• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

seorang wanita dan keluarga. Namun di samping itu terdapat kecemasan yang

ditimbulkan ketika menjalani kehamilan, diantaranya wanita hamil akan

banyak mengalami perubahan tubuh karena pengaruh hormon kehamilan.

Kecemasan ini mencapai klimaksnya pada saat menghadapi persalinan

terutama rasa nyeri yang teramat hebatyang terjadi pada saat kontraksi,

perpanjangan dari kelahiran bayi, partus lama, hal ini tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu power seperti his, kontraksi

otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, passenger seperti jalan lahir

lunak dan jalan lahir tulang, psikolorespon (Rukiyah,2009).

Kecemasan sering kali ditandai dengan perasaan mudah marah, tegang,

mudah gugup, kewaspadaan berlebih, dan terkadang menyebabkan keringat

pada telapak tangan. Terkadang dampak kecemasan dapat berupa dampak

positif atau negatif. Dampak positif terjadi apa jika kecemasan muncul pada

tingkat moderat dan memberikan kekuatan untuk melakukan sesuatu,

membantu individu membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas yang

dirasakan dapat berkurang sedikit demi sedikit, sedangkan dampak negative

(2)

simtom fisik yang dapat menghalangi individu untuk berfungsi efektif dalam

kehidupan sehari-hari seperti meningkatnya detak jantung, dan menegangnya

otot-otot tubuh sehingga sering terlihat sebagai suatu reaksi panik (Handerson,

2005).

Rasa takut menjelang persalinan sering dialami ibu selama hamil.

Kecemasan ini dapat dialami oleh ibu baik ibu primipara maupun multipara.

Ibu primipara merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup

untuk pertama kali. Sedangkan ibu multipara adalah seorang wanita yang

pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (Mochtar, 1988).

Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul pada pikiran

ibu, seperti takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama,

takut tidak ada yang mendampinginya pada saat proses persalinan nanti dan

lain sebagainya. Calon ibu yang mengandung anak pertama biasanya

mengalami perasaan cemas dan semakin meningkat saat usia kehamilan

makin bertambah dan mendekati proses persalinan (Amalia, 2009). Sedangkan

ibu multipara juga mengalami kecemasan akibat dari permasalahan terhadap

kelahiran yang terjadi sebelumnya seperti seorang wanita yang pernah

mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan akan menjadi sangat

cemas mengenai apakah mereka akan mampu mempertahankan kehamilannya

kali ini, wanita yang pernah mengalami keguguran akan terus-menerus

(3)

mereka kehilangan bayi serta wanita yang pernah melahirkan serta wanita

yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal atau

mengalami kelainan. Namun, beberapa wanita lainnya tetap tenang dan

percaya diri (Nolan, 2010).

Disamping timbulnya rasa nyeri dalam menghadapi persalinan timbul juga

fenomena psikologis yang menyertai proses persalinan bermacam-macam.

Seorang wanita biasanya memiliki disposisi kepribadian yang primitif dan

mewarnai persalinan bayinya. Apa yang terjadi saat persalinan secara

langsung mempengaruhi psikologis dalam kelahiran. Perasaan dan sikap

wanita dalam melahirkan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya perbedaan struktur sosial, budaya dan agama serta

kesehatan ibu dalam menghadapi persalinan pengalaman masa lalu, support

sistem dan lingkungan. Saat kecemasan dan distress meningkatlah, individu

akan mengadopsi perilaku atau teknik tertentu sebagai koping terhadap

peristiwa yang sedang dialaminya (Handerson, 2005).

Pearlin dan schooler menyatakan bahwa kopig merupakan “segala sesuatu

yang dilakukan individu agar tidak disakiti oleh beban hidup”. Penelitian

psikologis tentang respon terhadap situasi yang menimbulkan ansietas, stress

dilakukan oleh lazarus dan kawan-kawannya. Dengan menggunakan

serangkaian penelitian eksperimental, Lazarus dan kawan-kawannya

(4)

ketika mengalami kecemasan maupun stress, yaitu tindakan antisipasi,

tindakan menyerang, tindakan menghindar dan tindakan tidak bertindak.

(Handerson, 2005).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada

beberapa orang ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non

medis pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan ke salah satu klinik yaitu

ibu primipara yang pendidikannya medis mengatakan cemas dan khawatir

dalam menghadapi persalinan walaupun ibu sudah mengetahui kecemasan

akan timbul saat terjadi kehamilan, ibu tersebut mengatakan dia hanya pernah

mempelajari bahwa kecemasan akan timbul saat terjadi kehamilan, ibu juga

mengatakan belum mempunyai pengalaman melahirkan, tetapi walaupun ibu

sudah mempelajarinya dan mengetahuinya ibu tetap cemas dan takut apakah

persalinanya dapat berjalan dengan lancar atau tidak tetapi sewaktu cemas

datang ibu masih tetap dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari dan masih

dapat bertindak dengan hal-hal yang positif. Pada ibu yang multipara yang

pendidikannya medis mengatakan kecemasan mulai berkurang pada

kehamilan berikutnya dimana ibu sudah pernah melahirkan sebelumnya tetapi

ibu masih cemas juga apakah persalinan berikutnya ini berjalan lancar atau

tidak dan apakah bayinya dapat lahir dengan sehat sehingga sewaktu cemas

muncul ibu masih dapat mengatasinya dengan mencari kegiatan-kegiatan

(5)

cemasnya. Pada ibu primipara yang pendidikannya non medis mengatakan

sangat cemas sekali bahkan terkadang panik dalam menghadapi persalinan

karena ibu beranggapan bahwa melahirkan itu sangat sakit dan menakutkan

sehingga pada saat cemas datang ibu tidak dapat berpikir secara rasional

sehingga ibu sering marah-marah tanpa sebab. Pada ibu multipara yang

pendidikannya non medis mengatakan keemasannya mulai berkurang di

kehamilan berikutnya dan bahkan tidak merasa cemas dengan kehamilannya

sekarang ini karena ibu sebelumnya sudah pernah melahirkan dan proses

persalinan sebelumnya juga lancar-lancar saja tidak ada hambatan. sehingga

apabila cemas datang ibu hanya berdiam diri saja .

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa kecemasan mempengaruhi

koping pada saat menghadapi persalinan. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk meneliti tentang “Tingkat Kecemasan dan koping Ibu Hamil yang

Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi

Persalinan”.

2. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan dan koping ibu

hamil berlatarbelakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi

(6)

3. PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan

medis dan non medis dalam menghadapi persalinan.

4. MANFAAT PENELITIAN 4.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai dasar untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan dan

untuk lebih mengetahui tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar

belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan,

apakah memiliki perbedaan.

4.2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga kesehatan

sebagai informasi mengenai seberapa besar pengaruh tingkat kecemasan dan

koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis

dalam menghadapi persalinan.

4.3. Bagi Klien atau Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat

kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis

dan non medis dalam menghadapi persalinan. Pada ibu hamil yang berlatar

belakang pendidikan non medis agar kehamilan tidak menjadi suatu

(7)

4.4. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sebagai tambahan ilmu

pengetahuan dan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi

Referensi

Dokumen terkait

Pemkot Surabaya bekerjasama dengan UCLG ASPAC dalam pengembangan tata kelola kota melalui Global Public Space Programme. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa

Jumlah calon penyedia barang/jasa yang mendaftar sebagai peserta lelang sampai pada tahap penjelasan. sebanyak 5 (lima)

9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional Belanja Jasa Service Bandar Lampung 7,200,000.00 Pengadaan Langsung Belanja Penggantian Suku Cadang Bandar Lampung

misalnya: karet nitril (0,4 mm), karet kloroprene (0,5 mm), polivinilklorida (0,7 mm) dan lain-lain Catatan tambahan : Spesifikasi produk tergantung pada pengujian, dari data

the ability to read, write, and think musik-is the right of every human being; (2) music learning must begin with the voice; (3) the education of the musical ear must begin

Tahap pelaksanaan kegiatan yang berupa pelatihan dilakukan kepada anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kabupaten Situbondo yang meliputi pelatihan tentang

Pada aspek kelembagaan meliputi belum adanya lembaga yang menangani pembibitan sapi potong, belum tersedianya koperasi bahan baku, tidak tersedianya pabrik

Penanggulangan masalah Kurang Vitamin A ( KVA ) bukan hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi juga berkaitan dengan upaya memacu pertumbuhan dan kesehatan anak 1. Menurut