LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
SISTEM EKSITASI PADA GENERATOR PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG
Disusun Oleh:
DENY FAJAR PAMUNGKAS NIM: 21060112130117
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan ini menerangkan bahwa laporan kerja praktek di PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG pada tanggal 18 September 2015 sampai 18 Oktober 2015 dengan judul :
“ SISTEM EKSITASI PADA GENERATOR PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG”
Disusun oleh : Deny Fajar Pamungkas
21060112130117
Telah disetujui dan disahkan di Semarang pada tanggal: 18 Januari 2016
Mengetahui:
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing
Teknik Elektro Kerja Praktek
Ir. Agung Warsito, DHET Ir. Juningtyastuti,MT
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT. hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan kerja praktek sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dengan baik. Laporan ini merupakan laporan hasil kerja praktek di PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG yang berlangsung selama sebulan tehitung mulai 18 September 2015 sampai 18 Oktober 2015
Selama pelaksanaan Kerja Praktek dan penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan,bantuan,dan dukungan dari berbagai pihak ,oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Ir. Agung Warsito,DHET , selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro.2.
Ibu Ir. Juningtyastuti,MT , selaku dosen pembimbing Kerja Praktek.3.
Bapak Marijo Oetomo ,selaku Supervisor Senior HAR Listrik yang telah bersedia menjadi Pembimbing Kerja Praktek4.
Seluruh staff HAR Listrik BTG dan Common5.
Keluarga beserta orang-orang yang saya sayangi dan saya cintai yang senantiasa memberikan dukungan baik secara moral maupun material.6.
Semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam laporan Kerja Praktek ini banyak terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Semarang, Oktober 2015
iv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Kerja Praktek ... 2
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 2
1.5 Manfaat Kerja Praktek ... 2
1.6 Metode Pengumpulan Data ... 3
1.7 Sistematika Penulisan Laporan ... 3
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan ... 5
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 5
2.3 Penunjukan PT.UBJO&M sebagai aset operator ... 6
2.4 Anak Perusahaan ... 9
2.5 Visi dan Misi Perusahaan ... 10
2.6 Tata Nilai Perusahaan ... 11
2.7 Struktur Organisasi dan Personal ... 12
2.7.1 Tugas dan wewenang masing-masing divisi ... 12
2.7.2 Tempat Penempatan Kerja Praktek ... 14
2.8 Tata Tertib dan Kewajiban Karyawan ... 15
2.9 Lokasi Perusahaan ... 16
v
2.9.2 Layout PLTU Rembang ... 18
BAB III Pembangkitan Energi Listrik pada PLTU Rembang 3.1 Siklus Batubara ... 21
3.2 Proses Pembakaran dan Flue Gas System ... 28
3.3 Siklus Uap dan Air ... 37
3.4 Kelistrikan ... 46
3.5 Sistem eksitasi generator ... 53
3.5.1 Karakteristik generator arus searah (DC) ... 53
3.5.2 Elektromagnet ... 59
BAB IV Sistem Eksitasi pada Generator PLTU 1 Jawa Tengah Rembang 4.1 Generator di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang ... 60
4.2 Sistem Eksitasi ... 62
Sistem Eksitasi Dinamik ... 63
Sistem Eksitasi Statik ... 64
4.3 Sistem Eksitasi dengan Sikat dan Tanpa Sikat ... 65
4.3.1 Sistem Eksitasi dengan Sikat ... 65
4.3.2 Sistem Eksitasi Tanpa Sikat ... 68
4.4 Sistem Eksitasi GES-3320 ... 71
4.5 Komponen-komponen pada Sistem Eksitasi Generator PLTU Rembang ... 72
4.5.1 Trafo Eksitasi ... 72
4.5.2 Penyearah Tenaga (SCR) ... 73
4.5.3 Pemutus rangkaian medan (FCB) ... 73
4.5.4 Automatic Voltage Regulator(AVR) ... 74
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 80
vi
DAFTAR PUSTAKA ... 81 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 82 LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo PT. PJB (Pembangkitan Jawa – Bali) ... 10
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PLTU 1 Jawa Tengah, Rembang ... 12
Gambar 2.3 Lokasi PLTU 1 Jawa Tengah, Rembang ... 17
Gambar 2.4 Layout PLTU 1 Rembang ... 18
Gambar 3.1 Siklus PLTU 1 Jawa Tengah Rembang ... 20
Gambar 3.2 Ship Unloader pada PLTU ... 22
Gambar 3.3 Belt Conveyor pada PLTU ... 22
Gambar 3.4 Junction Tower ... 23
Gambar 3.5 Telescopic Chute ... 23
Gambar 3.6 Stacker Reclaimer pada PLTU ... 24
Gambar 3.7 Coal Yard ... 25
Gambar 3.8 Crusher ... 25
Gambar 3.9 Tripper ... 26
Gambar 3.10 Coal Bunker... 26
Gambar 3.11 Coal Feeder ... 27
Gambar 3.12 Coal Pulverizer ... 27
Gambar 3.13 Seal Air Fan ... 28
Gambar 3.14 Susunan burner ... 29
Gambar 3.15 Desain burner batubara ... 30
Gambar 3.16 Desain swirler ... 30
Gambar 3.17 Wind box ... 31
Gambar 3.18 PA Fan ... 32
Gambar 3.19 ID Fan ... 32
Gambar 3.20 Air Preheater ... 33
Gambar 3.21 ESP ... 33
Gambar 3.22 Fly ash sylo ... 34
Gambar 3.23 ID Fan ... 34
Gambar 3.24 Stack atau chimney ... 35
Gambar 3.25 Submerged scrapper conveyor ... 36
viii
Gambar 3.27 Sea Water pump ... 38
Gambar 3.28 Desalination Plant ... 38
Gambar 3.29 Demin Plant atau Water Treatment Plant ... 39
Gambar 3.30 Cool Condendate Storage Tank ... 40
Gambar 3.31 Circulating Water Pump ... 41
Gambar 3.32 Deaerator ... 42
Gambar 3.33 heater ... 42
Gambar 3.34 Boiler pada PLTU ... 43
Gambar 3.35 Turbin PADA PLTU ... 45
Gambar 3.36 Kondenser pada PLTU ... 45
Gambar 3.37 Boiler Feed Pump... 46
Gambar 3.38 Generator pada PLTU ... 47
Gambar 3.39 Stator pada PLTU Rembang ... 47
Gambar 3.40 Rotor pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang ... 48
Gambar 3.41 Rotor kutub menonjol ... 50
Gambar 3.42 Rotor kutub silinder ... 51
Gambar 3.43 Main Transformator pada PLTU ... 52
Gambar 3.44 Unit Auxiliry Transformator pada PLTU ... 52
Gambar 3.45 Switch Yard ... 53
Gambar 3.46 Rangkaian generator penguat bebas ... 54
Gambar 3.47 Rangkaian generator penguat seri ... 55
Gambar 3.48 Rangkaian generator penguat shunt ... 56
Gambar 3.49 Rangkaian generator kompon... 58
Gambar 3.50 Gambaran prinsip elektromagnetik ... 59
Gambar 4.1 Name Plate Generator PLTU 1 Jawa Tengah Rembang ... 60
Gambar 4.2 Sistem Eksitasi ... 62
Gambar 4.3 Sistem Eksitasi Dinamik ... 63
Gambar 4.4 Sistem Eksitasi Statis ... 64
Gambar 4.5 Sistem Eksitasi dengan sikat (Brush Excitation) ... 66
Gambar 4.6 Bentuk fisik Carbon Brush ... 68
Gambar 4.7 Sistem Eksitasi tanpa sikat (Brushless Excitation) ... 69
ix
Gambar 4.9 Trafo Eksitasi ... 72
Gambar 4.10 Blok Diagram Sistem Eksitasi pada AVR ... 74
Gambar 4.11 Diagram bagian-bagian AVR ... 75
Gambar 4.12 Grafik hubungan sensing tegangan terhadap output dari Generator ... 76
Gambar 4.13 Rangkaian Amplifier ... 76
Gambar 4.14 Diagram Minimum Excitasi Limiter ... 78
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi boiler ... 44 Tabel 4.1 Penjelasan Name Plate pada Generator ... 60
xi
Abstrak
Kebutuhan energi listrik saat ini berkembang pesat dengan seiringnya kemajuan teknologi yang semakin pesat. Kebutuhan energi listrik ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat, sehingga diperlukan penyedia energi listrik yang handal.
PLTU merupakan penyedia energi listrik yang memanfaatkan pembakaran batubara dalam boiler untuk mengubah air menjadi uap. Yang perlu diperhatikan dalam PLTU adalah generator, yang merupakan mesin konversi elektromekanik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Dalam pembangkitan energi listrik diperlukan adanya sebuah eksitasi atau penguatan medan pada generator untuk mengatur tegangan keluaran dari generator. Penulis akan membahas mengenai beberapa jenis sistem eksitasi seperti sistem eksitasi statis dan dinamis, baik yang menggunakan brush maupun yang tanpa brush serta komponen-komponen sistem eksitasi pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi di Indonesia sebagai negara berkembang semakin pesat. Permintaan energi listrik akan terus tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Energi listrik merupakan kebutuhan yang vital bagi kegiatan sehari-hari. Hampir semua peralatan yang digunakan memerlukan listrik, peralatan rumah tangga hingga mesin-mesin industri yang membutuhkan energi listrik yang besar.
Maka dari itu dibangunlah pembangkit – pembangkit listrik sebagai pemasok energi listrik. Ada beberapa jenis pembangkit listrik misalnya PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTD (Pembangkit listrik Tenaga Diesel), PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap), dan lain-lain.
PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) merupakan pembangkit listrik yang banyak digunakan di Indonesia karena berbagai kelebihan yaitu dapat dioperasikan dengan berbagai jenis bahan bakar, dapat dibangun dengan kapasitas yang bervarisasi, dapat dioperasikan dengan berbagai operasi pembebanan, dan kontinyuitas operasi serta usia pakai yang relatif lama.
PLTU batubara memiliki lima komponen utama yaitu boiler (steam generator), turbin uap (steam turbine), pompa, kondensor, dan generator. Komponen tersebut bekerja secara berkaitan untuk menghasilkan energi listrik. Generator merupakan mesin pembangkit listrik yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik dalam bentuk putaran menjadi energi listrik.
Dalam pembangkitan energi listrik diperlukan adanya sebuah eksitasi atau penguatan medan pada generator. Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas mengenai Sistem eksitasi pada generator yang ada pada PLTU 1 Jawa Tengah.
1.2 Perumusan Masalah
Kondisi beban pada pembangkit yang berubah-ubah menyebabkan pentingnya pengaturan penguatan atau eksitasi yang diberikan kepada generator agar tegangan generator tetap konstan. Oleh karena itu, perlu dibahas mengenai jenis-jenis sistem eksitasi dan komponen-komponen sistem eksitasi tepatnya di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
Kerja Praktek (KP) adalah salah satu program di jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro (UNDIP) yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswanya. Tujuan Kerja Praktek ini adalah :
1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sistem PLTU secara umum yang ada di PLTU 1 Jawa Tengah REMBANG.
3. Mahasiswa mengetahui peralatan yang terdapat pada sistem eksitasi pada generator
4. Mahasiswa mengetahui bagaimana kerja dilapangan secara langsung sehingga kedepannya siap untuk terjun langsung didunia kerja
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kerja praktek yaitu di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dibawah PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG yang berlokasi di jalan Raya Semarang-Surabaya KM 130 Sluke, Rembang, Jawa Tengah. Pelaksanaan Kerja praktek dalam waktu 1 bulan mulai tanggal 18 September 2015 sampai dengan 18 Oktober 2015.
1.5 Manfaat Kerja Praktek
Kerja praktek memiliki manfaat bagi mahasiswa yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengenal lebih jauh penerapan ilmu yang telah diterima dibangku kuliah melalui kenyataan di lapangan kerja.
2. Mahasiswa mampu memadukan dan menerapkan antara pendidikan di bangku kuliah dengan kerja nyata dalam dunia industri.
3. Memperdalam dan meningkatkan ketrampilan serta kreatifitas mahasiswa, sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
4. Menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan industri pada masa yang akan datang.
5. Menambah wawasan dan selaku generasi yang dididik untuk siap terjun langsung di masyarakat, khususnya di lingkungan kerja.
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan ini yaitu dengan cara :
1. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah suatu metode dengan cara memperbanyak pengumpulan data melalui buku-buku referensi yang ada di perpustakaan PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG.
2. Observasi
Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di lapangan.
3. Interview
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan atau dialog dengan pembimbing kerja praktek dan karyawan PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
1.7 Sistematika Penulisan Laporan
Laporan kerja praktek ini disusun menurut sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengulas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan kerja praktek, tempat dan waktu pelaksanaan, metodologi pengumpulan data laporan, dan membahas mengenai sistematika penulisan laporan.
BAB II : COMPANY PROFILE PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG Dalam bab ini penulis membahas tentang sejarah singkat dan struktur organisasi PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
BAB III : PROSES PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK PLTU 1 JATENG - REMBANG 2 x 315 MW
Dalam bab ini membahas tentang Pengertian, Proses pembangkitan energi listrik dan bagian – bagian dari PLTU Rembang
BAB 1V : PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas mengenai sistem eksitasi generator pada PLTU 1 Jawa Tengah dan komponen-komponen dalam sistem eksitasinya
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil laporan kerja praktek di PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Rembang
Jenis Produk : Listrik
Alamat Perusahaan : Jl. Raya Semarang – Surabaya KM. 130 Sluke, Rembang, Jawa Tengah
No Telp. Perusahaan : 0295- 4552779
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
PLTU Rembang merupakan PLTU yang dimiliki oleh PT. PLN (persero) dan dikelola oleh anak perusahaannya yaitu PT. PJB (Pembangkitan Jawa bali). PT PJB didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan tujuan melaksanakan desentralisasi, meningkatkan efisiensi dan pelayanan serta mampu berkembang secara mandiri dengan menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas, serta untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik swasta.
PT. PJB melaksanakan kegiatan usaha antara lain sebagai penyediaan tenaga listrik yang ekonomis, bermutu tinggi dan andal, melaksanakan pembangunan dan pemasangan alat ketenagalistrikan, pemeliharaan dan pengoperasian alat ketenagalistrikan, serta usaha-usaha lain yang berkaitan dengan kegiatan perseroan dalam rangka memanfaatkan secara maksimal potensi yang dimiliki.
PT. PJB berkantor pusat di Jl. Ketintang Baru 11 Surabaya. Unit Pembangkitan (UP)dan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang dimiliki oleh PT. PJB antara lain : 1. UP Muara Karang (1.208,58 MW) 2. UP Muara Tawar (920 MW) 3. UP Gresik (2.259,18 MW) 4. UP Paiton (800 MW) 5. UP Brantas (281,38 MW) 6. UP Cirata (1.008 MW)
7. UBP Paiton Baru (1 x 660 MW) 8. UBP Indramayu ( 3 x 330 MW) 9. UBP Rembang (2 x 315 MW) 10. UBP Pacitan ( 2 x 325MW)
Pembangunan PLTU Rembang merupakan salah satu pelaksanaan program percepatan listrik 10.000 MW yang bertujuan untuk :
1. Memenuhi kebutuhan listrik nasional yang diperkirakan mengalami kenaikan permintaan serta meningkatkan mutu dan keandalan sistem penyediaan penyaluran, dan pelayanan listrik kepada konsumen. 2. Untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia yang selama ini
digunakan sebagai bahan bakar, sehingga dapat menekan biaya produksi listrik.
PLTU Rembang memiliki kapasitas 2 x 315 MW dengan bahan bakar utama batubara berkalori rendah dengan konsumsi kurang lebih 2.160.000 ton per tahun.
2.3 Penunjukan PT. PJB UBJ O&M sebagai Aset Operator
PT. PLN sebagai pemilik PLTU Rembang menunjuk PT. PJB sebagai aset operator untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU proyek percepatan pembangunan 10.000 MW. Penunjukan tersebut melalui beberapa tahap sebagai berikut:
1. RUPS PT. PJB tanggal 28 januari 2008 yang diantaranya memutuskan bahwa PT. PJB ditugaskan untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU Rembang, PLTU Indramayu, PLTU Paiton baru dan PLTU Pacitan
2. PT PJB mengajukan proposal pengelolaan O&M PLTU 10.000 MW melalui surat No A009a150, tanggal 30 mei 2008
3. Surat PLN kepada PT PJB No 02027/060/DIRUT/2008, tanggal 22 juli 2008, perihal Penunjukan pengelolaanO&M PLTU batubara yang intinya dengan pertimbangan proposal yang disampaikan PT PJB, PLN menunjuk PT PJB untuk melaksanakan operasi dan pemeliharaan PLTU pada empat lokasi :
1. PLTU indaramayu dengan kapasitas 3x330 MW 2. PLTU rembang dengan kapasitas 2x315 MW 3. PLTU Pacitan dengan kapasitas 2x315 MW 4. PLTU Paiton baru dengan kapasitas 1x660 MW
4. Perjanjian induk antara PLN dan PT PJB tentang jasa operasi dan pemeliharaan pusat listrik tenaga uap proyek percepatan 10.000 MW, pada tanggal 16 desember 2008 yang menyepakati untuk mengatur, menetapkan ketentuan dan syarat-syarat pokok pelaksanaan jasa operasi dan pemeliharaan PLTU empat lokasi yang selanjutnya secara lebih detail dan terperinci akan disepakati secara tertulis oleh PLN dan PT PJB dan dituangkan dalam bentuk:
1. Perjanjian jasa operasi dan pemeliharaan tahap supporting 2. Perjanjian jasa operasi dan pemeliharaan performance based 5. Penyampaian kerangka acuan kerja pekerjaan jasa operasi dan
pemeliharaan PLTU PPDE sistem jamali kepada PT PJB oleh PLN melalui surat No 00059/150/DIR/2009 tanggal 12 januari 2009. KAK ini dimaksudkan sebagai acuan PT PJB mempersiapkan program-program dan persiapan pra-COD dan membuat kesepakatan-kesepakatan untuk dituangkan dalam perjanjian jasa O&M dengan PLN.
6. Perjanjian antara PLN dan PT PJB UBJ O&M tentang jasa operasi dan pemeliharaan pusat listrik tenaga uap proyek percepatan diversifikasi energi 10.000 MW. Tahap supporting untuk PLTU Rembang (2x315) MW pada tanggal 1 maret 2010, yang merupakan turunan secara detail dan terperinci dari perjanjian induk untuk PLTU lokasi Rembang.
Pembangunan proyek percepatan pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara berdasarkan pada peraturan presiden RI Nomor 71 tahun 2006 tanggal 5 juli 2006 tentang penugasan kepada PT PLN untuk melakukan percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara. Pepres ini menjadi dasar bagi pembangunan 10 PLTU di jawa dan 25 PLTU di luar jawa bali atau yang dikenal dengan nama proyek percepatan PLTU 10.000 MW. Proyek-proyek pembangunan PLTU tersebut diharapkan siap beroprasi tahun 2009/2010.
Proyek pembangunan PLTU membutuhkan waktu sekitar 36 hingga 42 bulan dengan tujuan untuk dapat segera mengatasi kekurangan tenaga listrik oleh PLN. Secara keseluruhan pengoperasian PLTU ini membutuhkan kurang lebih 2000 tenaga operator dan teknisi baru, diserahkan kepada anak perusahaan PLN, yaitu PT. Indonesia Power dan PT. Pembangkitan Jawa Bali.
Mengingat sifat dan tanggungjawab pengelolaannya, maka PLN menentukan dua tahapan perjanjian O&M dengan anak perusahaanya, yang keuangannya terkonsolidasi secara korporat dengan PLN. Dua tahap perjanjian jasa O&M tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perjanjian jasa support operasi dan pemeliharaan/ O&M supporting
agreement, dengan asas penggantian biaya kegiatan O&M yang meliputi
masa mobilisasi sebelum COD sampai dengan FAC. Dengan dua kegiatan besar, yaitu :
1. Kegiatan mobilisasi, yaitu tahapan persiapan sumber daya yang akan dipergunakan untuk melakukan tugas pengoperasian dan pemeliharaan yang dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sebelum COD.
2. Kegiatan pendukung aktifitas operasi dan pemeliharaan, yaitu kegiatan operasi PLTU setelah COD sampai dengan FAC pada masa garansi, dimana kontraktor O&M dalam mengopersikan PLTU masih dibawah supervisi kontraktor EPC. Dalam hal ini kontraktor O&M bertindak sebagai wakil PLN dalam mendapat supervisi dari kontraktor EPC apabila tercantum dalam kontrak EPC.
2. Perjanjian jasa operasi dan pemeliharaan berbasis kinerja/O&M
performace base agreement, dengan asas reward dan punishment
terhadap pembayaran jasa O&M setelah FAC, kontraktor O&M bertanggungjawab penuh terhadap kinerja PLTU.
Selain menunjuk anak perusahaan sebagai aset operator, PLN juga akan melimpahkan kewenangan kepada unit bisnis pembangkitan sebagai aset manager untuk melakukan transaksi dengan PT IP dan PT PJB untuk perjanjian jasa O&M yang terdiri dari dua tahap kegiatan O&M tersebut.
2.4 Anak Perusahaan
PT. PJB juga memiliki anak perusahaan pada bidang pembangkitan, yaitu: 1. PT. PJB Services
Didirikan tahun 2001 dengan usaha inti pada bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik, serta layanan lain yang terkait dengan pembangkit listrik.Kegiatan bisnis meliputi supervisi pemeliharaan, komisioning dan operasi, operasi dan perawatan total, inspeksi dan overhaul, pemecahan masalah,inspeksi bore-scope, analisa vibrasi,
balancing dan alignment, rekalibrasi alat-alat listrik, dan instrumentkontrol, pembelian dan pembaharuan suku cadang, rehabilitasi pembangkit, relokasi dan instalasilengkap, serta teknik, pengadaan dan konstruksi.
2. PT. Rekadaya Elektrika
Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa EPC (Engineering,
Procurement&Construction) untukindustri kelistrikan. Awalnya, kepemilikan saham PJB dalam perusahaan ini sebesar 37,6 persen, lalu ditingkatkan menjadi pemilik saham mayoritas. Saham lainnya dimiliki
oleh PT. Rekayasa Industri, PT. Indonesia Power, PT. PLN Batam dan YPK PLN.
2.5 Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT. PJB
Menjadi perusahaan pembangkittenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia.
2. Misi PT. PJB
a. Memproduksi tenaga listrik yang andal dan berdaya saing.
b. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata kelola pembangkitan dan sinergi business partner dengan metode best practise dan ramah lingkungan.
c. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis.
3. Motto PT PJB
Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang
Makna : Produsen listrik terpercaya mengandung pengertian bahwa PJB merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik yang andal dengan EAF yang tinggi, EFOR yang rendah dengan harga produksi sangat kompetitif. Kini dan mendatang mengandung pengertian bahwa pembangkit PJB andal dengan harga produksi yang kompetitif bukan hanya saat ini saja, tetapi selamanya.
2.6 Tata Nilai Perusahaan
1. INTEGRITAS
Kepribadian yang selalu memperjuangkan kebenaran melalui kejujuran dan tanggung jawab
Artinya : Setiap karyawan PJB dalam menjalankan tugasnya menjunjung tinggi kejujuran dan tanggung jawab, memegang teguh rahasia perusahaan, serta memberikan keteladanan.
2. KERJASAMA
Menyatukan kemampuan serta bakat setiap orang untuk mencapai tujuan bersama
Artinya : Karyawan PJB responsif dan aktif dalam kegiatan bersama, menghargai perbedaan, dan bersifat terbuka, serta mencapai sinergi dan menghasilkan win-win solution.
3. KEUNGGULAN
Kondisi dimana kualitas kerja dapat melampaui standar yang telah ditetapkan
Artinya : Karyawan PJB mempunyai komitmen yang tinggi untuk mencapai hasil yang terbaik, mencapai peningkatan, dan keberhasilan yang berkelanjutan, serta memanfaatkan perubahan sebagai peluang. 4. PELAYANAN
Sikap dan perilaku mementingkan kepuasan pelanggan, pemegang saham, masyarakat dan bangsa
Artinya : Karyawan PJB komunikatif dalam berhubungan dengan pelanggan, memenuhi harapan dan dapat memberikan kepuasan pelanggan, serta memberikan yang terbaik kepada pelanggan.
5. SADAR LINGKUNGAN
Kesadaran untuk selalu memelihara alam dan lingkungan kerjanya sebagai sumberdaya demi kelestarian perusahaan
Artinya : Karyawan PJB aktif menjaga kelestarian lingkungan, membina hubungan baik dengan lingkungan masyarakat sekitar, menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan, serta mengutamakan keselamatan.
2.7 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi dan personal
2.7.1. Tugas dan Wewenang masing-masing Divisi
PLTU Rembang dipimpin oleh seorang general manager (pimpinan tertinggi) dengan empat manajer yang memimpin divisinya, yaitu manajer operasi, manajer pemeliharaan, manajer enjiniring dan manajer administrasi.
1. Pimpinan Tertinggi (General Manager)
Pimpinan tertinggi memiliki tugas utama mengelola pembangkit tenaga listrik. Dengan rincian tugas sebagai berikut:
1. Menjabarkan tugas pokok, target tahunan, target kinerja.
2. Mengimplementasikan dan mengevaluasi kebijakan, program, proses, dan prosedur.
3. Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan jasa O&M. 4. Meningkatkan kesiapan SDM.
5. Memberikan rekomendasi kepada Direksi dan Manajemen PLN untuk meningkatkan kinerja PLTU rembang.
6. Membuat laporan secara berkala yang mencakup progres, pencapaian target, keberhasilan dan kendala kendala pengelolaan O&M sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut.
2. Manajer Operasi
Manajer operasi memiliki tugas mengelola kebijakan operasi yang meliputi:
1. Kinerja operasi.
2. Pengoperasian pembangkit.
3. Penjualan energi, manajemen bahan bakar.
4. Melakukan inovasi untuk memastikan agar produksi tenaga listrik mencapai sasaran kontrak kinerja operasi yang ditetapkan.
3. Manajer Pemeliharaan
Tugas manajer pemeliharaan memiliki kewenangan sebagai berikut: 1. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana
anggaran.
2. Pelaksanaan pemeliharaan rutin dan non rutin untuk memastikan kesiapan dan keandalan unit.
4. Manajer Enjiniring
1. Melakukan evaluasi, analisis dan perbaikan penyelenggaraan pembangkitan listrik meliputi sistem dan prosedur, resources dan SDM untuk memastikan produksi listrik yang efisien.
2. Melaksanakan program SMK3, SML, system manajemen mutu dan manajemen resiko.
5. ManajerAdministrasi
Manajer administrasi memiliki tugas memastikan pelaksanaan fungsi Administrasi Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang agar berjalan dengan baik, efektif dan efisien guna mendukung keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran Unit Bisnis Jasa O&M PLTU Rembang yang telah ditetapkan sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan oleh Direksi.
2.7.2. Penempatan Kerja Praktik
Pada pelaksanaan kerja praktik di PLTU UBJ O&M Rembang ditempatkan di divisi pemeliharaan listrik. Tugas-tugas dari pemeliharaan listrik antara lain:
1. Preventive Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terhadap peralatan-peralatan di bidang listrik dan elektronik. Preventive Maintenance dilakukan setiap hari secara berkala.
2. Temuan Preventive Maintenance
Kegiatan laporan penemuan kerusakan peralatan-peralatan di bidang listrik dan elektronik. Jika kerusakan tergolong ringan, maka tindakan perbaikan langsung dilakukan. Namun, jika kerusakan tergolong berat dan memerlukan material pengganti maka tindakan yang dilakukan adalah pelaporan kepada bagian RENDAL selaku bidang perencanaan dan pengendalian.
3. Pro Active Maintenance
Kegiatan tindak lanjut dari temuan Preventive Maintenance yang telah dilaporkan kepada RENDAL.
4. Corrective Maintenance
Kegiatan perbaikan peralatan-peralatan di bidang listrik dan elektronik ketika terjadi kerusakan yang ditemukan oleh operator. 5. Menjaga keandalan peralatan listrik
Kegiatan untuk menjaga kinerja peralatan di bidang listrik dan elektronik agar tetap handal dan berfungsi dengan baik.
6. Pembinaan SDM
Melakukan pembinaan SDM dibidang keandalan sistem (system owner) untuk meningkatkan kualitas, produktifitas, dan pengembangan karyawan.
7. Laporan berkala
Membuat laporan berkala bidang keandalan system yang menjadi tanggung jawabnya sebagai bahan masukan manajemen dan pengambilan keputusan lebih lanjut.
8. Tugas dari atasan
Melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh manajemen dalam rangka pencapaian kinerja unit.
2.8 TataTertib dan Kewajiban Karyawan
Dalam perusahaan ini adapun tata tertib dan kewajiban karyawan yang harus ditaati sebagai berikut:
1. Karyawan diwajibkan untuk datang ke tempat kerja tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
2. Karyawan wajib melakukan absensi menggunakan alat fingerprit. 3. Pada jam kerja diwajibkan memakai tanda pengenal, berpakaian rapi
dan sopan serta tidak dibenarkan menggunakan alas kaki selain sepatu. 4. Karyawan wajib mengikuti dan mematuhi setiap petunjuk dan instruksi
yang diberikan oleh atasannya.
5. Menggunakan dan menjaga dengan baik alat-alat atau perlengkapan kerja dengan penuh tanggung jawab.
6. Karyawan wajib menjaga serta memelihara nama baik perusahaan melaporkan kepada pimpinan perusahaan atau atasannya apabila
mengetahui hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian perusahaan.
7. Karyawan dilarang menggunakan inventaris atau benda-benda milik perusahaan keluar lingkungan perusahaan dengan alasan yang tidak dapat dibenarkan.
8. Karyawan tidak diperkenankan tidak masuk kerja, datang terlambat, meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya tanpa alasan yang dapat diterima.
9. Karyawan tidak diperbolehkan terlibat atau melakukan kegiatan usaha lain selain usaha perusahaan.
Adapun tata tertib masuk dan keluar lingkungan perusahaan PLTU Rembang sebagai berikut:
1. Karyawan wajib menggunakan pintu atau gerbang yang telah disediakan untuk masuk dan keluar perusahaan.
2. Karyawan wajib mengisi daftar absensi pada tempat yang telah disediakan baik pada waktu masuk maupun pulang kerja.
3. Karyawan yang akan masuk atau keluar dari lingkungan perusahaan selama jam kerja harus memperoleh izin yang sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan.
4. Karyawan harus mengizinkan petugas keamanan atau atasan memeriksa barang pribadinya pada saat masuk atau keluar perusahaan. 5. Karyawan yang ingin membawa masuk atau membawa keluar benda-benda milik perusahaan harus memperoleh izin sesuai dengan tata cara yang ditentukan.
2.9 Lokasi Perusahaan/Instansi
PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kec.Sluke, Kab. Rembang pada koordinat 110°-111°30’ BT dan 6°30’-7° LS. Lokasi PLTU berjarak sekitar 137 km dari Semarang ke arah timur dan menghadap ke utara Laut Jawa serta berjarak sekitar 600 meter dari jalan utama pantai utara Jawa Tengah bagian timur.
Gambar 2.3 Lokasi PLTU Rembang
2.9.1. Sarana Penunjang PLTU Rembang
Sarana-sarana penunjang yang ada di PLTU Rembang antara lain : 1. Gedung Administrasi
Gedung administrasi PLTU Rembang berada di sebelah utara unit. Gedungnya terdiri dari tiga lantai, lantai pertama digunakan untuk para pegawai PJB, lantai kedua digunakan untuk para pegawai PLN, dan lantai ketiga digunakan untuk tempat bersantai ( tempat merokok, ngobrol-ngobrol dan lain-lain).
2. Masjid
Masjid di PLTU Rembang ada satu, berada di sebelah barat gedung administrasi. Masjid ini berfungsi dengan baik ditandai dengan adanya sholat berjamaah minimal di waktu dzuhur, ashar dan maghrib. Hari jum’at pun diadakan jum’atan di masjid ini.
3. Kantin
Kantin di PLTU Rembang ada satu buah, tempatnya berada di sebelah selatan masjid.Makan siang para pegawai biasanya di kantin ini.
Gedung workshop di PLTU Rembang berada di sebelah barat kantin. Di dalamnya berisi alat-alat khusus dan umum yang digunakan untuk proses perawatan pada unit.
5. Lapangan Teknis
Lapangan tenis di PLTU Rembang ada dua buah.Tempatnya di sebelah utara dari tempat parkir.
6. Tempat Parkir
Tempat parkir di PLTU Rembang berada di sebelah timur gedung administrasi.Tempat parkir tersebut terdapat dua area, yaitu area mobil dan area sepeda motor.
2.9.2. Layout PLTU Rembang
Gambar 2.4 Layout PLTU Rembang
Keterangan: 1. Turbine 2. Generator 3. Deaerator Bay
4. Boiler
5. Central Control Building 6. ESP
7. ESP Building 8. Chimney 9. Demin Tank 10. Raw Water Tank 11. Water Treatment Plant 12. Desalination Plant 13. Switchyard
14. Substation Control Building 15. LFO
16. Out Fall 17. Jetty
18. Pump it & Pump House 19. Inlet Channel
20. Electro Chlorination Plant 21. Fire Fighting Pump House 22. Fire Station
23. Workshop & Storage 24. Masjid
25. Kantin
26. Administation Building 27. Dosmetic Sewage Treatment
Plant 28. Parkir 29. Ash Pond 30. Deaerator 31. Coal Yard 32. Discharge Channel 33. Dead Coal Yard 34. Coal Run OFF Pond 35. Auxiliry Boiler 36. Hydrogen Plant 37. Bottom Ash Silo 38. Fly Ash Silo
39. Coal Crusher House
40. Coal Handling Control Building 41. Seal Pit
42. Generator Transformer 43. Intake Pipe
44. Shelter
45. Junction Tower Conveyor & Belt
20
BAB III
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 Jawa Tengah
Rembang
PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dirancang menggunakan bahan bakar utama batu bara berkalori rendah dengan bantuan High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar start up bersamaan dengan udara panas bertekanan. Panas hasil pembakaran batubara dalam boiler digunakan untuk memanaskan air sampai mendidih dan menghasilkan uap (steam). Uap (steam) yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memutar turbin uap. Turbin yang berputar telah dikopel dengan generator untuk menghasilkan tenaga listrik. Gambar 3.1 dibawah ini merupakan gambar dari PLTU Rembang
3.1 Siklus Batubara
Pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki proses pengangkutan batubara memiliki tiga proses utama, yaitu loading, direct unloading dan
unloading.
1. Proses unloading
Dalam proses unloading batubara dari kapal tongkang dibongkar oleh ship unloader dan diangkut melalui belt conveyor menuju coal yard. Dalam pengisian ke coal yard dapat dilakukan dengan dua alat yaitu
telescopic chutee atau stacker reclaim.
2. Proses loading
Proses loading ini merupakan proses pengisian batu bara ke coal
bunker. Proses ini juga memiliki dua cara, yaitu melalui stacker reclaim
atau reclaim hooper kemudian diangkut oleh belt conveyor ke coal
bunker.
3. Proses direct unloading
Proses direct unloading juga dapat disebut proses loading, hal ini dikarenakan proses ini adalah proses pengisian batu bara ke coal bunker. Pengisian langsung ini berasal dari tongkang yang dibongkar oleh ship
unloader dan langsung dibawa ke coal bunker melalui belt conveyor.
Proses ini dilakukan saat batubara pada coal bunker kritis.
Dalam pengangkutan batubara dalam PLTU terdapat beberapa alat yang digunakan, mulai dari proses muat (load), pengangkutan atau transportasi, dan pembongkaran.
1. Ship Unloader (SU)
Ship Unloader merupakan alat utama dalam pembongkaran batubara yang
dikirim melalui kapal tongkang. Pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang ship
unloader yang terpasang berjenis ZQX1750. Gambar 3.2 merupakan gambar Ship Unloader pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.
Gambar 3.2. Ship Unloader pada PLTU
Ship unloader jenis ZQX1750 memiliki cara kerja dengan mengambil
batubara dari tongkang dan diletakkan pada hopper ship unloader yang kemudian diumpankan ke belt conveyor untuk diteruskan ke coal yard maupun coal bunker. Ship unloader jenis tersebut dapat beroperasi secara manual maupun semi-auto.
2. Belt Conveyor (BC)
Belt Conveyor merupakan suatu sistem mekanik untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Gambar 3.3 dibawah merupakan gambar BC pada PLTU Rembang.
Gambar 3.3. Belt Conveyer pada PLTU
Conveyor pada PLTU Rembang adalah conveyor berupa ban karet berjalan yang berguna untuk mengirim atau mentransfer batubara untuk kebutuhan bahan bakar. Di PLTU Rembang ada 9 line conveyor, yaitu conveyor BC1, BC2, BC3 (AB), BC5, BC6, BC7, BC8, BC9 (AB), dan BC10 (AB).
3. Junction Tower (JT)
Junction Tower suatu tempat untuk memindahkan batubara dari suatu line
conveyor ke conveyor lain. Gambar 3.4 merupakan gambar JT pada PLTU Rembang.
Gambar 3.4. Junction Tower
Di dalam junction tower (JT) ada hopper yang berguna untuk mengatur perpindahan batubara dari conveyor ke conveyor lain. Di PLTU Rembang ini ada 9 junction tower, yaitu JT 1, JT 2, JT 4, JT 5, JT 6, JT 7.
4. Thelescopic Chute (TC)
Telescopic chute merupakan alat bantu pembongkaran batu bara dalam keadaan darurat. Gambar 3.5 dibawah merupakan gambar TC pada PLTU Rembang.
Alat ini juga dilengkapi dengan chute untuk mencegah abu batubara yang berterbangan saat pembongkaran. Peralatan ini bisa naik secara otomatis jika level batubara di bawahnya sudah mempunyai jarak sesuai pengaturan tertentu.
5. Stacker Reclaimer (SR)
Stacker Reclaimer adalah suatu peralatan untuk menaruh atau menata
(fungsi sebagai stacker) batubara di coal yard dan mengambil (fungsi sebagai reclaimer) batubara dari coal yard untuk kemudian disalurkan ke coal bunker melalui conveyor.
Gambar 3.6. Stacker Reclaimer pada PLTU
Gambar 3.6 diatas merupakan gambar Stacker Reclaimer pada PLTU Rembang. Stacker reclaimer memiliki dua prinsip kerja yaitu proses stacking dan reclaiming. Prinsip kerja stacking adalah dengan menggerakkan belt
conveyor pada boom tripper dan boom bucket ke arah live stock area. Bucket wheel tidak digerakkan karena tidak mempunyai peran untuk proses stacking.
Sedangkan proses reclaiming adalah dengan menggerakkan conveyor boom
tripper dan boom bucket ke arah coal bunker, dan juga dengan memutar bucket wheel guna mengambil batubara dari tumpukan untuk diteruskan
6. Coal Yard
Coal yard merupakan area untuk penampungan batubara sementara
sebelum digunakan untuk pembakaran. Gambar 3.7 merupakan gambar Coal
yard pada PLTU Rembang.
Gambar 3.7. Coal Yard pada PLTU
Di coal yard ini batubara ditimbun menggunakan bantuan dari stacker
reclaimer dan thelescopic chute. Batubara yang ada di coal yard mudah sekali
terbakar, oleh karena itu batubara di coal yard ini perlu di siram dengan air. Di PLTU Rembang ini batubara yang digunakan memiliki kandungan 4200 kkal/kg dan 5200 kkal/kg.
7. Crusher
Crusher berfungsi untuk menggerus batubara yang akan masuk pada coal bunker menjadi lebih kecil sehingga dapat memudahkan kerja pulvurizer.
Gambar 3.8 diatas merupakan gambar Crusher pada PLTU Rembang. Sebelum masuk dalam crusher, batubara berukuran diatas 3 cm akan tergerus sehingga memiliki ukuran dibawah 3 cm. Crusher yang terdapat pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang mempunyai tipe ring
granulator dengan kapasitas 700 ton/jam. Penggerak utama crusher yaitu
motor 400KW 1500 Rpm dengan kecepatan putar rotor 720Rpm.
8. Tripper dan Scrapper Conveyor
Tripper berfungsi untuk memasukkan batubara dari belt conveyor
menuju coal bunker.
Gambar 3.9. Tripper
Gambar 3.9 diatas merupakan gambar Tripper pada PLTU Rembang. Pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang terdapat dua buah tripper. Selain itu digunakan scrapper yang berfungsi untuk membersihkan tumpahan batubara pada belt conveyor untuk dimasukkan ke dalam coal bunker.
9. Coal bunker
Coal bunker merupakan sarana penampung (storage) sementara batubara
untuk memasok kebutuhan ketel. Gambar 3.10 dibawah ini merupakan gambar Coal Bunker pada PLTU Rembang.
Di PLTU Rembang ini ada 5 bunker untuk tiap unitnya. Kapasitas bunker umumnya dirancang agar dapat memasok kebutuhan ketel selama beberapa jam, tanpa ada tambahan pemasokan batubara ke bunker.
10. Coal Feeder
Untuk kuantitas beban yang berbeda maka jumlah bahan bakar yang dibakarpun juga akan berbeda. Oleh karena itu dipakailah Coal Feeder.
Gambar 3.11 Coal Feeder
Gambar 3.11 diatas ini merupakan gambar Coal feeder pada PLTU Rembang. Coal feeder yaitu peralatan yang berfungsi untuk menimbang dan mengatur mass flow rate batubara yang akan masuk ke mill sekaligus sebagai penyalur batubara ke mill. Di PLTU Rembang ada 5 coal feeder untuk tiap unit.
11. Coal Pulverizer
Gambar 3.12 dibawah ini merupakan gambar salah satu Pulverizer pada PLTU Rembang.
Pulverizer berfungsi untuk menggiling bongkahan batubara menjadi
serbuk halus agar lebih mudah bercampur dengan udara pembakaran didalam ketel sehingga proses pembakaran sempurna akan berlangsung lebih cepat. Di PLTU Rembang sendiri ada 5 unit pulverizer untuk tiap unitnya.
Penghalusan batubara dilakukan dengan pulverizer dengan tingkat ukuran kehalusan sampai dengan ukuran 200 mesh. 200 mesh adalah saringan dengan lubang sebanyak 200 perpanjang linier 1 inch atau 40000 lubang per-inchi2.
12. Seal Air Fan (SA FAN)
SA Fan berfungsi menghasilkan udara sebagai udara perapat yang
digunakan pada Coal Feeder, Mill Purverizer, supaya kondisi udara dalam
coal feeder dan coal pulverizer menjadi vacuum. Gambar 3.13 dibawah ini
merupakan gambar SA FAN pada PLTU Rembang.
Gambar 3.13. Seal Air Fan
3.2 Proses Pembakaran dan Flue Gas System
Proses pembakaran dan flue gas system dimulai batubara keluar dari coal
pulverizer sampai sisa debu pembakaran keluar dari stack menuju udara
atmosfer. Pertama-tama Batubara yang ditampung pada coal bunker keluar menuju coal feeder. Coal feeder berfungsi mengatur laju pemakaian batubara sebelum digerus oleh pulvurizer. Setelah digerus oleh pulvurizer, batubara yang berupa serbuk halus tersebut dibawa ke burner oleh primary air melalui pipa-pipa primary air heater. Saat awal proses pembakaran, batubara tidak langsung menjadi bahan bakar utama tetapi dipatik terlebih dahulu menggunakan high speed disel (HSD) yang dikeluarkan melalui oil gun.
Gambar 3.14. Susunan burner
Gambar 3.14 diatas merupakan gambar Susunan burner pada PLTU Rembang. Pada pembakaran juga dibutuhkan udara pembakaran (secondary air) yang berasal dari force draft fan dan ditampung sementara pada wind
box. Setelah proses pembakaran diatas 30% atau memiliki load 100MW,
maka HSD akan dimatikan mulai dari layer paling atas (layer E). Tiap proses pematian oil gun HSD tiap layer, dilakukan penyalaan burner batubara secara bersamaan dari layer yang paling bawah (layer A). Pada proses pembakaran tersebut burner diarahkan pada sudut tertentu sehingga dapat membentuk bola api (fire ball).
Sisa pembakaran batubara ada yang turun kebawah dinamakan bottom
ash, dan ada yang terbang mengikuti udara pembakaran disebut fly ash. Fly ash memiliki kandungan yang dapat membahayakan kesehatan, maka dari itu
digunakan electrostatic precipitator untuk menangkap fly ash. Setelah fly ash berkurang sekitar 98%, flue gas tersebut dibuang ke udara atmosfer melalui
stack atau chimney. Sedangkan untuk bottom ash yang turun ke bawah
diangkut menggunakan Submerger Scrapper Conveyor dan ditampung dalam
bottom ash cylo. Begitu juga dengan fly ash yang telah disaring atau
ditangkap menggunakan electrostatic precipitator akan ditampung pada fly
1. Burner batubara
Burner batubara berfungsi untuk mencampur serbuk batubara bertekanan
dengan udara pembakaran.
Gambar 3.15. Desain burner batubara
Gambar 3.15 ini merupakan gambar desain burner pada PLTU Rembang.. Dalam kondisi normal operasi, perlu diyakinkan adanya panas yang cukup di zona pembakaran untuk menyalakan semua bahan bakar yang masuk. PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dengan sistem pembakaran tipe tangensial memiliki 20 buah coal burner dengan rincian empat corner dan di masing-masing corner terdapat lima layer.
2. Oil burner
Boiler PLTU Rembang dengan tipe pembakaran tangential corner memiliki 3 layer oil burner dari 12 oil burner yang terpasang di system burner (4 corner). Gambar 3.16 merupakan gambar desain swirler pada PLTU Rembang.
Satu layer dipasang pada grup atas system burner (layer D dan E) sedangkan dua lainnya pada grup bawah (layer A, B, dan C). Saat Oil burner tidak beroperasi, burner ini berfungsi sebagai nozzle secondary air. Oil burner merupakan peralatan mekanis yang sederhana digunakan untuk mengkabutkan bahan bakar minyak HSD.
Oil burner digunakan untuk start up boiler dan penyetabil pembakaran saat beban rendah.Untuk penyalaan, digunakan high energy igniter, kemudian oil burner menyalakan primary air pulverized coal nozzle. Total jumlah penggunaan oil burner hanya sampai 30% BMCR (Boiler Maximum
Continuous Rate).
Sistem insert dan retract oil burner digerakkan dengan pneumatic
actuator. Seluruh burner dapat digerakkan naik dan turun dengan sudut ±30°.
3. Wind box
Wind box berfungsi untuk mendistribusikan udara pembakaran ke
masing-masing burner agar terjadi proses pembakaran yang sempurna.
Gambar 3.17. Wind box
Gambar 3.17 diatas ini merupakan gambar wind box pada PLTU Rembang. Udara pembakaran tersebut berasal dari force draft fan. Tiap unit memiliki dua wind box dimana masing-masing wind box mensuplai dua corner. Tiap wind box menyuplai dua corner, wind box akan mengikuti tren alur FD fan.
4. Primary Air Fan (PA Fan)
PLTU 1 Jateng Rembang memiliki 2 set PA Fan dengan kapasitas 2x50 %. PA Fan berfungsi untuk mensuplai udara primer (primary air) yang digunakan sebagai udara pengangkut serbuk batubara dari pulverizer/mill menuju burner untuk dibakar. Gambar 3.18 merupakan gambar PA Fan pada PLTU Rembang.
Gambar 3.18. PA Fan
Disamping sebagai sarana transportasi serbuk batubara, udara primer juga berfungsi untuk mengeringkan batubara didalam pulverizer. Oleh karena itu, sebelum menuju pulverizer udara primer terlebih dahulu melewati air
preheater. Di dalam air preheater udara dipanakan terlebih dahulu dengan
memanfaatkan panas dari gas buang.
5. Forced Draft Fan (FD Fan)
Gambar 3.19. ID Fan
Gambar 3.19 diatas merupakan gambar FD Fan pada PLTU Rembang. PLTU Rembang sendiri memiliki 2 FD Fan untuk tiap unitnya. FD Fan
berfungsi untuk menyediakan atau menghasilkan udara sekunder (secondary
air) yang digunakan sebagai udara pembakaran pada furnace di boiler.
6. Air Preheater
Rembang.Air preheater berfungsi untuk memanaskan udara dari PA Fan dan FD Fan untuk menghasilkan udara primer dan udara sekunder.
Gambar 3.20. Air Preheater
Gambar 3.20 diatas merupakan gambar air preheater pada PLTU Udara primer PA Fan digunakan untuk mensuplai udara ke pulverizer. Sedangkan udara sekunder FD Fan digunakan untuk mensuplai ke boiler sebagai udara utama ke boiler. Air preheater memanfaatkan media flue gas untuk memanaskan udara tersebut.
7. Electrostatic Precipitators (ESP)
Electrostatic Precipitators berfungsi menangkap debu sisa pembakaran
yang disebut dengan fly ash. Gambar 3.21 merupakan gambar ESP pada PLTU Rembang.
Fly ash yang berada pada Flue Gas melewati ESP yang selanjutnya diberi
muatan ion negatif oleh Discharge electrode (particle charging). Kemudian partikel fly ash tersebut dilewatkan ke Collecting Electrode (Elektroda kutub positif) yang menangkap fly ash / abu terbang (particle collecting). Collecting
Electrode digetarkan oleh rapper, fly ash yang menempel jatuh dan
terkumpul di hopper ESP. (transporting of collected materials).
8. Fly ash silo
Fly ash silo merupakan tempat penampungan sisa pembakaran berupa
serbuk-serbuk debu yang dapat dimanfaatkan campuran bahan baku semen.
Gambar 3.22. Fly ash cylo
Gambar 3.22 diatas merupakan gambar fly ash silo pada PLTU Rembang.
Fly ash ini merupakan sisa-sisa pembakaran batubara yang berupa debu dari economizer hopper, air preheater hopper, dan ESP.
9. Induced Draft Fan (ID Fan)
ID Fan berfungsi untuk mempertahankan pressure pada furnace boiler
supaya bernilai negatif.
.
Gambar 3.23 merupakan gambar salah satu ID Fan pada PLTU Rembang.
ID Fan menghisap gas hasil pembakaran batubara pada furnace menuju stack
dengan cara paksa oleh fan (ID Fan). Pada PLTU Rembang terdapat 2 ID
Fan untuk tiap unitnya.
10. Stack atau chimney
Stack atau chimney merupakan cerobong pembuangan flue gas setelah
dilakukan penyaringan pada ESP.
Gambar 3.24. Stack atau chimney
Gambar 3.24 diatas merupakan gambar Stack pada PLTU Rembang. Dalam bangunan stack terdapat pengukur kadar gas buang, antara lain NOx, CO, SO, O2, CO2, dan temperatur.
11. Submergerd Scrapper Conveyor
Submergerd Scrapper Conveyor atau yang biasa disebut SSC berfungsi
untuk memindahkan bottom ash pada bawah boiler menuju bottom ash silo.
Gambar 3.25.Submerged scrapper conveyor
Gambar 3.25 merupakan gambar SSC pada PLTU Rembang. Motor penggerak utama akan menggerakkan rantai yang terdapat scrapper untuk mengambil sisa pembakaran batubara pada dasar boiler (bottom hopper), yaitu bottom ash.
12. Bottom ash silo
Bottom ash silo merupakan tempat penampung sisa pembakaran batubara
yang bersifat berat.
Gambar 3.26. Bottom Ash Cylo
Gambar 3.26 merupakan gambar bottom ash silo pada PLTU Rembang. Material bottom ash ditampung pada kolam yang telah disediakan. Apabila sudah terkumpul dapat langsung dijatuhkan ke truk penampung untuk dikirim.
3.3 Siklus Air dan Uap
Siklus air dimulai pemompaan air laut oleh Sea Water Pump dan dimasukkan ke Desalt Evaporation yang berfungsi untuk mengubah menjadi air tawar dan ditampung dalam Feed Water Tank. Kemudian dialirkan menuju Demin Plant untuk dijadikan air murni dan menghilangkan kandungan mineral dan ditampung di Cool Condensate Storage Tank, dan kemudian air murni tersebut bersatu dengan air kondensat dalam hotwell. Setelah itu air mengalir dari Hotwell menuju Condensate Pump untuk dipompakan menuju LP heater (Low Pressure Heater) yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur air.
Dari LP heater, air memasuki Deaerator untuk diproses menghilangkan ion-ion oksigen dan lainnya. Dapat pula dikatakan deaerator memiliki fungsi untuk menghilangkan buble atau balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, temperatur air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Setelah pada kondensor, air dipompakan oleh boiler feed pump (BFP) menuju boiler. Air yang dipompakan harus memiliki tekanan tinggi sehingga dapat menghasilkan uap yang bertekanan tinggi pula. Sebelum memasuki boiler air mengalami beberapa proses pemanasan dengan alat high pressure heater (HP heater).
Setelah memasuki boiler dan terjadi proses pemanasan, maka air akan berubah menjadi uap. Uap uang dihasilkan pada proses awal ini memiliki kualitas yang rendah yaitu berupa uap jenuh yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin karena dapat menyebabkan sudu-sudu turbin terkikis. Untuk menghilangkan kadar air pada uap jenuh dan merubahnya menjadi uap kering agar dapat digunakan memutar turbin maka digunakan alat bernama superheater. Uap yang telah keluar turbin akan didinginkan dengan kondensor sehingga terjadi perubahan fasa dari uap menjadi air dan ditapung pada hot well.
1. Sea water pump (Pompa desalinasi)
Sea water pump atau pompa desalinasi digunakan untuk memompakan air
laut dari hasil filtrasi yang kemudian menuju chlorination plant dan akhirnya ke desalination plant.
Gambar 3.27 Sea water pump
Gambar 3.27 diatas merupakan gambar sea water pump pada PLTU Rembang. Chlorination plant sendiri adalah tempat pengolahan air untuk menghilangkan biota-biota laut dengan menambah zat chlorine, dimana zat chlorine tersebut didapatkan dari hasil reaksi kimia dengan penambahan arus listrik.
2. Desalination plant
Desalinationt plant adalah suatu tempat yang digunakan untuk pengolahan
air laut menjadi air tawar. Gambar 3.28 merupakan gambar desalination plant pada PLTU Rembang.
Pada PLTU 1 Jawa Tengah menggunakan proses multi effect distillation (MED) dan terdapat dua unit. Masing-masing plant terdiri dari lima separate
evaporator stage, dua final condenser, vaccum system, chemical dosing system (antiscale, antifoam, acid/ caustic untuk cleaning system), dan
peralatan untuk unit pemanas.
Air laut yang akan digunakan di MED plant harus ditreatment terlebih dahulu di sea water treatment plant untuk menghilangkan padatan dan kotoran. Air laut yang sudah dibersihkan kemudian ditransfer ke MED plant dengan sea water pump. Di MED plant, air laut didistribusikan ke dua unit
desalination yang terdiri dari beberapa tingkat dan masing-masing akan
diuapkan.
Dengan proses penguapan, garam-garam yang terlarut akan tertinggal sehingga uap yang timbul bebas dari garam. Uap air laut akan terkondensasikan di heat exchanger menjadi raw water yang selanjutnya disimpan dalam raw water tank dan didistribusikan ke WTP atau untuk kebutuhan lain di pembangkit listrik. Air laut dengan kadar garam tinggi kemudian dibuang ke laut. Media pemanas (steam) yang digunakan adalah medium pressure steam yang berasal dari auxiliary boiler (pada saat start up) dan dari turbin (pada saat normal operasi). Pada saat proses penguapan (evaporation) air laut, beberapa solids atau padatan akan tertinggal pada permukaan heat exchanger, dan dapat dihilangkan dengan proses acid
cleaning.
3. Demin plant atau water treatment plant (WTP)
Water treatment plant (WTP) berfungsi untuk memenuhi kualitas air
pengisi boiler setelah dilalukan penyulingan oleh desalination plant.
Gambar 3.29 merupakan gambar water treatment plant pada PLTU Rembang. Water treatment plant memiliki dua proses kerja yaitu inservice dan regenerasi. Proses inservice adalah proses pemurnian/demineralisasi air suling desalt (raw water). Dimana raw water diberi dengan resin-resin sehingga unsur anion akan diikat oleh resin anion dan unsur kation akan diikat oleh unsur kation. Sehingga raw water yang dihasilkan akan memiliki nilai conduct dibawah 1ms/cm. Proses inservice akan berhenti apabila sudah terjadi kejenuhan dimana nilai conduct mengenai batas limit yaitu 1 ms/cm. Proses regenerasi adalah proses mengembalikan/mengaktifkan kondisi resin anion dan resin kation yang telah jenuh akibat digunakan untuk proses pemurnian air. Adapun untuk regenerasi resin anion menggunakan bahan kimia NaOH, sedangkan untuk regenerasi resin kation digunakan bahan kimia HCl.
4. Cool condensate storage tank dan Hotwell
Cool condensater storage tank merupakan tempat pencampuran dari air
hasil kondensasi dan mark up water yang berupa air dari water treatment
plant (air demin). Sedangkan hotwell adalah tempat penampungan sementara
dari air kondensasi. Gambar 3.30 dibawah ini merupakan gambar cool
condensate storage tank pada PLTU Rembang.
Gambar 3.30.Cool Condensate Storage Tank
5. Circulating water pump
.Circulating water pump (CWP) sebagai bagian dari sistem pembangkitan pada PLTU berfungsi sebagai penyedia pasokan bagi air pendingin pada kondensor
Gambar 3.31. Circulating Water Pump
Gambar 3.31 merupakan gambar CWP pada PLTU Rembang. CWP pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang terdiri dari dua buah pompa (2 x 50%) untuk satu unit PLTU. Jadi total terdapat empat buah pompa CWP pada PLTU 2 x 300 MW. Jenis dari pompa ini menurut alirannya adalah tipe mixed flow. Aliran air dari pompa CWP merupakan aliran sirkulasi dari laut dan kembali ke laut. Suplai air diambil dari intake kanal yang kemudian dialirkan ke area CWP untuk kemudian dipompa. Air laut yang sudah dipompa akan menyuplai kondensor dan heat exchanger (sebelumnya melewati Sea Water
Booster Pump) yang kemudian alirannya kembali dialirkan ke laut. Pompa
CWP ini dilengkapi dengan peralatan pendukungnya berupa bar screen,
travelling screen, dan screen wash pump. Bar screen merupakan penyaring awal dari aliran air laut terhadap adanya kotoran terutama yang berdimensi besar. Setelah bar screen terdapat travelling screen yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang lebih kecil yang tidak terjebak pada
bar screen. Travelling screen terdiri dari motor penggerak, yang dihubungkan
dengan rantai untuk memutar travelling screen. Travelling screen terdiri dari basket-basket dengan kawat mesh yang berputar untuk menyaring sampah yang terbawa air laut. Sampah yang menempel ini kemudian di semprot dengan spray air laut yang di pompa oleh screen wash pump. Tekanan aliran
screen wash pump sebesar 7 Kg/cm2 untuk medorong sampah dari kawat
saring ke saluran buangan.
6. Deaerator
Deaerator adalah alat yang digunakan untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan kadar gas O2 dari air pengisi. Deaerator juga berfungsi
sebagai pemanas kontak langsung dengan air pengisi. Karena didalam
deaerator uap dan air pengisi sama-sama disemprotkan didalam dearator.
Gambar 3.32. Deaerator PLTU Rembang
Gambar 3.32 merupakan gambar deaerator pada PLTU Rembang. Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas tersebut bergerak dengan cepat kebagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir. Uap yang digunakan adalah uap yang berasal dari ekstraksi uap
intermediet pressure turbin.
7. Low Pressure Heater (LPH) dan High Pressure Heater (HPH)
Heater sendiri ada dua yaitu Low Pessure Heater (LPH) dan High Pessure Heater (HPH). Gambar 3.33 merupakan gambar heater pada PLTU
Rembang.
Low Pessure Heater (LPH) adalah pemanas awal air pengisi sebelum
masuk ke deaerator . Media pemanasannya adalah uap yang diambil dari low
pressure turbine (LP turbine ). Di PLTU 1 Rembang Jawa Tengah
menggunakan 4 low pressure heater yaitu LPH #8, LPH #7, LPH #6, LPH#5. Sedangkan untuk high pressure heater adalah alat pemanas kedua air pengisi boiler dari deaerator setelah LP heater .
Prinsip kerja HPH sama dengan LPH, yang membedakan adalah tekanan kerja yang digunakan. Pada LPH uap yang digunakan berasal dari ekstraksi uap low pressure turbine, sedangkan pada HPH uap yang digunakan berasal dari ekstraksi uap high pressure turbine dan intermediet pressure turbine. Pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang terdapat tiga buah HPH dan disusun secara seri berdasarkan aliran air untuk mengisi boiler.
8. Boiler
Boiler adalah alat yang digunakan untuk menguapkan air pengisi sehingga terjadi perubahan fasa, dari fasa cair menjadi uap basah. Uap basah yang dihasilkan akan mengalami pemanasan lanjut menjadi fasa superheated (uap kering) dengan komponen boiler yang dinamakan superheater. Fasa superheated tersebut yang digunakan untuk memutar turbin.
Gambar 3.34 merupakan boiler pada PLTU Rembang . Jenis boiler yang digunakan pada PLTU 1 Jawa Tengah Rembang berjenis water in tube (air dalam pipa) dan memiliki 9 lantai, dengan kapasitas uap yang dihasilkan maksimal 1025 ton/jam pada tiap unit
Boiler PLTU 1 Jawa Tengah Rembang memiliki beberapa komponen yaitu
economizer, steam drum, superheater, dan reheater. Masing-masing
komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda dalam proses perubahan fasa atau siklus uap dan air. Economizer berfungsi sebagai pemanas sebelum memasuki steam drum, economizer terletak pada bagian boler paling akhir sebelum ESP. Pada steam drum akan terjadi pemisahan fasa antara uap basah dan air. Air yang belum menjadi uap akan turun dan dipanaskan kembali dengan tube wall yang terletak pada furnance. Sedangkan uap basah akan dipanaskan kembali oleh low temperatur superheater, rear superheater, dan
final superheater sehingga menjadi uap kering. Uap kering tersebut
memasuki high pressure turbine dan uap keluaran high pressure turbine dipanaskan kembali oleh reheater, dan menuju intermediet pressure turbine dan low termperatur turbine.
Tabel 3.1 Spesifikasi boiler
Beban 300 MW
Main Steam Flow 837,7 ton/jam Main Steam Pressure 16,1 MPa Main Steam Temperature 539 oC Reheat Pressure 3,4 MPa Reheat Temperature 538,2 oC Feed Water Temperature 280 oC
Coal Rate Max 170 ton/jam (B-MRC) Burner system 20 Corner Burners Boiler Efficiency 82,27 %
9. Turbin
Turbin merupakan salah satu komponen utama dalam siklus pembangkitan. Turbin berfungsi sebagai konversi energi termal pada uap menjadi energi kinetik (gerak). Turbin memiliki cara kerja dengan merubah energi termal uap menjadi kinetik dengan melewatkan uap melalui nozzle,
sehingga memiliki kecepatan tinggi. Uap tersebut diarahkan ke sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan putaran poros turbin.
Gambar 3.35 Turbin pada PLTU
Gambar 3.35 diatas merupakan gambar turbin tampak dari luar. Pada PLTU 1 Jawa Tengah terdapat tiga jenis turbin yang terangkai dalam satu sistem, yaitu High pressure turbine, intermediet pressure turbine, dan low pressure turbine.
10. Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengondensasikan uap (merubah uap menjadi cair) dari LP Turbine. Gambar 3.36 dibawah ini merupakan gambar kondensor pada salah satu unit di PLTU Rembang.