• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ANALISIS KARAKTERISASI DAN MIKROSTRUKTUR MINERAL SEDIMEN SUMBER AIR PANAS SULILI DI KABUPATEN PINRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI ANALISIS KARAKTERISASI DAN MIKROSTRUKTUR MINERAL SEDIMEN SUMBER AIR PANAS SULILI DI KABUPATEN PINRANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

192

Rais Tutu, Subaer, Usman

Jurusan Fisika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar Jl. Daeng Tata Raya, Makassar 90223

Email: rais_tutu@gmail.com

Abstract: Study of Characterization and Microstructural Analysis of Sedimentary Mineral Hot springs Sulili in Pinrang. It has as conducted research studies on characterization and microstructural analysis studies sedimentary mineral hot springs Sulili in Pinrang. The purpose of this study to determine how the state morphology, crystal structure and the percentage of the mineral content of sediments around the hot springs in Pinrang Sulili using X- ray characterization Difraction (XRD) and Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Spectroscopy (SEM- EDS). Sediment samples obtained from hot springs Sulili in Pinrang by digging to a depth of 1-1.5 m as many as eight points, eight samples were then dried using an oven at a temperature of 70° C for 2 hours. The method used in this research is the method of powder. Eighth samples were then crushed and sifted in the sieve of 200 mesh. Characterization of the eight samples is done with the technique of X-Ray Diffaction (XRD) and Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS). Based on test results obtained SEM-EDS that state morphology of the eight samples is generally shaped slab or blob defects and sizes. While test results showed XRD mineral content in the sediment samples are dominated by kaolinite and quartz mineral.

Abstrak: Studi Analisis Karakterisasi dan Mikrostruktur Mineral Sedimen Sumber Air Panas Sulili di Kabupaten Pinrang. Telah dilakukan penelitian penelitian tentang studi analisis karakterisasi dan mikrostruktur mineral sedimen sumber air panas Sulili di Kabupaten Pinrang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana keadaan morfologi, struktur Kristal dan persentase kandungan mineral sedimen di sekitar sumber air panas Sulili di Kabupaten Pinrang dengan menggunakan karakterisasi X-Ray Diffaction (XRD) dan Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS). Sampel sedimen di peroleh dari sumber air panas Sulili di Kabupaten Pinrang dengan cara menggali dengan kedalaman 1-1,5 m sebanyak delapan titik, kedelapan sampel kemudian di keringkan menggunakan oven pada suhu 70o C selama 2 jam. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode serbuk. Kedelapan sampel kemudian di gerus dan di ayak pada ayakan 200 mesh. Karakterisasi kedelapan sampel di lakukan dengan teknik X-Ray Diffaction (XRD) dan Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS). Berdasarkan hasil uji SEM-EDS di peroleh bahwa keadaan morfologi dari ke delapan sampel pada umumnya berbentuk lempengan maupun gumpalan yang cacat dan ukuran yang bervariasi. Sedangkan hasil uji XRD menunjukkan Kandungan mineral pada sampel sedimen di dominasi oleh mineral kaolinite dan Quartz..

Kata Kunci: mineral sedimen, SEM, sumber air panas, XRD

Kekayaan alam di Indonesia berupa sumber daya alam (mineral) cukup melimpah. Sumber daya mineral yang melimpah antara lain: emas, tembaga, platina, nikel, timah, batu bara, migas dan panas bumi. Saat ini yang menjadi perhatian para peneliti mengarah pada energi alternatif salah satu di antaranya energi panas bumi. Secara istilah, geothermal dapat diartikan sebagai energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida

yang terkandung didalamnya yang dapat ditemukan di kawasan jalur vulkanis.

Pada dasarnya sistem panas bumi merupakan suatu daur hidrologi air (air tanah dan hujan) yang dalam perjalanannya berhubungan dengan sumber panas (heat source)

bertemperatur tinggi, sehingga terbentuk air panas yang dapat terperangkap dalam batuan yang mempunyai permeabilitas tinggi. Uap air dan air panas tersebut akan muncul ke

(2)

permukaan melalui struktur-struktur seperti sesar, atau rekahan.

Keberadaan manifestasi panas bumi di permukaan, diperkirakan terjadi karena adanya perambatan panas dari permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida panas bumi mengalir ke permukaan.

Permandian air panas Sulili memang terkenal mempunyai air dengan kandungan belerang yang dapat menyembuhkan penyakit kulit gatal-gatal ataupun rematik. Umumnya mineral tersebut terdapat di dalam sedimen. Sedimen secara umum merupakan tanah atau bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu tempat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai (DAS) dan masuk kedalam suatu badan air. Proses terjadinya sedimentasi yaitu pengendapan sedimen hasil erosi yang terbawa oleh aliran air pada suatu tempat yang kecepatan alirannya melambat.

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk secara alamiah, padat dan mempunyai struktur dalam tertentu. Mineral mempunyai sifat fisik tertentu pula: warna, kekerasan, belahan, bentuk kristal dan demikian juga dengan sifat optiknya.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya energi khususnya di permandian air panas Sulili salah satunya dengan cara menganalisis karakteristik sedimen dan struktur mikro dengan menggunakan karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope-

Energy Dispersive Spectroscopy (SEM- EDS),

untuk dapat mengetahui kandungan (unsur/ elemen) penyusun sedimen di sekitar sumber air panas. Observasi dengan SEM dilakukan untuk menyelidiki struktur mikro permukaan material.

X- Ray Diffraction (XRD) Merupakan metode

karakterisasi yang dapat memberikan informasi tentang susunan atom, molekul atau ion dalam bentuk padat/ kristal. Analisis berdasarkan

kepada pengukuran transmisi dan difraksi dari sinar X yang dilewatkan pada sampel padat. Difraksi sinar-X suatu teknik yang digunakan untuk menentukan sistem Kristal, kualitas Kristal, dan identifikasi campuran dan analisis kimia.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dan bersifat laboratories yang berfokus pada identifikasi jenis mineral, struktur mikro dan kandungan mineral sedimen sumber air panas Sulili Kabupaten Pinrang.

Lokasi pengambilan sampel terletak di lingkungan Sulili, Kelurahan Maminasae, Kecamatan Palleteang, bagian Selatan Kabupaten Pinrang. Kabupaten Pinrang terletak antara 3o04’00” Lintang Selatan dan 3o53’00” Lintang Selatan dan antara 119 37’ 00” Bujur Timur – 120 08’ 00” Bujur Timur.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wadah tempat sampel, label sebagai penanda sampel, bamboo, mortar, oven/memmert, piknometer, penyaring/ ayakan 200 mesh. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sedimen di sekitar permandian air panas Sulili Kabupaten Pinrang sebagai sampel.

Gambar 1. Posisi pengambilan sampel dengan model mesh

Proses pengambilan sampel di lakukan dengan menentukan titik sumber air panas, setelah itu mentukan lokasi pengambilan sampel.

(3)

Jarak dari sumber air panas ke sampel 1 adalah 100 m sedangkan sampel 2 adalah 50 m. Hal ini juga di berlakukan pada sampel lainnya. Sampel sedimen kemudian diambil dengan menggali tanah dengan kedalaman 1-2 m. Posisi pengambilan sampel ditunjukkan dalam gambar 1.

Proses Karakterisasi

Kedelapan sampel yang diperoleh ditimbang sebanyak 50 g, kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk proses polikondensasi pada suhu 70° C selama 2 jam. Selanjutnya, setiap sampel digerus sampai halus menggunakan mortar lalu kemudian diayak menggunakan ayakan 200 mesh. Sampel ini kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan alat SEM DS (Scanning Electron Microscopy-Electron

Dispersive Spectroscopy) untuk mengetahui

topografi/morfologi sampel dan XRD (X-Ray

Diffraction) untuk mengetahui struktur

kekristalan dan persentase mineral yang terkandung di dalam sampel.

HASIL DAN DISKUSI

Sampel yang diuji dalam penelitian ini merupakan sedimen yang diambil disekitar sumber air panas Sulili di Kabupaten Pinrang. Hasil pengujian kedelapan sampel tersebut ditunjukkan dalam gambar-gambar berikut.

(a) (b)

Gambar 2. Struktur morfologi dan topografi dengan skala bar 10 m (a) sampel sedimen 1, (b) sampel sedimen 2.

Pada gambar 2 diperlihatkan citra SEM sampel 1 dan sampel 2. Terlihat keadaan morfologi sampel sedimen 1 dan sampel sedimen 2 berupa lempengan-lempengan yang tidak teratur dengan ukuran yang bervariasi. Warna cerah yang tampak lebih dominan pada setiap sampel sedimen merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom tinggi, sedangkan warna gelap yang tampak pada permukaan sampel merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom rendah.

Tabel 1. Hasil analisis spektrum EDS sampel sedimen 1 dan sampel sedimen 2

Sedimen 1 Sedimen 2 oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) SiO2 21,05 59,33 SiO2 19,79 55,21 Al2O3 8,68 20,76 Al2O3 10,77 25,62 Na2O 1,11 1,61 Na2O 1,20 1,74 MgO 1,12 2,13 MgO 1,21 2,27 SO3 0,43 1,63 K2O 1,28 2,81 K2O 0,32 2,91 CaO 0,42 1,09 CaO 0,73 1,92 TiO2 0,37 1,36 TiO2 0,38 1,41 FeO 2,95 9,90 FeO 2,47 8,31

Hasil analisis EDS memberikan informasi mengenai komposisi kimia sedimen tersebut sebagaimana diperlihatkan dalam tabel 1. Dari hasil karakterisasi di ketahui bahwa unsur pembentuk dari sedimen pada sampel 1 dengan komposisi kimia yang paling tinggi adalah SiO2

sebesar 59.33 wt% dan Al2O3 sebesar 20.76

wt%. selain senyawa kimia tersebut terdapat pula senyawa FeO sebesar 8.31 wt%, dan beberapa senyawa- senyawa kimia lain dalam jumlah tidak lebih dari 2 wt% yakni NaO2, MgO, SO3, K2O,

CaO, dan TiO2.

Sedangkan hasil yang diperoleh untuk sampel sedimen 2, molar oksida tertingginya adalah SiO2 55.21wt.%, selain senyawa kimia

tersebut terdapat pula senyawa Al2O3 sebesar

25.62 wt.%, FeO sebesar 9.90 wt.% dan senyawa-senyawa kimia yang lain dalam jumlah

(4)

tidak lebih dari 2 wt.% yakni Na2O, MgO,

K2O, CaO, dan TiO2.

(a) (b)

Gambar 3. Citra SEM dengan skala bar 10 m (a) sampel sedimen 3, (b) sampel sedimen 4.

Gambar 3 memperlihatkan citra SEM dari sampel 3 dan sampel 4. Terlihat keadaan morfologi sampel sedimen 3 dan sampel sedimen 4 menunjukkan lempengan-lempengan yang tidak teratur dengan ukuran yang bervariasi. Warna cerah yang tampak lebih dominan pada setiap sampel sedimen merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom tinggi, sedangkan warna gelap yang tampak pada permukaan sampel merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom rendah.

Tabel 2. Hasil analisis spektrum EDS pada sampel sedimen 3 dan 4

Sedimen 3 Sedimen 4 oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) SiO2 19.31 54.36 SiO2 1.29 2,82 Al2O3 10.50 25.08 Al2O3 0.40 0,74 Na2O 0.97 1.41 Na2O 0.97 1,09 FeO 2,66 8.95 CaO 45,81 93,35 TiO2 0. 34 1.28 K2O 0,64 1,09 CaO 0.43 1.12 SO3 0,14 0,42 K2O 1.35 2.98 MgO 0,17 0,25 MgO 1.44 2.72 - 0,18 0,23 SO3 0.56 2.10

Tabel 2 di atas memberikan informasi unsur pembentuk dari sampel sedimen 3 dengan komposisi kimia yang paling tinggi adalah SiO2 sebesar 54.36 wt% dan Al2O3 sebesar 25.08 wt%. Selain senyawa kimia tersebut terdapat pula

senyawa FeO sebesar 8.95 wt%, dan beberapa senyawa-senyawa kimia lain dalam jumlah tidak lebih dari 2 wt% yakni NaO2, TiO2, K2O, CaO, MgO, dan SO3.

Sedangkan hasil yang diperoleh untuk sampel sedimen 4, molar oksida tertingginya adalah CaO 93,35 wt%, selain senyawa kimia tersebut terdapat pula senyawa-senyawa lain dalam jumlah yang tidak melebihi 2 wt% yaitu Al2O3, Na2O, MgO, K2O, CaO, TiO2 dan klorin.

(a) (b)

Gambar 4. Struktur morfologi dan topografi dengan skala bar 10 m (a) sampel sedimen 5, (b) sampel sedimen 6.

Gambar 4. Menunjukkan citra SEM untuk sampel 5 dan 6. Dari gambar tersebut tampak bahwa keadaan morfologi sampel menunjukkan gumpalan-gumpalan yang tidak teratur dengan ukuran yang bervariasi. Warna cerah yang tampak lebih dominan pada setiap sampel sedimen merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom tinggi, sedangkan warna gelap yang tampak pada permukaan sampel merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom rendah.

Tabel 3. Hasil analisis spektrum EDS sampel sedimen 5 dan 6 Sedimen 5 Sedimen 6 oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) SiO2 3.02 6.74 SiO2 22.39 63.08 Al2O3 0.59 1.12 Al2O3 6.86 16.40 Na2O 1.22 1.40 Na2O 2.02 2.94 MgO 0.35 0.53 MgO 0.94 1.78

(5)

Sedimen 5 Sedimen 6 oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) K2O 0.55 0.96 K2O 2.09 4.61 CaO 41.81 87.02 CaO 1.56 4,12 P2O5 0.12 0.32 TiO2 0.10 0,36 SO3 0.35 1.03 FeO 1.84 6,20 0.37 0.48 SO3 0.14 0,52 FeO 0.15 0.39

Tabel 3 di atas memberi informasi tentang unsur pembentuk sampel sedimen 5 dengan komposisi kimia yang paling tinggi adalah CaO sebesar 87,02 wt%. Selain itu, juga terdapat senyawa SiO2 sebesar 6,74 wt% dan beberapa senyawa-senyawa kimia lain dalam jumlah tidak lebih dari 2 wt% yaitu Al2O3, NaO2, TiO2, K2O, CaO, MgO, SO3, FeO dan klorin.

Untuk sampel 6, molar oksida tertinggi yang diperoleh adalah SiO2 sebesar 63,08 wt%. Selain itu juga terdapat senyawa-senyawa Al2O3 sebesar 16,40 wt%, FeO 6,20%, K2O 4,61%, dan CaO 4,12 wt%. Beberapa senyawa kimia lain dalam jumlah yang tidak lebih dari 2 wt% adalah Na2O, MgO, TiO2, dan SO3.

(a) (b)

Gambar 5. Struktur morfologi dan topografi dengan skala bar 10 m (a) sampel sedimen 7 (b) sampel sedimen 8

Gambar 5 menunjukkan citra SEM sampel sedimen 7 dan sedimen 8. Tampak keadaan morfologi sampel sedimen 7 dan sampel sedimen 8 menunjukkan gumpalan-gumpalan yang tidak teratur dengan ukuran yang bervariasi. Warna cerah yang tampak lebih dominan pada sampel sedimen merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom yang tinggi, sedangkan

warna gelap yang tampak pada permukaan sampel merupakan elemen penyusun yang memiliki nomor atom yang rendah.

Tabel 4. Hasil analisis spektrum EDS sampel sedimen 7 dan 8 Sedimen 7 Sedimen 8 oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) oksida Atom C (at%) Comp. C (wt %) SiO2 19.85 56.15 SiO2 23.91 68.56 Al2O3 10.15 24.37 Al2O3 5.75 13.98 Na2O 1.26 1.84 Na2O 1.27 1.87 FeO 2.34 7.91 MgO 0.86 1.66 TiO2 0.32 1.21 K2O 0.77 1.74 CaO 0.48 1.28 CaO 1.27 3.41 K2O 1.28 2.84 FeO 1.47 5.04 MgO 1.32 2.51 SO3 0.73 2.81 SO3 0.50 1.89 - 0.12 0.20 TiO2 0.19 0.73

Tabel 4 di atas memberikan informasi unsur pembentuk dari sampel sedimen 7 dengan komposisi kimia yang paling tinggi adalah SiO2

sebesar 56.15 wt%. Selain senyawa kimia tersebut, terdapat pula senyawa Al2O3 sebesar 24,37 wt%, FeO sebesar 7,91 wt% dan beberapa senyawa-senyawa kimia lain dalam jumlah tidak lebih dari 2 wt% yakni NaO2, TiO2, K2O, CaO, MgO, dan SO3.

Sedangkan hasil yang diperoleh untuk sampel sedimen 8, molar oksida tertingginya adalah SiO2 sebesar 68.56 wt.%, selain senyawa kimia tersebut terdapat pula senyawa Al2O3 13.98

wt.%, FeO 5.04 wt.%, dan CaO 3.41 wt.%. Beberapa senyawa kimia yang lain dalam jumlah tidak lebih dari 2 wt.% yakni Na2O, MgO, K2O, SO3, klorin dan TiO2.

Gambar 6 berikut memperlihatkan pola

difraktogram XRD sampel sedimen 1.

Pola difragtogram yang di hasilkan menunjukkan bahwa mineral-mineral yang terdapat pada sampel sedimen 1 tersebut masih dalam fase kristal. Hal ini di tandai dengan melihat puncak difraksi yang tajam.

(6)

Gambar 6. Pola difraktogram XRD sampel sedimen 1

Pada umumnya sampel sedimen 1 mengandung kaolinite dan quartz seperti yang terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 1

Pada gambar 7 tampak bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 1 adalah Kaolinite-2M sebesar 38 % dan Quartz,syn sebesar 32%, dan Illite sebesar 21%, dan beberapa mineral dalam jumlah kecil yakni Ruby HP, Corundum HP sebesar 7% dan Magnetite, syn sebesar 1,8%.

Gambar 8. Pola difraktogram sampel sedimen 2

Gambar 9. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 2

Untuk sampel sedimen 2, pola difraktogram yang di hasilkan menunjukkan bahwa mineral-mineral yang terdapat pada sampel masih dalam fase kristal. Hal ini ditandai dengan adanya puncak difraksi yang tajam. Hasil difraktogram menunjukkan bahwa sampel sedimen 2 umumnya mengandung kaolinite dan quartz seperti yang terlihat dalam Gambar 8 di atas.

Persentase kandungan mineral sampel sedimen 2 dapat dilihat dalam Gambar 9. Pada gambar tersebut terlihat bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 2 adalah quartz sebesar 41 %, kaolinit-1A sebesar 28%, anorthite sebesar 19%, dan beberapa mineral dalam jumlah kecil yakni Illite- 1M(NR), sebesar 9% dan magnetite, syn sebesar 2,5%.

Untuk sampel 3, pola difraktogramnya ditunjukkan dalam gambar 10 berikut.

(7)

Berdasarkan hasil difraktogram XRD tersebut, umumnya sampel sedimen 3 mengandung kaolinite, quartz dan illite. Pola difragtogram yang di hasilkan menunjukkan bahwa mineral-mineral yang terdapat pada sampel sedimen 3 tersebut masih dalam fase Kristal. Hal ini di tandai dengan adanya puncak difraksi yang tajam.

Gambar 11. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 3

Pada gambar 11 tampak bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 3 adalah kaolinite-1A sebesar 41 %, quartz sebesar 34%, dan illite sebesar 16%. Beberapa mineral juga terdapat dalam jumlah yang kecil yakni Aluminium Oxide, sebesar 7% dan Magnetite, syn sebesar 2,8%.

Gambar 12 berikut menunjukkan pola difraktogram untuk sampel 4.

Gambar 12. Pola difraktogram XRD sampel sedimen 4

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa pola difragtogram yang dihasilkan menunjukkan bahwa mineral-mineral yang terdapat pada

sampel sedimen 4 berada dalam fase Kristal. Hal ini di tandai dengan puncak difraksi yang tajam. Umumnya sampel sedimen 4 mengandung Calcite seperti yang tampak dalam gambar 13 berikut.

Gambar 13. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 4

Pada gambar 13 di atas tampak bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 4 adalah calcite, syn sebesar 99,6 %, dan mineral dalam jumlah kecil yakni Aluminium Graphite sebesar 0,39%.

Untuk sampel 5, pola difraktogramnya diperlihatkan dalam gambar 14 berikut.

Gambar 14. Pola difraktogram XRD sampel sedimen 5

Pola difragtogram yang dihasilkan untuk sampel 5 menunjukkan bahwa mineral-mineral yang terdapat dalam sampel sedimen 5 juga berfase kristal yang tampak dari adanya puncak-puncak difraksi yang tajam. Hasil difraktogram XRD yang ditunjukkan dalam gambar 15, memperlihatkan bahwa umumnya sampel sedimen 5 mengandung Calcite.

(8)

Gambar 15. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 5

Berdasarkan gambar 15 di atas tampak bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 5 adalah calcite sebesar 97,9 %. Selain itu terdapat pula mineral lain dalam jumlah kecil yakni aluminium graphite-2H, syn sebesar 2,06%.

Untuk sampel 6, difraktogram XRD diperlihatkan seperti dalam gambar 16 berikut.

Gambar 16. Pola difraktogram XRD sampel sedimen 6

Berdasarkan hasil difraktogram di atas, dapat diketahui bahwa sampel sedimen 6 mengandung quartz. Pola difragtogram yang dihasilkan menunjukkan bahwa mineral-mineral yang dalam sampel sedimen 6 tersebut berada dalam fase Kristal. Hal ini terlihat dengan adanya puncak difraksi yang tajam. Komposisi mineral sampel 6 diperlihatkan dalam gambar 17 berikut.

Gambar 17. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 6

Pada gambar 17 terlihat bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 6 adalah Quartz sebesar 57%, Albite sebesar 39%, dan beberapa mineral dalam jumlah kecil yakni Aluminium Magnetite sebesar 3,1% dan Anatase sebesar 0,8%.

Untuk sampel sedimen 7, difraktogram XRD yang diperoleh diperlihatkan dalam gambar 18 berikut.

Gambar 18. Pola difraktogram XRD sampel sedimen 7

Berdasarkan hasil difraktogram XRD di atas, terlihat bahwa pada umumnya sampel sedimen 7 mengandung quartz. Dari pola difragtogram tampak bahwa mineral-mineral yang terdapat pada sampel sedimen 7 berada dalam fase kristal yang ditunjukkan oleh adanya adanya puncak difraksi yang tajam.

(9)

Gambar 19. Persentasi kandungan mineral sampel sedimen 7

Gambar 19 menunjukkan bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 7 terdiri atas quartz, kaolinite, dan illite dengan komposisi masing-masing secara berturut-turut adalah 47%, dan 20%. Selain itu terdapat juga mineral lain dalam jumlah kecil yakni magnetite sebesar 4% dan albite sebesar 2%.

Hasil difraktogram untuk sampel terakhir, yaitu sampel sedimen 8, diperlihatkan dalam gambar 20 berikut.

Gambar 20. Pola difraktogram XRD sampel sedimen 8

Berdasarkan hasil difraktogram XRD tersebut, diperoleh informasi bahwa umumnya sampel sedimen 8 mengandung quartz. Pola difragtogram yang dihasilkan juga menunjukkan bahwa mineral-mineral yang terdapat pada sampel sedimen 8 tersebut berada dalam fase kristal. Hal ini ditandai dengan puncak difraksi yang tajam.

Komposisi mineral sampel sedimen 8 ditunjukkan dalam gambar 21 berikut.

Gambar 21. Persentase kandungan mineral sampel sedimen 8

Pada gambar 21 tampak bahwa komposisi dominan mineral sampel sedimen 8 adalah quartz sebesar 42 %, pyrophyllite sebesar 36%, albite sebesar 15,4% dan mineral dalam jumlah kecil yakni illite sebesar 5% dan magnetite sebesar 1,5%.

Berdasarkan hasil karakterisasi SEM-EDS dan XRD yang telah digambarkan di atas, diperoleh bahwa sedimen yang diperoleh dari sumber air panas Sulili Kabupaten Pinrang secara dominan mengandung SiO2 dam CaO. Di samping itu, berdasarkan hasil pengujian sampel sedimen diketahui beberapa jenis mineral yang terkandung secara dominan pada kedelapan sampel yang diuji. Mineral-mineral tersebut adalah kaolinite-2M, quartz,syn, quartz, kaolinit-1A, calcite,syn, albite, kaolinite, pyrophylite.

Besarnya persentasi kandungan mineral kaolinite pada sampel sedimen 1, 2 dan 3 yang tampak dari hasil analisis ini, disebabkan oleh tingginya kandungan komposisi senyawa (oksida) berupa Al2O3 yang dimiliki oleh

sampel-sampel tersebut. Hal ini tampak lebih jelas dari hasil analisis EDS, di mana persentase kandungan Al2O3 untuk sampel 1, 2, dan 3 secara

berturut-turut adalah 20,78 wt%, 25,62 wt% dan 25,08 wt%.

SIMPULAN

Keadaan morfologi kedelapan sampel yang dianalisis dalam penelitian ini umumnya berbentuk lempengan dan gumpalan yang menadnung cacat dan ukuran yang bervariasi.

(10)

Kandungan mineral pada sampel sedimen tersebut didominasi oleh mineral kaolinite dan quartz.

DAFTAR RUJUKAN

Suhartono, N. (2012). Pola Sistim Panas dan

Jenis Geothermal dalam Estimasi Cadangan Daerah Kamojang. Jurnal

Ilmiah MTG, Vol 5, No. 2, Juli, 3-4. Arsyad.R. (2002). Kebijakan Pemerintah Daerah

Mengenai Potensi Panas Bumi dalam Memenuhi Kebutuhan Listrik di Sumatera Selatan. Sumatera Selatan: Dinas

Pertambangan dan Pengembangan Energi Provinsi Sumatera Selatan.

Arsyad, S. (2000). Konservasi Air dan Tanah. Bogor: IPB Press.

Arsyad, M. (2002). Pengetahuan Tentang Bumi. Makassar: UNM Press.

Subaer. (2012). Pengantar Fisika Geopolimer, Program Penulisan Buku Teks PerguruanTinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Makassar

Zakaria. (2003). Analisis Kandungan Mineral

Magnetik pada Batuan Beku daerah istimewa yogyakarta dengan metode X-Ray Diffraction. Kendari: Universitas

Haluoleo: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Gambar

Gambar  1.  Posisi  pengambilan  sampel  dengan  model mesh
Gambar  2.  Struktur  morfologi  dan  topografi  dengan  skala  bar  10  m  (a)  sampel  sedimen  1,  (b) sampel sedimen 2
Gambar 6. Pola difraktogram XRD sampel  sedimen 1
Gambar  11.  Persentase  kandungan  mineral  sampel sedimen 3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada sampel sedimen pada pengambilan pertama dan kedua ditemukan adanya logam Pb rata-ratanya yaitu 15,61 mg/kg berat kering dan12,47 mg/kg berat kering, ditemukan juga adanya

Data hasil analisa tersebut dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui ukuran butir sedimen dan kandungan bahan organik dan mineral (N, P, K, Fe dan Mg) yang terdapat pada di

Berdasarkan hal tersebut, maka kandungan mineral kasiterit dengan kandungan yang tinggi terdapat pada sedimen dengan ukuran butir kerikil pasiran dan pasir kerikilan, serta

Sampel sedimen yang berasal dari pantai dan muara memiliki modus distribusi ukuran sedimen pada fraksi pasir sangat halus, sedangkan modus pada daerah aliran

Sedimen merupakan suatu proses akumulasi mineral yang diakibatkan oleh adanya pengendapan dari material maupun partikel lain yang terbentuk melalui peoses kimia

Data hasil analisa tersebut dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui ukuran butir sedimen dan kandungan bahan organik dan mineral (N, P, K, Fe dan Mg) yang terdapat pada di

Sedangkan isolasi sampel tanah sedimen ( sludge ) dilakukan dengan cara menimbang sampel tanah sedimen sebanyak 1 g, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah

Mikroplastik pada Sampel Sedimen Data Primer, 2022 Kelimpahan mikroplastik pada sedimen stasiun 1 diperoleh nilai rata-rata 1,12 partikel / g, pada stasiun 1 bentuk mikroplastik yang