• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lalu apa saja ciri-ciri sifat Hedonic Consumption? Ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lalu apa saja ciri-ciri sifat Hedonic Consumption? Ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut :"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

apa itu hedonisme?

Hedonisme secara etimologi berasal dari kata tunggal bahasa Yunani yaitu Hedone, yang dapat diartikan sebagai nikmat atau kenikmatan. Hedonisme, muncul kira-kira 400 SM dengan madzhabnya yang bernama Tyrene. Sedangkan perintis dari faham hedonisme adalah Epicurus.

Aristippus (395 SM) mengajarkan bahwa kesenangan merupakan satu-satunya yang ingin dicari manusia. Kesenangan didapat langsung dari pancaindera. Orang yang bijaksana selalu mengusahakan kesenangan sebanyak-banyaknya, sebab kesakitan adalah suatu pengalaman yang yang tidak menyenangkan.

Epicurus (341-270 SM) mengajarkan bahwa kesenangan tetap menjadi sumber norma, tidak adanya rasa sakit dalam badan dan tidak adanya kesulitan kejiwaan. Jadi bukan sekedar makan minum enak, bukan pula kesenangan seksual tetapi lebih banyak mencari argumen yang menghilangkan segala kerisauan jiwa. Epicurus menetapkan bahwa puncak hedone adalah ketenangan jiwa. Jiwa dapat meninjau kembali peristiwa-peristiwa yang

menyenangkan. Jiwa dapat mengatasi keterbatasan jasmani manusia. Hal ini berarti

kesenangan tidak sekedar meliputi kesenangan jasmaniah semata-mata, karena sesuatu yang berlebihan akan menimbulkan efek negatif. Terlampau mengejar nilai-nilai kesenangan seperti uang, kehormatan, kekuasaan, tidak akan menimbulkan kepuasan jiwa. Epicurisme merupakan bentuk hedonisme yang bercorak eudaimonistik.

Menurut wikipedia, “Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa

kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu

menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalanani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham ini lah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang

menyatakan,"Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati."

Para Hedonis berpendapat bahwa ukuran dari makmur atau tidaknya suatu kehidupan, bahagia atau tidaknya suatu kehidupan seorang manusia, hanya dapat diidentifikasi dengan

kesenangan materi semata. Mereka ingin memenuhi keakuannya untuk mendapatkan kenikmatan. Apapun akan mereka lakukan untuk mengejar kenikmatan tersebut tanpa adanyarasa putus asa. Bagi penulis, itulah yang menjadi aspek positif atau nilai jual tinggi terhadap Hedonisme. Yaitu memiliki semangat kerja yang tinggi dan etos kerjanya yang tinggi.

Menurut para penganut Hedonisme, orang bijaksana akan berusaha sedapat mungkin untuk terlepas dari keinginan di luar darinya. Dengan cara ini orang dapat mencapai suatu puncak

(2)

kesenangan yang bernama Ataraxia. Ataraxia adalah kesenangan jiwa/individu yang betul-betul terlepas dari ikatan orang lain. Yang dimaksud ikatan dalam orientasinya banyak diartikan sebagai gangguan.

Segala sesuatu tidak akan terlepas dari adanya baik dan buruk, kalau dalam penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa semangat kerja yang tinggi dan etos kerja yang tinggi menjadi aspek positif terhadap Hedonisme, maka Hedonisme juga memiliki asperk negatif. Aspek negatifnya adalah dihindarinya segala sesuatu yang dapat memicu untuk menimbulkan rasa yang kedepannya menghasilkan atau mengarah kepada pengurangan kenikmatan atau rasa sakit. Serasa mereka para penganut Hedonisme ingin lari dari kesusahan.

Lalu apa saja ciri-ciri sifat Hedonic Consumption? Ciri-ciri itu diantaranya sebagai berikut :

• Memiliki pandangan gaya instan, melihat sesuatu perolehan harta dari hasil akhir bukan proses untuk membuat hasil akhir. Hal ini membawa ke arah sikap selanjutnya yaitu, melakukan rasionalisasi atau pembenaran dalam memenuhi kesenangan

tersebut. Pembenaran yang dimaksud tentunya membenarkan diri untuk melanggar kaidah etika dan hukum yang telah ditentukan termasuk juga melanggar prinsip hidup sendiri dalam memperoleh harta.

• Menjadi pengejar modernitas fisik. Orang tersebut berpandangan bahwa memiliki barang- barang berteknologi tinggi adalah kebanggaan. Sehingga hal tersebut harus diwujudkan dalam hidup. Memiliki barang tersebut secara fisik, jauh lebih

membanggakan daripada bisa mengoperasikan secara maksimal barang tersebut. Karena kita adalah negara berkembang otomatis simbol-simbol lahiriah

seperti pusat-pusat perbelanjaan berbau asing, tempat-tempat hiburan berbau asing, dan kecenderungan mengikuti gaya hidup fisik bangsa asing menjadi tempat utama untuk memenuhi kesenangan pribadi tersebut karena memiliki pengakuan “nilai” yang lebih dibanding yang umumnya terdapat di dalam negeri. Sebenarnya pendekatan tradisional bisa dilakukan namun karena semakin terbatasnya ruang pemenuhan kesenangan tradisional sehingga bisa diabaikan dahulu.

• Memiliki relativitas kenikmatan di atas rata-rata yang tinggi. Relativitas ini berarti sesuatu yang bagi masyarakat umum sudah masuk ke tataran kenikmatan atau dapat disebut enak, namun baginya itu tidak enak. Sebagai contoh: Bagi orang pada umumnya, berkendara roda dua merupakan sebuah kenikmatan. Namun bagi dia itu tidak enak karena dapat menyebabkan kerusakan kulit dan mengurangi keindahannya.

(3)

• Memenuhi banyak keinginan- keinginan spontan yang muncul. Dalam penjabaran benteng penahan kesenangan yang sangat sedikit sehingga ketika orang menginginkan sesuatu harus segera dipenuhi. Artinya, tidak ada pertimbangan secara luas sebelum menentukan apakah keinganannya tersebut harus dipenuhi atau tidak. Sebagai contoh: Suatu siang tiba-tiba saya ingin es krim, kemudian saya pergi membeli es krim. Disamping penjual es krim ada penjual cilok, tiba-tiba saya jadi lapar dan pingin cilok hingga akhirnya saya membelinya. Sambil menikmati cilok dan es krim, didepan terdapat toko buku baru dan ada diskon besar. Iseng-Iseng saya melihat buku dan kebetulan ada buku yang tiba-tiba saya inginkan. Akhirnya juga terbelilah buku tersebut.

• Ketika mendapat masalah yang dia anggap berat muncul anggapan bahwa dunia begitu membencinya. Ajakan untuk melihat kepada sisi yang luas bahwa kita harus bersyukur terhadap apa yang telah kita miliki lebih baik daripada orang-orang yang kurang beruntung tidak mempan sebagai alat pengingat syukur. Alat pengingat syukur dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketabahan. Karena jika masalah kita diberikan kepada orang-orang yang terbatas. Mereka mungkin mengabaikan masalah tersebut atau menomorduakan karena mereka lebih berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidup.

• Berapa uang yang dimiliki akan habis dan atau tersisa sedikit dengan skala uang yang dimiliki berada di hidup orang menengah dan tidak ada musibah selama memegang uang tersebut. Untuk masalah makanan saja begitu kompleks dan jenisnya banyak belum termasuk pakaian, rumah, barang-barang mewah, dsb.

Sebagai contoh, kepemilikan mobil keluarga(5-7 seat) pada saat ini. Bagi orang kelas bawah, hal yang bisa dia jangkau adalah mobil keluarga bekas dan tua (Toyota Kijang tahun 88). Ketika dia masuk ke kelas menengah dia dapat membeli mobil baru (Toyota Avanza). Ketika dia mulai masuk ke kelas menengah ke atas dia dapat membeli mobil (Toyota Kijang Innova). Ketika dia mulai masuk ke kelas atas Indonesia dia dapat membeli mobil (Toyota Vellfire). Ketika dia mulai masuk ke kelas atas Internasional dia dapat membeli ( Mercedes-Benz S600 Pullman limousine).

Nah, sekarang kita sudah mengetahui pengertian menurut para ahli dan berbagai sumber dan ciri-ciri orang yang memiliki sifat Hedonisme. Lalu ada berapa macam sebenarnya hedonisme itu???

Macam-macam Hedonisme

Faham Hedonisme juga mempunyai banyak pembagian, akan tetapi hanya tiga saja yang akan diambil jadi contoh, yaitu: Hedonisme Estetis, Hedonisme Etis dan yang ketiga Kesalehan. 1. Hedonisme Estetis

(4)

Approach/pendekatan dari Hedonisme Estetis adalah penampilan, dalam artian pandangan seseorang terhadap orang tersebut yang baginya bersifat baik/indah dalam hal fisik empiris. Yang dimaksud dengan Hedonisme Estetis adalah seseorang akan merasakan sebuah

kenikmatan jika ia merasa terlihat indah. Jika kita dapati ada seseorang yang merasa bangga kalau ia dituding sebagai seseorang yang baik rupanya, maka kebanggaan tersebut dinilai sebagai bentuk bagian dari kenikmatan Hedonisme Estetis.

2. Hedonisme Kesalehan/Keagamaan

Berbicara tentang Hedonisme Kesalehan/Keagamaan maka sudut pandang yang dilihat yaitu aspek keberagamaan atau spiritual seseorang. Salehkah atau kufurkah? Dalam Hedonisme Kesalehan ini, seseorang yang terjangkiti olehnya akan merasakan adanya kenikmatan jika ia diklaim sebagai seseorang yang saleh atau taat dalam atribut keberagamaannya.

3. Hedonisme Etis

Berbeda dengan Hedonisme Etis, sudut pandangnya adalah tentang apa yang

diutarakan/pembicaraan oleh seorang individu. Misalnya, jika ada yang mengklaim kepada seseorang dalam suatu acara pidato bahwa apa yang diutarakan yang berpidato itu adalah bagus dan orang yang berpidato itu merasa bangga, maka ia termasuk orang yang menganut sikap Hedonisme Etis.

Itu merupakan macam-macam dari sikap Hedonisme, masih banyak macam-macam lainnya yang belum dibahas dalam makalah ini. Dirasa cukup memberikan tiga macam Hedonisme tersebut dikarenakan ketiganya yang paling sering dipraktekkan di kalangan masyarakat. Alhasil kesenangan tidak harus orientasinya kepada materi.

Ada satu perkataan yang dikatakan oleh pendiri paham Hedonisme,”biarpun kesenangan itu merupakan hal yang baik, akan tetapi kesenangan tersebut tidak harus dimanfaatkan.” Maksud dari perkataan ini, pada dasarnya kesenangan adalah baik, akan tetapi kita tidak harus

memanfaatkannya untuk mendapatkan suatu keinginan yang mungkin orientasinya mengarah kepada keburukan. Akan tetapi dari berbagai macam studi kasus yang ada nampaknya sudah cukup dapat memberikan contoh kepada kita bahwa hidup untuk memperoleh kesenangan banyak mengantarkan kita kepada hal yang tidak baik.

Beberapa Macam-macam Keinginan Menurut Para Perintis Hedonisme

Menurut para perintis paham Hedonisme, ada tiga keinginan yang menyelimuti diri manusia, yaitu:

1. Keinginan Alamiah, seperti makan dan minum, alhasil yang di butuhkan manusia untuk memenuhi kehidupan. Akan tetapi tetap saja manusia dalam mendapatkan keinginan ini, ia berusaha mendapatkan yang lebih baik. Misalnya jika ia disodorkan minuman teh dan jus,

(5)

maka dengan gamblang manusia akan memilih jus, Karena jus lebih baik dari teh.

2. Keinginan Sia-sia, yaitu contohnya kita mempunyai banyak barang tersebut akan tetapi dalam penggunaanya kita terkesan tidak baik. Maka hal tiu akan hanya menimbulkan kesia-siaan. Contohnya penggunaan air yang boros.

Seperti itulah yang dipaparkan oleh pemakalah dalam menjelaskan dan menanggapi tentang Hedonisme. Menurut pemakalah, paham Hedonisme dalam prosentasenya cenderung memberikan pengaruh negatif bagi manusia. Alhasil kesenangan tidak harus orientasinya kepada materi.

Contoh Praktek Hedonisme Dalam Konteks Kekinian

Banyak sekali segala sesuatu hal yang terkait dengan Hedonisme. Di Negara kita, mayoritas semua hal diadopsi dari faham Hedonisme. Bahkan Hedonisme juga digunakan oleh beberapa oknum untuk mendapatkan keinginannya. Kita ambil contoh studi kasus seperti yang

terjadipada masa lebaran tahun lalu. Salah satu partai politik ternama memberikan tiket gratis mudik untuk masyarakat. Memang jika kita lihat dalam kacamata kemanusiaan memang baik. Akan tetapi maksud tujuan didalamnya apakah baik? Apakah murni hanya untuk menolong? Rakyat hanya dijadikan sebagai sapi perah untuk mendapatkan ambisinya memperoleh banyak kursi dalam parlemen. Alhasil sedikit kesenangan yang diadopsi oleh paham

Hedonisme dijadikan pemanis untuk mendapatkan kekuasaan yang sebagian besar sudahlah pasti akan menyengsarakan rakyat.

Kasus yang kedua yaitu jarangnya ada praktek tradisi ilmiah di Negara kita yang ditayangkan di televisi, akan tetapi justru sebaliknya yaitu banyaknya tayangan-tayangan televisi yang banyak mengajarkan prinsip Hedonisme. Undian-undian yang diberikan tanpa adanya bekal keilmuan yang dimiliki bagi pesertanya dengan imbalan sejumlah uang. Ini adalah praktek Hedonisme yang tidak disadari oleh masyarakat kita, dan akan mengantarkan masyarakat kita kepada pola pikir matrealis. Negara kita selalu tertinggal dikarenakan tidak mempunyai Tradisi Ilmiah, akan tetapi hanya mempunyai dan mengutamakan Tradisi Hedonisme saja, tanpa bersikap ingin mengembangkan pola pikir keilmuan.

Solusi

Menghadapi realita yang seperti ini, dan jika kita pertahankan budaya yang seperti ini maka selamanya seseorang tersebut akan hanyut dalam kesenangan belaka yang hanya akan banyak mengajarkan dampak yang buruk baginya. Bahkan jika sikap hedonis teraplikasi sebagai hasil mutlak pandangan dalam suatu Negara, maka niscaya Negara tersebut akan mengalami kemunduran dalam hal apapun. Selayaknya kita harus mengadakan perubahan. Yaitu dengan merubah paradigma hedonis menjadi paradigma keilmuan, dan juga membiasakan diri untuk bersikap apa adanya dan menghargai segala bentuk karunia Tuhan yang telah kita dapatkan dengan semangat bersyukur karena semua ini adalah keutamaannya.

(6)

Kesimpulan

Hedonisme, dewasa ini telah mengalami pergeseran makna atas pemahaman masyarakat menjadi suatu konsep yang hanya berorientasi kepada materi. Hedonisme adalah suatu bentuk teori pemahaman yang berorientasi kepada kesenangan. Karena orientasinya adalah

kesenangan, maka secara otomatis para hedonis akan menjauhi segala bentuk tindak tanduk yang hanya akan membuat kesenangan yang diraihnya menghilang. Tetapi sejalan dengan hukum kausalita/sebab akibat, maka adanya hedonisme tidak mungkin lebih awal dari usaha peraihan kesenangan itu. Prosentase dari hasil sikap hedonisme ini lebih banyak

mengantarkan penganutnya kepada keduniawian belaka yang mana hanya akan mendapatkan kelelahan atas bentuk mempertahankannya akan tetapi tidak bernilai secara moral.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendukung peralatan dalam suatu gedung distribusi Listrik merupakan salah satu rangkaian penting dalam melayani kebutuhan energi listrik, dimulai dari pembangkit

Hasil penelitian (Kun Ismawati, 2015) menjelaskan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap profabilitas kebangkrutan dan pengaruhnya prositif,

Namun, beliau tidak dapat mencatat kata-kata yang menghina pemerintah dalam buku ,jadi beliau hanya menyampaikan secara tidak langsung dan mewariskan kepada anak

Fakta menyebutkan bahwa faktor pendidikan merupakan penyebab dari tingkat pengetahuan menjadi rendah, sedangkan ada faktor lainnya yaitu kurangnya informasi sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perbedaan trust pasangan hubungan jarak jauh yang belum menikah (pacaran jarak jauh) dengan pasangan hubungan jarak jauh yang

Penerbitan berasal dari dua sektor dengan jumlah penerbitan tertinggi berasal dari sektor Banks sebesar Rp 4 triliun, sedangkan sektor lainnya adalah Financial Companies sebesar

Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.. Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh

Jenis penarafan adjektiva yang paling banyak digunakan pada harian riau pos edisi februari 2014 berdasarkan tingkat kualitas adalah tingkat elatif sejumlah lima