• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Pendayagunaan Teknologi Nuklir 2017 Badan Tenaga Nuklir Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Pendayagunaan Teknologi Nuklir 2017 Badan Tenaga Nuklir Nasional"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

batan

Badan Tenaga Nuklir N asional

Tangerang Selatan

21-23 Noyember 2017

~

SENPATEN

RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMENT ASI DAN KENDAll

PADA

CATU DAY A SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA

Sam into dan Eko Priyono

Pusa/ Sains dan Teknologi Akselera/or-BA TAN Jln. Babarsari Kolak Pos 6101 ykbb, Yogyakar/a 55281

salllin/o«(iJ,ba/an.£0.id

ABSTRAK

Telah berhasil dirancang dan dibuat perangkat instrumentasi kendali (SIK) catu daya sumber

elektron tiga elektroda. Pembuatan sistem ini bermaksud untuk mengendalikan tegangan keluaran dari tiga buah catu daya pada sumber elektron tiga eletroda. Pengatur tegangan menggunakan jenis kendali sudut fasa melalui pemicuan gerbang SCR. Untuk memperoleh kontrol gelombang

penuh digunakan dua SCR yang dihubungkan saling berlawanan. SGR pertama mengontrol

tegangan positip dan SGR yang lain mengontrol tegangan negatip. Jika pulsa pemicu diberikan awal setengah siklus, maka tegangan keluaran besar. Jika pulsa pemicu diberikan akhir pada setengah siklus, maka tegangan keluaran kecil. Perangkat sistem instrumentasi kendali catu daya sumber elektron tiga elektroda dibuat dengan tiga tegangan keluaran yang diatur oleh PLC dan SGR. Hasil uji fungsi menunjukkan bahwa, tegangan keluaran SCR1, SCR 2 dan SCR3 linier dan

proposional terhadap tegangan keluaran DAC1, DAC2 dan DAC3. Tegangan keluaran SCR1

adalah 0 sampai 220 VAG dengan beda tegangan (~V) ada/ah 20 V / step. Tegangan keluaran

SCR2 adalah 0 sampai 220 VAG dengan beda tegangan, (~V) ada/ah 15 V / step. Tegangan

keluaran SCR3 adalah 0 sampai 220 VAC dengan beda tegangan, (~V) ada/ah 5 V / step.

Perangkat sistem instrumentasi dan kendali ini siap digunakan untuk mengatur catu daya pada

sumber elektron tiga elektroda.

Ka/a kunci: sis/em ins/rumen/asi kendali, calli daya, sumber elek/ron tiga elek/roda.

ABSTRACT

A design

of

instrumentation and control system

on

power supply

of a

three electrode

electron source. It has been successfully constructed

a

device of instrumentation control system

of power suppy of three-electrode-electron source (TEES). The purpose of making of this device

was to regulate the power supply of TEES. The voltage regulator uses

a

phase angle control type

through the SCR gate trigger. To obtain full-wave control, two SGRs are used in opposite

directions. The first SGR controls the positive voltage and the other SGR controls the negative

voltage. If the trigger pulse is given beginning of half cycle, then the output voltage is large. If the trigger pulse is given end of half cycle, then the output voltage is small. The instrumentation control system device of the TEES power supply was made with three output voltages regulated by PLC and SCR. The function test results show that SGR1, SGR2 and SCR3 output voltage were linear

and proportional to output voltage DAG1, DAC2 and DAC3. The output voltage of SGR1 was

0

to

220 VAG with voltage interval, LIV was 20 V / step, SCR2 output voltage was 0 to 220 VAG with voltage interval, LlV was 15 V / step and SCR3 output voltage was 0 to 220 VAC with interval - -'-\ioltage;- -,M/'was

V7step. This"-lnsirumentafion control system' deVice--is-ready-(0 be used to

regulate the power supply of TEES.

Key words: ins/ruma/ion con/rol system, powe supply, three electrode electron source

(2)

batan

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Tangerang Selatan 21-23 November 2017

~

SENPAUN

Gambar 1. Skema sumber elektron tiga elektroda dan sistem catu daya.

Sumber elektron ini adalah jenis termionik, dimana sebagai bagian pemancar elektron

(elektron emitter) adalah katoda atau filamen

yang dialiri arus listrik (disebut sebagai katoda panas). Rapat arus emisi termionik elektron (JeT)

yang dihasilkan menurut persamaan Richardson-Dusman[4].

Dengan A = konstanta Richardson, T = suhu bahan, W = fungsi kerja bahan, k = konstanta Boltzman.

Rapat arus emisi termionik elektron sangat dipengaruhi oleh suhu pemanasan T, dalam hal ini berkaitan dengan besamya arus yang mengalir pada katoda. Disamping itu rapat arus emisi juga tergantung pada jenis bahan katoda yang diwujudkan dalam konstanta dan fungsi ke~a. Proses yang mula-mula terjadi pada sumber elektron adalah terlepasnya elektron dari katoda (filamen) menjadi elektron bebas. Terlepasnya elektron tersebut dapat disebabkan oleh adanya medan listrik yang kuat, proses fotolistrik, radiasi partikel pension maupun emisi termionik. Pada sumber elektron jenis termionik elektron bebas terbentuk karena emisi termionik[5]. Pad a catu daya filamen dan catu daya anoda digunakan trafo terisolasi terhadap sumber daya listrik, sedang catu daya pemercepat (accelerator) memanfaatkan dari sumber dayadari listrik .. - -- --.

-Sumber elektron tiga elektroda beroperasi pada daerah tegangan tinggi (HV area) sedang sistem kendali catu daya beroperasi pada daerah bumi (groud area) oleh karena itu diperlukan trafo daya terisolir [6]. Suatu trafo terisolir yang mampu mengisolasi tegangan sampai sekitar 300 kV telah berhasil dibuat di PST A sehingga untuk pengaturan catu daya sumber elektron dapat dilakukan di daerah bumi (gound area)[7].

Rancangbangun SIK catu daya sumber elektron

PENDAHULUAN

S

atu diantara kegiatan litbang Bidang FisikaPartikel di PSTA-BATAN adalah rancang bangun mesin berkas elektron (MBE) 300 keV

I

20 mA atau MBE Lateks yang akan digunakan untuk iradiasi vulkanisasi lateks[1]. Pada prinsipnya MBE terdiri dari beberapa komponen yaitu sumber elektron, tabung pemercepat, sumber tegangan tinggi, sistem pemfokus, sistem pemayar, sistem hampa dan sistem konveyor. Keberadaan sumber elektron pada MBE sangat penting, yaitu sebagai penghasil elektron yang akan diiradiasikan pada bahan. Walaupun terdapat beberapa tipe sumber elektron untuk MBE, tetapi pada prinsipnya sumber elektron terdiri dari bagian penghasil elektron bebas

(electron emitter) dan bagian pembentuk berkas

elektron (electron beam shaping-element) [2].

Tujuan rancang bangun SIK ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan operasi MBE, agar operasi lebih praktis, kompak dan dapat dikembangkan untuk sistem otomatisasi

Seiring dengan berjalan waktu dan dengan berbekal pengalaman yang dimiliki personil yang ada saat ini, kegiatan litbang rancang bang un MBE di PSTA telah mengalami beberapa perubahan/modifikasi diantaranya pada sumber elektron. Pada tahun 2017 telah diterapkan sumber elektron tiga elektroda yaitu filamen, elektroda anoda dan elektroda pemercepat. Untuk mendukung operasi sumber elektron tiga elektroda diperlukan tiga catu daya beserta perangkat sistem instrumentasi kendali (SIK). Dalam makalah ini disampaikan hasil rancangan dan pembuatan disertai dengan hasil uji fungsi sistem instrumentasi dan kendali (SIK) catu daya untuk sumber elektron tiga elektroda.

TAT A KERJA

Perancangan, Pembuatan/Konstruksi

dan uji

fungsi

Rancangbangun perangkat SIK catu daya mengacu pada sistem kelistrikan catu daya sumber elektron tiga elektroda seperti ditunjukkan pada Gambar 1[3].

Fil.unfttt (U.nt>rd

2

W

J

T

=

A*T *

exp(--)

e kT

1

(3)

batan

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Tangerang Selatan

21-23 November 2017

~

SENPATEN

Tabel1. Spesifikasi modul SCR phase angle control

tipe LPC-90HAN

sinyal kontrol masukannya. Adapun spesifikasi modul SCR phase angle control tipe LPC-90HAN ditampilkan pada Tabel1.

tiga elektroda dibangun tediri dari SCR phase

angle controller, PLC F2424, komponen

elektronik pendukung.

Pengendali sudut fase SCR (SCR phase angle

controller)

Pengendalian sudut fase SCR adalah suatu teknik dengan pengaturan pemicuan gate SCR untuk mengendalikan daya atau tegangan ke beban, misal, transformator, heater, dll. Prinsip

ke~a dari SCR phase angle control dijelaskan pada Gambar 2 [8].

OUTPUT SPECIFICATIONS

Max. On-State Vottage Drop [Vpkj ~.•.1ax.TUfI'-C1n Time

Max. Turn-off Time

AC Control HBC-90HAH 48-530 .04-70 1200

~

1.7

~

4~ 6000

Gambar 2. Pengendali sudut fase SCR

Gambar 2 menunjukkan penggunaan dua SCR yang dihubungkan secara anti paralel (back

to back) untuk memperoleh kontrol gelombang

penuh. Dalam hal ini, SCR pertama mengontrol tegangan positip bentuk gelombang sinus dan SCR yang lain mengontrol tegangan negatip. Kontrol arus dan percepatan dicapai dengan pemberian trigger pada SCR dengan waktu berbeda selama setengah siklus. Jika pulsa

trigger diberikan awal setengah siklus, maka

keluarannya besar. Jika pulsa trigger diberikan akhir pada setengah siklus, maka sebagian kecil dari gelombang yang dilewatkan dan mengakibatkan keluaran tegangan kecil. Sebuah modul SCR phase angle control tipe LPC-90HAN ditampilkan pada Gambar 3 [9].

Gambar 3. Modul SCR phase angle control tipe LPC- . 90HAN

SCR LPC-90HAN adalah modul kontrol sudut fasa dirancang untuk digunakan dengan standar

SSR (Solid State Relay). Modul disekrup

langsung pada permukaan SSR. Modul ini beroperasi dengan cara merubah-ubah signal pemicu pad a gerbang SCR. Daya atau tegangan yang dikirim ke beban proposional terhadap

60K 4mA@ 240Vnns

Super PLC-F2424

PLC F2424 merupakan bagian dari keluarga super PLC seri-F dari Triangle Research yang digunakan sebagai pengendali catu daya sumber elektron tiga elektroda. Sebuah modul PLC seri F2424 ditunjukkan pada Gambar 4[10].

2< DigiIooI Qu!out$2<V_

~ ~~~~ver1CorVOIer

• cJi\le5teppcr molars directly

Gambar 4. Modul Super PLC seri F2424

PLC F2424 dilengkapi port ethemet yang _dapat dihubungkan langsung ke jaringan internet. Super PLC F2424 menggunakan software client /

server dari i- TRILOGI untuk dapat memprogram

langsung serta tersambung dengan internet. Fitur yang ada pad a super PLC F2424 meliputi 8 saluran masukan ADC (analog to digital converter) 12 bit, 4 saluran keluaran DAC (digital

to analog converter), 24 saluran input / output

digital, kendali motor stepper, keluaran PWM,

port RS232 dan port RS485, real time clock dan port LCD.

(4)

batan

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Tangerang Selatan 21-23 November 2017

SENPATEN

~

Kanal masukan/keluaran analog (analog

input/output ports)

Pada PLC seri F2424 terdapat 8 masukan saluran analog (ADC) dan 4 saluran keluaran analog (DAC), tegangan keluaran referensi analog 5 V dan ground analog pada konektor DB15. Skema kanal masukan dan keluaran analog dari PLC F2424 ditunjukkan pada Gambar 5[11].

Isi dari fungsi Cstart sebagai berikut:

C=82 'Ifilamen(0,5/25)*4095= 82bit;

D=55'V anoda(200/15000)*4095= 55 bit

E=20'V aee(1000/200000)*4095= 20 bit Keterangan:

'0,5 adalahinterval arus (tll), filamen

'200 adalahinterval tegangan (tlV), anoda

'1000 adalahinterval tegangan (tlV), pemercepat

'c, D,Eadalah alamat data memory padaPLC, dan 'dalam satuan bit.

Gambar 5. Kanal masukan dan keluaran analog pada

PLC F2424.

Untuk menjalankan PLC F2424 dapat digunakan perangkat lunak berupa diagram

Ladder dan bahasa TBASIC. Salah satu fitur PLC

F2424 adalah 4 keluaran DAC (digital to analog) yaitu keluaran D/A#1, D/A#2, D/A#3 dan D/A#4 yang dapat dieksekusi dengan perintah: SETDAC

n,x.

AD1 ADS

+5V Ref DA 1NC DA4 OV (gnd)

'NC • No Connection lor pin 12

SianalPin# AlD •• 8 M)#2 7 AID .3 6 AID ••.• 5 AID .5

AlDIt6 3 AIQ#7 2 AiD #8 • OIA#1 .4 DlA .2 13 OlA#3 11 DlA ••.• '0 AnaIoo Ref.AV.

15

Analog Ot"oundAV,!'9

9

Rancangan SIK catu daya sumber elektro tiga

elektroda

Rancangan SIK catu daya mengacu pada sistem kelistrikan sumber elektron tiga elektroda . Pad a catu daya filamen digunakan tegangan AC, catu daya anoda dan pemercepat digunakan tegangan DC. Rancangan SIK sumber elektron tiga elektroda terdiri komponen utama SCR

phase angle controller, PLC F2424 dan

komponen elektronik pendukung. Blok diagram rancangan SIK catu daya sumber elektron tiga elektroda ditunjukkan pada Gambar 7.

2

Program dan Perhitungan Menentukan Beda

Tegangan Keluaran (~V) pada DAC.

Untuk menentukan nilai interval naik/turun tegangan keluaran DAC, maka harus diketahui tegangan keluaran maksimum dan nilai bit maksimum dari PLC dalam bentuk biner. Sebagai contoh, catu daya tegangan anoda maksimum 10000 Volt akan dinaikkan/diturunkan 200 V/step, maka nilai data adalah

c=

200 *1024=20

10000

Dengan, C adalah data dalam bentuk bit, 200 adalah interval keluaran tegangan (Volt), 10000 adalah tegangan maksimum anoda, (Volt) dan 1024 adalah kapasitas data maksimum pada PLC. Untuk merubah nilai interval atau step, .. maka- dapat- digunakan' program yang sama dengan merubah data masukan. Adapun program LADDER dan TBASIC untuk menentukan interval tegangan keluaran (~V) DAC, ditampilkan pada Gambar 6.

-Gambar6. DiagramLadder menentukaninterval

tegangan keluaran(8V) DAC

180

Gambar 7. Diagram rancanganSIK catu daya sumber elektron tiga elektroda.

SIK sumber elektron tiga elektroda dirancang dengan tiga kontrol tegangan keluaran yaitu, keluaran-1 untuk mengatur arus filamen, keluaran-2 untuk mengatur tegangan anoda dan keluaran-3 untuk mengatur tegangan pemercepat. Proses kendali dikerjakan oleh PLC lewat gerbang DAC1, DAC2, DAC3 dan dihubung ke kontrol SCR1, SCR2 dan SCR3. Empat

saluran-digita( input digunakan untuk masukan

parameter keselamatan (interlok) terdiri dari,

vacuum, cooling water flow, HV ready dan

emergency.

Diagram pengujian SIK catu daya sumber

electron tiga elektroda

Untuk melakukan pengukuran parameter operasi pad a SIK catu daya sumber elektron tiga elektroda diperlukan diagram pengkawatan dan tataletak pengukuran parameter operasi.

(5)

batan

Badan Tenaga Nuklir N asional

Tangerang Selatan 21-23 November 2017

SENPATEN Diagram uji dan tataletak pengukuran parameter

operasi ditampilkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram pengkabelan SIK catu daya sumber elektron tiga elektroda.

Alat yang digunakan,

Alat yang digunakan terdiri, multimeter digital, DVM SANWA PC 5000, toolset, komputer, kabel konektor RS232.

Bahan,

Bahan yang digunakan adalah modul SCR

phase angle controller tipe LPC-90HAN, modul

PLC F2424 beserta komponen elektronik pendukung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Set up eksperimen perangkat SIK catu daya

sumber elektron tiga elektroda ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar9. Uji fungsi SIK catu daya sumber elektron tiga elektroda

Setelah program di transfer ke PLC, selanjutnya perangkatSIK catu daya diuji fungsi. Pada percobaan ini digunakan beban tiga buah trafo daya 500W (70 V /10 A). Bagian primer masing-masing trafo daya (220V) dihubungkan ke keluaranSCR-1, keluaran SCR-2 dan keluaran SCR-3. Keluaran DAC dapat aktif naik atau turun jika semua masukan parameter interlok siap

(ready) atau tinggi (high level). Jika tombol up/dn

pada "I-FILAMENT", tombol up/dn pada "V-ANODA" dan tombol up/dn pada "V-ACCELERATOR" ditekan sesaat, maka keluaran DAC1 naik dengan interval

(tN)

= 400 mY, keluaran DAC2 naik dengan interval

(tN)

= 300 mV dan keluaran DAC3 naik dengan interval

(tN)

= 100 mY. Jika tombol kontrol up/dn ditekan dan ditahan (press and hold), maka ,masing-masing tegangan keluaran DAC naik secara kontinyu hingga maksimum (5V) dan sebaliknya. Nilai

interval tegangan keluaran

(tN)

pada

masing-masing DAC ditentukan pada setting demand di dalam program LADDER.

Konstruksi perangkat SIK catu day a sumber elektron tiga elektroda

Hasil rancangbangun dan uji fungsi perangkat SIK catu daya sumber elektron tiga elektroda ditampilkan pada Gambar 10.

Gambar 10. Tampilan hasil rancangbangunSIK catu daya sumber elektron tiga elektroda Pada panel depan ditampilkan 5 lampu indikator interlok yaitu, cooling, vaccum, high voltage,

scanning dan lampu indikator electron source

ready. Parameter interlok juga ditampilkan pada

penampil LCD. Tombol star / stop berfungsi untuk - mulai/menghentikan- operasi SIK catu --·daya sumber elektron dan sebagai pengaman jika sumber daya listrik mati mendadak. Perangkat SIK tetap mati dan untuk menghidupkan lagi dengan menekan tombol start. Tombol-tombol

operasi yaitu, tombol "I-FILAMENT", tombol "V-ANODA tombol "V-ACCELERATOR". Tombol "EMERGENCY" berfungsi untuk mematikan secara paksa perangkat SIK jika terjadi kegagalan operasi.

(6)

batan

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Tangerang Selatan 21-23 November 2017

SENPAHN

~

Hasil uji fungsi .

Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran DAC1, DAC2, DAC3, dan tegangan keluaran SCR1, SCR2, SCR3. HasH

uji fungsi berturut-turut ditampHkan pada Gambar 11, 12, dan 13. 250 200 ~ 150

-0:: :;:: 100 I-::> <>-

I-5

50 o .---,..--- ..

---r---,---. ----.

o 1 2 3 4 5

INPUT DACl (Volt)

Gambar 11. Kurva hubungan tegangan keluaran SCR1 vs DAC1

250

200

keluaran SCR1 adalah 0 sampai 220 VAC

dengan interval tegangan, (fN) adalah 20 V I

step, digunakan untuk mengendalikan catu daya

arus filament 0-25 A dengan L'11= 0,5 A. HasH uji fungsi pad a Gambar 12 menunjukkan, interval

kenaikan tegangan keluaran SCR2 linier dan proporsional terhadap tegangan keluaran DAC2 dengan tingkat kepercayaan, (R2) = 99,6%. HasH pengukuran tegangan keluaran SCR-2 adalah 0 sampai 220 VAC dengan interval

tegangan, L'1V adalah 15 V I step, digunakan untuk mengendalikan catu daya anoda 0-10 kV dengan L'1V=200V. HasH uji fungsi pad a Gambar 13 menunjukkan bahwa, kenaikan tegangan keluaran SCR3 linier dan proporsional terhadap tegangan keluaran DAC3 dengan tingkat kepercayaan, (R2) = 99,9%. Hasil pengukuran tegangan keluaran SCR3 adalah 0 sampai 220 VAC dengan interval tegangan, L'1Vadalah 5 V I

step, digunakan untuk mengendalikan catu daya

pemercepat 0-200 kV dengan L'1V= 1000 V. Hasil uji fungsi secara keseluruhan menunjukkan bahwa, perangkat instrumentasi kendali (SIK) dapat di diterapkan untuk mengatur catu daya sumber elektron tiga elektroda.

200 50

250 ...0 ••••••••••••••0 ••• _0 •••••••• _ •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 0 •••••••••••••• ••••••

-INPUT DAC3 (Volt)

KESIMPULAN

Telah berhasil dirancang dan dibuat perangkat instrumentasi kendali (SIK) catu daya sumber elektron tiga elektroda. Sistem instrumentasi kendali catu daya dibangun dengan tiga tegangan keluaran yang dikendalikan PLC dan SCR. Hasil uji fungsi menunjukkan bahwa, tegangan keluaran SCR1, SCR2 dan SCR3 linier dan proposional terhadap tegangan keluaran DAC1, DAC2 dan DAC3. Tegangan keluaran SCR1 adalah 0 sampai 220 VAC dengan interval tegangan (L'1V) adalah 20 V I step digunakan untuk mengendalikan catu daya arus filament. Tegangan keluaran SCR2 adalah 0 sampai 220 VAC dengan interval tegangan, (L'1V)adalah 15 V

I step digunakan untuk mengendalikan catu daya

anoda. Tegangan keluaran SCR3 adalah 0 sampai 220 VAC dengan interval tegangan, (L'1V) adalah .5 ..h.V I step, digunakan . untuk . mengendalikan catu daya pemercepat. Perangkat sistem instrumentasi dan kendali ini siap digunakan untuk mengatur catu daya pada sumber elektron tiga elektroda.

4

o 2 3

INPUT DAC2 (Volt)

Gambar 12. Kurva hubungan tegangan keluaran SCR2 vs DAC2

Gambar 13. Kurva hubungan tegangan keluaran SCR3 vs DAC3 o o ~ _ OT_···O •.••....• _ ···T-···_O - .

"

> ;;; 150 a:

~

•... ::> ~ 100 ::> o 50 a > ~ 150

~

•... ~ 100 ::> o

Hasil uji fungsi pada Gambar 11 menunjukkan, kenaikan tegangan keluaran SCR1 linier dan proporsional terhadap tegangan keluaran DAC1 dengan tingkat kepercayaan,

(R2) = 99,8%. HasH pengukuran tegangan

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala PSTA-BATAN yang telah mengalokasikan anggaran dana DIPA

(7)

batan

Badan Tenaga Nuklir Nasional

Tangerang Selatan 21-23 November 2017

tahun 2016 untuk membiayai kegiatan ini, kepala

Bidang Fisika Partikel yang telah memfasilitasi

kegiatan ini, Sdr. Wahib, (mahasiswa kerja

praktek dari STTN) yang telah membantu dalam

kegiatan rancangbangun perangkat SIK catu

daya sumber elektron tiga elektroda .dan

pengambilan data uji fungsi sehingga kegiatan ini

dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

DAFT AR PUST AKA

1.

DARSONO, "Rancangan Dasar Mesin Berkas

Elektron 300 keV/20 mA Untuk Industri Lateks

Alam", Prosiding Pertemuan dan Presentasi

IImiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya,

PTAPB BATAN, Yogyakarta, ISSN 14111349,

2006.

2.

BAKISH, R.,"lntroduction of Electron Beam

Technology", John Wiley & Sons, New York, 1962

3.

CEN SHAWN WU, YOSHIYUKI MAKIUCHI

AND CHIIDONG CHEN, "High-energy

Elektron Beam Lithography for Nanoscale Fabrication", 001: 10.5772/8179, book edited

by Michael Wang, ISBN 978-953-307-064-3,

Published: February 1, under CC BY -NC-SA

3.0 license. ©The Author (s), 2010

4.

ANINYMOUS, "Thermionic emission",

https:!fen.wikipedia.orq/wikilThermionic em isi

on,

5.

DJOKO S.P., SUTADJI S- SUPRAPTO,

SUKIDI, "Rancang bang un sumber elektron

untuk mesin berkas elektron", Prosiding

Pertemuan dan Presentasi IImiah Teknologi

Akselerator dan Aplikasinya, PPNY-BATAN,

Yogyakarta, 1999.

6.

SUHARTONO, "Kegiatan Uji Fungsi Sumber

Elektron Tiga Elektroda", Laboratorium

Bidang Fisika Partikel, PSTA, Yogyakarta,

2014.

7.

SUT ADI, SUHART ANA, SUMARY ADI,

Pembuatan Transformator 625 V-A Terisolasi

Tegangan Tinggi 300 kV Untuk Catu Daya

Filamen Sumber Elektron MBE Lateks,

H Prosiding-Seminar Penelitian dan .0

Pengelolaan Perangkat Nuklir, Pusat

Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Y ogyakarta, 2013

8.

ANDI HASAD, "Operasi dan aplikasi SCR",

2011

https://andihasad.files.wordpress.com/2011/1 2/operasi-dan-aplikasi-scr.pdf,

9.

USER MANUAL, HB CONTROLS,

www.hbcontrols.com/store/phase-anqle-40-amp,

10.

PLC-F2424, Triangle research International,

www.triplc.com/f2424.htm

11.

USER MANUAL, Triangle Research

International, F2424-PLC, Revision 8.

Gambar

Gambar 1. Skema sumber elektron tiga elektroda dan sistem catu daya.
Gambar 2. Pengendali sudut fase SCR Gambar 2 menunjukkan penggunaan dua SCR yang dihubungkan secara anti paralel (back to back) untuk memperoleh kontrol gelombang penuh
Gambar 7. Diagram rancanganSIK catu daya sumber elektron tiga elektroda.
Gambar 8. Diagram pengkabelan SIK catu daya sumber elektron tiga elektroda.
+2

Referensi

Dokumen terkait

BAZNAS Kabupaten Bekasi merupakan lembaga resmi sebagai pengelola zakat dapat melakukan penilaian secara berkala guna mengetahui siasat yang akan dilakukan dalam memperbaiki

Hal inilah yang menjadi alasan penulis membahas perempuan Minangkabau yang terdapat dalam kaba Sabai Nan Aluih, walaupun dari nama Sabai Nan Aluih, “nan aluih”, yang

Tanpa memandang pasal 12 ayat 1, suatu Negara, setelah menjadi pihak dari terhadap Statuta ini, dapat menyatakan bahwa, untuk kurun waktu tujuh tahun setelah

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa dilihat lama fermentasi memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap nilai organoleptik rasa dari manisan yang dihasilkan.. Darii

Berdasarkan data dari Polda Jatim untuk Kota Surabaya jumlah kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor pada tahun 2014 sebesar 721 kejadian... Untuk tahun 2017

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu perawat yang meliputi pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien dan insiden

Tabel1. Dilakukan dua kali pencucian menggunakan aquabides dan dikondisikan dengan larutan akhir 0,05 M Tricine pH 7,6. Kemudian dianalisis untuk menentukan kemurnian

Hasil pengujian distribusi panas pada autoclave dengan kondisi kosong, hasil pengujian distribusi panas pad a autoclave kondisi isi dan hasil pengujian penetrasi panas pada