• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP TPS 3R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP TPS 3R"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PROSES PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU 3R

Proses pengelolaan sampah 3R di TPS Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara menggunakan Bak Komposting. Pada proses pengomposan secara Bak Komposting membutuhkan oksigen yang cukup. Mikroorganisme yang terlibat di dalam proses pengomposan membutuhkan oksigen dan air untuk merombak bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah karbon, nitrogen, fosfor, belerang dan unsure lainnya untuk sintesis protoplasma sel tubuhnya (Simamora, 2006). Karbon diasimilasikan lebih banyak daripada nitrogen dan digunakan sebagai sumber energi serta membentuk protoplasma. Sekitar dua pertiga bagian dari karbon dikeluarkan dalam bentuk karbondioksida (CO2),

sedangkan sisanya akan berkombinasi dengan nitrogen dalam sel. Proses perombakan bahan organik akan menghasilkan humus, karbondioksida, air, dan energi. Beberapa bagian energinya digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme, dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk panas.

Urutan prosedur operasional pengelolaan sampah 3R meliputi kegiatan pemilahan, pengangkutan, pengumpulan, perajangan, pengomposan, penyaringan, dan pengepakan kompos jadi.

1. PEMILAHAN

Tujuan:

Pemilahan sampah dilakukan untuk mendapatkan jenis sampah organik dan anorganik dari masyarakat yang dilayani oleh TPST.

Alat dan bahan:

 Kantong plastik dengan warna yang berbeda (minimal 2)

Langkah-langkah:

a. Pemilahan dilakukan pada sumber timbulan sampah yaitu pada masing-masing rumah tangga penduduk.

b. Sampah organik meliputi sisa makanan, nasi, sayuran, daun, buah-buahan dan tulang-tulang ikan.

c. Sampah anorganik dapat dibedakan menjadi sampah yang dapat dimanfaatkan (meliputi: kertas dus/koran, botol plastik, botol kaca, logam dan kaleng),

d. Sampah B3 (meliputi: baterai, neon, bekas obat nyamuk, jarum suntik, sprayer) e. Residu (meliputi: sterofo, pembalut, pampers, putung rokok, permen karet).

f. Pilah sampah antara sampah organik dengan anorganik dengan membedakan warna tempat sampah. Tempat sampah yang paling sederhana dapat menggunakan kantong plastik bekas yang beda warnanya. Jika perlu, tandai tempat untuk sampah organik dan sampah anorganik pada setiap kantong.

(2)

2

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

2. PENGANGKUTAN DAN PENGUMPULAN

Tujuan:

Pengangkutan dilakukan untuk mengangkut sampah dari masing-masing rumah tangga yang telah memisahkan jenis sampah organik dan anorganik ke TPS.

Alat dan bahan:

 Gerobak motor roda 3

Langkah-langkah:

a. Alat angkut yang dipergunakan berupa gerobak motor roda 3 yang memiliki bak ukuran medium untuk menampung sampah dari rumah tangga.

b. Alat angkut mengangkut sampah organik dan anorganik dalam plastik yang berbeda, sehingga dapat memudahkan pengelolaan di TPS.

c. Angkut sampah untuk dikumpulkan di TPS untuk segera diolah untuk organik menjadi kompos.

Tahap Pemilahan Tahap Pengangkutan dan Pengumpulan

(3)

3

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

3. PERAJANGAN

Tujuan:

Untuk mendapatkan potongan sampah organik yang sesuai untuk diolah menjadi kompos, serta memudahkan proses pengomposan.

Alat dan bahan:

 Menggunakan alat pencacah sampah model  Kain atau terpal atau karung

(4)

4

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

 Ayakan

Langkah-langkah:

a. Sampah organik yang telah terkumpul dilakukan perajangan dengan menggunakan alat pencacah.

b. Proses perajangan ini dilakukan untuk mendapatkan volume sampah yang lebih kecil dan mempermudah proses pengomposan, serta menghemat lahan TPS. c. Kumpulkan hasil perajangan (sampah organik) pada kain/terpal/karung.

d. Lakukan pengayakan terhadap sampah yang telah dirajang untuk memisahkan/mendapatkan ukuran yang diinginkan.

2. PENGOMPOSAN

Tujuan:

Meningkatkan nilai sampah organik agar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain atau hal yang lebih bermanfaat dan menghasilkan (pendapatan).

Pengomposan menggunakan sistem bak komposting.

Alat dan bahan:

 Sarung tangan  Sekop dan cetok  Ember

 Karung goni

 Kotak/bak yang telah disiapkan untuk proses pengomposan  Bioaktivator (EM4)

 Garuk

 Masker penutup hidung  Thermometer

A

D

C

C

(5)

5

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

 Selang air

Langkah-langkah:

a. Campurkan sampah organik yang telah dirajang dengan bioaktivator dengan perbandingan yang telah ditentukan. Yaitu 4 tutup EM4 dengan 4 liter air bersih sumur, atau jika menggunakan MOL dengan perbandingan 1 : 5.

b. Taruhlah sampah organik yang telah dirajang dan dicampur dengan bioaktivator di di dalam bak pengomposan.

c. Lakukan penyiraman setiap hari untuk menjaga agar suhu kompos sekitar 40-60oC

dan kelembabannya sekitar 40%. Pengukuran temperatur kompos menggunakan thermometer.

d. Kelembaban juga dapat diukur dengan cara memasukkan tongkat kayu ke dalam tumpukan kompos, lalu mengeluarkannya. Pegang dan ukur kelembabannya. Bila tongkat kering, berarti kelembaban kompos kurang sehingga perlu dibalik dan disiram. Bila tongkat basah (lembab) berarti kelembabannya telah sesuai. Namun bila tongkat terlalu basah maka kelembabannya terlalu tinggi sehingga perlu segera dilakukan pembalikan pada tumpukan kompos di dalam bak pengomposan.

e. Selain itu kelembaban yang ideal dapat ditandai dengan bahan yang basah, tetapi tidak ada air yang menetes. Adapun suhu diukur dengan cara memasukkan tangan ke dalam tumpukan kompos. Suhu antara 40-60 oC ditandai dengan rasa

hangat.

f. Lakukan pembalikan dan penyiraman secara kontinyu untuk mengontrol suhu dan kelembaban proses pengomposan.

g. Pembalikan hanya dilakukan jika suhu kompos di atas 60 oC atau di bawah 40 oC,

yang berarti tumpukan kompos terlalu basah atau terlalu kering. Apabila suhu masih di antara 40-60 oC dan kelembaban 40% berarti tumpukan kompos belum

waktunya dibalik.

h. Kompos yang telah matang ditandai dengan suhu tumpukan yang menurun mendekati suhu ruangan, tidak berbau busuk, bentuk fisik menyerupai tanah dan berwana kehitam-hitaman.

i. Pematangan bisa berlangsung selama 15 hari atau lebih lambat atau bahkan lebih cepat tergantung jenis bioaktivator yang dicampurkan ke dalam proses pengomposan. Selama proses pengomposan dilakukan pemantauan suhu dan kelembaban tumpukan kompos serta bila perlu dilakukan pembalikan kompos.

(6)

6

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

4. PENYARINGAN

Tujuan:

Untuk memperoleh ukuran kompos yang sesuai dengan yang dikehendaki, memilah bahan yang belum terkomposkan secara sempurna, dan mengendalikan mutu kompos.

Alat dan bahan:

 Sekop Kegiatan Berulang

(7)

7

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

 Mesin pengayak/Ayakan manual

Langkah-langkah:

a. Kompos yang telah jadi kemudian disaring atau diayak untuk mendapatkan ukuran yang dikehendaki/seragam.

b. Kompos yang belum matang atau terkomposkan dengan sempurna kemudian diikutkan/dicampur kembali pada proses pengomposan berikutnya.

5. PENGEPAKAN

Tujuan:

Pengepakan bertujuan untuk menata kompos dan bahan anorganik supaya menjadi lebih rapi, menarik dan dapat proses lebih lanjut/dijual.

Alat dan bahan:

 Karung plastik  Timbangan

 Alat pengepres plastik  Sekop

Langkah-langkah:

Sampah Organik:

a. Kompos yang sudah disaring kemudian ditimbang dengan ukuran berat tertentu, kemudian dimasukan/dikemas ke dalam plastik, supaya lebih rapi dan menarik. b. Simpan kompos yang telah dikemas di tempat yang aman, siap untuk dijual atau

(8)

8

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

Sampah Anorganik

a. Sampah anorganik dilakukan pengepakan berdasarkan jenisnya (kertas, logam, kaca, dll).

b. Pemisahan ini dilakukan untuk mempermudah proses penjualan kepada pihak lain atau dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan.

(9)

9

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

Gambaran Umum Bangunan TPST

Bangunan TPS 3R “ BISO MULYO “berada di Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara dengan Luas bangunan 175 m2 dengan ukuran panjang 17,5 meter dan lebar 10 meter.

TPS ini dibangun untuk mengelola sampah yang berasal dari masyarakat Desa Mulyoharjo sejumlah 600 KK. Bangunan TPS terbagi dalam dua bagian yaitu ruang pemilahan, gudang, ruang mesin, ruang penyaringan dan ruang pengomposan sampah organik. Rincian ruang pemilahan dan pengomposan sebagai berikut:

Ruang Pemilahan

Ruang ini merupakan tempat gerobak motor di parkir dan membongkar muatan sampah organik dan anorganik, Ukuran ruangan ini adalah lebar 4 meter dan panjang 5 meter. Ruangan ini berada di dekat ruangan kantor, mushola, ruang anorganik dan juga tempat penyimpanan alat pencacah dan pengayak. Ruang pemilahan, gudang, kantor, mushola dan anorganik menjadi satu ruangan besar dengan pintu dorong disamping selatan membatasi dengan ruangan komposting dan bagian depan dilengkapi dengan pintu geser.

Ruang Kantor

Ruang kantor berukuran lebar 2,5 meter dan panjang 3,50 meter, berada disamping ruang pemilahan dan penyaringan dengan dinding berpintu berkunci. Raung ini digunakan untuk aktivitas administrasi dan manajeman TPST serta untuk istirahat KSM dan operator TPS.

Ruang Gudang

Ruangan gudang dipakai untuk menampung peralatan dan bahan komposting. Ruang gudang berukuran lebar 2,5 meter dan panjang 3,5 meter, berada di sebelah ruang pemilahan anorganik dan kamar mandi. Karena ruang ini merupakan tempat penyimpanan barang-barang berharga peralatan dan bahan operasional di TPS.

Ruang Penyaringan dan Pencacah

Ruang penyaringan dipakai untuk menyaring kompos yang telah jadi supaya butiran kompos seragam ruang penyaringan ini sekaligus digunakan sebagai ruang komposting. Alat pencacah dan penyaringan jika selesai digunakna akan dimasukkan ke dalam ruang pemilahan.

Ruang Pengomposan

Ruangan yang berada di samping selatan ruang pemilahan, ruangan ini berfungsi untuk mengoposkan sampah organik. Ruangan ini memiliki luas bangunan sekitar setengah dari bangunan TPS yaitu sebesar 42 m2 dengan ukuran lebar 6 meter dan panjang 7 meter. Ruangan ini memilki tiga sisi dinding terbuka, dinding yang berada di depan, samping selatan dan belakang setinggi 1,2 meter. Dinding sebelah utara tertutup dinding berpintu besi geser yang dilengkapi gembok.Ruang ini terbagi dalam lorong jalan kerja dan sel

(10)

10

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

pengomposan. Jumlah sel terdiri dari 16 sel pengomposan, dengan ukuran (1 x 1,5 x 1,2) m. Volume satu sel pengomposan sampah organik sekitar 1,8 m3. Sampah organik yang dimasukkan ke dalamnya adalah sampah yang telah tercacah dan telah disiram dengan campuran molase dengan bioaktivator (EM4). Proses pengomposan membutuhkan waktu selama 15 sampai 25 hari. Jumlah volume sampah organik yang tercacah tersebut sampai menjadi kompos akan berkurang sampai 40 % hingga 50 %.

(11)

11

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

Proses Pengelolaan Sampah:

1. Pemilahan Sampah Rumah Tangga

Sampah yang berasal dari rumah tangga telah dilakukan pemilahan oleh masing-masing anggota Kepala Keluarga. Dimana sampah organik ditempatkan dalam kantong plastik tersendiri, sedangkan sampah anorganik dimasukkan dalam kantong plastik yang lain. Pembedaan kantong plastik sampah organik dan anorganik melalui warna kantong plastiknya.

Setelah kantong plastik terisi sampah organik setiap harinya, kantong plastik dibawa keluar rumah untuk ditempatkan di depan rumah masing-masing. Sedangkan sampah anorganik akan dibawa keluar rumah apabila kantong plastiknya telah terisi penuh dengan sampah anorganik.

2. Pengangkutan Sampah Rumah Tangga

Setiap hari petugas TPS yang bertugas mengangkut sampah dari rumah tangga mengawali tugasnya dengan memanasi mesin motor sampah sekitar 5 sampai 10 menit. Setelah itu petugas menuju ke rumah warga untuk mengangkut sampah yang telah disiapkan untuk diangkut. Petugas TPS setelah mengambil kantong plastik sampah organik dan anorganik segera menukar dengan kantong plastik baru sesuai dengan yang telah diambil. Setelah muatan sampah yang diangkut memenuhi bak motor pengangkut, maka petugas kembali ke TPS untuk membongkar muatan. Pembongkaran sampah dilakukan oleh petugas TPS dengan memilahkan kantong sampah sesuai dengan warna yang sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.

3. Pencacahan Sampah Organik

Kantong plastik sampah organik dibuka dan dikeluarkan sampahnya sambil diperiksa untuk mengambil barang/benda besi yang tercampur di dalamnya. Setelah sampah organik benar-benar bersih dari logam baru di masukkan ke dalam alat pencacah.

4. Pembuatan Campuran MOL/EM4

Takar air sumur dangkal sebanyak 4 liter, ditambahkan bioaktivator (EM4) sebanyak (4 tutup botol) 20 ml lalu diaduk dengan kecepatan yang pelan dengan arah yang sama hingga campuran merata. Jika menggunakan MOL campurkan 1 bagian Mol (1 liter) dengan 5 bagian air bersih (5 Liter) aduk sampai merata dan campurkan dalam sampah yang akan dikomposkan.

5. Pembuatan Kompos

a) Masukkan rajangan sampah didalam bak komposting tersebut secara merata sambil disiram dengan campuran air sumur EM4/MOL. Penyiraman sampai merata dan diulang sampai sampah organik penuh dengan bioaktivator.

b) perlakuan poin a/ dilakukan kembali sampai sampah yang diangkut habis.

c) Setelah sampah dalam bak, maka perlu dilakukan pemantauan terhadap temperatur kompos setiap hari supaya hasilnya kompos sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bila temperatur kompos terlalu tinggi maka petugas harus menyiramkan air atau melakukan pembalikan kompos setiap 3-4 hari sekali. d) Setelah 10 sampai 14 hari kompos dibongkar dan kompos diayak untuk

(12)

12

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

6. Pemanenan Kompos

Setelah kompos jadi, petugas TPS segera melakukan penimbangan dan pengepakan kompos dalam kemasan 1 kg atau kemasan yang lebih besar (5 kg) dan dijual.

7. Cara Membuat MOL

Berbagai cara dapat dilakukan untuk membuat MOL (mikro organisme lokal). Fungsi MOL sendiri yaitu dapat sebagai mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau dekomposer. Ia pun dapat berfungsi sebagai aktivator, inhibitor, dan nutrisi tambahan bagi tanaman.

Bahan-bahan :

1. EM 4 sebanyak 0,5 liter

2. Air cucian beras sebanyak 2 liter 3. Gula jawa 2 ons

4. Air bersih sumur sebanyak 17,5 liter

5. Sampah sayuran dan buah dimasukkan dalam plastik dan dilubangi, sekitar 2 Kilogram

Cara membuat :

EM4, air cucian beras, gula jawa, dan air bersih dicampurkan dalam ember berkeran. Masukkan sampah yang sudah dibungkus plastik dan ditenggelamkan dalam

campuran air dengan EM4, gula, dan juga air cucian beras. Kemudian tutup ember dan biarkan selama 14 hari. Saat air berwangi tape, maka MOL telah siapdigunakan untuk dekomposer dalam membuat kompos dan juga memupuk tanaman.

(13)

13

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

Peralatan Penunjang TPS.

1. Gerobak Motor (Tossa) tipe econo cargo

Kendaraan ini merupakan alat angkut sampah pada khususnya dan barang lainnya. Gerobag motor adalah gabungan/rangkaian antara motor 200 cc dan bak dengan dua roda, yang dipakai sebagai tempat sampah yang diletakkan dibelakang motor.

Pada umumnya hampir sama dengan kendaraan bermotor lainnya dalam mengendarai nya. Hal yang harus diperhatikan dalam mengendarai adalah:

a. Fisik gerobak motor adalah lebih panjang dan lebih lebar dari motor biasa yaitu dangan tambahan bak berukuran 180 x 123 x 30 cm

b. Sistem pengoperasian gerobak motor sebagai perlengkapan pendukung hampir sama semua kecuali siatem tambahan yang sangat lain adalah gerobak motor dapat mundur seperti mobil.

Prosedur Pemakaian

Pemeriksaan masin setiap pagi sebelum mulai pekerjaan sangat penting untuk menunjang kelancaran kerja dan ketahanan gerobak motor, pemerisksaan tersebut meliputi:

a. Tekanan oli mesin: agar selalu memenuhi volume yang dibutuhkan saat mesin bekerja, sehingg mesin tidak terlalu panas dan tidak cepat aus

b. Tekanan ban : perlu diperhatikan terutama untuk memuat sampah yang berjumlah banyak dan menjaga keawetan ban.

c. Secara periodik perlu pengecekan permukaan air accu agar selalu mampu menyediakan daya untuk keperluan starter, lampu serta kebutuhan kelistrikan lainnya serta mnjaga keawetwn accu itu sendiri.

d. Pengecekan baut-baut serta komponen bergerak lainnya agar tidak terlepas pada saat digunakan untuk bekerja dan menimbulkan kecelakaan dan kerusakan yang lebih fatal

(14)

14

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

Mesin pencacah di atas merupakan alat pendukung operasional TPS yaitu pancacah sampah organik. Kapasitas mesin pencacah sebesar kg/jam, Mesin pencacah terdiri dari dua bagian utama yaitu mesin penggerak dan kerangka yang dilengkapi alat pemotong [encacah berpisau putar. Mesin penggerak alat pencacah bermerk Yanmar 8,5 PK yang telah dilengkapi dengan petunjuk kerja yang tertempel di body mesin penggerak. Petunjuk kerja terdiri dari tata cara mengoperasikan mesin dan merawat dan mengganti suku cadang yang dipakai supaya mesin bekerja secara maksimal dan terawat.

Berikut ini posedur perawatan Mesin Pencacah :

A. Sebelum Operasi

1. Periksa Mesin Pencacah

a. Sebelum mengoperasikan alat, terlebih dahulu diperhatikan masing-masin rangkaian terpasang dengan baik, khusunya baut/mur dalam kondisi tidak kendor. b. Perhatikan kekencangan V-belt juka terlalu kencang yang dapat membebani kerja

motor penggerak dan jika terlalu kendor akan menimbulkan slip. Jarak lemturan V-belt pada pada saat adalah 10 mm dari posisi diam semula.

c. Mesin pencacah harus dalam keadaan kosong atau bahan yang dihancurkan tidak dimasukkan lebih dahulu sebelum motor penggerak menyala, karena memberikan bebam mula pada motor penggarak.

2. Periksa Motor Penggerak

a. Periksa Jumlah bahan bakar dan minyak pelumas (Oli mesin) dari mesin penggerak

b. Cermati panduan perawatan dan perbaikan pada bagian materi ”Panduan Motor Penggerak”

c. Setelah motor dinyalakan, perhatikan bunyinya, jika ada kelainan suara/bunyi yang aneh, segera matikan motor dan periksa.

B. Saat Operasi

Cara mencacah bahan baku

a. Jika bahan dedaunan dan rumput :

- Basahi dedaunan atau lebih baik dedeunan yang sudah difermentasi / dibusukkan

- Masukkan secara berkala ke dalam hopper b. Jika bahan jerami :

- Ambil jerami basah dalam genggaman

- Lempar ke dalam mulut pemasukan mesin pencacah ( sebaiknya hopper pemasukan dibuka agar jerami mudah masuk saat dilemparmenuju pisau pencacah dan tidak melilit (gambar bawah)

- Lemparan jerami dilakukan scara bertahap. Jangan memaksakan alat dengan memasukkan jerami terlalu banyak

(15)

15

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

Perawatan Berkala Mesin Pencacah : A. Perawatan Pisau

- Bersihkan mata pisau jika telah selesai digunakan

- Periksa keajaman pisau jika sudah terlau umpul segera di asah atau dilakukan pengantian mata pisau

B. Perawatan Roda Putar

- Lakukan pemberian oli pelumas pada bagian-bagian yang berputar sperti pada pillw block untuk melumasi bearing.

Perawatan Berkala Motor Penggerak

A. Pemerikasaan Sebelum Pengoperasian

1. Pendingin mesin (Air)

- Isilah air pendingin pada radator, jangan sampai kehabisan - Gunkan selalu air yang bersih

- Kuras air setiap 300 jam kerja.

(16)

16

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

2. Bahan bakar (solar)

- Periksa sabalum pengoperasian jangam sampai kehabisan - Gunakan bahan bakar solar bersih dan berkualitas baik.

- Bersihkan sarngan solar yang tercampur dengan kotoran setiap 300 jam kerja.

- Ganti saringan setiap 600 jam kerja atau apabila rusak - Kuras tangki so;ar setiap 300 jam kerja.

3. Pelumas Mesin (Oli)

- Periksa banyaknya minyak pelumas (oli) jangan sampai kehabisan - Waktu pengisian oli. Pastikan posisi mesin dalam keadaan datar. - Ganti oli setiap 100 jam kerja (setelah mesin digunakan)

- Bersihkan saringan oli

- Gunakan oli engan SAE 40 dan berkualitas baik untuk mesin diesel. 4. Saringan Udara

- Oil Bath (tipe basah), bersihkan dengan silar / minyak tanah

- Solid Tipe (tipe kering), bila sudah kotor semprokan angin bertekanan 2 Kg/cm2 atau cucilah dengan air sabun dan keringkan dengan baik setiap 100 jam kerja .

5. Periksa ketegangan tali kipas

B. Pemeriksaan Selama Pengoperasian

1. Periksa indikator oli, bila menunjukkan merah matikan segera mesin. 2. Air Pendingin, hindari kehabisan air terutama untuk tipe hopper

3. Suara dan getaran pada mesin, bila terdengar bunyi atau getaran yang tidak normal segera matilan mesin.

4. Warna gas buang, bila berwarna hitam berarti mesin kelebihan beban

5. Periksa kebocoran oli, solar, air pada mesin dan kencangkan baut apabila ada yang kendur.

C. Pemeliharaan Mesin Setelah Dioperasionalkan

1. Bersihkan kotoran (debu tanah atau minyak) yang menempel pada mesin dan olesilah dengan solar atu oli bekas untuk menghindari karat dan periksa kekencangan dan kelengkapan baut

2. Simpanlah mesin pada posisi titik atas TD (tanda pada roda gaya). Untuk menghindari pengembunan di ruang bakar

3. Buang atau isi penuh air pendingin untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama.

(17)

17

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

4. Kosongkan atau isi penuh tangki bahan bakar untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama dan menghindari tercampurnya air dalam bahan bakar. 5. Buang atau isi penuh oli untuk menghindari karat bagian dalam mesin

D. Hal-Hal yang perlu diperhatikan

1. Mesin baru tidak perlu direyen terlalu lama (maks. 5 menit) setelah itu mesin sudah siap digunakan karena hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pembakaran yang tidak sempurna.

2. Selalu gunakan sukucadang asli pabrikan motor penggerak sehingga kondisi dan keawetan mesin tetap terjaga.

3. Bacalah dan pakai buku petunjuk perawatan dan pengoperasian sebelum mesin digunakan agar tidak terjadi kesalahan pengoperasian sebelum mesin digunakan agar tidak terjadi kesalahan pengoperasian serta simpanlah buku petunjuk dengan baik.

(18)

18

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

E. Pandangan Luar dan Nama Bagian Motor Penggerak

F. Cara Menjalankan Mesin (Start)

1. Buka kran bahan bakar

2. Lepaskan engkol pada tempatnya dan pada poros pejalan 3. Letakkan tuas pengetur kecepatan pada posisi START 4. Tari tuas dekompresi keatas dengan tangan kiri dan tahan

5. Putar engkol beberapa putaran perlahan-lahan semakin cepat dan lepaskan pada posisi engkol sedang di tarik ke atas, Ini adalah posisi engkol terbaik untuk mudah start dan aman.

G. Pemasangan

1. Pasang mesin pada temat yang rata dan terlindungi dari hujan 2. Letakkan mesin pada landasan yang rata

3. Jangan letakkan mesin (terutama motor penggerak) pada tempat yang sempit dan tidak ada sirkulasi udara

4. Setelah pengopersian, ala harus dibersihkan. Sisa-sisa bahan yang tidak dibersihkan akan membuat alat menjadi mudah berkarat.

(19)

19

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

KSM BISO MULYO

2013

3. Bioaktivator (EM4)

Bioaktivator adalah bakteri yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik tanah untuk menyuburkan tanaman dan menyehatkan tanaman. Bahan ini berfungsi untuk mempercepat proses pengomposan sampah dengan mencampurkan molase/cairan gula dan air sumur dangkal.

Aturan pakai EM4 untuk proses pengomposan sampah organik: ambil air sumur dangkal sebanyak 4 liter, kemudian dicampur dengan molase sebanyak 8 tutup lalu diaduk secara pelan-pelan dengan arah yang sama sampai tercampur merata. Campuran air dengan molase setelah merata kemudian ditambahkan bioaktivator sebanyak 4 tutup botol dan diaduk pela-pelan dengan arah yang sama hingga tercampur merata. Campuran didiamkan sekitar 1 jam untuk mengaktifkan bakterinya, baru dimasukkan ke dalam alat penyemprot yang kemudian dipakai untuk menyemprot sampah yang telah dicacah.

4. Pakaian Kerja dan Perlengkapan

Pakaian kerja dipakai untuk UKM yang bekerja di TPST Berkoh dengan dilengkapi penutup hidung, helm, sarung tangan dan sepatu boot. Perlengkapan tersebut di pergunakan untuk melindungi pekerja dari hal-hal yang tidak diharapkan dan terbebas dari bakteri.

5. Perlengkapan Pendukung Kerja

Perlengkapan pendukung terdiri dari peralatan pengolahan sampah di TPST, yaitu terdiri dari cangkul, garuk, termometer, terpal. Peralatan ini sangat diperlukan supaya kinerja di lapangan lebih optimal produksinya.

(20)

20

SOP TPST DESA MULYOHARJO KAB. JEPARA

Referensi

Dokumen terkait