• Tidak ada hasil yang ditemukan

20171003101454PERMENKEMENESDMNomor08TAHUN2016Tahun2016KEMENESDMNomor08TAHUN2016Tahun20162

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "20171003101454PERMENKEMENESDMNomor08TAHUN2016Tahun2016KEMENESDMNomor08TAHUN2016Tahun20162"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

No. 417, 2016 KEMEN-ESDM. PT. PLN. Penyaluran Tenaga Listrik. Pelayanan. Biaya. Perubahan.

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 08 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI ENERGI DAN

SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

TINGKAT MUTU PELAYANAN DAN BIAYA

YANG TERKAIT DENGAN PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan

penyediaan tenaga listrik kepada konsumen dan

kemudahan berusaha serta dalam rangka sertifikasi

instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah,

perlu dilakukan penyempurnaan terhadap ketentuan

tingkat mutu pelayanan dan biaya yang terkait dengan

penyaluran tenaga listrik sebagaimana diatur dalam

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tingkat Mutu Pelayanan

dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik

Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan

Listrik Negara;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

(2)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tingkat

Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan

Penyaluran Tenaga Listrik oleh Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3821);

2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5052);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5281) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5530);

4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 132);

5. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tanggal

27 Oktober 2014;

6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552)

sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 30 Tahun 2014 (Berita Negara Republik Indonesia

(3)

7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tingkat Mutu Pelayanan

dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran Tenaga Listrik

oleh Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 1790);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA

MINERAL TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR

33 TAHUN 2014 TENTANG TINGKAT MUTU PELAYANAN DAN

BIAYA YANG TERKAIT DENGAN PENYALURAN TENAGA

LISTRIK OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tingkat

Mutu Pelayanan dan Biaya yang Terkait dengan Penyaluran

Tenaga Listrik oleh Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 1790), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan angka 9 Pasal 1 diubah dan diantara angka 7

dan angka 8 disisipkan 1 (satu) angka yakni angka 7a,

sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

1. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

2. Tarif Tenaga Listrik Reguler adalah tarif tenaga listrik disediakan oleh Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang

dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh

(4)

3. Tarif Tenaga Listrik Prabayar adalah tarif tenaga listrik disediakan oleh Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang

dibayarkan sebelum pemakaian tenaga listrik oleh

Konsumen.

4. Biaya Penyambungan adalah biaya yang dibayar konsumen untuk memperoleh penyambungan

tenaga listrik atau penambahan daya.

5. Jaminan Langganan Tenaga Listrik adalah jaminan berupa uang atau bank garansi yang dikeluarkan

oleh perbankan nasional atas pemakaian daya dan

energi listrik selama menjadi konsumen.

6. Daya Kedapatan adalah daya yang dihitung secara proporsional dan profesional berdasarkan alat

pembatas atau Kemampuan Hantar Arus (KHA)

suatu penghantar yang dipergunakan oleh pemakai

tenaga listrik yang kedapatan pada waktu

dilaksanakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik.

7. Daya Tersambung adalah daya yang disepakati antara Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara dengan Konsumen

yang dituangkan dalam perjanjian jual beli tenaga

listrik.

7a. Biaya Sertifikasi Laik Operasi yang selanjutnya

disebut biaya SLO adalah biaya yang dikeluarkan

oleh konsumen dalam pelaksanaan sertifikasi

instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan

rendah.

8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagalistrikan.

9. Direktur Jenderal adalah direktur jenderal yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan,

pengusahaan, keteknikan, keselamatan kerja, dan

(5)

2. Diantara Pasal 3 dan Pasal 4 disisipkan 1 (satu) Pasal

yakni Pasal 3A, yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3A

(1) Besaran tingkat mutu pelayanan tenaga listrik

untuk indikator kecepatan pelayanan sambungan

baru tegangan rendah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 huruf h, dilaksanakan dalam jangka waktu

paling lama:

a. 5 (lima) hari kerja tanpa perluasan jaringan;

b. 15 (lima belas) hari kerja dengan perluasan

jaringan; dan

c. 25 (dua puluh lima) hari kerja dengan

penambahan trafo.

(2) Ketentuan jangka waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) termasuk pelaksanaan sertifikasi

instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan

rendah sampai dengan diterbitkannya Sertifikat Laik

Operasi.

(3) Dalam kondisi tertentu, ketentuan jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dikecualikan.

(4) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat

(3), antara lain:

a. kondisi geografis; dan

b. kondisi jaringan eksisting.

3. Ketentuan ayat (1) Pasal 5 diubah dan di antara ayat (1)

dan ayat (2) disisipkan 3 (tiga) ayat yakni ayat (1a), ayat

(1b), dan ayat (1c) serta setelah ayat (2) ditambah 1 (satu)

ayat yakni ayat (3), sehingga Pasal 5 berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 5

(1) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan

Listrik Negara wajib memberikan pengurangan

(6)

tingkat mutu pelayanan tenaga listrik melebihi 10%

(sepuluh persen) di atas besaran tingkat mutu

pelayanan tenaga listrik yang ditetapkan, untuk

indikator:

a. lama gangguan;

b. jumlah gangguan;

c. kecepatan pelayanan perubahan daya tegangan

rendah;

d. kesalahan pembacaan kWh meter;

e. waktu koreksi kesalahan rekening; dan/atau

f. kecepatan pelayanan sambungan baru

tegangan rendah.

(1a) Pengurangan tagihan listrik kepada Konsumen

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

sebesar:

a. 35% (tiga puluh lima persen) dari Biaya Beban

atau Rekening Minimum untuk konsumen pada

golongan tarif yang dikenakan penyesuaian tarif

tenaga listrik (tariff adjustment); atau

b. 20% (dua puluh persen) dari Biaya Beban atau

Rekening Minimum untuk konsumen pada

golongan tarif yang tidak dikenakan

penyesuaian tarif tenaga listrik (tariff

adjustment).

(1b) Untuk konsumen listrik pada tarif tenaga listrik

prabayar, pengurangan tagihan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1a) disetarakan dengan

pengurangan tagihan pada konsumen listrik pada

tarif tenaga listrik reguler dengan Daya Tersambung

yang sama.

(1c) Pengurangan tagihan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1a) dan ayat (1b) diperhitungkan pada tagihan

tenaga listrik atau pembelian token tenaga listrik

prabayar pada bulan berikutnya.

(2) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan

Listrik Negara wajib melaporkan secara berkala

(7)

pelaksanaan pengurangan tagihan tenaga listrik

setiap triwulan secara tertulis kepada Direktur

Jenderal paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender

setelah akhir triwulan.

(3) Sumber data pelaporan realisasi tingkat mutu

pelayanan tenaga listrik sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) menggunakan hasil pengukuran dan

aplikasi pelaporan Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara.

4. Ketentuan ayat (1) Pasal 7 diubah, sehingga Pasal 7

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 7

(1) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan

Listrik Negara dibebaskan dari kewajiban pemberian

pengurangan tagihan listrik kepada konsumen

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1a)

apabila terjadi sebab kahar.

(2) Sebab kahar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan sebab-sebab diluar kemampuan kendali

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan

Listrik Negara meliputi kekacauan umum,

huru-hara, sabotase, kerusuhan, demonstrasi dengan

kekerasan, pemogokan, kebakaran, banjir, tanah

longsor, gempa bumi, akibat kecelakaan, bencana

alam lainnya, atau perintah instansi yang

berwenang.

5. Ketentuan ayat (3) Pasal 11 diubah, sehingga Pasal 11

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 11

(1) Konsumen dengan Tarif Tenaga Listrik Reguler

dikenakan Jaminan Langganan Tenaga Listrik.

(2) Jaminan Langganan Tenaga Listrik sebagaimana

(8)

senilai biaya rekening rata-rata nasional 1 (satu)

bulan sesuai golongan tarif yang

dibayarkan/diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan

setelah penyambungan baru atau perubahan daya.

(3) Jaminan Langganan Tenaga Listrik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), dapat berbentuk bank

garansi untuk:

a. konsumen tegangan rendah, yaitu:

1. golongan tarif untuk keperluan bisnis

menengah dengan daya 6.600 VA sampai

dengan 200 kVA; dan

2. golongan tarif untuk keperluan industri

sedang dengan daya di atas 14 kVA sampai

dengan 200 kVA.

b. konsumen tegangan menengah; dan

c. konsumen tegangan tinggi.

(4) Pengelolaan Jaminan Langganan Tenaga Listrik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

ditingkatkan terus-menerus demi kepentingan

Konsumen dan Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara.

(5) Direksi Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara dapat menetapkan

Jaminan Langganan Tenaga Listrik yang lebih

rendah dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dengan alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(6) Konsumen yang mengakhiri Perjanjian Jual Beli

Tenaga Listrik atau berpindah ke Tarif Tenaga

Listrik Prabayar, Jaminan Langganan Tenaga Listrik

dikembalikan kepada Konsumen setelah

diperhitungkan dengan tagihan listrik dan semua

hutang kepada Perusahaan Perseroan (Persero)

PT Perusahaan Listrik Negara yang belum dilunasi.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan

Jaminan Langganan Tenaga Listrik ditetapkan oleh

(9)

PT Perusahaan Listrik Negara.

6. Di antara BAB IV dan BAB V disisipkan 1 (satu) bab

yakni BAB IVA, yang berbunyi sebagai berikut:

BAB IVA

BIAYA SERTIFIKASI INSTALASI PEMANFAATAN

TENAGA LISTRIK KONSUMEN TEGANGAN RENDAH

Pasal 16A

(1) Instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi sebelum dilakukan penyambungan tenaga listrik oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

(2) Untuk mendapatkan Sertifikat Laik Operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan Biaya SLO dengan besaran sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 16B

(1) Biaya SLO dibayarkan dengan ketentuan sebagai berikut: a. dilakukan bersamaan dengan pembayaran biaya

penyambungan baru;

b. dilakukan bersamaan dengan pembayaran biaya penambahan daya, sepanjang ada perubahan instalasi tenaga listrik; atau

c. dilakukan setelah mendapat pemberitahuan dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara untuk sertifikasi ulang terhadap Sertifikat Laik Operasi yang telah habis masa berlakunya.

(2) Biaya SLO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibayarkan kepada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara melalui layanan 1 (satu) pintu.

(10)

Pasal 16C

Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara mengatur lebih lanjut ketentuan layanan 1 (satu) pintu dan tata cara penerusan Biaya SLO yang dibayarkan kepada Lembaga Inspeksi Teknik Tegangan Rendah.

7. Ketentuan Lampiran I diubah menjadi sebagaimana

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal II

(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2017.

(11)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 15 Maret 2016

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SUDIRMAN SAID

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 21 Maret 2016

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Mohon Hadir tepat waktu dan masing-masing Perusahaan diwajibkan untuk membawa seluruh dokumen asli untuk pemeriksaan kebenaran dokumen yang terdapat

Penyaradan kayu menggunakan traktor pertanian yang dilengkapi alat bantu sederhana diawali dengan memasang plat alat bantu tersebut pada bagian belakang traktor

Penelitian ini bertujuan menentukan kekakuan dan kekuatan balok lamina dari kayu Kaya (Khaya senegalensis (Desr.) A. Juss) dan kayu Bipa (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.)

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan sebagaimana

Finnan Aditya Ajie Nu graha, 2015, “Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen” Jurnal Administrasi Bisnis Vol.. Pokok-pokok Materi

A detailed outline of any nonfiction book is essential to help you see if your idea has enough substance and originality, or if you need further research before you begin

Many people around the world have to work 18 hours a day just to make enough money to survive; to these people the American dream is nothing more then a less hard life and a