• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Super Student Pendidikan Agama BSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Super Student Pendidikan Agama BSI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SUPER SUTDENT DALAM ISLAM

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Andrika 12137384 Juninho 12137176 Dodi Daldiri 12137663 Ahmad Wahid D. P 12137431 Ridwan Hidayat 12137653 Dian Pujianti 12137736 Refi Fahrezi 12137113

Pendidikan Agama Islam Jurusan Manajemen Informatika

Alamat : BSD Sektor XIV Blok C1/1 Serpong Tangerang Telp. (021). 7587 1242/ (021). 7587 124 Kode pos 15318

(2)

II

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas kami ucapkan terkecuali syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, isi makalah dapat dijadikan pembelajaran dan pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari. Tema dari makalah ini kami mengambil tentang SUPER STUDENT DALAM ISLAM.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah. Terutama kepada Ibu Dosen yang telah memberi motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini. dan teman-teman yang telah memberikan support beserta do’anya sampai makalah ini terselesaikan.

Kami sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur isi makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin

Tangerang Selatan, April 2014

Penyusun

(3)

II

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI II BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang 1

I.2. Tujuan 3

I.3. Metode Penulisan 3

I.4. Sistematis Penulisan 4

BAB II. PEMBAHASAN

II.1. Karakteristik Pendidikan Islam 5 II.2. Tokoh-Tokoh Super Student dalam Islam 9 II.3. Wajib Menuntut Ilmu Agama dan Kelebihannya 14 II.4. Pengertian Super stdent 16 II.5. Tips Menjadi Pelajar Super 16

BAB III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan 18

III.2. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya. Allah SWT berfirman :

(

9 :رمزلا

)

ننونمملنععين لن ننيذذِيللانون ننونمملنععين ننيذذِيللا ي ونذِيتنسعين لعهن لعقم

Artinya: “Katakanlah (Wahai Muhammad!): ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?’”. (QS. Az-Zumar: 9)

Dengan ayat ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu sendiri dan manfaat dan keutamaan yang akan didapat oleh orang yang berilmu.

Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut al-Ghazali dengan ilmu pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh, jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu pengetahuan, bukan hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para binatangpun merasakan bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki. Dari sini, dengan jelas dapat disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung kemajuan ilmu pengetahuan yang melingkupi.

Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan memberikan kemampuan kepada dirinya,

(5)

1

untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya.

Uraian di atas hanyalah uraian singkin betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia, baik untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun dalam hubungan dirinya dengan benda-benda di sekitarnya. Baik bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Ada banyak hadits, firman Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya ilmu pengetahuan.

Ajaran Islam menekankan aspek keseimbangan dalam segala hal. Seimbang dalam mengoptimalkan potensi akal, ruh dan jasad. Dalam Islam ditegaskan, seorang manusia akan mencapai sukses dalam kehidupannya, manakala bisa mengintegrasikan seluruh potensinya dengan kadar yang seimbang, baik segi intelektual, emosional, fisikal dan spiritual. Keseimbangan dalam menjalankan aktivitas dunia tanpa mengesampingkan aktivitas yang berorientasi akhirat. Ini adalah salah satu implementasi dari keimanan seseorang akan adanya hari akhir.

Setiap aktivitas yang kita jalankan hendaknya selalu didasari oleh motivasi ibadah dan keikhlasan untuk Allah Swt, agar segala yang kita lakukan tidak hanya bermakna duniawi, tetapi juga berarti bagi kehidupan akhirat kelak. Prinsip itu yang melatar-belakangi adanya doa-doa dalam setiap aktivitas kita sehari-hari, sehingga setiap kegiatan yang secara lahiriah bersifat duniawiyah pun akan bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Tak ada yang sia-sia atau hanya berdampak jangka pendek bagi seroang Muslim. Keseimbangan juga perlu dijaga dalam hal kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat, sehingga seorang manusia tidak berkembang menjadi seorang individualis. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda dalam haditsnya, bahwa “Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Kontribusi sosial menjadi ukuran dari lurusnya komitmen individual kita.

Pendidikan islam mempunyai sejarah yang panjang dan pendidikan islam juga berkembang seiring dengan kemunculan islam itu sendiri. Pada masa awal itu tentu saja pendidikan formal yang Sitematis belum terselenggara. Dalam UU system pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan

(6)

1

nasional Bertujuan mengembangkan potensi peserta diddik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Agar pendidikan itu sesuai dengan tujuannya semula maka diperlukan sebuah kerjasama antara orang tua, masyarakat, sekolah dan pemerintah. Mereka hendaknya bersama-sama memperhatikan pendidikan para generasi mudanya agar dapat menjadi super student yang dapat mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Keseimbangan dalam menuntut ilmu yang bersifat duniawi dan akhirat juga harus kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, begitu banyak orang yang mengejar ilmu yang secara lahiriah bersifat duniawiyah dan mengenyampingkan ilmu yang bersifat akhirat (agama). Harapan kami semoga dengan informasi dan pengetahuan yang kita dapat dari makalah ini dapat menjadi sebuah motivasi untuk kita menjadi seorang Super Student.

I.2. Tujuan

Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis berniat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memberi sebuah motivasi untuk kita semua bagai mana kita mencoba dan berusaha menjadi seorang insan yang selalu menyeimbangkan antara ilmu yang bersifat duniawi maupun ilmu yang berutujuan untuk akhirat (agama) dan sebagai sebuah pengetahuan untuk kita bagaimana hadits-hadits Rasulullah SAW, firman Allah SWT serta pendapat para ulama yang menjelaskan pentingnya menuntut ilmu dalam agama Islam.

I.3. Metode Penulisan

Setetelah menentukan tema dan judul “Super Student Dalam Pandangan Islam” kami mencari dasar-dasar menuntut ilmu dalam islam yang ada di dalam Al-qur’an serta Hadits, kami juga mencari sejarah pada zaman Rasulullah tentang betapa pentingnya menuntut ilmu selain itu untuk melengkapi serta referensi data kami peroleh data dari internet.

(7)

1

I.4. Sistematis Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini kami menguraikan sistematika penulisan yang sesuai dengan persyaratan penyusunan makalah yang baik sehingga akan terlihat rapi dan teratur Adapun sistematika tersebut sesuai dengan judul serta terbagi dalam berbagai bab perincian.

(8)

1

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Karakteristik Pendidikan Islam

A. PENDIDIKAN YANG TINGGI (SAKRAL)

Pada intinya, pendidikan Islam berusaha mempelajari segala hal untuk lebih mengenal Rob (Allah). Seluruh aspek-aspeknya didasarkan pada nilai robbaniyah dijabarkan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulnya. Dalam hal ini pendidikan Islam merupakan pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang segala hal yang diciptakan dan diajarkanNya sehingga bisa membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan Tempat Tuhan secara tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaanNya. Pendidikan Islam bukan sekedar pemenuhan otak saja, tetapi lebih mengarah kepada penanaman aqidah. Sementara itu, pendidikan Islam oleh Hassan Langgulung, sebagaimana dikutip Azyumardi Azra merupakan suatu proses penyiapan generasi muda, memindahkan pengetahuan dan nilai nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia sebagai khalifah fil ardl untuk beramal di dunia dan memetik hailnya di akhirat.

B. PENDIDIKAN YANG KOMPREHENSIF DAN INTEGRAL

Sebagai ajaran yang komprehensif, Islam memiliki beberapa karakteristik yang perlu kita pahami bersama dan dijadikan sebagai landasan berpikir serta bergerak dalam kehidupan sehari-hari. Yang pertama, merupakan agama yang tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Islam tidak mengenal sekat-sekat geografis. Hal ini yang menjadikan Islam sebagai rahmatan li al-’alamin. Hal ini juga sekaligus menegaskan kepada kita bahwa Islam bukanlah agama untuk bangsa Arab saja, seperti yang banyak dikatakan oleh orang-orang sekuler, tapi untuk seluruh umat manusia di segala penjuru dunia.

(9)

1

Yang kedua, Islam sebagai penyempurna agama-agama sebelumnya juga berlaku sampai kapan pun, tak peduli di zaman teknologi secanggih apa pun. Islam tetap berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. Setelah kita paham akan hal tersebut, maka tidak ada lagi istilah bahwa di zaman modern, ajaran-ajaran Islam sudah tidak relevan lagi.

Yang ketiga, Islam mengatur ajaran yang integral, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, dari masalah yang paling pribadi hingga kemasyarakatan dan kebangsaan. Mulai dari adab dalam melakukan kegiatan sehari-hari hingga urusan politik nasional dan internasional. Islam tidak hanya berbicara mengenai masalah ideologi saja, tetapi juga mengatur seluruh dimensi kehidupan manusia di sektor ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan sektor lainnya.

Bukankah ayat terpanjang yang termaktub dalam al-Quran berisi aturan dalam bermuamalah dan perdagangan (QS Al Baqarah: 282). Islam juga tidak hanya mengatur ajaran tentang hubungan vertikal dengan Allah (hablun minallah) saja, melainkan juga mengatur hubungan kemasyarakatan antar sesama manusia (hablun minannas). Itulah sebabnya dalam rukun Islam sebagai dasar peribadatan bagi kaum muslim, selain diwajibkan shalat sebagai sarana penghambaan secara langsung kepada Allah, juga ada ibadah zakat yang berhubungan dengan kepentingan sesama manusia. Secara empiris, dampak ibadah diharapkan akan menyentuh sisi kesejahteraan masyarakat, tidak hanya peningkatan kualitas spiritual.

C. PENDIDIKAN YANG REALISTIS

Ada fenomena yang muncul dalam masyarakat, Pendidikan Islam adalah suatu konsep utopis yang tidak mungkin dapat diwujudkan, sungguh ini merupakan pandangan yang keliru tentang pemahaman dalam memahami Pendidikan Islam. Karena Pendidikan Islam berjalan dalam bingkai yang jelas dan realistis terhadap kenyataan dalam masyarakat. Hanya saja, Pendidikan Islam berpijak pada idealisme keislaman yang kadang disalah pahami oleh pihak pelaksana Pendidikan Islam. Akibatnya idalisme Pendidikan Islam tersebut dipandang sebagai lembaga yang mengutamakan nilai-nilai ukhrawi dan tidak peduli dengan

(10)

1

kenyataan yang ada tegasnya, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berjalan seiring dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai keislaman sebagai landasan berpijaknya.

D. PENDIDIKAN YANG BERKONTINUITAS

Proses pendidikan tidak mengenal istilah “Usai”. Setiap individu wajib belajar sepanjang hayat (long-life education). Hadits Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa “menuntut ilmu wajib dilakukan dari buaian sampai ke liang lahat” merupakan konsepsi pendidikan sepanjang hayat dalam makna tidak ada batasan waktu untuk terus belajar mendalami ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat.

Konsepsi pendidikan sepanjang hayat telah menjadi dasar pijakan dan sekaligus pembuktian dari berbagai konsp pendidikan lain. Seperti yang dinyatakan oleh Sternberg ketika pendekatan triarchic diterapkan pada pendidikan sepanjang hayat ternyata memunculkan gagasan baru tentang hakekat kemampuan intelektual atau bagaimana kemampuan itu diukur (Sternberg,1997).

E. PENDIDIKAN YANG SEIMBANG

Ajaran Islam menekankan aspek keseimbangan dalam segala hal. Seimbang dalam mengoptimalkan potensi akal, ruh dan jasad. Dalam Islam ditegaskan, seorang manusia akan mencapai sukses dalam kehidupannya, manakala bisa mengintegrasikan seluruh potensinya dengan kadar yang seimbang, baik segi intelektual, emosional, fisikal dan spiritual. Keseimbangan dalam menjalankan aktivitas dunia tanpa mengesampingkan aktivitas yang berorientasi akhirat. Ini adalah salah satu implementasi dari keimanan seseorang akan adanya hari akhir.

Setiap aktivitas yang kita jalankan hendaknya selalu didasari oleh motivasi ibadah dan keikhlasan untuk Allah Swt, agar segala yang kita lakukan tidak hanya bermakna duniawi, tetapi juga berarti bagi kehidupan akhirat kelak. Prinsip itu yang melatar-belakangi adanya doa-doa dalam setiap aktivitas kita sehari-hari, sehingga setiap kegiatan yang secara lahiriah bersifat duniawiyah pun akan

(11)

1

bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Tak ada yang sia-sia atau hanya berdampak jangka pendek bagi seroang Muslim. Keseimbangan juga perlu dijaga dalam hal kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat, sehingga seorang manusia tidak berkembang menjadi seorang individualis. Sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda dalam haditsnya, bahwa “Sebaik-baik manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Kontribusi sosial menjadi ukuran dari lurusnya komitmen individual kita.

F. PENDIDIKAN YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG

Pengembangan Ilmu Pengetahuan yang telah dikuasai harus diberikan dan dikembangkan kepada orang lain. Nabi Muhammad saw sangat membenci orang yang memiliki ilmu pengetahuan, tetapi tidak mau memberi dan mengembangkan kepada orang lain:

رذِيارِنللا ننمذِي مذِيارِجنلذِيبذِي ةذِيمنارِينقذِيلعا منونعين لا هممنجنلعان هممنتنكنفن مملععذِي نععن لنئذِيسم نعمن

Artinya : “Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan jawabannya),maka Allah mengekangkan (mulutnya), kelak dihari kiamat dengan kekangan (kendali) dari api neraka” (H.R. Ahmad) Selain itu pendidikan Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist wajib dikembangkan dan diaplikasikan dalam berbagai bidang ilmu sesuai kebutuhan manusia selama tidak bertentangan dengan kaidah agama Islam.

G. PENDIDIKAN YANG GLOBAL/INTERNASIONAL

Islam selalu sesuai untuk semua bangsa, zaman dan semua keadaan. Sebagai agama yang universal (rahmatan lil alamin) Islam dapat diterima oleh semua golongan, suku, bangsa karena Allah sudah menurunkan Al Quran yang isinya tentang segala hal yang akan diperlukan manusia pada jaman dulu, sekarang, dan masa yang akan datang, oleh siapapun, dimanapun.

Karakteristik Pendidikan Islam menggambarkan dengan jelas keunggulan Pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena pendidikan dalam Islam mempunyai iokatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang

(12)

1

mengatur seluruh aspek kehidupan. Maka jelas bahwa Pendidikan Islam tidak menutup mata terhadapperkembangan yang ada ditengah masyarakat, termasuk perkembangan sains dan tekhnologi, hanya saja Pendidikan Islam tidak larut dalam perkembangan yang nyata-nyata yang bertentangan dengan syariat-syariat Islam

II.2. Tokoh-tokoh Super Student dalam Islam

Berikut Merupakan Tokoh-tokoh Super Student dalam Islam yang dapat kita jadikan panutan dalam menuntut ilmu dan menegakan Aqidah.

Semangat Ibnu Abbas dalam Menuntut Ilmu

“Aku telah merendahkan diriku sebagai pencari ilmu, sekarang aku menjadi mulia sebagai orang yang dicari ilmunya.” Ibnu Abbas ra. Dalam menuntut ilmu,

mari kita belajar pada semangat Ibnu Abbas. Beberapa waktu setelah Rasulullah wafat, demikian Ibnu Abbas memulai ceritanya, aku pernah menemui sahabat Anshar. Aku katakan kepadanya jika Rasulullah telah lama meninggalkan kita, sedangkan para sahabat masih banyak yang hidup di antara kita. Aku ingin bersama sahabat Anshar ini menemui mereka, untuk menanyakan dan menghafalkan urusan-urusan agama. Tapi si Anshar ini justru bertanya: apakah orang-orang akan datang menanyakan masalah agama kepadamu, padahal para sahabat itu masih hidup?

Itikad baik Ibnu Abbas rupanya ditolak sahabat Anshar ini. Tapi Ibnu Abbas tidak berhenti. Ia, didorong semangat mencari ilmu, bertekad mengetahui suatu ilmu agama dari para sahabat yang mengaku mendengarnya dari Nabi. Ia ingin membuktikan kebenaran yang diperoleh sahabat itu dari Nabi. Maka ia pun selalu bertanya seraya bersikukuh bahwa ilmu yang telah diperolehnya tidak pernah sia-sia. “Kebanyakan ilmu yang aku dapatkan adalah dari kaum Anshar,” kata Ibnu Abbas. Di mana pun keberadaan para sahabat perlu ia ketahui untuk menghafalkan persoalan agama.

Membaca kisah keponakan Nabi ini saat menuntut ilmu sungguh mengharukan. Seperti jamak seruan bersikap rendah hati bagi seorang murid di

(13)

1

hadapan seorang guru, Ibnu Abbas adalah contoh ideal tentang itu. Tindak tanduk, pengorbanan, dan kesungguhannya patut ditiru. Mari kita simak penuturannya:

Suatu ketika aku ingin menemui seorang sahabat untuk urusan agama. Kebetulan saat aku hendak masuk rumahnya, ia sedang tidur. Maka kuhamparkan kain untuk duduk sambil menunggu di depan rumahnya sehingga muka dan tubuhku kotor oleh debu dan pasir. Meski demikian, aku setia duduk menunggu di pintu rumahnya. Setelah ia bangun, aku bertanya kepadanya mengenai masalah yang terjadi dan mengenai maksud kedatanganku.

 Sahabat ini berkata, “Engkau adalah keponakan Rasulullah, mengapa engkau sampai hati menyusahkan diri, mengapa engkau tidak memanggilku saja?”

 Kujawab, “Aku sedang menuntut ilmu, jadi akulah yang wajib mendatangimu. Sebab ilmu itu didatangi, bukan mendatangi”

 Sementara di tempat lain, salah seorang sahabat setelah aku datangi rumahnya ia baru bangun dari tidurnya lalu bertanya, “Sejak kapan engkau duduk dan menungguku?”

 “Cukup lama,” jawabku.

 “Engkau telah berbuat sesuatu yang tidak layak, mengapa tidak memberitahu sebelumnya?”

 “Aku tidak ingin hajatmu tertunda karena kepentinganku,” jawabku. Ibnu Abbas bermaksud hendak menenangkan tuan rumah. Dan betapa sikap ini menunjukkan kalau keponakan Rasulullah ini sangat merendahkan hatinya dalam menuntut ilmu dan sangat menghargai kedudukan guru. Kisah ini tidak berhenti sampai di sini. Mari kita simak kisahnya lagi:

Kali waktu Zaid bin Tsabit—juru tulis wahyu dan sahabat yang terkemuka dalam keadilan, fiqih, qiraah dan faraid—hendak menaiki keledainya. Ibnu Abbas segera berdiri untuk memegangi dan menuntun keledainya.

 Zaid bin Tsabit pun merasa sungkan dan buru-buru melarangnya, “Hentikan itu, wahai putra paman Rasulullah!”

 “Begitulah kita disuruh berbuat terhadap ulama-ulama kita,” jawab Ibnu Abbas dengan tenang.

 Zaid bin Tsabit tak kehabisan akal, lalu katanya, “Coba perlihatkan tanganmu!”

(14)

1

 Ibnu Abbas mengeluarkan tangannya, dan langsung dicium oleh Zaid bin Tsabit seraya berujar, “Beginilah kita diperintahkan untuk berbuat kepada keluarga Nabi kita.”

Ibnu Abbas sangat rajin menuntut ilmu sampai derajat yang menakjubkan banyak orang. Masruq bin Ajda’, salah satu pembesar tabiin berkata, “Melihat Ibnu Abbas, maka harus aku akui bahwa dia orang yang paling tampan, paling lugas bicaranya, dan paling piawai dalam memberi penjelasan.”

Setelah cukup menimba ilmu, Ibnu Abbas mulai mengajar. Rumahnya menjadi jami’ (perkumpulan) bagi kaum muslimin. Benar-benar sebuah jami’ dengan seluruh kelengkapannya yang dimaksud pada masa kini. Bedanya jami’- jami’ pada zaman ini dipenuhi sejumlah tenaga pengajar, sedangkan jami’ Ibnu Abbas tegak di atas bahu satu guru, yaitu dia sendiri.

Di samping memberikan pelajaran-pelajaran khusus, Ibnu Abbas sangat memperhatikan hak-hak orang awam. Untuk itu, dia menyelenggarakan majlis-majlis penuh nasihat untuk mereka. Majlis ini menarik perhatian banyak orang sehingga mereka terkagum-kagum dengan kapasitas keilmuan Ibnu Abbas. Bahkan setiap cendekiawan yang duduk di depannya selalu tunduk kepadanya, dan setiap orang yang bertanya selalu mendapat jawaban yang memuaskan.

Karena keilmuannya yang sangat luas, Ibnu Abbas mampu mencapai kedudukan sebagai penasihat khalifah walaupun usianya masih sangat muda.

Setiap kali menghadapi kesulitan, Amirul Mukminin Umar bin Khattab selalu memanggil sahabat-sahabat utama termasuk Abdullah bin Abbas. Bila dia datang, diberinya tempat duduk di sisinya lalu berkata, “Kami menghadapi kesulitan dalam hal-hal yang engkau ahli di dalamnya dan orang-orang sepertimu.”

Umar bahkan pernah diprotes keras oleh golongan tua karena lebih mengutamakan Ibnu Abbas. Tentang hal ini Umar menjawab, “Dia memang muda, tetapi dewasa akalnya. Memiliki tutur kata yang lugas dan akal yang sehat.”

Ibnu Abbas bukan jenis manusia yang hanya bicara tanpa berbuat, atau yang melarang sementara dia sendiri melakukannya. Ia selain berilmu tinggi juga ahli ibadah. Ia dikenal ahli puasa dan suka shalat malam. Hal ini pernah diceritakan oleh Abdullah bin Malikah ketika ia menemani Ibnu Abbas dalam perjalanan dari

(15)

1

Makkah ke Madinah. “Bila kami istirahat di suatu rumah, dia akan bangun di sebagian malam sementara orang-orang tidur kepayahan.”

Ibnu Abbas dikenal memiliki wajah yang rupawan dan wajah cerah yang selalu menangis di tengah malam karena takut kepada Allah, sampai-sampai air matanya yang tumpah membekas di pipinya yang masih belia. Ia telah mencapai puncak spiritual.

Dalam usia 17 tahun Abdullah bin Abbas telah memenuhi dunia dengan ilmu, paham, hikmah dan ketakwaan. Ibnu Abbas dikenal dengan gelar Turjuman

Al-Qur’an (penafsir Al-Al-Qur’an), Habrul Ummah (guru umat), dan Ra’isul mufassirin (pemimpin para mufassir).

“Penafsir Al-Qur’an terbaik adalah Ibnu Abbas,” kata Ibnu Mas’ud. “Ibnu Abbas dijuluki dengan Al-Bahr (lautan) karena keluasan ilmu yang dimilikinya,” kata Mujahid.

“Ketika Zaid bin Tsabit wafat, Abu Hurairah berkata, ‘Orang paling pandai umat ini telah wafat dan semoga Allah menjadikan Ibnu Abbas sebagai penggantinya.’” kata Yahya bin Sa’id Al-Anshari.

Jenazah Ibnu Abbas dishalati oleh Muhammad bin Hanafiyah bersama sisa-sisa sahabat Nabi dan tokoh-tokoh tabi’in. Dalam sebuah riwayat diceritakan, saat tanah mulai ditaburkan, terdengar suara membaca ayat 27-30 Surah Al-Fajr,

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Dari kisah Ibnu Abbas diatas mudah-mudahan ini menjadi sebuah panutan kita dalam menuntut ilmu, dengan semangat yang tinggi dan kemauan yang besar untuk belajar seorang Ibnu Abbas mendapatkan banyak gelar serta kehormatan.

KH. Ahmad Dahlan

Tokoh   Islam   yang   menurut   Saya   berhak   mendapatkan   predikat   “SUPER STUDENT DALAM ISLAM “ di masanya adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan. KARENA….

(16)

1

Muhammad Darwisy (Nama Kecil Kyai Haji Ahmad Dahlan) hidup dalam lingkungan   pesantren   sejak   kecil   yang   mengajarinya   pengetahuan   agama   dan bahasa Arab. Ia menunaikan ibadah haji ketika berusia 15 tahun (1883), lalu dilanjutkan dengan menuntut ilmu agama dan bahasa arab di Makkah selama lima tahun.

Pada usia 20 tahun (1888), ia kembali ke kampungnya, dan berganti nama Ahmad Dahlan. Sepulangnya dari Makkah ini, iapun diangkat menjadi khatib amin   di   lingkungan   Kesultanan   Yogyakarta.   Pada   tahun   1902­1904,   ia menunaikan   ibadah   haji   untuk   kedua   kalinya   yang   dilanjutkan   dengan memperdalam ilmu agama kepada beberapa guru di Makkah.

Pada   tahun   1912,   Ahmad   Dahlan   pun   mendirikan   organisasi   Muhammadiyah untuk   melaksanakan   cita­cita   pembaharuan   Islam   di   bumi   nusantara.   Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali   hidup   menurut   tuntunan   al­Qur'an   dan   al­Hadits.   Atas   jasa­jasa   KH. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaharuan Islam   dan   pendidikan,   maka   Pemerintah   Republik   Indonesia   menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar­dasar penetapan itu ialah sebagai berikut :

1.   KH.   Ahmad   Dahlan   telah   mempelopori   kebangkitan   ummat   Islam   untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat. 2.   Dengan   organisasi   Muhammadiyah   yang   didirikannya,   telah   banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan ummat, dengan dasar iman dan Islam. 3. Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam.

(17)

1

4.   Dengan   organisasinya,   Muhammadiyah   bagian   wanita   (Aisyiyah)   telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan.

II.3. Wajib Menuntut Ilmu Agama dan Kelebihannya

Berikut pandangan Islam tentang Menuntut Ilmu :

Firman Allah Taala : ".. bertanyalah kamu kepada orang-orang yang berpengetahuan agama jika kamu tidak mengetahuinya." (43, An-Nahl dan 7, Al-Anbia').

Hadis Kedua Puluh

20- مملذِيسعمم للكم ى لنعن ةةضنيرذِيفن مذِيلععذِيلعا بملنطن منللسنون هذِييعلنعن للما ى للصن للذِيا لمونسمرن لنارِقن لنارِقن كملذِيارِمن نذِيبع سذِيننأن نععن. (هريغو هجارِم نبا)

20 - Dari Anas bin Malik r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Menuntut ilmu adalah satu fardu yang wajib atas tiap-tiap seorang Islam."

(Ibnu Majah dan Lain-lainnya).

Hadis yang kedua puluh ini mewajibkan tiap-tiap orang Islam lelaki dan perempuan - mempelajari ilmu agama.

Uraiannya: Oleh kerana sesuatu pekerjaan dari yang sekecil-kecilnya hingga yang sebesar-besarnya tidak dapat dilakukan dengan teratur dan sempurna melainkan dengan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengannya, maka nyatalah wajibnya seseorang mempelajari hukum dan peraturan Islam bagi apa semua perkara yang hendak dilakukannya sebagai wajib fardu ain.

Menurut kitab Al-Furuq dan "Tahzib al-Furuq" bahwa Imam Ghazali dalam kitabnya "Ihya-'Ulumuddin" dan Imam Asy-Syafi'i dalam kitabnya "Ar-Risalah"menerangkan; Bahwa telah sepakat alim ulama, tidak harus seseorang coba melakukan sesuatu perkara sehingga ia mengetahui lebih dahulu hukum-hukum Allah mengenai perkara yang hendak dilakukannya itu;

orang yang hendak berjual beli wajib mempelajari hukum Allah mengenainya dan orang yang hendak menyewa, memberi sewa, mengupah dan mengambil upah wajib mempelajari hukum Allah mengenainya. Demikian juga orang yang hendak sholat wajib mempelajari hukum Allah mengenal sholat.

Demikian seterusnya segala perkataan yang hendak dikatakan dan segala amal yang hendak dikerjakan. Maka siapa yang mengetahui hukum Allah dan

(18)

1

beramal menurut apa yang diketahuinya, sudah tentu ia telah mentaati Allah dengan dua taat dan siapa yang tidak mengetahui dan tidak pula beramal, sudah tentu ta telah menderhaka kepada Allah dengan dua kederhakaan; dan siapa yang mengetahui hukum Allah dan tidak beramal mengikutNya, maka ia telah mentaati Allah dengan satutaat dan menderhaka kepadaNya dengan satu kederhakaan.

Seyogianya diingat, bahwa ilmu agama itu bukan satu perkara yang mudah didapati bahkan mestilah dipelajari dan diterima dari orang Islam yang betul-betul dan sah ilmunya serta jujur dan adil dalam penyampaiannya, sebagaimana yang diterangkan dalam hadis Rasulullah s.a.w. yang maksudnya: "Sesungguhnya ilmu yang sah dan muktabar itu tidak akan dapat dicapai melainkan dengan dipelajari dari guru"; bukan semata-mata dari buku-buku, lebih-lebih lagi yang dikarang oleh orang-orang orientalis, yang kebanyakannya menghidangkan madu bercampur racun.

Allah juga yang mengaruniakan ilmu pengetahuan:

Sebagaimana sedemikian, bahwa sesuatu perkara yang inginkan tidak akan tercapai melainkan dengan menjalankan usaha yang bersungguh-sungguh dan menurut peraturan yang tertentu, lebih-lebih lagi ilmu pengetahuan agama, itupun tidak cukup melainkan dengan adanya pertolongan dan limpah karunia Allah memberikan orang itu persediaan untuk memahami makna dan maksud sesuatu masalah yang dituntut itu sebatas kemampuannya.

Rasulullah s.a.w. telah pun menyampai dan membahagikan segala apa yang diperintahkan dengan sehabis-habis daya usahanya dengan tidak mengutamakan seseorang atau sesuatu kaum dan yang lain dengan cara yang demikian sepatutnya orang-orang yang menerima itu sama keadaannya tentang faham dan pendapatnya mengenai perkara yang disampai dan dibahagikan oleh Baginda, tetapi apa yang telah berlaku adalah berlainan. Demikian pula halnya alim ulama yang menjadi waris Baginda untuk menyampaikan ilmu pengetahuan agama, mereka hanya menyampaikan dan menerangkan sekadar yang diilhamkan Allah kepada mereka untuk berbuat demikian.Tentang adanya perbezaan faham - dalam dan ceteknya, luas dan sempitnya - di antara orang-orang yang menerima penyampaian itu mengenai rahsia sesuatu hukum

(19)

1

syarak maka yang demikian bukanlah tanggungan pihak yang menyampaikan bahkan fahaman yang luas dan mendalam itu adalah limpah karunia Allah yang diberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya menurut peraturan-Nya.

II.4. Pengertian Super Student

Super student adalah murid-murid yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan mempunyai tingkat ketakwaan yang tinggi pula terhadap Allah SWT. Semua orang dapat menjadi super student di sekolah atau di kampusnya asalkan mereka mau berusaha dan belajar dengan tekun,serta berakhlak yang baik.

II.5. Tips Menjadi Pelajar Super

Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi biasa. Jangan hanya menjadi Rata - rata siswa menjadi murid super dalam islam. Tips ini dapat membantu anda menjadi pemain bintang di sekolah atau perguruan tinggi.

1. Belajar serta diiringi berdoa.

2. Membuat dan memperbaiki sistem belajar sendiri yang menghasilkan hasil. Memiliki system Belajar jauh lebih baik dari pada tidak ada sistem sama sekali.

3. Menumbuhkan keinginan membara untuk sukses di sekolah / perguruan tinggi. Setiap saat memikirkan keberhasilan, bicara tentang kesuksesan, mimpi tentang kesuksesan.

4. Belajar untuk memotivasi diri Anda sendiri.

5. Selalu mendukung diri Anda sendiri. Jika Anda tidak dapat mendukung diri sendiri, Anda akan jatuh.

6. Lebih bijak dalam mengatur waktu serta manfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.

7. Tidak mudah menyerah dan tidak takut akan kegagalan.

8. Fokus pada tujuan studi Anda. Jangan mudah terganggu. Tuliskan tujuan Anda dan menempelkannya didinding dimana anda dapat melihatnya setiap hari. 9. Jangan hanya membandingkan kinerja dengan teman-teman Anda.

Bandingkan dengan diri Anda juga. Anda adalah musuh terbesar Anda, dan terus-menerus melakukan lebih baik dari sebelumnya adalah tanda bahwa anda lebih maju.

10. Rendah hati. Belajar tidak pernah berhenti di sini dan Anda memiliki banyak ruang untuk peraikan. Jangan pamer hasil Anda terlalu dini.

(20)

1

11. Pelajari cara untuk belajar. Semakin baik Anda belajar, semakin baik anda melakukan. Ada banyak belajar keterampilan di luar sana untuk anda kuasai. 12. Mengembangkan kreativitas Anda

13. Baca banyak buku - buku (bukan buku sekolah) tetapi non fiksi dan buku -buku sastra. Untuk mengembangkan sub stansi pengetahuan Anda.

14. Cari guru yang baik yang memotivasi. Jika guru anda menyebalkan, cari seorang guru sekolah yang baik atau mentor.

15. Buat anda banyak teman. Bersosialisasi bermanfaat untuk belajar anda. 16. Dan point terakhir yang terpenting adalah “Lakukan semua hal semata-mata

untuk mendapatkan ridha Allah SWT” (Penuh Keikhlasan).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

(21)

1

Dalam pandangan islam pendidikan merupakan hal yang sangat utama untuk membentuk manusia berakhlakul karimah. Super student dua kata namun sangat berpengaruh bahkan menjadi kunci untuk menuju kesuksesan dunia dan akherat, menjadi seorang pelajar yang memiliki kecerdasan dan pengetahuan yang tinggi tanoa mengenyampingkan ahlak dan aqidahnya.

Dari uraian diatas dapat diketahui, bahwa tujuan pendidikan bukan Menjadikan manusia sebagai hamba ilmu, budak teori atau penkultusan kepada seorang tokoh ilmuwan. Tetapi tujuan utama dari pendidikan adalah menjadikan manusia sebagai insan rabbani (manusia yang berketuhanan).

Pendidikan tidak hanya menjadikan manusia pintar dan menguasai ilmu pengetahuan, namun menjadikan manusia sebagai manusia yang kenal dan takut dengan Tuhannya dengan ilmu yang dimiliki tersebut.

Seorang super student juga dapat menjadi kandidat terkuat dalam pemilihan pemimpin kelak, karena sejatinya seorang super student adalah orang yang memiliki kebijaksanaan serta mampu berbuat adil terhadap kepentingan dunia dan akhirat.

B. SARAN

Pelajaran berharga terutama untuk kita semua yang masih berjuang untuk ilmu, mari kita terus berusaha dan belajar menjadi seorang insan yang berpendidikan dan berketuhanan (Super Student).

(22)

D

AFTAR

P

USTAKA  http://mutakhorij­assunniyyah.blogspot.com/2013/03/makalah­keutamaan­ menuntut­ilmu.html  http://putriiandynii.blogspot.com/2014/01/makalah­agama­islam­kewajiban­ menuntut.html  http://dinklis.blogspot.com/2010/11/karakteristik­pendidikan­islam.html  http://ladangimaji.blogspot.com/2013/07/semangat­ibnu­abbas­dalam­ menuntut­ilmu.html  http://kajianislamnugraha.blogspot.com/2009/09/revealingcharacteristics­of­ classical.html

Referensi

Dokumen terkait