hidayat – Universitas Padjadjaran …ST 57-62 PENDEKATAN TRUNCATED REGRESSION PADA TINGKAT. PENGANGGURAN TERBUKA PEREMPUAN Defi Yusti Faidah, Resa

Sertipikat hak tanggu- ngan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mem- peroleh kekuatan

Berdasarkan hasil hipotesis statistik, baik secara parsial maupun simultan komitmen organisasional dan kompetensi berpengaruh signifikan terhadap peningkat kinerja

Hasil penelitian menggunakan aplikasi etap 12.6 dengan skenario sumber energi pada penyulang Belinyu (SL4), saat PLTD dan PLTS kondisi masuk sistem dengan

Pun juga dengan adanya perilaku melamun dan tidur di dalam kelas perkuliahan adalah hal yang harus diantisipasi, diberi pemahaman yang baik kepada para mahasiswa PGSD

Faktor- faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari materi jamur di kelas X SMA Negeri 1 Raya kahean Kabupaten Simalungun Tahun Pembelajaran 2016/20172.

Pembahasan pengertian, jenis, dan kriteria pemilihan sumber belajar serta latihan penerapannya dalam kegiatan pembelajaran bahasa; berbagai cara pengaturan siswa,