• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG TATA CARA BERWUDHU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SANO NGGOANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG TATA CARA BERWUDHU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SANO NGGOANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

395

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR TENTANG TATA CARA BERWUDHU SISWA KELAS

VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 SANO NGGOANG

Abdul Sudin

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Sano Nggoang

abdul.sudin@gmail.com

ABSTRAK: upaya peningkatan prestasi belajar siswa tentang tata cara berwudhu melalui metode demonstrasi pada Siswa Kelas VII semester 1 Pada SMP Negeri 1 Sano Nggoang. Prestasi belajar dan metode demonstrasi merupakan pokok persoalan yang dibahas dalam penelitian Tindakan Kelas ini yang merupakan salah satu aspek dalam aspek ruang lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sangat penting untuk kehidupan individu maupun kehidupan bangsa, Negara, dan agama,dan untuk diketahui para siswa SMP agar mereka mengetahuinya sejak dini, khususnya berwudhu.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar melalui metode demonstrasi. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoangdengan jumlah siswa 16 orang. Dalam Pelaksanaan Peneltian Tindakan Kelas Peneli membagi 3 tahapan pelaksanaan yaitu: Pra Siklus, Siklus 1, dan siklus 2. Selain itu peneliti mengumpulkan data dengan observasi, dan dokumentasi.Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan perhitungan kualitatif dan kuantitatif untuk menemukan hasilnya.Analisis data menunjukan adanya perubahan sikap pada setiap langkah. Dari hasil analisis data pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoang mengalami peningkatan prestasi belajar sebanyak 7,07 setelah diajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Rata-ratanya mencapai 78,88 Pada siklus 2, rata-rata kelasnya mencapai 84,65. Itu berarti telah terjadi peningkatan sebanyak 5,77. Selain itu, perubahan sikap juga tampak setelah mereka diajar dengan metode demonstrasi. Mereka menjadi lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran berwudhu. Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui metode Demonstrasi pada materi thahara ataupun materi tentang tata cara berwudhu penerapan metode demontrasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Demonstrasi, hasil belajar, kelas VII SMP. PENDAHULUAN

Guru sebagai pengelola pembelajaran berperan untuk menciptakan situasi dan iklim belajar yang menyenangkan serta memungkinkan bagi siswa untuk belajar secara nyaman dan mandiri dalam pelaksanaannya. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru tetap berusaha untuk menciptakan kelas yang kondusif agar kegiatan proses belajar mengajar tetap dilaksanankan.

Dalam hubungan dengan pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa pada prinsipnya yang menjadi perhatian peneliti agar membawa sebuah keberhasilan bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan dan proses belajar adalah :”Apabila siswa tersebut diberikan sebuah tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar” Tanggung jawab siswa dalam pelaksanaan belajar sangat penting untuk diperhatikan guru karena tanggung jawab tersebut merupakan motivasi untuk

meningkatkan kemampuan potensi diri bagi siswa yang ingin mau berprestasi, hal ini akan terjadi apabila guru dalam menyampaikannya dapat menarik perhatian siswa.

Dengan demikian penelitian ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam untuk

mengatasi kelemahan yang

hadapiolehpesertan didik untuk melakukan secaramandiridalam pembelajaran materi tentang tata cara berwudhu yang dilakukan siswa melalui kegiatan praktek ataupun demonstrasi pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoang.

Herman Hudoyo

(1979:109) ”mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.”

(2)

396

KAJIAN PUSTAKA

1. Konsep Belajar

Dalam hal ini bahwa seorang siswa yang aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan guru harus berupaya mengkoordinasikan siswa sedemikian rupa sehingga mereka berpeluang untuk aktif. Siswa dalam proses pembelajaran harus banyak melakukan aktivitas. Guru tidak perlu menjelaskan seluruh pengetahuan kepada siswa melainkan memberikan sejumlah pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Menurut Silberman (2004:4). Hal yang menyebabkan kurang aktifnya kegiatan belajar ketika siswa beranjak dewasa adalah guru merasa terikat oleh mata pelajaran mereka dan tertekan oleh terbatasnya waktu yang mereka miliki untuk mengajarkannya”.

Untuk dapat menanggulangi keterbatasan waktu yang dimiliki dalam mengajarkan materi, siswa dapat diberikan suatu yang bersifat mandiri dan dipandu oleh guru dalam melaksanakan kegiatannnya yang dapat mereka pelajari di luar jam pelajaran. Dengan adanya tugas ini siswa bisa lebih memahami materi pelajaran karena memiliki kesempatan untuk menggunakan beragam cara belajar.

Hasil belajar merupakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran dapat diketahui melalui salah satu indikator hasil belajar yaitu tes yang bersifat tertulis dan bersifat praktek., karena tes merupakan salah satu tolak ukur yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu konsep yang telah dipelajari yang dinyatakan sebagai berikut:

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan apa yang telah dicapai. b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan

dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan kreativitasnya.

d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

2. Metode Belajar

Menurut Nana Sudjana (2002: 260) “Metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran, oleh karena itu peranan metode pengajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Sedangkan menurut Sukartiaso (dalam Moedjiono dan Dimyati 1995: 45) Metode adalah cara untuk melakukan sesuatu atau cara untuk mencapai suatu tujuan”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode sangat diperlukan oleh guru untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999: 114) berasal dari kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan menurut Depag RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001: 19) Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

3. Macam-macam Metode Belajar

Menurut Nana Sudjana (dalam buku Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, 1989: 78–86), terdapat bermacam-macam

(3)

397

metode dalam mengajar, yaitu Metode

ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, MetodeResitasi,Metode Kerja Kelompok, Metode Demonstrasi dan Eksperimen, Metode sosiodrama (role-playing), Metode problem solving, Metode sistem regu (team teaching), Metode latihan (drill), Metode karyawisata (Field-trip), Metode survai masyarakat, dan Metode simulasi.

a. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan” (Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001:82).

b. Petunjuk Menggunakan Metode Demonstrasi

Bila guru melaksanakan teknik demonstrasi agar dapat berjalan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

2) Guru mempertimbangkan baik-baik apakah pilihan teknik tersebut mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

3) Guru mengamati apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak maka harus mengambil kebijaksanaan lain.

4) Guru perlu meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga guru perlu mengenal baik-baik, atau telah mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil.

5) Guru harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan

6) Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga guru dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya

7) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan

pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya.

8) Guru perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.

c. Keunggulan Metode Demonstrasi Menurut M. Basyiruddin Usman (2002: 46) menyatakan bahwa keunggulan dari metode demonstrasi adalah perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada pokok bahasan yang akan didemonstrasikan, memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat, menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena siswa mengamati secara langsung jalannya demonstrasi yang dilakukan. d. Kelemahan Metode demonstrasi

Walaupun memiliki beberapa kelebihan,namunmetode demonstrasi ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 57), ada beberapa kelemahan metode demonstrasi yaitu anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Konsep Belajar Dalam Tata Cara Berwudhu

Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah.sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah. Adapun yang termasuk dalam rukun-rukun wudhu ada 6 perkara, yaitu:

a. Niat

b. Membasuh muka (mulai dari

tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu dan dari telinga kanan hingga telinga kiri).

c. Membasuh kedua tangan sampai siku. d. Mengusap sebagian rambut kepala. e. Membasuh kedua kaki sampai mata

kaki. f. Tertib

(4)

398

Sunah wudhu meliputi sebelas

perkara yaitu :

a. Membaca basmalah

b. Mencuci kedua telapak tangan c. Berkumur-kumur sambil menggosok

gigi

d. Menghirup air ke dalam hidung e. Menyela-nyela jari tangan dan kaki f. Menyela-nyela jenggot.

g. Menyapu seluruh kepala dengan air h. Mendahulukan anggota badan yang

kanan daripada yang kiri

i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam

j. Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali

k. Membaca doa sesudah wudhu METODE

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sano Nggoang pada bulan juli sampai September 2013 Semester Itahun pelajaran 2013/2014.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, dengan subjek penelitian pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoang dalam mata pelajaran Pendidikan Agam Islam.Penelitian ini dilakukan dengan melalui pra-siklus dan dua siklus, setiap siklus memiliki 4 tahapan. 1. Pra-siklus

Pra-siklus dilakukan pada awal penelitian. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi tentang tata cara berwudhu.

2. Siklus I

a. Tahap perencanaan (Planning)

Pada siklus I, peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar.

b. Tahap implementasi tindakan (acting) Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun.

c. Tahap Observasi dan interpretasi (Observing)

Peneliti mengamati kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. d. Tahap merefleksikan Tindakan

(Reflecting)

Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil dari tes, yaitu lembar observasi dan penilaian praktik wudhu. 3. Siklus II

a. Tahap perencanaan (planning)

Pada siklus II, peneliti memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat pada siklus I sesuai dengan hasil refleksi pembelajaran pada siklus I. Peneliti juga menyiapkan evaluasi serta peralatan atau media yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar.

b. Tahap implementasi tindakan (acting) Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun.

c. Tahap Observasi dan interpretasi (Observing)

Peneliti mengamati kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. d. Tahap merefleksikan Tindakan

(Reflecting)

Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil dari tes, yaitu lembar observasi dan penilaian praktik wudhu.

Pada penelitian ini, pengumpulan data dari hasil penelitian dilakukan dengan cara : 1. Mengadakan tes/evaluasi terhadap hasil

belajar peserta didik melalui pre-tes dan post-tes.

2. Melakukan observasi/pengamatan terhadap aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung

3. Dokumentasi, yaitu mengambil gambar atau foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Pada penelitian inimenganalisis datadengan mengkombinasi teknik kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data Kuantatif

Kuantitatif data diambil dari tes yang diadakan pada pre-siklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata dari skor tes pada pre-siklus, siklus I, dan siklus II didibandingkan satu sama lain. Untuk mendapatkan rata-rata tersebut, peneliti menggunakan rumus:

M =𝑆𝑆

𝑅

Keterangan :

M = Median/rata-rata nilai siswa SS = Skor siswa

R = Responden

Sebagai tindak lanjut dalam pengelolaan data Kuantitaif

2. Data Kualitatif

Setelah mengumpulkan data kualitatif, asil dari analisis data digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa seperti motivasi, dan percaya diri

(5)

399

mereka pada pembelajaran di siklus I dan

suklus II.

Peneliti menggunakan model dari Miles dan Huberman (1994:10-12) yaitu, data reduksi dan data display.Setelah mengumpulkan data kualitatif, asil dari analisis data digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa seperti motivasi, dan percaya diri mereka pada pembelajaran di siklus I dan suklus II.

Peneliti menggunakan model dari Miles dan Huberman (1994:10-12) yaitu, data reduksi dan data display.

a. Data Reduksi

Data reduksi adalah proses pemilihan, menggambarkan, dan mentransformasi data yang ada di lapangan.pada penelitian ini, peneliti menggunakan, observasi dan dokumentasi.

b. Data display

Data display adalah langkah untuk menyediakan dan menyusun informasi dengan menggambarkan kesimpulannya.pada penelitian ini, peneliti menggunakan tabel dan diagram untuk mendapatkan gambaran kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum melakukanSiklus I dan Siklus II peneliti terlebih dahulu melaksanakan pra siklus dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan siswa dalam belajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Ketentuan untuk memenuhi ketuntasan dalan criteria ketuntasan minimum pada penelitian ini adalah 75. Jadi, apabila siswa mendapatkan nilai rata-rata di bawa 75 akan dinyatakan belum tuntas dan apabila siswa telah mencapai 75 atau lebih maka siswa akan dinyatakan telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.

Hasil pra siklus yang dilaksanakan pada penelitian dapat dilihat pada table dibawa ini sebagai berikut:

Tabel 1.Hasil pra siklus

Dari hasil pra siklus diatas, persentase yang didapatkan adalah 43.75% dengan kategori baik, 40.37% dengan kategori cukup dan 12.50% dengan kategori kurang. Dengan

demikian, nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil pra siklus mencapai 71.81%.Dengan demikian, penelitian pada pra siklus di nyatakan belum menccapai KKM yang ditentukan atau harus melanjutkan penelitian ke Siklus berikutnya.

Gambar 1. Hasil pra siklus

Masih belum tuntasnya hasil belajar pada pra siklus, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus I dapat dilihat pada table dibawa ini sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil belajar siswa postes siklus 1.

Dari hasil pra siklus diatas, persentase yang didapatkan adalah 43.75% dengan kategori baik, 40.37% dengan kategori cukup dan 12.50% dengan kategori kurang. Dengan demikian, nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil pra siklus mencapai 71.81%.Dengan demikian, penelitian pada pra siklus di nyatakan belum mencapai KKM yang ditentukan atau harus melanjutkan penelitian ke Siklus berikutnya.

Gambar 2. Hasil tes siklus 1

Dari hasil belajar siswa pada siklus I di atas menunjukkan bahwa tingkat perbandingan antara pra siklus ke siklus II ada peningkatan.Akan tetapi, selain dari hasil belajar peneliti jga juga melakukan observasi pada siswa yaitu motivasi belajar.Hasil

(6)

400

observasi motivasi belajar siswa dapat dilhat

pada table dibawa ini sebagai berikut:

Tablel 3. Hasil observasi peserta didik siklus 1. Keterangan: 1 = kurang 2 = cukup 3 = baik 4 = sangat baik

Hasil belajar dan motivasi belajar siswa, peneliti melakukan Observasi belajar siswa sebagai sapek pengematan yang lebih. Hasil persentasi dari motivasi belajara siswa mencapai kategori baik dan dapat dilihat pada grafik dibawa ini:

Gambar 3. Observasi belajar siswa Data dari hasil Siklus I pada Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi meningkat dari 71.81% menjadi 78.88%.Namun, nilai tersebut masih kurang menurut peneliti sehingga peneliti melakukan atau melanjutkan lagi penelitian pada siklus berikutnya yaitu siklus II.Hasil dari data siklus II dapat dilihat pada table dibawa ini sebagai berikut:

Table 5. Hasil belajar postes siklus 2.

Dari hasil siklus II diatas, persentase yang didapatkan adalah 37.50% dengan kategori baik, 56.25% dengan kategori sangat baik dan 6.25% dengan kategori kurang. Namun, peningkatan hasil belajar siswa sangat baik sehinga penelitian ini di berhenti atau cukup karena nilai criteria yang dicapai telah memenuhi kriteria ketuntasan Minumum belajar yang ditentukan.

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus didapatkan data bahwa 84.65% peserta didik pada materi tentang tata cara berwudhu pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoang dapat menuntaskan KKM dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 6. Hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II.

Dari hasil data pra siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penelitian ini telah tuntas dan tidak dilanjuti lagi.Karena prosentase ketuntasan telah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 84.65%.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan metode demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sano Nggoang pada materi tata cara berwudhu tahun pelajaran 2013/2014. Dengan persentase ketuntasan klasikal 84,65% siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimalyaitu 75.

2. Ada peningkatan yang signifikan dari hasil belajar peserta didik setelah diajar menggunakan metode demonstrasi. Peningkatan dari pra siklus ke siklus 1 sebesar. 7,07 dari siklus satu ke siklus 2 sebesar 5,77 dan dari pra siklus ke siklus II sebesar 12,84

DAFTAR RUJUKAN

Ash-Shiddiqiy, Hasby. 1999. Pengantar Ilmu Fikih. Semarang. PT. Pustaka Riska Putra.

Bahri Djamarah, Saiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan.

Jakarta : Robbani Press.

Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Supardi. 2008. Classroom Action Research Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara

(7)

401

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Pustaka Pelajar.

SM, Ismail, 2008, Strategi Pembelajaran Ilmu Agama Islam Berbasis PAIKEM. Jakarta : Rasail Media Group.

Sukardi, 2007, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya, Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses

Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Ofset.

Gambar

Gambar 1. Hasil pra siklus

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru matematika, dan kepala sekolah dalam pembelajaran matematika dengan penerapkan

Kegiatan pengamatan pada siklus II dilakukan untuk memperbaiki dari tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang

Kegiatan yang dilakukan pada awal pembelajaran adalah peneliti menyiapkan siswa untuk belajar dengan meminta siswa untuk menyiapkan alat tulis dan buku yang

Penelitian ini bersifat kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

1. Pendekatan guru dalam memotivasi dan membimbing siswa pada proses pembelajaran sudah baik, sehingga siswa bergairah untuk belajar aktif dalam mengik uti

Akan tetapi, dari hasil observasi guru dan siswa pada siklus I menyimpulkan bahwa masih perlu diperbaiki dalam pengelolaan pembelajaran dan untuk dilanjutkan

Observasi Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang kolaborator diperoleh hasil sebagai berikut: 1 Hasil praktek

Tujuan dalam pembelajaran yang akan dilakukan peneliti adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa menggunakan model pembelajaran Aptitude Treatment