• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP) PENYUSUNAN PETA PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN KABUPATEN MUKOMUKO SKALA 1: BERDASARKAN AEZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN (ROPP) PENYUSUNAN PETA PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN KABUPATEN MUKOMUKO SKALA 1: BERDASARKAN AEZ"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN

(ROPP)

PENYUSUNAN PETA PEWILAYAHAN KOMODITAS

PERTANIAN KABUPATEN MUKOMUKO SKALA

1:50.000 BERDASARKAN AEZ

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

DEPARTEMEN PERTANIAN

2014

(2)

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN

(ROPP)

PENYUSUNAN PETA PEWILAYAHAN KOMODITAS

PERTANIAN KABUPATEN MUKOMUKO SKALA

1:50.000 BERDASARKAN AEZ

Oleh :

HAMDAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2014

(3)

RENCANA OPERASIONAL PENGKAJIAN PERTANIAN Nomor : 26/1801.013/011/ROPP/2014 1. JUDUL RPTP : Pemetaan /AEZ

2. SUMBER DANA : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2014

3. PROGRAM : Pengkajian Teknologi Inovatif Spesifik Lokasi dan Agribisnis Unggulan Daerah

a. Komoditas :Multi Komoditas

b. Bidang Riset :

c. Jenis Kegiatan : -

c. Status kegiatan : Baru

4. JUDUL KEGIATAN : Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten

Mukomuko Skala 1:50.000 berdasarkan AEZ

5. LOKASI KEGIATAN : Provinsi Bengkulu

Kata Kunci : Pewilayahan, peta, lahan, komoditas, Mukomuko

6. PENELITI YANG TERLIBAT

a. Peneliti : 4 Orang

b. Teknisi : 1 Orang

7. TUJUAN

Melakukan identifikasi dan karakterisasi sumberdaya lahan di Kabupaten Mukomuko yang tersusun dalam database kondisi biofisik, kimia, dan sosial ekonomi wilayah berupa peta satuan lahan dan perwilayahan komoditas pertanian skala 1: 50.000, sebagai dasar perencanaan dan bahan pertimbangan pengambil kebijakan dalam menentukan arah pengembangan dan pembangunan sektor pertanian.

8. LATAR BELAKANG

Sektor pertanian merupakan pengerak utama pembangunan di wilayah Provinsi Bengkulu. Share Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian atas dasar harga berlaku dalam 10 tahun terakhir mencapai 33%, tahun 2002 sebesar Rp 2,02 triliun dan tahun 2011 naik menjadi Rp 5,95 triliun dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 11,39% per tahun. Subsektor tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar dengan nilai mencapai Rp 3,71 triliun (62,38%) diikuti

(4)

subsektor sebesar Rp 1,58 triliun (26,60%), dan subsektor peternakan sebesar Rp 0,65 triliun (11,02%). Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2011 menunjukkan mayoritas penduduk Bengkulu berusia 15 tahun keatas bekerja di sektor pertanian (52.24%) (BPS 2011).

Pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu dihadapkan pada kendala terbatasnya ketersediaan data/informasi sumberdaya lahan pada skala operasional. Kalaupun ada data/informasi tersebut keberadaannya tersebar di berbagai instansi/swasta dan belum terbasis data kan (data base) secara baik. Dengan demikian konstribusi data/informasi sumberdaya lahan tersebut untuk perencanaan belum optimal. Di lain pihak data/informasi sumberdaya lahan pada skala operasional yang terformat dalam database dapat menghasilkan berbagai informasi turunan (peta tanah, potensi lahan, peta pewilayahan komoditas, status hara,...dll) yang sangat berguna dalam perencanaan pengembangan pertanian.

Agro Ecological Zone (AEZ) merupakan salah satu cara untuk menentukan alternatif penggunaan lahan yang didasarkan pada kondisi sumberdaya alam dengan parameter biofisik seperti fisiografi, elevasi, kelerengan, jenis tanah, drainase, suhu dan kelembaban. Penelitian aspek biofisik yang dikombinasikan dengan aspek sosial ekonomi dan budaya, diharapkan mampu menciptakan pembangunan sistem agribisnis yang dinamis dengan memanfaatkan sumberdaya lahan secara optimal dan berkelanjutan.

Peta AEZ skala 1:250.000 yang telah disusun oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, penggunaannya terbatas pada tingkat provinsi untuk perencanaan pengembangan pertanian. Agar terjaga kesinambungan dalam perencanaan pengembangan pertanian, data/informasi sumberdaya lahan yang dikemas dalam produk AEZ skala 1:250.000 tersebut perlu dijabarkan ke dalam skala yang lebih detil untuk perencanaan pengembangan pertanian yang lebih operasional, yaitu dengan penyusunan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1 :50.000.

BPTP Bengkulu mulai tahun 2002 sudah melaksanakan pemetaan satuan lahan dan pewilayahan komoditas tingkat kecamatan, yaitu Kecamatan Arga Makmur dan Padang Jaya (Kabupaten Bengkulu Utara), Curup, Bermani Ulu dan Selupu Rejang (Kabupaten Rejang Lebong), Manna dan Seginim (Kabupaten Bengkulu Selatan) (Gunawan, at al. 2004). Selanjutnya, peta satuan lahan serta pewilayahan Kabupaten Bengkulu Tengah Skala 1:50.000 (Hamdan, et al. 2013).

(5)

9. DASAR PERTIMBANGAN

Berdasarkan kondisi sumberdaya lahan yang ada, dapat dikatakan bahwa eksistensi pertanian di Propinsi Bengkulu relatif terbatas dimana dari luas provinsi 1.978.870 ha, hanya 1.000.913 ha (51,58%) yang dapat digolongkan sebagai kawasan budidaya, sedangkan selebihnya merupakan kawasan hutan dengan topografi bergelombang hingga berbukit dan bergunung. Untuk itu, dalam pengembangan usaha pertanian dikaitkan dengan kondisi di atas, diperlukan kebijakan yang mengarah kepada terwujudnya optimalisasi penggunaan lahan, usaha intesifikasi pertanian dan penggunaan komoditas unggulan atau spesifik lokasi pada lahan-lahan yang telah dimanfaatkan (Manti dan Winardi, 2001).

Kabupaten Mukomuko memiliki potensi sumberdaya lahan yang cukup luas yang sebagian besar belum dimanfaatkan secara optimal, untuk itu data/informasi sumberdaya lahan tersebut mutlak diperlukan dalam penyusunan program pengembangan pertanian berbasis sumberdaya lahan agar terjaga kesinambungan produksi dan produktivitas serta kelestarian lingkungannya. Kesinambungan produksi dan produktivitas tersebut pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan petani khususnya dan PDRB pada umumnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun anggaran 2014 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu akan melakukan kegiatan pemetaan komoditas pertanian unggulan berdasarkan zona agro ekologi di Kabupaten Mukomuko. Data/informasi sumberdaya lahan skala 1:50.000 tersebut, mendesak diperlukan untuk mengetahui wilayah potensial yang bisa dikembangkan untuk budidaya pertanian, penyusunan pewilayahan komoditas pertanian unggulan dan meramu alternatif teknologi pengelolaan lahan pertanian sesuai daya dukung lahan, mendukung kegiatan penelitian dan pengkajian BPTP Bengkulu, dan mendukung program Propinsi Bengkulu dalam pengembangan kawasan sentra produksi dan agribisnis.

10. PERKIRAAN KELUARAN

a. Karakteristik dan potensi sumberdaya lahan dalam bentuk peta satuan lahan Kabupaten Mukomuko.

b. Peta kesesuaian lahan dan peta pewilayahan komoditas pertanian unggulan di Kabupaten Mukomuko.

(6)

11. METODOLOGI a. Lokasi

Pemilihan lokasi daerah kegiatan didasarkan atas tersedianya baik data spasial dalam wujud peta dasar (peta rupa bumi), citra satelit, peta pendukung lainnya maupun dalam bentuk basis data sumberdaya lahan. Kegiatan ini akan dilaksanakan di seluruh Kabupaten Mukomuko dari bulan Januari 2014 sampai Desember 2014.

b. Prosedur Kegiatan

Prosedur penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian terdiri dari empat tahapan kegiatan meliputi :

1. Penyiapan data 2. Penyiapan peralatan

3. Penyusunan peta satuan lahan 4. Identifikasi lahan

5. Evaluasi lahan 6. Verifikasi lapangan

7. Penyusunan peta pewilayahan komoditas

1. Penyiapan data

Untuk kegiatan ini diperlukan beberapa data dan bahan yang terdiri dari data spasial dan data tabular atau basis data tanah, data iklim, citra satelit, dan sosial ekonomi.

1.1. Data Spasial

- Peta dasar yang terdiri dari Peta Topografi/Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1 : 50.000, peta administrasi skala 1 : 50.000 Kabupaten Mukomuko - Citra satelit Lansat 7 ETM+ Kabupaten Mukomuko

- Peta tematik yang terdiri dari peta tanah, peta observasi, dan penggunaan lahan

- Peta pendukung yang terdiri dari peta-peta yang tersedia seperti peta AEZ, peta tanah tinjau, peta arahan tata ruang pertanian dan peta arahan pengggunaan lahan, masing-masing skala 1 : 250.000

(7)

1.2. Basis Data Tanah

Basis data tanah yang dikumpulkan terdiri dari basis data morfologi tanah atau Site and Horizon (SH), basis data hasil analisa kimia tanah (SSA), dan basis data satuan peta tanah (MU). Ketiga jenis data tersebut akan digunakan untuk penilaian kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas berdasarkan AEZ di Kabupaten Mukomuko.

1.3. Data Iklim

Data iklim yang diperlukan berupa data curah hujan, temperatur, kecepatan angin, lama penyinaran, dan kelembaban udara. Data tersebut digunakan untuk penilaian kesesuaian lahan.

2. Persiapan Peralatan

Untuk memperlancar proses penelitian, diperlukan beberapa peralatan (seperangkat komputer dan peralatan lapang) yang harus disediakan dengan spesifikasi sebagai berikut :

1.1. Komputer

- Hardware, Personal Computer/Desktop, Printer Deskjet Colour

- Software, Sistem operasi windows xp, Windows 7, ArcView 3,2, Global mapper 9, SAGA 2.0.8, Mapsource 6163, dan Google Earth

1.2. Peralatan lapang

Peralatan observasi tanah di lapangan minimal bor tanah (mineral), pisau lapang, Muncell Soil Colour Chart, pH trough, kompas, abney level, altimeter dan loupe. Diperlukan juga form isian untuk pengamatan tanah dilapangan dan petunjuk pengisiannya.

3. Penyusunan Peta Satuan Lahan

Proses identifikasi lahan dilakukan untuk penyusunan peta satuan lahan dengan tahapan sebagai berikut:

- Penyusunan peta kountur dan peta lerang dengan software SAGA 2.0.8

- Melakukan perbaikan (smooting) deliniasi peta satuan lahan skala 1:250.000 Kabupaten Mukomuko dengan software Arcview 3.2.

(8)

- Deliniasi (penarikan batas zona) poligon satuan lahan dengan overlay peta kountur dan peta lereng, proses ini menghasilkan landform baru dengan pembatas kelerengan 0-1% (f), 1-3% (n), 3-8% (u), 8-15% (r), 15-25% (c), 25-40% (h), dan >40% (m).

- Pemberian simbol baru pada landform, misalnya Af 1122-f. A merupakan grup landform aluvial, f adalah litologi (adalah deskripsi batuan pada singkapan berdasarkan karakteristiknya, seperti: warna, komposisi mineral dan ukuran butir), 1122 adalah landform rawa belakang sungai meander, dan f adalah kelerengan landform.

- Overlay peta satuan lahan yang telah didetilkan dengan peta RBI untuk melengkapi peta jalan, sungai dan nama sungai, badan air, nama daerah. - Pencetakan peta satuan lahan sementara skala 1:50.000 untuk proses

identifikasi lahan.

4. Identifikasi lahan

Peta satuan lahan skala 1:50.000 dijadikan peta dasar dalam identifikasi lahan di lapangan. Pengamatan biofisik lahan dan lingkungannya dilakukan secara transek yang mewakili beberapa satuan lahan, diantaranya:

- Pengamatan sifat morfologi tanah di lapang dilakukan dengan pembuatan minipit dengan kedalaman 60 cm, antara lain kedalaman tanah, warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, drainase, pH tanah, sementasi (batuan/padas), konsentrasi bahan kasar atau fragmen batuan, dan perakaran tanaman. - Pengambilan contoh tanah dilaksanakan pada setiap satuan lahan pada

kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm.

- Analisis tanah di laboratorium, terdiri dari sifat-sifat fisika dan kimia tanah berupa tekstur, kandungan bahan organik (C organik, N total dan C/N), reaksi tanah (pH), kandungan P dan K potensial, P dan K tersedia, retensi P, basa-basa dapat tukar (Ca, Mg, K dan Na), kapasitas tukar kation (KTK), kejenuhan basa (KB), dan kejenuhan Al.

- Data hasil analisis tanah digunakan untuk memperbaiki klasifikasi tanah, evaluasi kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian.

(9)

5. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Rangkaian kegiatan evaluasi lahan dilaksanakan secara terkomputerisasi. Penyiapan data untuk keperluan evaluasi lahan dilakukan dengan menggunakan program mediator yaitu SPKL 1.0 (Sistem Penilaian Kesesuaian Lahan) yang berisi database kriteria syarat tumbuh tanaman. Data-data yang digunakan adalah data iklim, data sifak fisika dan kimia tanah, dan data usahatani komoditas eksisting dalam bentuk NPV untuk tanaman tahunan dan BC ratio untuk tanaman semusim. Tahapan penyusunan evaluasi lahan adalah sebagai berikut :

- Entry data ke karakteritik lahan pada program SPKL 1.0

- Entry data kriteria syarat tumbuh tanaman untuk komoditas yang belum ada dalam database SPKL 1.0

- Penilaian kesesuaian lahan

- Input data hasil evaluasi kesesuai lahan masing-masing komoditas berdasarkan satuan lahan kedalam tabel data program Arcview 3.2. untuk draf peta pewilayahan komoditas

- Overlay draf peta pewilayahan komoditas dengan peta RBI, Peta Kawasan, Kawasan kebijakan daerah untuk penyusunan peta pewilayahan komoditas.

6. Verifikasi Lapangan

Hasil penilaian evaluasi lahan baik berupa data tabular maupun peta kesesuaian lahan masing-masing komoditas perlu diverifikasi dan validasi di lapangan. Parameter-parameter tanah yang menjadi faktor pembatas dalam evaluasi lahan perlu diperhatikan seperti kondisi terrain (lereng, torehan, keadaan batuan di permukaan dan kemungkinan bahaya banjir); media perakaran (kedalaman efektif, tekstur, drainase, struktur tanah, density dan kemasakan tanah), dan beberapa sifat fisik tanah yaitu reaksi tanah, adanya bahaya sulfidik, dan kandungan bahan organic. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara data yang ada dengan kenyataan di lapangan, maka data tersebut perlu dilakukan perbaikan.

(10)

7. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas

Untuk menyusun peta pewilayahan komoditas diperlukan empat jenis data utama yaitu : (1) data hasil evaluasi lahan, (2) data peluang investasi, (3) peta kawasan, dan (4) data prioritas tanaman. Selain itu data penggunaan lahan saat ini (present land use) diperlukan juga sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam pewilayahan komoditas. Data-data tersebut diperlukan untuk memperoleh pewilayahan komoditas pertanian yang sesuai secara fisik dan layak dikembangkan secara ekonomi. Hasil penyusunan peta pewilayahan komoditas disajikan dalam bentuk peta yang dilengkapi dengan legenda dan naskah laporannya.

8. Sosialisasi Hasil Pewilayahan Komoditas

Hasil pewilayahan komoditas disajikan dalam bentuk peta tematik melalui sistem informasi geografis. Sosialisasi peta informasi data potensi lahan pertanian dan perkebunan tersebut akan dilakukan berkerja sama dengan pemerintah Kabupaten Mukomuko. Peta Pewilayahan Komoditas akan diekspose di hadapan Bupati Mukomuko, Bappeda, dan dinas serta instansi terkait. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk menyebarluaskan informasi sumberdaya lahan dan arahan pengembangan komoditas pertanian spesifik lokasi dalam bentuk peta pewilayahan komoditas pertanian skala 1:50.000.

c. Lingkup dan Rencana Kegiatan

Kegiatan ini diawali dengan pengadaan bahan dan interpretasi citra satelit, peta rupa bumi, dan peta pendukung lainnya, sehingga tersusun peta satuan lahan sementara. Peta satuan lahan tersebut digunakan sebagai peta dasar untuk identifikasi lahan dan pengambilan contoh tanah di lapangan. Identifikasi dan pengamatan, serta pengambilan contoh tanah. Contoh tanah yang diambil secara menyebar pada masing-masing satuan tanah dan dianalisis di laboratorium. Pengamatan tanah di lapangan dan hasil analisis tanah digunakan untuk penyusunan peta satuan lahan, evaluasi kesesuaian lahan dan penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian pada skala 1:50.000.

(11)

12. RENCANA OPERASIONAL

NO URAIAN KEGIATAN BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Persiapan awal: a. RPTP, seminar, ROPP, juknisdll. b. Desk study 2. Persiapan kegiatan lapangan: a. Penyiapan peralatan b. Penyiapan peta dasar

dan peta analisis

3. Kegiatan lapangan:

a. Pengumpulan data tanah b. Pengumpulan data iklim c. Pengumpulan data

pertanian, dll.)

4. Analisis data dan penyusunan peta: a. Analisis sampel tanah b. Penyusunan peta

evaluasi lahan (peta satuan tanah) c. Penyusunan peta pewilayahan komoditas, dll. 5. Sosialisasi hasil/ekspose 6. Pelaporan

(12)

13. DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu.

Gunawan, A. Darmadi, Azmi, A. Ishak. 2004. Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Zona Agroekologi di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

Hamdan, I.C. Siagian, A. Darmadi, Bahagia, dan Suardi. Laporan Akhir Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian Kabupaten Mukomuko Skala 1:50.000. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

Jalid, N., D.W. Astuti, S.D. Daliani, A. Damiri, Supriyanto dan D. Rasuul, 1999. Laporan Akhir Analisis Zona Agroekologi Kabupaten Bengkulu Utara. IPPTP. Bengkulu. Manti, I. dan Winardi, 2001. Menelaah Potensi Daerah Pembanguna Pertanian

Bengkulu. Disampaikan Dalam Seminar Prospektif Pembangunan Pertanian Bengkulu dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Fakultas Pertanian UNIB, 27-28 Maret 2001. Bengkulu.

Sudaryanto, T. dan N. Syafa’at. 2000. Prosfektif Sektor Pertanian dan Peranan Kegiatan ZAE dalam Pengembangan Sistem Usaha Pertanian Komoditas Unggulan. Hal 21-40 dalam Prosiding Pemberdayaan Potensi Regional melalui Pendekatan Zone Agroekolog menunjang Gema Prima. Mataram, 8-9 Maret 1999.

Winardi, D.W Astuti, S.S Rambe, Ardimar, Shoffahayati, A. Syaputra, D.Rasul, Afrizon, Afrizal, V. Mahmelia dan Yusril, 2000a. Laporan Analisis Zona Agroekologi Kabupaten Bengkulu Selatan. IPPTP Bengkulu.

Winardi, D.W Astuti, S.S Rambe, U.P Astuti, A. Syaputra, Afrizal, 2000b. Laporan Analisis Zona Agroekologi Kabupaten Bengkulu Utara. IPPTP Bengkulu.

Winardi, I. Manti, D. Rasul, Afrizal, S.S Rambe dan Z. Effendi, 2001. Analisis Zona Agroekologi Propinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu.

(13)

14. ORGANISASI PELAKSANA

No. Nama/NIP Jabatan Keahlian Bidang Pelaksana Fungsional

1. Hamdan, SP, M.Si

19970621 200212 1 001 Penanggung jawab Pertama Peneliti Pertanian Sosek 2. Agus Darmadi, SP

197108051998031002 anggota Peneliti Umum Agronomi 3. Irma Calista, A.Md, ST.

198107162005012002 anggota Pertama Peneliti Analis 4. Herlena Bidi Astuti, SP

19791102 200912 2 002 anggota Calon peneliti Pertanian Sosek 5. Bahagia, A.Md

19620101 198603 1 004 anggota Teknisi Peternakan

15. URAIAN TUGAS

Nama Uraian Tugas

Hamdan, SP,M.Si - Bertanggung jawab atas kegiatan pengkajian - Membuat ROPP, Juknis dan renc. pertemuan Tim - Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pengkajian - Melakukan koordinasi Tim dan pihak terkait - Melakukan keg.sosialisasi, dan pertemuan - Mengkoordinir pelaksanaan/permasalahan

kegiatan

- Koordinasi dan konsultasi kebijakan di luar Provinsi.

- Pengolahan dan analisis data /pelaporan keg. Agus Darmadi, SP - Membantu merencanakan desain teknis kajian

- Koordinasi dan identifikasi masalah kegiatan - Membantu penyusunan metoda analisis kegiatan - Melakukan analisis dampak dan rencana tindak - Membantu analisis data dan evaluasi hasil kajian Irma Calista, A.Md, ST - Mempersiapkan bahan dan alat survei

- Mengumpulkan data biofisik tanah terkait penyusunan peta

- Melakukan survei dan analisis data

- Menyiapkan/ menyusun bahan pelaporan Herlena Bidi Astuti, SP - Mempersiapkan rencana pelaksanaan kegiatan

- Membantu menyusun kuesioner data skunder - Membantu pelaksanaan survei dan desk study Bahagia, A.Md - Mempersiapan administrasi bahan kegiatan

- Mengoordinasikan persiapan kegiatan pada Tim - Membuat dan menyelesaiakan administrasi

penggunaan biaya pengkajian

(14)

16. LEMBAR PENGESAHAN

Penanggung Jawab ROPP,

Hamdan, SP.M.Si NIP. 19772106 200212 1 001

MENYETUJUI:

Penanggung Jawab RPTP, Koordinator Program,

Hamdan, SP.M.Si Wahyu Wibawa, MP., Ph.D

NIP. 19772106 200212 1 001 NIP. 19690427 199803 1 001 MENGETAHUI:

Kepala BPTP Bengkulu,

Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002

(15)

17. ANALISIS RESIKO

Analisis resiko dalam pengkajian sangat diperlukan, agar dapat mengantisipasi berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian, kemudian apa penyebab dan dampaknya. Untuk itu perlu disusun daftar resiko, strategi dan cara penanganannya baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 1). Tabel 1. Risiko, penyebab, dan dampaknya terhadap pelaksanaan pengkajian

penyusunan peta pewilayahan komoditas pertanian Kabupaten Mukomuko Tahun 2014

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Dokumentasi

kegiatan sebelumnya tidak lengkap

Pelaksanaan kegiatan sebagian besar dilakukan peneliti diluar BPTP

Keterlambatan penyusunan dokumen awal dan

pelaksanaan kegiatan 2. Data potensi daerah

tidak tersedia Database belum tersusun karena daerah pemekaran

Gambaran umum wilayah tidak dapat ditampilkan secara detail

3. Alat dan bahan pengkajian tidak tersedia

Kegiatan sejenis umumnya dilakukan BBSDLP

Kegiatan baru dapat dilaksanakan setelah ada supervise dari BBSDLP 4. Peta dasar, peta

tematik, dan peta pendukung tidak tersedia

Database belum tersusun dan belum pernah

dilakukan pemetaan

Keterlambatan dan pelaksanaan kegiatan

Tabel 2. Risiko, penyebab, dan Penanganannya dlam pelaksanaan pengkajian penyusunan pewilayahan komoditas pertanian Kabupaten Mukomuko Tahun 2014

No. Risiko Penyebab Penanganan risiko

1. Dokumentasi kegiatan sebelumnya tidak lengkap Pelaksanaan kegiatan sebagian besar

dilakukan peneliti diluar BPTP

Koordinasi dengan peneliti pelaksana tahun sebelumnya dan BSDLP serta Balitklimat 2. Data potensi

daerah tidak tersedia

Database belum

tersusun karena daerah pemekaran

Kolektif data dari kabupaten induk dan provinsi

3. Alat dan bahan pengkajian tidak tersedia

Kegiatan sejenis umumnya dilakukan BBSDLP

Melakukan pengumpulan data yang dapat dikerjakan tanpa supervise BBSDLP

4. Peta dasar, peta tematik, dan peta pendukung tidak tersedia

Database belum tersusun dan belum pernah dilakukan pemetaan

Koordinasi dengan pihak terkait kepemilikan peta pendukung yang dibutuhkan

Gambar

Tabel 1. Risiko,  penyebab,  dan  dampaknya  terhadap  pelaksanaan  pengkajian  penyusunan  peta  pewilayahan  komoditas  pertanian  Kabupaten  Mukomuko  Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Persediaan Stok Material Pemasangan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan media audio visual dengan media animasi menggunakan studi komparasi model probing-prompting learning

Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengetahui bahwa biloks senyawa netral sama dengan nol, namun siswa belum memahami hubungan antara konsep bilangan oksidasi dengan

Anggaran yuran keseluruhan program akademik KUIS dan juga anggaran jumlah pinjaman PTPTN (untuk Warganegara Malaysia sahaja) atau Tabung Tajaan Khas KUIS (TKK) dalam

Perusahaan mengharapkan agar hasil operasionalnya untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2014 pada umumnya sejalan dengan tren-tren yang dibahas pada

Oleh sebab itu, untuk menghindari kesalahan hasil evaluasi dosis karena terjadinya pemudaran pada TLD, maka pembacaan intensitas TL pada TLD untuk kalibrasi perlu penundaan

Tidak kalah pentingnya promosi juga diperlukan dalam bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau mengingatkan

Komposisi Kendaraan pada Hari Sabtu periode waktu siang hari untuk kandaran tipe MC paling tinggi terdapat pada titik pengamatan V4 yaitu arah Jalan Lingkar