• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Analisis data. Pada bab ini penulis akan meneliti serta menjabarkan beberapa tindak ijime yang ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3. Analisis data. Pada bab ini penulis akan meneliti serta menjabarkan beberapa tindak ijime yang ada"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3 Analisis data

Pada bab ini penulis akan meneliti serta menjabarkan beberapa tindak ijime yang ada dalam drama Nobuta Wo Produce, yaitu zannin na ijime, inshitsu na ijime, tsukaipassiri no ijime, dan mushisuru ijime.

Penulis akan menyertakan catatan mengenai episode, menit, situasi serta gambar dan dialog (jika ada) pada setiap sub bab analisis di bawah ini.

3.1 Analisis Zannin na Ijime pada Film Nobuta wo Produce

Ijime ini lebih mengacu pada serangan fisik atau mental seseorang. Ijime jenis ini dilakukan di depan teman-teman kelompok, seperti teman-teman sekelas atau teman bermain sebaya. Dalam ijime ini kadang-kadang korban akan mengalami cidera pada fisik.

Situasi 1:

Nobuko yang baru saja memperkenalkan diri di suruh oleh gurunya untuk menempati tempat duduk yang sempat di tempati oleh Bando. Saat Nobuko duduk, entah mengapa ia mengelap permukaan meja itu seakan meja tersebut kotor. Hal ini terlihat oleh Bando dan dengan kontan hal ini membuatnya marah dan langsung saja ia menghampiri Nobuko untuk memarahinya.

Episode: 1 Menit: 16:00 Dialog:

Bando : 今の見た? Teman 1 : 見たよねえ… (Bando menghampiri Nobuko)

(2)

Bando : ねちょっとあんた!今机きたなそうに掃ったよね。あたしが座っ てたのが そんなに汚いっていいたいわけ?

(Bando memukul kepala Nobuko) Terjemahan:

Bando : Apa kalian lihat yang barusan? Teman 1 : Lihat dong…

(Bando menghampiri Nobuko)

Bando : Hey! Kamu barusan mengelap meja seakan-akan mejanya kotor sekali. Apakah tempat yang kududuki sebegitu kotornya??

(Bando memukul kepala Nobuko)

Gambar 3.1 Nobuko Mengelap Meja Gambar 3.2 Bando Memukul Nobuko

Sumber: drama Nobuta wo Produce, 2005 Analisis:

Dalam adegan ini yang menjadi korban adalah Nobuko. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:526), korban memiliki arti ”orang, yang menjadi menderita (mati atau sebagainya) akibat suatu kejadian, perbuatan jahat dan sebagainya”. (Sejak saat ini Kamus Besar Bahasa Indonesia akan disingkat menjadi KBBI). Akibat suatu kejadian yaitu Nobuko mengelap meja, ia menjadi korban tindak ijime.

Nakada (2003) mengatakan anak yang tidak menyenangkan adalah anak yang memiliki sikap aneh dan ini merupakan salah satu karakteristik dari kelompok korban. Hal ini tercermin pada sikap Nobuko yang saat disuruh duduk oleh gurunya, entah

(3)

penyebab terjadinya tindak ijime. Macklem (2003:37) mengatakan tempramen dari pelaku lebih agresif, dan hal ini dapat dilihat dimana Bando yang mengetahui tindakan Nobuko yang mengelap meja segera menghampirinya dan langsung memarahinya tanpa memperdulikan keadaan kelas. Peristiwa ini terjadi saat jam sekolah yang dilakukan di dalam kelas pada saat teman-teman sekelas berada di dalamnya dan guru yang masih berdiri di depan kelas membacakan absen. Penulis merasa ini bukanlah sikap yang pantas. Hal ini juga diungkapkan oleh Morita dan Kiyonaga (1994) bahwa karakteristik dari sebuah tindakan ijime adalah pelaku yang sering kali mempertunjukkan kelakukan yang tidak pantas. Untungnya peristiwa Bando yang memarahi Nobuko segera dilerai oleh guru kelasnya, namun Bando yang tidak puas dan tanpa berpikir panjang langsung memukul kepala Nobuko. Menurut penulis, Bando tidak puas karena ia belum sempat memberi ”pelajaran” pada Nobuko karena itu Bando memukulnya. Tindakan ini menurut Macklem (2003:37), pelaku yang tidak puas akan melampiaskannya pada orang lain.

Dalam adegan ini yang menjadi kagaisha atau pelaku adalah Bando. Menurut Kamus Koujien (2008:456) 「 加 害 者 」 adalah 「 加 害 行 為 し た 人 」 yang berarti ”orang yang melakukan tindak kekerasan”. Hal ini tercermin dari tindakan Bando yang memukul kepala Nobuko.

Menurut penulis tindakan pemukulan yang dilakukan oleh Bando merupakan salah satu serangan fisik dan memarahi seseorang merupakan serangan terhadap mental. Williams (2005) menyatakan memukul merupakan salah satu dari tipe ijime secara fisik dan memarahi seseorang merupakan tindak ijime secara emosional. Menurut penulis Bando melakukan tindakan ini di depan teman-temannya agar terlihat bahwa dia ingin

(4)

menjadi pusat perhatian dan dianggap kuat oleh mereka, seperti yang dikatakan Macklem (2003:37) bahwa pelaku melakukan tindakan ijime secara terang-terangan akan memberi kesan bahwa mereka kuat. Penulis menggolongkan tindakan di atas ke dalam zannin na ijime karena seperti yang dinyatakan Sase (1992) bahwa zannin na ijime adalah ijime yang mengacu pada serangan fisik dan mental.

Situasi 2 :

Nobuko yang sedang makan disaat istirahat siang diganggu oleh kelompok Bando. Episode : 1

Menit : 19:25 Dialog :

Teman 1 : そこさあ… うちらいつも食べてる場所なんですけど… Teman 2 : ちょっとどいてくれるかなあ…

(sambil menggoyang-goyang kepala Nobuko)

Bando : もしもし… 聞こえてますか?

Teman 2 : もしもし… あれ?おかしいねえ… 聞こえてないの? (Bando menjatuhkan makanan Nobuko dengan sengaja)

Bando & teman-temanya : ごめん~!(sambil tertawa)

(tiba-tiba seorang teman yang ingin membantu ditahan oleh teman lainnya) Teman 3 : あのさ…

Teman 4 : やめてよ!へんにこえかけるとずっとうちらと弁当食べきゃなん なるくなるよ

Terjemahan :

Teman 1 : Maaf lhoo.. ditempat ini biasanya kami makan siang. Teman 2 : Bisa tolong pindah dari sini??

Bando : Halooo…. Apa kau dengarr?? (Sambil menggoyang-goyang kepala Nobuko)

(5)

(Tiba-tiba seorang teman yang ingin membantu ditahan oleh teman lainnya) Teman 3 : Anu...

Teman 4 : Hentikan! Jika kamu menolongnya, ia pasti akan terus makan bersama dengan kita nantinya

Gambar 3.3 Teman Bando yang Menggoyang-goyangkan Kepala Nobuko

Gambar 3.4 Bando yang Menjatuhkan Makanan Nobuko dengan Sengaja

Sumber: drama Nobuta wo Produce, 2005 Analisis:

Penulis menyimpulkan yang menjadi korban dalam adegan ini adalah Nobuko. Dalam KBBI (1995:526) mengatakan korban adalah ”orang yang menjadi menderita akibat suatu kejadian atau perbuatan jahat”. Nobuko digolongkan penulis ke dalam kategori korban sebab seperti yang terlihat dalam gambar, ia menerima perlakuan tidak pantas dari Bando dan teman-temannya, yaitu kepala yang digoyang-goyangkan oleh teman Bando dan makanannya dijatuhkan dengan sengaja oleh Bando. Dalam Nakada (2003) Nobuko digolongkan sebagai higaisha (korban) yang berkarakteristik sebagai anak yang lemah. Dikatakan disana bahwa anak yang lemah biasanya adalah anak yang tidak dapat melawan dan tidak bisa marah. Hal ini dapat terlihat dari sikap Nobuko yang diam dan tidak melawan pada saat diganggu oleh Bando dan teman-temannya.

(6)

Pada adegan ini para pelaku ingin menunjukkan keberadaan mereka dan memberi kesan bahwa mereka berkuasa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Macklem (2003:12) bahwa pelaku melakukan tindakan ijime secara terang-terangan dan merasakan kenikmatan dalam meng-ijime karena hal ini akan memberi kesan bahwa mereka kuat. Penulis menyimpulkan hal ini karena Bando dan teman-temannya meng-ijime Nobuko di saat istirahat siang dimana semua siswa sedang berada di kelasnya. Penulis juga merasa bahwa melakukan tindakan seperti ini di depan umum adalah tindakan yang memiliki tujuan untuk mempermalukan seseorang dan menurut Williams (2005) mempermalukan seseorang termasuk dalam tipikal ijime secara emosional.

Penulis menyimpulkan hal ini sebagai penyebab terjadinya ijime seperti yang dikemukakan oleh Krebs (2007) bahwa ijime tidak dapat dicegah jika para pelaku ijime merasakan kesenangan atas tindakan mereka. Hal ini tercermin dalam adegan diatas dimana Bando sengaja menjatuhkan makanan Nobuko dan mereka menertawai hal itu.

Dalam adegan ini yang menjadi kagaisha adalah Bando dan teman-temannya. Dalam Koujien (2008:456) menjelaskan kagaisha sebagai 「加害行為をした人」yang berarti “orang yang melakukan tindak kekerasan”. Penulis memasukkan Bando dan teman-temannya sebagai kagaisha sebab mereka melakukan kekerasan secara fisik. Hal ini bisa dilihat saat Bando menjatuhkan makanan Nobuko dan temannya yang berbicara pada Nobuko sambil memegang kepalanya dan menggoyang-goyangkannya.

Adegan ini dimulai saat Nobuko sedang makan siang di dalam kelas, tiba-tiba saja Bando dan teman-temannya menghampiri Nobuko. Salah seorang teman Bando berbicara pada Nobuko dengan sikap yang tidak pantas yaitu berbicara sambil

(7)

kelakuan tidak pantas pelaku adalah karakteristik dari ijime. Nobuko yang diam saja tanpa menghiraukan dan tidak melawan perlakuan mereka ini membuat Bando semakin menjadi. Ia pun sengaja menjatuhkan makanan Nobuko. Menurut penulis menjatuhkan makanan termasuk dalam pengrusakan barang milik orang lain seperti yang dijelaskan Macklem (2003:38) bahwa pengrusakan terhadap barang milik orang lain adalah tindakan ijime secara fisik. Penulis menggolongkan tindakan ini ke dalam zannin na ijime berdasarkan analisis di atas dimana Bando menjatuhkan makanan Nobuko yang merupakan sebuah kekerasan fisik karena merusak barang orang lain dan juga hal ini dilakukan di depan teman-teman sekelas yang merupakan serangan emosional.

Penulis juga menemukan boukansha (penonton pasif) dalam adegan ini. Terlihat tidak ada teman-teman yang menolong Nobuko saat terjadinya kejadian ini. Mereka hanya melihat dan tidak ikut campur tangan. Sempat ada teman yang ingin membantu namun ditahan oleh teman yang lainnya dan ia berkata, 「やめてよ!へんにこえかけ るとずっとうちらと弁当食べきゃなんなるくなるよ。」yang berarti ”hentikan! Jika kamu menolongnya, ia pasti akan terus makan bersama dengan kita nantinya”. Dari dialog ini terlihat mereka yang disebut boukansha adalah mereka yang berpura-pura tidak tahu mengenai kejadian ini dan tidak menolong karena takut akan menjadi sasaran ijime selanjutnya (Nakada, 2003). Boukansha berasal dari kata 「傍観」dan 「者」. Dalam kamus Koujien (2008:2427&1230) mengartikan 「傍観」 atau boukan sebagai 「そのことに関わらないで、傍で見ていること」 yang berarti ”karena tidak berhubungan dengan hal itu, maka hanya melihat dari samping” dan 「者」sebagai「ひ と」yang berarti ”orang/manusia”. Bisa disimpulkan dari penggabungan kedua kata menjadi ”orang yang hanya melihat dari samping karena tidak berhubungan dengan hal

(8)

itu”. Menurut Umehara (2008:75) mengatakan 「いじめ行為があることは感じてい て も 、 傍 観 す る だ け で 関 心 を 持 た な い 」 yang berarti “walaupun seseorang mengetahui terjadinya peristiwa tindakan ijime, namun mereka hanya melihat dari samping tapi tidak terlalu memperhatikan” adalah suatu sikap acuh tak acuh atau 「無関 心」dan ini merupakan bentuk tindakan ijime yang dilihat dari aspek lain.

Situasi 3 :

Kelompok Bando mengusik Nobuko di toilet dan mereka menyiramnya dengan air selang. Episode : 1 Menit : 36:00 Dialog : Teman 1 : ふざけんなよテメー!何とか言えよ小谷!! Bando : アンタさあ… 何しかとしてんの? Teman 2 : 待ってよ… Teman 1 : せっかくうちらがあいてしてやってんだから何とか言えよ!!お い!!

(Nobuko disiram oleh Bando) Terjemahan :

Teman 1 : jangan main-main yah!! Katakan sesuatu Kotani!! Bando : kau ini.... apa yang sedang kau abaikan??

Teman 2 : tunggu dulu...

Teman 1 : Kita ini sekarang sudah mau menemanimu disini, ayo katakan sesuatu dong!!

(Nobuko disiram oleh Bando)

(9)

Sumber: drama Nobuta wo Produce, 2005

Gambar 3.6 Bando Menyiram Nobuko dengan Air Selang

Sumber: drama Nobuta wo Produce, 2005 Analisis:

Pada adegan ini yang menjadi higaisha adalah Nobuko karena ia menerima perlakuan kasar dari salah satu teman Bando yaitu mendorong dimana mendorong menurut Williams (2005) merupakan salah satu tindak ijime secara fisik dan menurut KBBI (1995:526) ”korban” adalah ”orang yang menjadi menderita (mati/sebagainya) akibat suatu perbuatan jahat”. Penderitaan yang diterima Nobuko adalah perlakuan secara fisik yaitu dorongan dan siraman air.

Penyebab terjadinya tindakan ini karena kelompok Bando yang merasa di abaikan oleh Nobuko merasa kesal dan tidak puas karena tidak adanya perlawanan. Macklem (2003:37) mengatakan bahwa terjadinya ijime karena mereka yang tidak merasa puas dan melampiaskan pada orang lain.

(10)

Pelaku dalam adegan ini adalah Bando dan teman-temannya. Hal ini dibuktikan dari salah seorang teman Bando yang sempat mendorong Nobuko, menahannya supaya tidak keluar dari toilet dan seperti yang disebutkan Macklem (2003:38) mendorong merupakan tindakan ijime secara fisik. Kemudian yang melakukan penyiraman pada Nobuko adalah Bando dan seperti yang telah disebutkan diatas bahwa menyiram seseorang ke sekujur tubuh seseorang adalah tindakan ijime terhadap fisik (Murakami, 1993:149). Dalam KBBI (1995:555), ”pelaku” adalah ”orang yang melakukan sesuatu dan sebagainya”. Hal ini tercermin pada tindakan Bando dan teman-temannya yang melakukan kekerasan fisik pada Nobuko.

Adegan diatas dimulai saat Nobuko yang dicegat di toilet wanita oleh Bando dan teman-temannya. Pada adegan ini Nobuko digambarkan sebagai seorang anak yang lemah, yaitu menurut Nakada (2003) adalah anak yang tidak dapat melawan, tidak bisa marah dan pendiam. Hal ini bisa dilihat dalam percakapan 「せっかくうちらがあいて し て や っ て ん だ か ら 何 と か 言 え よ ! ! 」 yang berarti “kita ini sudah mau menemanimu disini, ayo katakan sesuatu dong!!” dan ditambah dengan sikap saat Nobuko yang berusaha untuk kabur dari Bando dan teman-temannya telah membuktikan bahwa Nobuko tidak melawan dan mengabaikan tindakan mereka.

Bando yang merasa kesal dan tidak puas pun akhirnya menyiram Nobuko dengan air selang sampai seluruh tubuhnya pun basah. Menurut penulis ini adalah sebuah aksi serangan fisik seperti yang dinyatakan Murakami (1993:149) bahwa menyirami air ke sekujur tubuh seseorang merupakan bentuk dari tindakan ijime secara fisik.

(11)

Berdasarkan analisis diatas, penulis menyimpulkan tindakan ini ke dalam zannin na ijime seperti pernyataan Sase (1992) bahwa tindakan ijime ini mempunyai sasaran pada serangan fisik.

Situasi 4:

Bando menantang Nobuko membaca sambil berdiri di sebuah toko buku dengan imbalan ia tidak akan mengusiknya lagi dan ternyata Nobuko berhasil dan hal ini di tulis dan di pajang pada majalah dinding sekolah yang akhirnya satu sekolah mengetahui dan merasa takjub akan hal ini. Bando yang tidak senang dengan hal ini langsung menghampiri Nobuko dan di sini kelompok Bando akhirnya mengusiknya dengan kasar.

Episode : 1 Menit : 51:28 Dialog : Teman 1 : あ!小谷さん。 Bando : 待ってよ!ねサインちょだいよ!おい!! Teman 2 : ねえ何か言うことあるんじゃないの? Bando : 待ってよ。立ち読みできたからってちょうしこいてんじゃねえ小 谷! Teman 3 : 聞いてねー Teman 2 : 聞こえてるの?

(Bando menampar wajah Nobuko dengan kertas) Bando : 黙ってんじゃねよ!

(Nobuko kabur dan di kejar oleh Bando dan mereka menghajarnya, namun akhirnya Nobuko berhasil kabur)

Terjemahan :

Teman 1 : Hey kotani!

Bando : Tunggu dulu! Tolong tanda tangan!! Hey!! Teman 2 : Kau ingin mengatakan sesuatu kan!?

Bando : Tunggu dulu. Jangan mentang-mentang kau sudah berhasil membaca Sambil berdiri dan kau jadi sombong ya!

Teman 3 : ‘ga denger dia! Teman 2 : Kamu ga dnger ya!

(12)

(Bando menampar wajah Nobuko denga kertas) Bando : Jangan diam saja!!!!

(Nobuko kabur dan di kejar oleh Bando dan mereka menghajarnya, namun akhirnya Nobuko berhasil kabur)

Gambar 3.7 kelompok Bando Menahan Nobuko

Gambar 3.8 Nobuko yang Disiksa, Dipukuli, Ditendang, dan Dikejar oleh Kelompok Bando

Gambar 3.9 Nobuko Mengalami Cidera

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Analisis:

(13)

Pada adegan ini yang menjadi higaisha adalah Nobuko. Hal ini di buktikan berdasarkan semua perlakuan dari kagaisha yaitu Bando dan teman-temannya yang diterima Nobuko. Higaisha menurut Koujien (2008:2221) adalah 「損害を受けた人」 yang berarti “orang yang menerima kerugian” dan hal ini di buktikan dari perlakuan yang di terima Nobuko yaitu tindakan ijime secara fisik yaitu menamparkan kertas pada wajah Nobuko, menyiksanya, menyeret, mencakar, dan menendang hingga membuatnya mengalami cidera pada bagian wajah. Nobuko juga mendapat perlakuan tindakan ijime secara emosional dimana tindakan ijime ini dilakukan dari area sekolah hingga keluar sekolah.

Adegan ini dimulai dimana Nobuko yang ditantang membaca sambil berdiri di sebuah toko buku dengan imbalan Bando tidak akan mengusiknya lagi berhasil dilakukannya. Hal ini diketahui oleh siswa lain di sekolah dan mereka menulisnya di majalah dinding sekolah. Macklem (2003:37) mengatakan rasa tidak puas membuat seseorang melampiaskannya pada orang lain. Dalam hal ini tercermin pada Bando yang tidak puas karena Nobuko berhasil melaksanakan tantangannya. Bando pun mencabut kertas majalah dinding dan segera menghampiri Nobuko yang baru akan keluar dari gedung sekolah. Penulis juga menyimpulkan bahwa Bando merasa iri pada Nobuko sebab hanya karena berhasil membaca sambil berdiri ia mulai menjadi pusat perhatian para siswa. Menurut penulis, Bando juga merasa iri pada kesuksesan yang dicapai Nobuko ini. Johnston (1996:10) mengatakan bahwa terkadang para pelaku merasa iri akan keberhasilan yang dicapai orang lain dan Scaglione (2006:19) menambahkan bahwa rasa iri bisa menjadi pemicu terjadinya tindak ijime karena seseorang dianggap lebih baik dari diri pelaku. Hal ini terjadi pada diri Nobuko. Atas keberhasilannya ini, ia

(14)

menjadi pusat perhatian satu sekolah. Semua orang merasa takjub dan mulai berpikir mengapa ia bisa berhasil membaca sambil berdiri tanpa membeli buku di toko buku itu.

Kagaisha menurut Koujien (2008:456) adalah 「 加 害 行 為 を し た 人 」 yang berarti ”orang yang melakukan tindakan kekerasan”. Bando dan teman-temannya telah melakukan tindakan kekerasan seperti yang telah disebutkan diatas yaitu kekerasan fisik seperti menampar dan menendang, mencakar, menyeret dan menjambak, mereka juga telah melakukan tindak kekerasan secara emosional karena mereka melakukannya di area sekolah sampai keluar area sekolah.

Dalam adegan ini teman-teman Bando mencegat Nobuko dan Bando pun menghampirinya, berbicara padanya sambil menamparkan kertas majalah dinding di wajahnya berkali-kali, kemudian mendorongnya ke arah loker saat ia berusaha untuk kabur. Williams (2005) mengatakan bahwa menampar dan mendorong merupakan bentuk ijime secara fisik.

Pada adegan kali ini Nobuko akhirnya melawan dan menurut Nakada (2003) korban yang melawan termasuk dalam anak yang tidak menyenangkan dan tentunya hal ini tidak menyenangkan bagi Bando dan kawan-kawannya. Nobuko berusaha untuk kabur dari mereka, namun Bando dan teman-temannya mengejar Nobuko dari lorong sekolah, kelas orang lain, hingga ke lapangan olahraga dimana semua area tersebut masih di penuhi oleh siswa-siswa sekolah. Menurut penulis ini merupakan hal yang sangat memalukan dan seperti yang dijelaskan oleh Williams (2005) bahwa mempermalukan seseorang merupakan bentuk dari ijime secara mental. Bahkan saat Nobuko berhasil lari keluar dari sekolah pun mereka masih mengejarnya dan peristiwa ini di saksikan oleh

(15)

Saat di lapangan olahraga akhirnya Bando dan teman-temannya berhasil menangkap Nobuko. Mereka menyeret, mencakar, mendorong dan Macklem (2003:38) mengatakan mendorong dan mencakar termasuk dalam tindakan ijime secara fisik, menjatuhkannya ke kolam pasir kemudian menendangnya. Sase (1992) mengatakan bahwa korban zannin na ijime akan mengalami cidera jika terjadi serangan fisik dan ini bisa dilihat pada gambar dimana wajah Nobuko terdapat luka lebam di bagian mulutnya. Umehara (2008:77) mengatakan serangan ringan pada fisik sampai yang berat seperti memukul dan menendang serta menyebabkan cidera pada korban merupakan salah satu bentuk dari tindakan ijime. Berdasarkan analisis diatas ini penulis menggolongkan tindakan ini sebagai zannin na ijime dan seperti yang disebutkan Sase (1992) yaitu sasaran ijime ini pada fisik dan mental seseorang yang dilakukan di depan kelompoknya (teman-teman sekelas) dan biasanya korban dari zannin na ijime ini pasti mengalami cidera, dan semua hal yang disebutkannya ini bisa dilihat dalam analisis diatas.

3.2 Analisis Inshitsu na Ijime dalam Film Nobuta wo Produce

Ijime yang dilakukan seseorang secara sembunyi-sembunyi dengan tujuan tidak ketahuan oleh teman-teman sekelompoknya bahwa ia pelakunya dan hal ini dilakukan dengan sengaja kepada korban yang menurut si pelaku kondisinya berbeda dengan teman-teman kelompoknya. Ijime ini juga dilakukan secara berkelanjutan.

Pada sub bab ini penulis akan megumpulkan semua adegan yang mencerminkan inshitsu na ijime dan akan menganalisisnya secara bersamaan diakhir sub bab.

Berikut data-data adegan yang dikumpulkan penulis: Situasi 5:

(16)

Terdapat tulisan 「死ね」pada meja Nobuko. Episode : 1

Menit : chapter 06- 07:52

Gambar 3.10 meja Nobuko bertulisan 「死ね」

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Situasi 6:

Pada saat berganti pakaian setelah pelajaran olahraga, Nobuko menemukan tulisan 「 ブ ス 」 pada jas sekolah Nobuko. Karena malu akhirnya Nobuko tidak berganti pakaian dan ia pun keluar dari ruang ganti pakaian sambil menyembunyikan jasnya itu dalam baju olahraga yang masi ia kenakan.

Episode : 2 Menit : 14:33

Gambar 3.11 Tulisan 「ブス」 pada Jas Nobuko

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Situasi 7:

(17)

Tugas yang di berikan Bando kepada Nobuko dan Akira yaitu mendekorasi kelas untuk festival sekolah di rusak oleh seseorang.

Episode : 3 Menit : 18:45

Gambar 3.12 Orang yang Merusak Obakeya Buatan Nobuko

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Situasi 8:

Mengetahui temannya Shuuji yang berulang tahun hari itu, Nobuko mempunyai ide membuat gambar kue ulang tahun pada lapangan olahraga sekolah saat pulang sekolah dan di bantu oleh Akira. Namun orang yang tidak suka dengan Nobuko merusak gambar tersebut dan ia menggantinya dengan gambar lain. Esok paginya gambar ini di temukan oleh teman-teman sekolah Shuuji.

Episode : 4 Menit : 20:22

Gambar 3.13 Nobuko dan Akira Menggambar Kue Ulang Tahun untuk Shuuji

(18)

Gambar 3.14 Gambar Kue Ulang Tahun Dirusak dan Diganti

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Situasi 9:

Salah seorang teman Shuuji menyukai Nobuko dan mengajakanya berkencan. Akhirnya mereka melakukan kencan ganda bersama dengan Shuuji dan Mariko. Hal ini di ketahui oleh orang yang melakukan pengrusakan pada kedua karya Nobuko tadi. Kemudian ia membagikan brosur yang berisikan ’kencan pertama’ Nobuko dan sempat menjelekkan Nobuko serta ’sasaran kencan’ Nobuko. Pada adegan ini terlihat kelompok Bando terhibur dengan adanya brosur ini.

Episode : 5 Menit : 30:11 Dialog: Teman 1 : 驚くべき小谷信子の男関係… Teman 2 : 最低女… Teman 3 : 今度の餌食は 2B 植木君… Terjemahan:

Teman 1 : Hal yang membuat anda pasti terkejut! Hubungan Kotani Nobuko dengan lelaki...

Teman 2 : Wanita rendahan...

Teman 3 : Sasaran kali ini adalah Ueki dari kelas 2B.

(19)

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Situasi 10:

Pelaku kembali merusak karya Nobuko yaitu gantungan kunci model baru buatan Shuuji, Akira, dan Nobuko. Awalnya mereka akan menjual gantungan kunci ini namun ternyata gantungan kunci ini sudah tidak lagi populer di kalangan para siswa dan akhirnya mereka meletakkannya di gudang sekolah. Akira pun menemukan gantungan kunci mereka dirusak dengan cat yang ada di gudang sekolah dan memberitahukannya pada Shuuji dan Nobuko.

Episode : 6 Menit : 34:34

Gambar 3.16 Gantungan Kunci yang Dirusak dengan Cat

Sumber: Nobuta wo Prduce, 2005 Situasi 11:

(20)

Klub perfilman mengadakan lomba untuk mengirimkan hasil editan video yang paling bagus kepada pemerintah daerah dan siapa pun boleh mengikuti. Shuuji, Akira dan Nobuko mulai merekam sesuatu hal yang indah masing-masing. Setelah di pertontonkan, Nobuko menyukai video yang direkam oleh Shuuji dan ia pun meng-edit video tersebut. Kemudian ia mempertontonkannya pada seluruh anggota klub dan ternyata mereka menyukainya dan memutuskan untuk menggunakan video editan Nobuko untuk ikut dalam lomba. Tak disangka pelaku ijime lagi-lagi melakukan hal yang jahat yaitu merusak video hasil editan Nobuko. Terjadinya hal ini membuat Nobuko sangat sedih karena video itu hasil rekaman temannya Shuuji.

Episode : 7 Menit : 31:30

Gambar 3.17 Video Editan Nobuta Dirusak

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Dialog :

Aoi : あの、小谷さnがえんしゅうしたテープだよね。

Teman 1 : で、小谷さんのだってわかやった人だよね。 Teman 2 : そうかもね。

Terjemahan :

Aoi : Itu video hasil editanmu kan kotani?

(21)

Aoi yang mengambil foto Shuuji ketahuan olehnya dan akhirnya tertangkap juga oleh Shuuji. Ia pun bertanya mengapa Aoi mengambil foto itu dan dalam pembicaraan akhirnya ketahuan ternyata semua perbuatan pengrusakan dilakukan oleh Aoi dan dia mengakui perbuatannya dan ia pun mengatakan alasannya.

Episode: 8 Menit: 25:00 Dialog: Aoi : 桐谷くんの成長記録取ってあげているの。 Shuuji : 記録って、他にもなんかとったらしってんの。 Aoi : もちろん。桐谷くんがノブタをプロデュースするって宣言しいて からずっと。いっぱいとったから。今度見せてあげるね。 Shuuji : なんでそんなことをしってんの? (Aoi tertawa) Shuuji : 何だよお前? Aoi : 小谷さんの お友達? Shuuji : 小谷って…

(Shuuji mengingat kembali semua kejadian yang ada)

Shuuji : もしかしてあの嫌がらせ…

Aoi : うん。そう。あたしがやったの。今度のはどれにしようかと思っ

てんだ。

(memperlihatkan foto Shuuji yang sedang dipeluk oleh Nobuko)

Aoi : ああ~ 草野くんショックきちゃうね。びっくりしってんの? (sambil tertawa) Shuuji : なんで? Aoi : なんで?なんでこんなことをするんだって聞きたいわけ? それは桐谷くんは小谷さんをプロデュースするとたぶん一緒だと思 うよ。影に隠れて全然関係ありませんって感じってさ。自分の力で 人を変えてくるなんて面白いよね。ね?(sambil tersenyum) じゃ、また明日。 Terjemahan:

Aoi : Aku mengambil foto tentang catatan perkembanganmu. Shuuji : Catatan? Memangnya kau juga mengambil foto yang lainnya?

(22)

Aoi :Tentu saja. Semenjak kau mengatakan akan membuat tentang Nobuta wo produce sampai sekarang. Aku memfotonya banyak sekali. Lain kali aku perlihatkan padamu ya.

Shuuji : Mengapa kau melakukan hal itu? (Aoi tertawa)

Shuuji : Apa-apaan kau ini?

Aoi : Aku kan ”teman” nya Kotani. Shuuji : Kotani...

(mengingat semuanya)

Shuuji : Jangan-jangan semua perbuatan itu...

Aoi : Betul. Aku yang melakukannya. Aku berpikir selanjutnya akan memperlihatkan foto ini pada orang lain.

(memperlihatkan foto Shuuji yang sedang dipeluk oleh Nobuko) Aoi : Wahh pasti Kusano akan terkejut ya. Apa kau terkejut? (sambil tertawa)

Shuuji : Mengapa? Aoi : Mengapa?

Kau bertanya mengapa aku melakukan hal ini? mungkin alasannya sama dengan Kiritani yang melakukan Nobuta wo produce. Dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain mengubah seseorang. Sangat menyenangkan. Ya kan? (sambil tersenyum)

Kalau begitu sampai besok. Situasi 13:

Saat Shuuji pulang ke rumah, ternyata Aoi mendatangi rumahnya dan membuatkan makan malam kepada keluarga Shuuji. Saat Aoi pulang, Shuuji pun mengejarnya dan bertanya apa maksud dari tindakannya ini.

Episode: 9 Menit: 04:06 Dialog: Shuuji : お前何がしてんだよ。 Aoi : 仲間にいえれて欲しい。 Shuuji : 仲間って。

(23)

Terjemahan:

Shuuji : Apa yang kau lakukan?

Aoi : Aku ingin kau memasukkanku dalam kelompokmu. Shuuji : Kelompok?

Aoi :Tidak untuk waktu yang permanen. Maukah kau memasukkanku ke dalam kelompok Nobuta wo produce? Setelah itu aku akan menuruti katamu untuk menjauhi Kotani tanpa mengatakan apapun.

Situasi 14:

Sebelum memutuskan untuk terjun dari atap sekolah, Aoi sempat meminta pengampunan dari Nobuko namun Nobuko tidak dapat memaafkannya sehingga ia pun memutuskan untuk terjun. Saat Aoi akan terjun, Shuuji sempat menahannya dan bertanya apa keinginann Aoi sebenarnya.

Episode: 9 Menit: 34:40 Dialog: Shuuji : ちょっと待ってて… お前さ…本当は許して欲しいなんか思って ないんだ。 Aoi : そうだよ。許して欲しくなんかない。 Shuuji : じゃさ…お前何がしたいんだよ。 Aoi : 覚えてって欲しい。嫌な思い出でもいいから。私がいたこと覚え てって欲しい。それだけ。 Terjemahan:

Shuuji : Tunggu dulu! Kau... sebennarnya memang tidak ingin dimaafkan ’kan? Aoi : Iya. Aku memang tidak ingin dimaafkan.

Shuuji : Kalau begitu apa yang kau inginkan?

Aoi : Aku ingin diingat. Walaupun dalam kenangan yang buruk sekalipun aku ingin diingat. Aku ingin keberadaanku di ingat. Hanya itu saja.

Analisis:

Pada adegan kali ini, yang menjadi higaisha atau korban adalah Nobuko. Dalam KBBI (1995:526) ”korban” adalah ”orang yang menjadi menderita akibat suatu kejadian

(24)

atau perbuatan jahat”. Nobuko mendapat banyak kerugian dan penderitaan atas tindakan-tindakan yang diterimanya dalam inshitsu na ijime ini.

Penyebab terjadinya tindakan ijime ini seperti yang dijelaskan Sase (1992) bahwa perlakuan seperti ini dilakukan kepada orang yang menurutnya memiliki kondisi yang berbeda dengan kelompok yang ada (kelompok bermain atau teman sekelas) seperti yang alasan yang dinyatakan Si pelaku yaitu 「それは桐谷くんは小谷さんをプロデ ュースするとたぶん一緒だと思うよ。影に隠れて全然関係ありませんって感じ ってさ。自分の力で人を変えてくるなんて面白いよね。」yang berarti ”mungkin alasannya sama dengan Kiritani yang melakukan Nobuta Wo produce. Dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain mengubah seseorang. Sangat menyenangkan”. Pada dialog diatas juga bisa kita lihat bahwa pelaku merasa hal ini sangat menyenangkan seperti yang diyatakan Krebs (2007) bahwa ijime tidak dapat dicegah jika para pelaku merasakan kesenangan atas tindakan mereka. Hal ini bisa dilihat pada penggalan kalimat 「自分の力で人を変えてくるなんて面白いよね」yang berarti ” dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang lain mengubah seseorang. Sangat menyenangkan”. Penulis juga menyimpulkan bahwa ia melakukan tindakan ijime ini karena ia tidak dapat masuk ke dalam kelompoknya (Macklem, 2003:37). Hal ini bisa dilihat dalam dialog berikut 「仲間にいえれて欲しい。ずっとじゃなくていいから、ノブタをプロデュース してる仲間にいれてくれない。」yang berarti “aku ingin kau memasukkanku dalam kelompokmu. Tidak untuk waktu yang permanent. Maukah kau memasukkanku ke dalam kelompok Nobuta wo produce?” Kelompok Nobuta Wo produce beranggotakan

(25)

ijime adalah mereka ingin menunjukkan keberadaanya atau adanya rasa ingin di perhatikan. Seperti yang terlihat dalam dialog 「覚えてって欲しい。いやな思い出で もいいから。私がいたこと覚えてって欲しい。それだけ」yang berarti “aku ingin diingat. Walaupun dalam kenangan yang buruk sekalipun aku ingin diingat. Aku ingin keberadaanku di ingat. Hanya itu saja.”

Dalam KBBI (1995:555), ’pelaku’ adalah ’orang yang melakukan sesuatu dan sebagainya’, salah seorang teman sekelas Nobuko yang bernama Aoi yang diketahui di akhir cerita.

Sase (1992) mengatakan bahwa tindakan inshitsu na ijime akan dilakukan terus menerus. Hal ini bisa dilihat dari adegan yang dikumpulkan oleh penulis. Tindakan ini terjadi hampir di setiap episode dan setiap tindakannya semakin kejam. Tindakan ini terjadi dari episode 1 sampai 7.

Menurut penulis, inshitsu na ijime ini adalah tindakan ijime secara mental seperti yang di kemukakan Umehara (2008:77) bahwa tindakan ijime secara diam-diam adalah bentuk ijime secara tak langsung yang memberikan siksaan mental pada korban. Pada episode 1, Aoi yang membenci Nobuko dengan diam-diam menulis tulisan「死ね」 yang berarti ”mati” pada meja Nobuko. Rohlen (1998:340) mengatakan bahwa 「死 ね」merupakan salah satu tipikal ledekan dimana menurut Williams (2005) ini adalah bentuk ijime secara mental. Ledekan ini berlanjut pada episode 2 dimana terdapat tulisan 「 ブ ス 」 yang berarti ”jelek” pada jas sekolahnya. Menurut Macklem (2003:38) pemberian julukan merupakan tindak ijime secara verbal.

Ijime ini berlangsung ke episode 3 dimana Nobuko yang dilimpahkan pekerjaan mendekorasi kelas untuk festival sekolah oleh Bando, akhirnya menyelesaikan dekorasi

(26)

tersebut dengan bantuan Akira. Namun, Aoi merusak hasil dekorasi mereka pada malam dimana Nobuko, Akira dan Shuuji menyelesaikan dekorasi tersebut. Berlanjut pada episode 4, Aoi lagi-lagi secara diam-diam merusak gambar kue ulang tahun untuk Shuuji yang di buat oleh Nobuko dan Akira pada lantai lapangan olahraga. Ia merusaknya pada malam hari dimana tidak ada lagi siswa di sekolah dan ia menggantinya dengan gambar lain yang bertulisakan nama Nobuko dan Shuuji. Menurut penulis kedua tidndakan diatas adalah pengrusakan pada properti milik orang lain seperti yang di kemukakan Macklem (2003:38) bahwa pengrusakan barang milik orang lain merupakan tindak ijime secara fisik. Umehara (2008:77) menyatakan tindakan ijime secara diam-diam, 「被害者の精神的な苦痛が非常に強い」yang berarti “menyebabkan penderitaan yang amat sangat pada mental korban”. Dari kutipan ini penulis menyimpulkan bahwa inshitsu na ijime merupakan ijime yang mempunyai sasaran pada mental korban.

Tindakan ijime ini terus berlanjut pada episode 5. Kali ini Aoi bertindak di pagi hari saat para siswa baru memasuki sekolah, dan ia menyebarkan brosur mengenai hubungan Nobuko dengan seorang teman sekelasnya. Williams (2005) mengatakan bahwa menyebarkan rumor buruk tentang seseorang merupakan bentuk tindakan ijime secara emosional dan ini terbukti dalam brosur terdapat tulisan 「 最 低 女 」 yang berarti ”wanita rendahan”. Kata-kata ini merupakan suatu penghinaan pada Nobuko. Macklem (2003:38) juga menyebutkan hal yang sama bahwa penyebaran rumor adalah bentuk ijime secara mental.

Peristiwa inshitsu na ijime ini masih terus berlanjut. Pada episode 6, gantungan kunci Nobuta yang dibuat oleh Nobuko, Akira dan Shuuji dengan model baru, dirusak

(27)

episode 7 Aoi secara diam-diam merusak video hasil editan Nobuko. Ia merusaknya pada malam hari, malam sebelum hari video itu akan dikirimkan pada pemerintah daerah untuk mengikuti lomba. Kedua adegan ini menceritakan dua hal penting milik Nobuko yang dirusak oleh pelaku dan Macklem (2003:38) mengatakan pengrusakan pada barang milik orang lain adalah tindak ijime secara fisik.

Dari analisis diatas bisa disimpulkan bahwa dari semua tindakan inshitsu na ijime ini dilakukan terus menerus dan mempunyai sasaran pada mental Nobuko. Hal ini diperkuat berdasarkan pernyataan Shinbori (1987:178) bahwa inshitsu na ijime ini dilakukan baik menggunakan kata-kata maupun sikap yang secara tidak langsung memberikan penderitaan pada mental korban serta menyebabkan efek buruk lainnya pada korban. Ini tercermin dalam setiap tindakan yang dilakukan Aoi dari merusak barang milik Nobuko dan penyebaran gosip jelek tentangnya. Menurut penulis semua tindakan yang telah dijelaskan di atas dapat di golongkan ke dalam inshitsu na ijime. Seperti yang dijelaskan oleh Sase (1992) adalah Ijime yang dilakukan seseorang secara sembunyi-sembunyi. Hal ini terbukti dari setiap tindakannya dilakukan selalu pada saat keadaan disekitar sepi dalam arti tidak ada orang lain selain Si pelaku. Tindakan tersebut juga terus berlanjut dan dapat ditemukan hampir di setiap episode dramanya.

3.3 Analisis Tsukaipassiri no Ijime dalam Film Nobuta wo Produce

Jenis ijime yang dilakukan dengan cara menyuruh-nyuruh ijimerarekko layaknya pesuruh. Dilakukan dalam bentuk perintah. Kadang hal ini juga di lakukan dengan paksaan.

(28)

Kelas Nobuko akan mengikuti festival sekolah. Guru kelas menyuruh Bando sebagai ketua pengurus festival kelas untuk memimpin teman sekelasnya dalam membuat acara kelas. Karena tidak ada ide bagus yang diberikan oleh teman sekelas, mereka meminta Bando yang memutuskan untuk mereka. Bando pun mendapatkan ide menyenangkan untuknya yaitu membuat rumah hantu, dan ia pun melimpahkan semua tugas ini kepada Nobuko.

Episode : 3 Menit : 03:20

Gambar 3.18 Bando yang Tersenyum Menemukan Ide untuk Mengerjai Nobuko

Gambar 3.19 Bando yang Melimpahkan Tugas pada Akira

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Dialog :

(29)

Bando : じゃおばけやしきやります。 暗い部屋に小谷が一人だけ突っ立てるやつ。 しゅえい小谷信子。小道具小谷信子。大道具小谷信子。監督小谷 信子に任命します。以上決定! Akira : ばかやろ!そんなの一人でできるわけねえから。 Bando : じゃ他がつやがっかり彰に任命します。 Akira : お前らかってに決めてんじゃねえよ。 Shuuji : じゃバンドちゃんさあ何するん? Bando : 私は草野と小谷がちゃんとやるか監視するだけ。以上!異議ある 人? Akira : はい。 Bando : じゃ多数決で決定言うことで! (Pak guru menyela)

Guru : お前らそれでいいのか?

Teman 2 : 生徒が決めたことにけちつけるんですか?

Guru : そういうことじゃないけど、それでいいのか?

はい。決めたみたい。(dengan suara kecil) Terjemahan :

Bando : Kalau begitu biar aku saja yang memutuskan tidak apa-apa ‘kan? Teman 1 : Boleh saja.. iya ‘kan?

(Bando berpikir sambil tersenyum)

Bando : Halau begitu kita buat rumah hantu saja.

Dalam ruangan yang gelap Kotani hanya berdiri sendirian saja. Seksi penjagaan Kotani Nobuko. Perlengkapan Kotani Nobuko. Latar Kotani Nobuko. Sutradara Kotani Nobuko. Semua di serahkan kepada Kotani Nobuko. Sekian!

Akira : Bodoh! Mana mungkin semua itu dikerjakan sendiri... Bando : Kalau begitu seksi lain-lain diserahkan kepada Akira. Akira : Kalian jangan memutuskan seenaknya saja.

Shuuji : Kalau begitu Bando apa yang kamu lakukan?

Bando : Aku hanya mengamati apakah Kusano dan Kotani mengerjakan dengan benar. Sekian! Ada yang keberatan?

Akira : Ya.

Bando : Kalau begitu keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak! (Pak guru menyela)

Guru : Apakah kalian benar-benar setuju dengan keputusan ini? Teman 2 : Jadi pak guru tidak menganggap keputusan dari murid-murid?

Guru : Bukan begitu maksud saya, tapi apa kalian benar-benar tidak masalah? Baiklah. Kurasa sudah diputuskan. (dengan suara kecil)

(30)

Analisis:

Dalam adegan ini yang menjadi higaisha ada 2 orang yaitu Nobuko dan Akira. Dalam kamus Koujien (2008:2221), higaisha(被害者)adalah「損害を受けた人」 yang berarti “orang yang menerima kerugian”. Hal ini bisa dilihat dimana Nobuko yang dilimpahkan semua pekerjaan dekorasi kelas sendirian. Akira yang tidak menyetujui hal itu membantah, tapi akhirnya malah dilimpahkan pekerjaan untuk membantu Nobuko oleh Bando.

Seperti yang dinyatakana Krebs (2007) bahwa ijime tidak dapat dicegah jika para pelaku merasakan kesenangan atas tindakan mereka. Menurut penulis ini adalah penyebab terjadinya tindak ijime pada adegan diatas. Hal ini terbukti berdasarkan kata-kata Bando mengenai orang yang bertanggung jawab dalam mendekorasi kelas yaitu 「しゅえい小谷信子。小道具小谷信子。大道具小谷信子。監督小谷信子に任命 します。以上決定!」yang berarti “Seksi keamanan Kotani Nobuko. Perlengkapan Kotani Nobuko. Latar Kotani Nobuko. Sutradara Kotani Nobuko.” Bando sengaja melakukan hal ini karena menurutnya hal ini sangat menyenangkan dan bisa dilihat bahwa sebelum ia memutuskannya, ia berpikir sambil tersenyum baru mengumunkan rencananya. Kemudian karena Akira membantah keputusannya ini, tanpa berpikir panjang Bando langsung melemparkannya pekerjaan. Hal ini bisa dilihat pada kutipan 「じゃ他がつやがっかり彰に任命します。」yang memiliki arti “kalau begitu seksi lain-lain diserahkan kepada Akira.” Dalam kamus Koujien (2008) 「命令」 adalah 「 上 位 の 者 が 下 位 の 者 に 言 う つ け る 。 ま た そ の 内 容 。 」 yang memiliki

(31)

ditunjuk oleh gurunya sebagai ketua acara dan ia memberikan perintah kepada Nobuko untuk melakukannya. begitu juga yang ia lakukan pada Akira yang menolak hasil keputusan langsung dilimpahkan tugas juga. Dalam Koujien (2008) 「任命」 adalah 「官職に任せること。職務を命ずること。」 yang berarti ”mempercayakan suatu tugas kepada seseorang. Memerintahkan sebuah pekerjaan kepada seseorang”. Hal ini sesuai dengan yang di jelaskan oleh Sase (1992) bahwa ijime ini dilakukan dalam bentuk perintah atau 「命令」. Dilihat dari kalimat ucapan Bando yang memberikan tugas kepada Nobuko dan Akira.

Menurut penulis, selain merasa hal ini sangat menyenangkan, Bando sengaja memberi perintah agar ia terlihat memiliki kekuasaan dalam kelas seperti yang dijelaskan Macklem (2003:37) bahwa mereka melakukan secara terang-terangan dan merasakan kenikmatan dalam meng-ijime sebab hal ini memberi kesan bahwa mereka kuat.

Dari pihak guru pun tidak benar-benar ikut campur dalam hal ini. Seperti yang di kemukakan Denmark (2005:184) bahwa ijime terjadi di kelas-kelas dimana para guru tidak memiliki wibawa. Hal ini bisa terlihat dari percakapan dimana saat gurunya bertanya apakah mereka benar-benar yakin dengan keputusan Bando, lalu salah seorang teman Bando menjawab 「生徒が決めたことにけちつけるんですか?」 yang berarti ”jadi pak guru tidak menganggap keputusan dari murid-murid?” ia malah mengalah dan berkata「そういうことじゃないけど、それでいいのか?」dengan terjemahan ”bukan seperti itu, maksud saya apakah kalian benar-benar yakin dengan keputusan ini?” Ia merasa diabaikan sebab tidak ada satu pun murid yang menjawab dan membantah menganai keputusan Bando, akhirnya ia pun menyimpulkan「はい。決め

(32)

たみたい...」dengan terjemahan ”baik. Sepertinya telah diputuskan” dengan suara kecil dan sedikit berbisik. Tidak adanya wibawa seorang guru seperti pada adegan diatas, ijime bisa terjadi. Kalau saja guru Nobuko bisa bertindak lebih tegas dengan membantah keputusan Bando dan mengubahnya, tsukaipassiri no ijime ini pasti tidak akan terjadi karena biar bagaimana pun siswa akan memiliki rasa hormat pada sang guru.

Dalam adegan ini yang mejadi pelaku atau kagaisha adalah Bando dan salah seorang teman sekelompoknya yang menentang gurunya. Dalam KBBI (1995:526) pelaku adalah orang yang melakukan suatu perbuatan atau sebagainya. Hal ini bisa dilihat dari tindakan Bando yang melakukan suatu perbuatan menyuruh atau tsukaipassiri terhadap Nobuko dan Akira.

Dalam adegan ini penulis menemukan orang yang menjadi kanshuu (penonton) yaitu salah seorang teman Bando yang sempat menentang guru. Hal ini bisa dilihat dalam percakapan 「生徒が決めたことにけちつけるんですか?」 yang berarti ” jadi pak guru tidak menganggap keputusan dari murid-murid?”. Teman Bando ini termasuk dalam kanshuu karena ia membantu Bando dalam tindakan ini dan menurutnya ini sangat menyenangkan seperti yang disebutkan Nakada (2003) bahwa kanshuu lebih memilih bekerja sama dengan kelompok pelaku dalam melakukan tindakan ijime dan mereka setuju dengan tindakan itu sebab menurut mereka hal ini sangat menyenangkan.

Pada adegan ini penulis juga menemukan golongan boukansha (penonton pasif). Boukansha berasal dari kata 「 傍 観 」 dan 「 者 」 . Dalam kamus Koujien (2008:2427&1230) mengartikan 「傍観」atau boukan sebagai 「そのことに関わらな いで、傍で見ていること」yang berarti ”karena tidak berhubungan dengan hal itu,

(33)

berarti ”orang/manusia”. Bisa disimpulkan dari penggabungan kedua kata menjadi ”orang yang hanya melihat dari samping karena tidak berhubungan dengan hal itu”. Morita (1994) menyebutkan salah satu karakteristik ijime adalah sangat sedikit anak yang menghentikan peristiwa ijime dan hal ini bisa terlihat pada situasi dimana pada akhirnya tidak ada murid yang membantah keputusan Bando. Penulis menggolongkan mereka ke dalam kelompok boukansha yaitu kelompok yang hanya diam saja dan tidak mau ikut campur tangan sebab mereka takut menjadi sasaran ijime selanjutnya ( Nakada, 2003). Hal ini bisa dilihat pada Akira yang membantah malah mendapat perintah untuk ikut mendekorasi kelas sedangkan teman sekelasnya tidak ingin mendapatkan hal yang sama.

3.4 Analisis Baikin Ijime dalam Film Nobuta wo Produce

Ijime yang dilakukan ijimekko karena mereka menganggap ijimerarekko membawa kuman pada kelompoknya dan umumnya yang menjadi korban adalah anak yang memiliki penampilan yang aneh seperti memberi kesan kotor dan bau.

Situasi 16:

Pada saat pelajaran, kelompok Bando meledek Nobuko melalui tulisan dalam selembar kertas yang diedarkan kepada teman-temannya.

Episode : 1 Menit : 17:25

Gambar 3.20 Bando dan Teman-Temannya Meledek Nobuko dalam Secarik Kertas

(34)

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Berikut adalah dialog pada kertas:

Bando : そいつ感じ悪くね??

Teman 1 : なんかこいつキモくね?? Teman 2 : なんかあいつ臭くね?? Terjemahan:

Bando : Anak itu menjijikkan sekali ya? Teman 1 : Kotor sekali yah anak ini?

Teman 2 : Kayaknya anak itu bau sekali yah? Analisis:

Dalam adegan ini yang menjadi korban atau higaisha adalah Nobuko. Dalam kamus Koujien (2008:2221), higaisha(被害者)adalah「損害を受けた人」yang berarti “orang yang menerima kerugian”. Penulis menyimpulkan Nobuko sebagai korbannya sebab ia seperti yang digambarkan oleh Nakada (2003) tentang karakteristik dari kelompok korban adalah anak yang inferior yaitu anak yang berpenampilan kotor.

Rohlen (1998:340), tindakan dari ijime bisa berupa baikin (kuman) dan Sase (1992) juga menjelaskan bahwa tindakan ijime ini terjadi karena penampilan dari si korban yang tidak rapi dan kotor terlihat seperti membawa kuman. Hal ini bisa dilihat dimana Bando meledek Nobuko dalam secarik kertas yang diedarkan ke teman-temannya dan mereka pun menikmati dan menghinanya dalam kertas itu yang berisi tentang betapa

(35)

kutipan 「そいつ感じ悪くね??」「なんかこいつキモくね??」「なんかあい つ臭くね??」dengan terjemahan “ anak itu menjijikkan sekali ya?” ” kotor sekali yah anak ini?” ” kayaknya anak itu bau sekali yah?” Menurut Macklem (2003:38), menuliskan kejelekan seseorang menggunakan e-mail atau surat dikategorikan ke dalam ijime secara verbal. Rohlen (1998:340) kusai (bau) merupakan salah satu tipikal ejekan dalam tindakan ijime. Penulis menyimpulakan penyebab terjadinya ijime ini berdasarkan percakapan diatas yang menunjukkan tindakan menjelekkan seseorang berdasarkan penampilannya.

Orang yang menjadi kagaisha adalah Bando dan teman-temannya. Koujien (2008:456), kagaisha(加害者)adalah「加害行為をした人」yang berarti “orang yang melakukan tindak kekerasan”. Hal ini bisa dilihat dimana Bando memulai tindakan ini dengan menuliskan kejelakan Nobuko dalam sebuah kertas dan diedarkan pada teman-temannya.

Penulis menggolongkan tindakan ini kedalam baikin ijime beradasarkan penyebab terjadinya peristiwa ini, yaitu korban tidak pandai dalam merapikan penampilannya sehingga memberi kesan kotor dan jijik yang membuat pelaku berpikir ia membawa kuman atau virus pada mereka atau teman sekelasnya (Nakada, 2003).

3.5 Analisis Mushisuru Ijime dalam Film Nobuta wo Produce

Tipe ijime ini adalah dengan mengabaikan keberadaan teman sekelompok. Kadang tindakan ini dibarengi dengan kata-kata pedas. Ijime ini terjadi karena tindakan dari teman yang diabaikan ini tidak dapat diterima dan tidak disukai oleh teman sekelompoknya.

(36)

Pada sub bab ini penulis kembali menganalisis dengan cara mengumpulkan adegan yang mencerminkan mushisuru ijime kemudian akan dianalisis pada akhir sub bab ini.

Berikut beberapa adegan yang dikumpulkan oleh penulis: Situasi 17:

Siaran TV sekolah kebetulan menyiarkan Mariko yang sedang makan dengan Akira. Teman-teman kelas Shuuji terkejut melihat hal ini karena biasanya Mariko makan siang bersama dengan Shuuji. Dan saat yang bersamaan Shuuji masuk ke dalam kelas dengan berpura-pura kekenyangan sehabis makan. Kemudian temannya bertanya tentang makanan Mariko dan Shuuji pun menjawabnya, lalu temannya menunjuk ke arah TV. Akhirnya semua terbongkar, Bando pun mulai meledeknya. Ditambah lagi masalah teman sekelompok Shuuji yaitu Tani yang baru saja dipukuli oleh kelompok dari sekolah lain. Tani mengatakan bahwa Shuuji tidak menolongnya saat ia dipukuli, dan hal ini diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Padahal Shuuji tidak mengetahui bahwa yang dipukuli adalah Tani. Karena kedua hal inilah akhirnya nama Shuuji pun tercoreng di mata teman-temannya dan ia mulai di abaikan oleh mereka.

Episode : 8 Menit : 12:00 Dialog (1): Teman 1 : 修二、真理子と弁当食うねじゃん。 Teman 2 : うそ!じゃ真理子ちゃんと食ってんの誰?草野!? お捉えた!! マジのすけ?? (Shuuji datang) Shuuji : 超腹いっぱい… ねどうしたどうした? Teman 1 : 真理子ちゃんの弁当うまかった?

(37)

Bando : 蝦団子ねえ… 桐谷ってすっげ嘘つきじゃん… Terjemahan:

Teman 1 : Shuuji tidak makan bersama dengan Mariko..

Teman 2 : Ga mungkin! Kalau begitu yang makan bersama dengan Mariko siapa? Kusano!? Tertangkap basah! Yang benar saja!!

(Shuuji datang)

Shuuji : Perutku kenyang sekali... hey ada apa ada apa? Teman 1 : Bekal dari Mariko enak?

Shuuji : Enak banget.. bakso udang..

(Shuuji melihat TV, dan ternyata ia ketahuan berbohong)

Bando : Bakso udang yahhh... Kiritani benar-benar pembohong yang hebat yah... Dialog (2):

(Tani melihat Shuuji, dan akhirnya mereka pun melakukan pembicaraan berdua)

Shuuji : 大丈夫?なんか手不自由そうだな。あっまさ困ったこととかがあ ったら何でも言って。 Tani : 築いてたんだろう、おれだった。 Shuuji : え?? Tani : おれが絡まれてるとき目あったよなお前と。 Shuuji : え?何の話? もしかしてあの時の喧嘩お前だったの? Tani : ひでーお前…友達がやられてるのにみてみぬふりだもんな。 Shuuji : いや違うって…本当にきずかなかったんだって。 Tani : ありえないって…こっち見てたし。 Shuuji : 本当顔とか全然見えなくてさ。 Tani :お前本当口うめえからさ。それって何とか俺をごまかそうと思って るんかもしんねえけどさあ… お前ってそういうやつだったんだよ な。 Shuuji : ちょっと待ってよ…信じて… Terjemahan:

(Tani melihat Shuuji, dan akhirnya mereka pun melakukan pembicaraan berdua) Shuuji : Apa kau baik-baik saja? Sepertinya tanganmu tidak dapat bergerak leluasa.

Jika ada barang berat atau hal yang susah untuk dibawa apapun itu katakan saja ya.

Tani : Sebenarnya kau tahu itu aku kan? Shuuji : Hah?

Tani : Saat aku di pukuli mata kita saling bertemu. Shuuji : Hah? Kau bicara apa sih?

Jangan-jangan perkelahian yang waktu itu adalah kau??

(38)

tidak melihatnya.

Shuuji : Bukan begitu... Aku benar-benar tidak menyadarinya... Tani : Tidak mungkin... Jelas-jelas kau melihat ke arahku....

Shuuji : Apapun bahkan wajahmu saja aku benar-benar tidak terlihat jelas... Tani : Kau benar-benar pintar berbicara ya. Kau pikir dengan begitu aku akan

tertipu ya. Ternyata kau adalah orang yang seperti itu ya... Shuuji : tunggu sebentar... percayalah....

Situasi 18:

Setelah kedua kejadian yang telah disebutkan diatas, Shuuji yang masuk ke kelas dan memberi salam pada teman-temannya namun tetap tidak diperdulikan oleh mereka.

Episode: 9 Menit: 01:25

Gambar 3.21 Shuuji yang Diabaikan oleh Teman-Temannya

Sumber: Nobuta wo Produce, 2005 Analisis:

(39)

adalah Nobuko, pada adegan kali ini korbannya adalah Shuuji. Dalam KBBI (1995:526) ”korban” adalah ”orang yang menjadi menderita akibat suatu kejadian”. Shuuji menjadi target ijime sebab terjadi kejadian yang tidak diinginkan yaitu Shuuji yang ketahuan berbohong oleh teman-temannya dan juga ia di tuduh tidak setia kawan oleh temannya Tani. Penulis juga menyimpulkan Shuuji sebagai korban karena ia diabaikan seperti yang dinyatakan Rohlen (1998:340) bahwa mengabaikan merupakan kegiatan ijime. Hal ini bisa dilihat pada gambar dimana saat istirahat siang teman-teman Shuuji tidak lagi mengajaknnya bermain dan saat Shuuji masuk ke kelas (kiri) dan saat menyapa temannya (kanan) ia sama sekali tidak dihiraukan. Teman-temannya terus sibuk bermain tanpa memperdulikannya.

Penulis juga menyimpulkan adegan ini ternasuk dalam mushisuru ijime karena dalam adegan ini Shuuji mendapat cibiran atau sindiran pedas dan juga diabaikan oleh teman sekelompoknya. Penyebab terjadinya tindak ijime ini seperti yang dijelaskan Sase (1992) bahwa tindakan dari korban tidak sesuai dengan kehendak teman sekelasnya. Penulis juga menyimpulkan bahwa adanya rasa tidak puas dari teman-teman Shuuji seperti yang dijelaskan dalam Macklem (2003:37) bahwa jika pelaku merasa tidak puas, mereka melampiaskan perasaan ini pada orang lain dan orang lain yang dimaksud disini adalah korbannya atau Shuuji. Mereka tidak puas terhadap tindakan Shuuji yaitu berbohong dan tidak setiakawan (tuduhan). Karena kedua hal inilah ijime pun terjadi.

Seperti yang disebutkan oleh Sase (1992), dalam mushisuru ijime biasa akan disertai dengan sindiran pedas. Shuuji yang ketahuan berbohong tidak makan siang bersama dengan Mariko mendapat sindiran pedas dari Bando yaitu 「蝦団子ねえ… 桐谷って すっげ嘘つきじゃん…」yang berarti ” bakso udang yahhh... Kiritani benar-benar

(40)

pembohong yang hebat yah...” Sindiran pedas juga di keluarkan oleh Tani kepada Shuuji yaitu「お前本当口うめえからさ。それって何とか俺をごまかそうと思ってるん かもしんねえけどさあ…」 yang berarti ”kau benar-benar pintar berbicara ya. Kau pikir dengan begitu aku akan tertipu ya...” Tani mengira Shuuji mengarang semua cerita itu dan terus berdalih ia tidak melihat Tani. Menurut Umehara (2008:74) mengabaikan adalah salah satu bentuk tindak ijime secara tak langsung dimana menurut Shinbori (1987) ijime secara tak langsung adalah bentuk ijime yang menyebabkan penderitaan secara mental.

Berdasarkan percakapan diatas, penulis menyimpulkan yang menjadi kagaisha adalah Tani, Bando, dan teman-teman sekelasnya. Kagaisha menurut Koujien (2008:456) adalah 「 加 害 行 為 を し た 人 」 yang berarti ”orang yang melakukan tindakan kekerasan”. Kekerasan yang dilakukan oleh mereka adalah berupa sindiran pedas dan menurut Rohlen (1998:340) bahwa menyindir termasuk dalam kegiatan ijime. Tindakan kagaisha Tani dan Bando bisa di lihat pada percakapan diatas, sedangkan teman-teman sekelasnya bisa di lihat pada gambar dimana Shuuji yang berjalan memasuki kelas memberi salam pun mereka tidak memperdulikannya, menganggapnya tidak ada. Penulis menggolongkan tindak ijime ini ke dalam bentuk mushisuru ijime karena seperti yang dikatakan Sase (1992) bahwa bentuk ijime ini adalah dengan mengabaikan keberadaan teman sekelompok. Kadang tindakan ini dibarengi dengan kata-kata pedas. Ijime ini terjadi karena tindakan dari teman yang diabaikan ini tidak dapat diterima dan tidak disukai oleh teman sekelompoknya. Hal ini bisa dilihat pada analisis yang telah disebutkan sebelumnya.

(41)

Maka kesimpulan dari analisis tindak shuudan ijime dalam drama Nobuta Wo Produce dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 tabel kesimpulan tindakan shuudan ijime yang terdapat dalam drama Nobuta Wo Produce

Bentuk shuudan ijime Jumlah Keterangan

Zannin na ijime 4

1. Kagaisha : Bando Higaisha : Nobuko

Tindakan : Bando memukul kepala Nobuko karena melihat tindakan Nobuko yang tiba-tiba mengelap meja yang pernah ditempatinya

2. Kagaisha : Bando dan teman-teman Higaisha : Nobuko

Tindakan : Bando dan teman-temannya mulai mengusik Nobuko yang sedang makan siang

3. Kagaisha : Bando dan teman-teman Higaisha : Nobuko

Tindakan :Bando dan teman-temannya mengusik Nobuko dan

menyiramnya dengan air selang di toilet wanita

4. Kagaisha : Bando dan teman-teman Higaisha : Nobuko

Tindakan : Bando dan teman-temannya mulai mengusik Nobuko dengan cara melakukan kekerasan sehingga Nobuko mendapatkan luka pada bagian wajahnya

Inshitsu na ijime 7

1. Kagaisha : Aoi Higaisha : Nobuko

(42)

meja Nobuko secara diam-diam 2. Kagaisha : Aoi

Higaisha : Nobuko

Tindakan : Aoi menuliskan kata 「ブス」 pada jas sekolah Nobuko secara diam-diam

3. Kagaisha : Aoi Higaisha : Nobuko

Tindakan : Aoi merusak obakeyashiki yang dibuat oleh Nobuko secara diam- diam

4. Kagaisha : Aoi Higaisha : Nobuko

Tindakan : Aoi merusak gambar kue ulang tahun untuk Shuuji dan

menggantinya dengan gambar Lain secara diam-diam

5. Kagaisha : Aoi Higaisha : Nobuko

Tindakan : Aoi menyebarkan brosur yang berisi kata 「最低女」 yang ditujukan untuk mempermalukan Nobuko secara diam-diam 6. Kagaisha : Aoi

Higaisha : Nobuko

Tindakan : Aoi merusak gantungan kunci yang dibuat oleh Nobuko, Akira dan Shuuji dengan melumuri cat secara diam-diam

7. Kagaisha : Aoi Higaisha : Nobuko

Tindakan : Aoi merusak tape hasil editan Nobuko secara diam-diam

Tsukaipassriri no ijime 1

1. Kagaisha : Bando

Higaisha : Nobuko dan Akira

(43)

Baikin ijime 1

1. Kagaisha : Bando dan teman-teman Higaisha : Nobuko

Tindakan : Bando dan teman-temannya meledek penampilan Nobuko dalam secarik kertas

Mushisuru ijime 2

1. Kagaisha : Bando dan Tani Higaisha : Shuuji

Tindakan : Meledek Shuuji dengan kata-lata pedas

2. Kagaisha : Bando, Tani, dan teman sekelas Higaisha : Shuuji

Tindakan : Mengacuhkan Shuuji karena tindakannya tidak disukai oleh mereka

Dari tabel diatas, bisa dilihat bahwa tindakan ijime dalam drama ini yang paling sering terjadi adalah bentuk inshitsu na ijime. Kemudian dari kagaisha atau pelaku yang paling banyak muncul adalah Bando, sedangkan yang paling sering menjadi korban atau higaisha adalah Nobuko.

Gambar

Gambar 3.6 Bando Menyiram Nobuko dengan Air Selang
Gambar 3.7 kelompok Bando Menahan Nobuko
Gambar 3.14 Gambar Kue Ulang Tahun Dirusak dan Diganti
Gambar 3.16 Gantungan Kunci yang Dirusak dengan Cat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur tidak berkayu pada saat masih muda, tetapi pada saat tua pada bagian batang yang dekat dengan tanah akan mempunyai

Kemudian dalam putusan pengadilan disebutkan adanya obyek sengketa yang berupa sertipikat hak atas tanah diputus oleh majelis hakim menjadi tidak berkekuatan hukum,

Program Improvement, dimana asesmen dapat digunakan dalam dalam perbaikan program, yaitu yang berkenaan dengan: (a) evaluasi terhadap informasi-informasi yang nyata,

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa, 10 (sepuluh) menit pertama, siswa baik di kelas eksperimen dan kelas kontrol masih antusias dan bersemangat untuk

Berbeda dari tiga tesis pembanding tersebut diatas, pada penelitian yang dilakukan oleh penulis akan membahas mengenai optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan

Menurut penuntut umum, terdakwa selaku direktur utama IM2 telah menggunakan frekuensi 2.1 GHz yang merupakan frekuensi Primer dan ekslusif, akan tetapi dalam penggunakan frekuensi

Ketika Anda mulai melihat bagaimana Sebab Musabab yang Saling Bergantungan bekerja; Anda melihat bagaimana nafsu keinginan muncul dalam bentuk ketegangan dan

Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah (Berita