• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP Pembersihan lahan.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP Pembersihan lahan.doc"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STANDARD OPERATING PROCEDURE

PEMBERSIHAN LAHAN

PT. WIRADUTA SEJAHTERA LANGGENG

Dibuat Disetujui

(2)

PEMBERSIHAN LAHAN

A.

PERMULAAN

1. Dibutuhkan izin untuk memasuki daerah tambang dan Land Clearing 2. Semua kendaraan dan peralatan berat harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan

kerja.

3. Semua kayu-kayu yang ditinggalkan di dalam pit untuk nantinya dimuat ke atas dump truck agar dipotong-potong menjadi maksimum sepanjang 2 (dua) meter. Untuk kayu yang diameternya besar, dimana dengan panjang 2 meter masih sulit dimuat ke atas dump truck karena ukuran excavator kecil, maka kayu-kayu agar dipotong lebih pendek lagi, sehingga mudah memuatnya ke dalam dump truck 4. Hindarkan pengerjaan atau pemuatan kayu-kayu pada malam hari,

apalagi pada penerangan yang kurang memadai

5. Hindarkan pemuatan kayu-kayu secara top loading.

6. Kumpulkan kayu-kayu pada tempat tertentu agar mempermudah proses pemuatan dan penanganannya dan tidak mengganggu kelancaran kerja excavator.

7. Yang diijinkan memasuki daerah land clearing adalah orang-orang yang telah ditunjuk, seperti operator bulldozer, operator chainsaw, surveyor, dan pengawas land clearing, dan telah melakukan koordinasi sebelumnya.

(3)

B.

PETUNJUK PELAKSANAAN

1. Menentukan type material yang digali.

Tentukan apakah material yang akan digali adalah material keras atau material lunak.

2. Menentukan jenis dan type excavator

Penentuan jenis dan type excavator tergantung pada : a. Type material

b. Luas area kerja c. Target produksi

Berdasarkan acuan di atas supervisor/forman tambang harus menentukan jenis dan type excavator yang cocok dengan kondisi yang ada.

3. Menentukan type dump truck

Type dump truck harus sesuai/seimbang dengan jenis dan type excavator. Sebagai acuan yang ideal, kapasitas dump truck = 5 x kapasitas bucket excavator.

4. Menentukan metode pemuatan

Secara umum metode pemuatan terbagi atas tiga yaitu :

a. Normal loading, sangat disarankan untuk dilakukan pada setiap pekerjaan pemuatan.

b. Top loading dilakukan apabila normal loading tidak memungkinkan. Metode ini cocok untuk area kerja yang sempit terutama saat penggalian untuk expose batubara.

c. Double bench sangat tidak disarankan untuk dilakukan akan tetapi untuk kondisi tertentu dapat digunakan terutama saat memulai penggalian lereng atau puncak bukit yang curam dan tinggi, lebih lanjut lihat

Pada akhirnya penentuan metode pemuatan harus ditentukan oleh supervisor/foreman tambang dengan mempertimbangan kondisi yang ada.

C.

PEMUATAN MATERIAL

1. Secara Umum

a. Sabuk pengaman dan alat pelindung diri (APD) harus digunakan. b. Semua rambu harus dipatuhi.

c. Lakukan kontak positif antar setiap operator yang bekerja di area loading point.

d. Jika loading point berdebu, lampu kerja excavator, dump truck dan dozer harus dinyalakan.

e. Operator dump truck dilarang keluar dari kabin saat proses pemuatan material sedang berlangsung.

f. Jika operator excavator perlu untuk meninggalkan cabin, bucket harus diturunkan ke tanah pada level yang sama dengan track.

(4)

g. Apabila dump truck mengalami masalah “steering” atau “brake” maka unit tidak boleh dioperasikan dan sesegera mungkin dilaporkan ke supervisor/foreman. h. Jaga jarak aman antar unit.

i. Penempatan lighting plant di loading point tidak menyebabkan pandangan operator menjadi silau

2. Persiapan

a. Tentukan area kerja penggalian sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan bersama engineering.

b. Area kerja excavator harus bebas dari kayu besar serta longsor.

c. Area kerja excavator harus diisolasi dari lalulintas unit dan orang dengan cara menggunakan tanggul.

3. Pemuatan

a. Dump truck memasuki loading point.

i. Kurangi kecepatan saat memasuki loading area.

ii. Dump Truck (setir kiri) harus selalu memasuki loading area dengan posisi searah jarum jam kecuali tidak memungkinkan.

iii. Bila terjadi antrian, dump truck harus menunggu di samping depan sebelah kanan dump truck yang sedang dimuat, kecuali tidak memungkinkan.

b. Memposisikan unit untuk loading

i. Driver harus menggunakan kedua sisi spion untuk memantau posisi bucket excavator.

ii. Dump truck mundur dengan perlahan sejajar dengan posisi bucket.

iii. Driver tidak menggunakan jenjang kerja untuk menghentikan dump truck. iv. Operator excavator harus memposisikan bucket di tempat yang aman untuk

loading.

v. Untuk menghindari kerusakan ban/tyre, dump truck dilarang menginjak dan menempatkan ban diatas ceceran material besar.

c. Excavator memuat material ke dump truck

i. Driver dump truck harus menggunakan rem parkir sewaktu proses pemuatan berlangsung.

i. Usahakan sudut ayun bucket excavator adalah 45˚-90˚.

ii. Saat memuat material, jaga jarak antara kuku bucket excavator dengan ban/tyre dump truck minimal 1 meter.

iii. Usahakan muatan bucket selalu penuh setiap kali loading. iv. Muatan tidak overload dan tidak melewati kabin dump truck.

(5)

vi. Saat proses pemuatan berlangsung posisi track excavator harus rata vii. Tinggi jenjang permuka kerja excavator.

d. Dump truck meninggalkan loading point

i. Dump truck meninggalkan loading point sesaat setelah excavator membunyikan klakson satu kali sebagai tanda/pemberitahuan bahwa proses pemuatan selesai. ii. Driver dump truck harus memastikan area loading point aman sebelum bergerak

maju.

D.

MERAWAT LOADING POINT

Sehubungan dengan ukuran unit dan kuku bucket yang besar serta panjang maka operator excavator tidak mungkin menjaga kebersihan loading point dari ceceran material besar serta permukaan yang bergelombang. Oleh karena itu diperlukan unit lain untuk melakukan perawatan loading point supaya tetap baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses perawatan loading point yaitu :

1. Pengawas tambang harus menentukan type dozer yang akan digunakan di sesuai dengan kebutuhan dan kondisi loading point.

2. Perbaikan loading point oleh dozer diusahakan tidak mengganggu proses pemuatan yang sedang berlangsung.

3. Untuk menghindari kejatuhan material, dozer dilarang masuk / membersihkan loading point di bawah bucket excavator yang sedang memuat material.

E.

PENGANGKUTAN MATERIAL

1. Secara umum

a. Sabuk pengaman dan alat pelindung diri (APD) harus digunakan. b. Semua rambu harus dipatuhi.

c. Lakukan pengecekan unit atau “pre start check list” sebelum mengoperasikan unit. d. Apabila dump truck mengalami masalah “steering” atau “brake” maka unit tidak

boleh dioperasikan dan sesegera mungkin dilaporkan ke supervisor.

e. Jika hujan menyebabkan jalan angkutan menjadi licin maka dump truck harus segera diparkir di tempat yang aman.

f. Jika jalan angkutan berdebu lampu kerja dump truck harus dinyalakan.

g. Selalu melakukan kontak posistif dengan setiap orang yang bekerja disekitarnya. h. Prioritaskan dump truck bermuatan.

i. Jaga jarak aman antar unit.

j. Batas kecepatan maksimum di dalam pit adalah 50 km/jam.

k. Penempatan lighting plant tidak menyebabkan pandangan operator menjadi silau, 2. Persiapan

a. Pengawas tambang harus memastikan jalur jalan dalam kondisi baik dan aman. b. Driver harus mengetahui jalur jalan yang harus dilalui.

(6)

d. Kedua sisi jalan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman sesuai dengan standar dan kodisi disekitarnya.

3. Dump truck mengangkut material

a. Gunakan transmisi sesuai dengan kondisi jalan.

b. Kecepatan dump truck disesuaikan dengan kondisi jalan dan lalu lintas. c. Dilarang mendahului dump truck lain kecuali dalam kondisi tertentu.

d. Gunakan ”retarder” untuk pengereman saat berlangsung pengangkutan dari loading point ke dumping point.

e. ”service brake” hanya digunakan saat kondisi tertentu / emergency.

f. Untuk menghindari kerusakan ban/tyre diusahakan untuk tidak menginjak ceceran material besar di jalan.

g. Untuk menghindari terjadinya ceceran material diusahakan untuk tidak memindah transmisi di tanjakan.

h. Ikuti jalur jalan yang telah ditentukan / tidak mencuri jalur jalan unit lain. 4. Dump truck dumping material

a. Semua rambu harus dipatuhi. b. Driver harus mengikuti aba-aba

c. Jika jalan angkutan berdebu lampu kerja dump truck harus dinyalakan. d. Prioritaskan dump truck bermuatan Memasuki Area Dumping e. Kurangi kecepatan saat memasuki dumping area.

f. Dump Truck (setir kiri) harus selalu memasuki dumping area dengan posisi searah jarum jam kecuali tidak memungkinkan.

g. Dump Truck harus menuju lokasi dumping yang telah ditunjukkan h. Usahakan tempat dumping dalam kondisi stabil dan rata.

i. Jaga jarak aman dengan semua unit yang bekerja di area tersebut

j. Driver harus menggunakan kedua sisi spion untuk memantau kondisi di belakang dump truck

k. Dump truck mundur dengan perlahan (usahakan untuk selalu membunyikan klakson sebanyak 3 kali) serta tidak menggunakan safety berm untuk menghentikan dump truck

l. Apabila dumping area longsor maka dump truck harus membuang material minimal 5 meter dari ujung/batas lokasi longsor.

m.Driver dump truck harus selalu menggunakan rem parkir sebelum melakukan dumping.

n. Driver dump truck harus memastikan checker telah menjauh dari dump truck sebelum membuang muatannya.

o. Driver membuang muatannya secara perlahan-lahan kemudian maju sedikit (2-3 meter) untuk membuang sisa muatannya

p. Driver dump truck harus menurunkan bak secara sempurna setelah semua muatannya dibuang.

q. Dump truck harus bergerak maju dengan perlahan (usahakan untuk selalu membunyikan klakson sebanyak 2 kali)

(7)

5. Dump truck kosong kembali ke loading point

F.

MEMELIHARA DUMPING AREA

1. Dozer harus melakukan pemeliharaan/meratakan dumping area secara terus menerus.

2. Dozer harus membuat safety berm dengan ketinggian minimal ½ kali tinggi ban dump truck terbesar yang bekerja di area tersebut.

3. Untuk mengalirkan aliran air di sekitar dumping area usahakan kemiringan dumping area sebesar 2%, Semua aliran air harus diarahkan ke saluran air yang mengarah ke sediment pond.

4. Supervisor harus melakukan pengecekan dumping area secara berkala (usahakan setiap satu jam sekali).

G.

PERAWATAN JALAN ANGKUT

1. Pengawas tambang secara berkelanjutan memonitor kondisi jalan. 2. Lebar jalan diusahakan minimal 30 m.

3. Grade jalan tidak melebihi 10%.

4. Grader secara berkala meratakan jalan yang bergelombang.

5. Setiap air yang mengalir ke jalur jalan harus dapat dialirkan melalui drainase di sepanjang jalur jalan tersebut.

6. Untuk menghindari penyempitan jalan akibat sisa material dari grader, lakukan pembersihan dengan menggunakan excavator kecil.

Referensi

Dokumen terkait