• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Kerusakan Infrastruktur Jalan Raya Akibat Bencana Alam Terhadap Aksesibilitas Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dampak Kerusakan Infrastruktur Jalan Raya Akibat Bencana Alam Terhadap Aksesibilitas Wilayah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya

Dampak Kerusakan Infrastruktur Jalan Raya Akibat Bencana Alam

Terhadap Aksesibilitas Wilayah

Masliyah

Program Studi Teknik Sipil, Universitas Yos Soedarso Surabaya, Indonesia; masliyah@gmail.com

ABSTRACT

This community service aims to find out: what forms of damage to road infrastructure due to natural disasters; know how to handle the damage; and knowing the relationship of civil engineering infrastructure (transportation) to regional accessibility. The target of community service activities is the Village Government and the Community of Kedungringin Village, Beji District, Pasuruan Regency. The activity method is carried out by lecturing and question and answer. Data analysis was performed using qualitative data analysis. The results showed that the forms of damage to civil infrastructure (transportation) that were often encountered were landslides on roads, railways; The methods for handling the damage follow the Directorate General of Highways, the Directorate General of Civil Aviation, and others; There is a relationship between infrastructure (transportation) and regional accessibility / welfare. It can be seen from the mobility that becomes bigger / better if the road (means) of transportation is good too; and roads that have been cut off due to natural disasters reduce the performance of the road network. Suggestions that can be given are: Need to increase cooperation between the Faculty of Engineering, University of Yos Soedarso and the wider community, especially those who need it according to the civil field.

Keywords : forms of road damage, handling of road damage, regional accessibility ABSTRAK

Pengabdian masyarakat ini ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana bentuk kerusakan infrastruktur jalan raya akibat bencana alam; mengetahui cara-cara penanganan kerusakan yang terjadi; dan mengetahui hubungan infrastruktur Teknik sipil (transportasi) terhadap aksesibilitas wilayah. Sasaran Kegiatan pengabdian masyarakat adalah Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Kedungringin, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Metode kegiatan dilakukan dengan ceramah dan Tanya jawab. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bentuk kerusakan infrastruktur sipil (transportasi) yang sering di jumpai adalah longsor jalan raya, jalan kereta api; Cara penanganan kerusakan mengikuti Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan lain-lain; Terdapat hubungan antara infrastruktur (transportasi) dengan aksesibilitas/kesejahteraan wilayah bisa dilihat dari mobilitas menjadi semakin besar/baik bila jalan (sarana) transportasi baik pula; dan ruas jalan yang putus akibat bencana alam menurunkan kinerja jaringan jalan. Saran yang dapat diberikan adalah: Perlu peningkatan kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas Yos Soedarso dengan masyarakat yang lebih luas, terutama pada mereka yang membutuhkan sesuai bidang sipil.

Kata Kunci: bentuk kerusakan jalan, penanganan kerusakan jalan, aksesabilitas wilayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

Prasarana (Infrastruktur) merupakan komponen berbentuk fasilitas fisik yang bersifat tetap yang menjadi media untuk menjalani, memulai atau mengakhiri pergerakan.

Infrastruktur Teknik sipil seperti prasarana transportasi jalan, pelabuhan, jalan kereta api, bandar udara, berperan dalam aksesibilitas suatu wilayah.

(2)

2

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya Bencana alam seperti gempa, banjir berpotensi mengganggu aksesibilitas wilayah, oleh karena itu perlu penanganan kerusakan agar prasarana tersebut berfungsi kembali seperti semula.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam pengabdian masyarakat ini adalah: 1. Bagaimana bentuk kerusakan infrastruktur jalan raya akibat bencana alam? 2. Bagaimana cara-cara penanganan kerusakan yang terjadi?

3. Hubungan infrastruktur Teknik sipil (transportasi) terhadap aksesibilitas wilayah? Kajian Pustaka

Bentuk kerusakan infrastruktur Teknik sipil (transportasi) akibat bencana alam, antara lain : 1. Longsor pada jalan raya, jalan kereta api, dan lain-lain

2. Banjir pada jalan raya, yang dapat menyebabkan lubang/putus

3. Kerusakan bangunan tepi pantai tanpa seawall akibat gelombang laut.

Gambar 1. Foto Kerusakan Pantai

Kerusakan sangat mengganggu aksesibilitas wilayah, sehingga perlu perbaikan (koreksi) agar dapat berfungsi kembali. Jaringan jalan memiliki kriteria program penanganan kerusakan, menurut Direktorat Jendral Bina Marga (2015)

1. Perawatan (Routine) 2. Peningkatan (Periodic) 3. Penunjangan

(3)

3

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya Gambar 2. Foto Cara Survei Kondisi Perkerasan

Prioritas penanganan infrastruktur jalan di dasarkan pada tingkat kerusakan dan fungsi jalan. Sedangkan untuk bangunan pantai di dasarkan pada tingkat kerusakan kepentingannya. Prioritas ini dilakukan karena keterbatasan anggaran pemeliharaan.

Infrastruktur Teknik sipil mempunyai peran besar dalam aksesibilitas / kesejahteraan wilayah, menurut Adisasmita (2011), Kemajuan wilayah di pengaruhi faktor-faktor :

1. Sistem transportasi yang baik 2. Kepemimpinan (leadership) 3. Sumber Daya Manusia (SDM) 4. Sumber Daya Alam (SDA)

METODE

Metode Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan dengan : 1. Sasaran Kegiatan

Kelompok Sasaran Kegiatan pengabdian masyarakat adalah Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Kedungringin, Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.

2. Metode Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan metode : a. Ceramah

b. Tanya jawab

3. Faktor pendukung dan penghambat a. Faktor pendukung

1) Tempat pelaksanaan kegiatan yang nyaman dan kondusif 2) Dukungan dari pejabat Struktural tingkat desa

b. Faktor Penghambat

Ketepatan kehadiran peserta dalam pelaksanaan kegiatan waktu.

PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Tempat Lokasi Pengabdian Masyarakat

Kegiatan dilaksanakan di Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Luas wilayah Desa Kedungringin adalah 372.905 hektar dengan jumlah penduduk mencapai 8.306 dengan kepadatan penduduk mencapai 2.086 jiwa/ km2 (BPS Pasuruan 2017).

Secara adminstratif Desa Kedungringin terletak di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Adapun batas-batas Desa Kedungringin adalah:

a. Utara: Desa Kedungrejo, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. b. Timur: Desa Kedungboto, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan

c. Selatan: Desa Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan.

(4)

4

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya Sumber: Google map (2020)

Gambar 4. Peruntukan Lahan di Desa Kedungringin Sumber: BPS Pasuruan (2017)

Gambar 4 menunjukkan peruntukan lahan di Desa Kedungringin. Data yang ada menunjukkan mayoritas lahan di Desa Kedungringin digunakan untuk sawah, yaitu seluas 71% dari total lahan yang ada. Sisanya 20% untuk bangunan dan pekarangan serta 9% untuk tegal tanah kering.

Gambar 5 menunjukkan data luas seluruh desa yang ada di Kecamatan Beji dengan luas kecamatan. Data yang ada menunjukkan bahwa Desa Kedungringin adalah desa terluas kedua di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Luasnya mencapai 3,98 km2 atau setara dengan 10% dari total luas Kecamatan Beji, Kabupaten pasuruan. Sementara itu Desa dengan wilayah terluas adalah Desa Gunung Gangsir dengan luas 5,12 km2 atau setara dengan 13% dari luas total Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Sawah; 71% Tegal/ Tanah Kering Pertanian; 36.34; 9% Bangunan dan Pekarangan; 77.33; 20%

Peruntukan Lahan di Desa Kedungringin

(5)

5

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya Gambar 5. Persentase Wilayah Desa terhadap Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan

Sumber: BPS Pasuruan (2017)

Gambar 5. Persentase Wilayah Desa terhadap Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan Sumber: BPS Pasuruan (2017)

Gambar 5 berikutnya adalah Persentase Wilayah Desa terhadap Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Jarak terjauh adalah Desa Baujeng sejauh 4 km. Jarak Desa Kedungringin ke Pusat Kecamatan adalah sejauh 2 km.

Baujeng; 3.75; 9% Ngembe; 1.4; 3% Kenep; 3.3; 8% Sidowayah; 1.62; 4% Gajahbendo; 1.83; 4% Beji; 3.47; 9% Gunungsari; 3.19; 8% Wonokoyo; 3.07; 8% Gungung Gangsir; 5.12; 13% Cangkring Malang; 3.93; 10% Kedungringin; 3.98; 10% Pagak; 1.49; 4% Kedungboto; 1.57; 4% Glanggang; 2.33; 6%

Persentase Wilayah Desa Terhadap Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan 4 3 2 1.5 1.5 0.1 2 3.5 2.6 2.3 2 1 2.4 2 0 1 2 3 4 5 Baujeng Ngembe Kenep Sidowayah Gajahbendo Beji Gunungsari Wonokoyo Gungung Gangsir Cangkring Malang Kedungringin Pagak Kedungboto Glanggang

Jarak Desa ke Ibukota Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan (km)

(6)

6

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya Gambar 6. Persentase Jenis Kelamin Desa Kedungringin, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan

Sumber: BPS Pasuruan (2017)

Gambar 6 menjelaskan tentang komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin. Jumlah penduduk perempuan 4.264 orang atau setara dengan 51% dari total seluruh penduduk. Sementara jumlah penduduk perempuan adalah sebanyak 4.042 orang atau setara dengan 49% dari total seluruh penduduk Desa Kedungringin.

2. Jenis Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Jenis pengabdian masyarakat yang dilakukan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Judul ceramah yang disampaikan adalah tentang “Dampak Kerusakan Infrastruktur Jalan Raya Akibat Bencana Alam Terhadap Aksesibilitas Wilayah”. Tiga poin utama yang disampaikan ketika seminar adalah tentang:

a. Bentuk kerusakan infrastruktur jalan raya akibat bencana alam. b. Cara-cara penanganan kerusakan yang terjadi.

c. Hubungan infrastruktur Teknik sipil (transportasi) terhadap aksesibilitas wilayah. 3. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Massyarakat

a. Tahap Persiapan

Tahap pertama dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah tahap persiapan. Tahap persiapan dimulai dengan:

a. Melakukan survey lokasi Pengabdian Kepada Masyarakat

b. Melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat c. Menentukan jenis kegiatan PkM yang akan dilaksanakan

d. Menyiapkan materi untuk disampaikan dalam kegiatan PkM b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) hari, ± 3-4 jam. Materi yang disajikan :

a. Bentuk-bentuk kerusakan infrastruktur Jalan Raya akibat bencana alam b. Cara penanganan kerusakan yang terjadi

c. Hubungan infrastruktur (Jalan Raya) terhadap aksesibilitas wilayah.

Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan di hadiri lebih kurang 15 orang peserta. Antusias peserta bisa di bilang tinggi, ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan ygn

disampaikan, sehingga diskusi terasa nyaman. Kegiatan dilaksanakan di Gedung pertemuan kantor desa Kedungringin Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.

c. Evaluasi

Setelah melakukan kegiatan ceramah dan tanya jawab, dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang Dampak Kerusakan Infrastruktur Jalan Raya Akibat Bencana Alam Terhadap Aksesibilitas Wilayah masiih relatif rendah. Oleh karena itulah maka perlu dilakukan tindak lanjut berupa penyuluhan lanjutan disertai dengan praktek langsung terjun ke lapangan untuk mengatasi kerusakan lahan.

Laki-laki; 4.042; 49% Perempuan;

4.264; 51%

Komposisi Jenis Kelamin

(7)

7

Publisher: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat , Universitas Yos Soedarso Surabaya KESIMPULAN

Kesimpulang yang dapat diambil dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Bentuk kerusakan infrastruktur sipil (transportasi) yang sering di jumpai adalah longsor jalan raya, jalan kereta api.

2. Cara penanganan kerusakan mengikuti Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dan lain-lain.

3. Terdapat hubungan antara infrastruktur (transportasi) dengan aksesibilitas/kesejahteraan wilayah. 4. Hal ini bisa dilihat dari mobilitas menjadi semakin besar/baik bila jalan (sarana) transportasi bai

pula.

5. Ruas jalan yang putus akibat bencana alam menurunkan kinerja jaringan jalan.

Saran yang dapat diberikan adalah: Perlu peningkatan kerjasama antara Fakultas Teknik Universitas Yoe Soedarso dengan masyarakat yang lebih luas, terutama pada mereka yang membutuhkan sesuai bidang sipil.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi Dan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. BPS Pasuruan. 2017. BPS Pasuruan Kecamatan Beji Dalam Angka, 2017. Pasuruan.

Direktorat Jendral Bina Marga. 2015. Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan

Penerbangan Sipil Bagian 139-23 {Advisory Circular Casr Part 139-23), Pedoman Program Pemeliharaan Konstruksi Perkerasan Bandar Udara (Pavementmanagement System).

Indonesia.

Google map. 2020. “Kedungringin - Google Maps.” Maps.

https://www.google.co.id/maps/place/Kedungringin,+Kec.+Beji,+Pasuruan,+Jawa+Timur/@-7.5807786,112.7336333,14z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2dd7dc7a9e606601:0x6a7577ecad 284f02!8m2!3d-7.5816489!4d112.7539449 (May 6, 2021).

Gambar

Gambar 1. Foto Kerusakan Pantai
Gambar 2. Foto Cara Survei Kondisi Perkerasan
Gambar 4. Peruntukan Lahan di Desa Kedungringin  Sumber: BPS Pasuruan (2017)
Gambar 5. Persentase Wilayah Desa terhadap Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan  Sumber: BPS Pasuruan (2017)
+2

Referensi

Dokumen terkait

menarik tidaknya sebuah kisah, pada catatan perjalanan era Viktorian, terutama yang menyajikan riwayat perjalanan ke Amerika, adalah aspek teleologis-historis yang

Permasalahan pada sistem yang ada sekarang adalah bagaimana merancang suatu aplikasi penjualan yang berbasis web yang sesuai dengan kebutuhan pada CV. SURYA IKABA PALEMBANG.

Siswandi 2014, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Komunikasi Internal Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pand’s Collection Semarang. Sri Utami Setyaningsih 2012

Peserta DIKLAT adalah Asisten Pengawasan, KAJARI type A dan B, IRBAN dan para Jaksa yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan untuk mengikuti DIKLAT dari

Dari hasil simulasi telah diperlihatkan bahwa pengendali berorde rendah yang diperoleh melalui cara 2 (reduksi orde pengendali dengan menggunakan metode pemotongan

[r]

Mendapatkan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur (LP3A) mengenai sebuah hotel resort di Pantai Mutun Kabupaten Pesawaran Lampung dengan mengetahui dan

menuju ke terminal mangkang juga sama harus naik bus kota atau taxi jurusan.