• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Perolehan Kewarganegaraan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Perolehan Kewarganegaraan Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Chapter III V"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROSEDUR PEROLEHAN KEWARGANEGARAAN MENURUT HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

A. INSTANSI YANG BERWENANG MENGELUARKAN KEWARANEGARAAN INDONESIA

Dalam kepengurusan kewarganegaraan yang berwenang dalam mengeluarkan

kewarganegaraan Indonesia adalah Dapartemen Hukum dan HAM. Dalam peraturan Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.01-HL.03.01 Tahun 2006

dinyatakan pada pasal 1 (ayat 4) bahwa dalam peraturan menteri yang dimaksud pejabat yang

ditunjuk oleh menteri untuk menangani masalah kewarganegaraan Republik Indonesia yang

selamjutnya disebut pejabat adalah Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak

Asasi Manusia.

Permohonan dan lampiran disampaikan kepada pejabat ( dalam hal ini adalah kepala

Kantor wilayah Departemen Hukum dan HAM ) yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggal pemohon.

Setelah permohonan diterima, Pejabat melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan

administratif permohonan beserta lampirannya. Dalam hal persyaratan administratif

permohonan diterima secara lengkap, maka pejabat melakukan pemeriksaan substantif

permohonan dalam waktu paling lama 14 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.

Dalam hal permohonan tidak memenuhi persyaratan substantif. Pejabat mengembalikannya

kepada pemohon dalam waktu paling lama 7 hari terhitung sejak tanggal pemeriksaan

substantif selesai dilakukan.

Terhadap permohonan yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan substantif, pejabat

(2)

tanggal pemeriksaan substantif selesai dilakukan. Setelah menteri melakukan pemeriksaan

substantif dan meneruskan permohonan disertai pertimbangan kepada presiden dalam waktu

paling lama 45 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima, Apakah permohonan

tersebut ditolak atau dikabulkan oleh Presiden. Apabila permohonan dikabulkan, Presiden

menetapkan keputusan Presiden paling lama dalam jangka waktu 3 bulan sejak permohonan

diterima oleh menteri. Dan memberitahukan secara tertulis kepada pemohon dengan

tembusan kepada pejabat dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak

tanggal keputusan Presiden ditetapkan untuk disampaikan kepada pejabat. Petikan keputusan

tersebut disampaikan kepada pejabat untuk diteruskan kepada pemohon dan salinanya

disampaikan kepada Menteri, Pejabat, dan perwakilan negara asal pemohon. Dan apabila

permohonan ditolak, Menteri akan memberiktahukan alasan penolakan paling lambat 3 bulan

terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri. Menteri mengumumkan nama

orang yang telah memperoleh kewarganegaraaan dalam berita Negara Republik Indonesia.

Pengumuman dilakukan setelah berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia

diterima oleh Menteri.18

B. SYARAT DAN MEKANISME PEROLEHAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA.

Seorang warga negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh Undang-Undang

sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda

Penduduk, Berdasarkan kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) provinsi, tempat ia terdaftar

sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor

Induk Kependudukan,NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri dikantor

pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas

(3)

yang bersangkutan dalam tata hukum internasional. Dalam kepengurusan status

kewarganegaraan Surat Keterangan Keimigrasian yang dikenal sebagai SKIM adalah

dokumen keimigrasian yang memuat keterangan mengenai masa tinggal warga negara asing

di wilayah Republik Indonesia selama 5 ( lima ) tahun berturut-turut atau 10 ( sepuluh ) tahun

tidak berturut-turut sebagai salah satu persyaratan permohonan kewarganegaraan Republik

Indonesia19

1. Pewarganegaraan sebagaimana dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006,

yang merupakan tata cara atau prosedur bagi orang asing untuk dapat memperoleh

kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. .

Dokumen SKIM ini diperlukan oleh orang asing dalam proses permohonan

kewarganegaraan Republik Indonesia melalui :

2. Menyampaikan pernyataan menjadi warga negara Indonesia sebagaimana dalam

pasal 19 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006, sebagai prosedur dalam upaya

memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dari orang asing yang kawin secara

sah dengan warga negara Indonesia.

Kriteria 5 ( Lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 ( sepuluh ) tahun tidak

berturut-turut dari aspek keimigrasian yaitu :

1. Lima tahun berturut-turut adalah jangka waktu keberadaan orang asing di wilayah

Republik Indonesia yang dihitung sejak memperoleh izin tinggal terbatas atau tetap

sampai kurun waktu 5 ( lima ) tahun tidak pernah keluar wilayah Republik Indonesia

untuk tidak kembali.

2. Sepuluh tahun tidak berurut-turut adalah jangka waktu keberadaan orang asing di

wilayah Republik Indonesia yang dihitung sejak memperoleh izin tinggal

terbatas/tetap sampai meninggalkan wilayah Republik Indonesia untuk tidak kembali

(4)

yang dilakukan berulang kali hingga mencapai keseluruhan masa waktu izin

tinggalnya 10 ( sepuluh ) tahun.20

Adapun gugurnya dan tidak berlakunya SKIM dikarenakan :

a) Tidak memperpanjang izin tinggal;

b) Meninggalkan wilayah Indonesia dan kembali melampaui batas waktu izin masuk

kembali;

1) Atas kemauan sendiri meninggalkan wilayah Indonesia dan tidak kembali;

2) Mendapatkan keputusan pencegahan dan penangkalan;

3) Dikenakan tindakan keimigrasian atau meninggal dunia;

4) Mendapatkan keputusan perceraian yang berkekuatan hukum tetap bagi :

a. Warga negara asing yang sedang menyampaikan pernyataan menjadi warga

negara Indonesia atau

b. Warga negara asing yang sedang mengajukan pewarganegaraan penyatuan

keluarga.

Dalam memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia menurut undang undang

No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan itu sendiri diperoleh :

a. Karena kelahiran

Dalam undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia karena kelahiran

berdasarkan keturunan dan berdasarkan kelahiran di dalam wilayah Republik Indonesia untuk

mencegah adanya orang yang tanpa kewarganegaraan. Bahwa keturunan dipakai sebagai

suatu dasar adalah lazim. Sudah sewajarnya suatu negara menggangap seorang anak sebagai

warga negaranya di mana pun ia dilahirkan, apabila orang tua anak itu warga negara dari

negara itu.

(5)

Dalam pada itu tidak selalu kedua orang tua anak itu bersamaan kewarganegaraan,

dan tidak selalu anak itu mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan kedua orang

tuanya. Oleh karena itu, maka salah seorang dari orang tuanya itu harus didahulukan. Dalam

hal kewarganegaraan undang-undang ini menggangap selalu ada hubungan hukum

kekeluargaan anatara anak dan ibu, hubungan hukum kekeluargaan antara anak dan ayah

hanya ada apabila anak itu lahir dalam atau dari perkawinan sah atau apabila anak itu diakui

secara sah oleh ayahnya. Menurut pasal 4 undang-undang No.12 Tahun 2006, yang dimaksud

warga negara Indonesia seperti berikut :

1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan

perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum

Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara

Indonesia.

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia

dan Ibu Warga Negara indonesia

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara asing

Indonesia dan ibu Warga Negara Indonesia.

5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga negara Indonesia,

tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atas hukum negara asal ayahnya

tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal

dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia.

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia.

8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara asing

(6)

pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia berusia 18 (delapan belas)

tahun atau belum kawin

9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak

jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunnya.

10. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama

ayah dan ibunya tidak diketahui.

11. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak

mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.

12. Anak yang di lahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah

dan ibu warga negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak

tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

13. Anak dari seseorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah dan ibunya meninggal dunia sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.21

b. Karena pengangkatan

Pengangkatan anak adalah biasa di Indonesia. Pengangkatan yang dimaksud adalah

pengangkatan anak (adopsi). Apabila ada anak orang asing yang diadopsi oleh orang tua yang

berkewarganegaraan Indonesia, anak tersebut akan menjadi Warga Negara Indonesia. Sah

atau tidak sahnya pengangkatan anak itu ditentukan oleh hukum yang mengangkat anak.

Adakalanya anak yang diangkat itu anak (orang) asing, akan tetapi karena betul-betul

diperlakukan sebagai anak sendiri, tidak diketahui atau dirasakan lagi asal orang itu. Maka

hendaknya kepada anak demikian itu diberikan status orang tua yang mengangkatnya.

Sebagai jaminan bahwa pengangkatan itu sungguh-sungguh pengangkatan yang

digambarkan di atas dan supaya anak asing yang diangkat betul-betul masih bisa merasa

(7)

warga negara Indonesia. Maka pemberian kewarganegaraan Republik Indonesia kepada anak

angkat itu hendaknya dibatasi pada anak yang masih muda sekali. Dalam ketentuan

undang-undang No.12 tahun 2006 Pasal 21 ayat (2), ditegaskan “anak warga negara asing yang belum

berusia 5 tahun yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh

warga negara Indonesia, memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia”. Sebagai bahan

perbandingan, ketentuan pasal 2 undang-undang No. 62 tahun 1958 ditegaskan bahwa

pengangkatan anak baru sah apabila memenuhi syarat-syarat berikut :

1. Pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun

2. Yang mengangkat harus memohon pengesahan pengadilan Negeri setempat

3. Permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah pengangkatan anak

4. Kewarganegaraan Republik Indonesia anak diperoleh pada saat pengadilan menyatakan

sah pengangkatan itu. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara terulis

dan disampaikan kepada pejabat yang melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan

di dalam perarturan perundang-undangan, disampaikan dalam waktu paling lambat tiga

tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.

c. Karena permohonan

Ada kemungkinan seorang anak karena berlakunya suatu aturan turut kewarganegaraan

sahnya, sedangkan sesungguhnya ia merasa lebih berdekatan dengan ibunya, yang

berkewarganegaraan Republik Indonesia. Hendaknya kepada anak itu diberi kesempatan

untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, apabila ia di anggap sudah bisa

menentukan kewarganegaraannya sendiri.

Pemberian kesempatan itu hendaknya dibatasi pada anak di luar perkawinan, karena

(8)

statusnya ditentukan oleh bapaknya. Dalam pada itu karena orang yang bersangkutan sekian

lamanya orang asing, maka kesempatan itu berupa suatu permohonan.

Negara yang memperkenankan orang dari luar bertempat tinggal menetap di dalam

wilayah, pada suatu saat selayaknya menerima keturunan dari orang luar ini dalam

lingkungan kewarganengaraannya. Sampai di mana dan dengan cara bagaimana ius soli

dilakukan terhadap orang-orang yang tidak tanpa kewarganegaraan ini itulah tergantung pada

keadaan negara masing-masing.

Orang-orang yang diberi kesempatan itu, menurut undang-undang ialah mereka yang

lahir dari seorang penduduk atau yang kemudian menjadi penduduk, yang juga lahir di

indonesia. Syarat selanjutnya ialah bahwa ia tidak menjadi berkelebihan kewarganegaraan.

d. Karena pewarganegaraan atau naturalisasi

Kepada seorang asing yang sungguh ingin menjadi warga negara Republik Indonesia

hendaknya diberi kesempatan untuk melaksanakan keinginan itu. Tentu saja kepentingan

Indonesia tidak boleh terganggu oleh pemberian pewarganegaraan itu. Supaya pemberian

pewarganegaraan tidak bertentangan dengan maksud pemberian itu, maka diadakan

syarat-syarat yang kesemuannya bersifat obyektif. Cara orang asing bisa masuk menjadi warga

negara Indonesia melalui naturalisasi. Menurut kamus besar Indonesia, naturalisasi adalah

perolehan kewarganegaraan bagi penduduk asing. Hal menjadikan warga negara,

pewarganegaraan yang diperoleh setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan

dalam peraturan perundang-undangan. Ada dua cara proses naturalisasi antara lain sebagai

berikut :

1. Naturalisasi biasa, caranya mengajukan permohonan kepada presiden dan HAM

melalui kantor pengadilan negeri setempat ia tinggal atau di kedubes Republik

Indonesia apabila di luar negeri. Permohonan ini ditulis dalam bahasa Indonesia.

(9)

2. Naturalisasi istimewa, naturalisasi ini diberikan kepada orang asing yang berjasa

kepada negara.

Berdasarkan Pasal 9 undang-undang No. 12 tahun 2006, permohonan pewarganegaraan

dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Telah berusia 18 ( delapan belas ) Tahun atau sudah kawin;

2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara

Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10

tahun tidak berturut-turut.

3. Sehat jasmani dan rohani

4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indobnesia tahun 1945;

5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam

dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih;

6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi

berkewarganegaraan ganda;

7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap; dan

8. Membayar uang permohonan ke kas negara.

Permohonan/naturalisasi dapat diajukan melalui proses sebagai berikut :

a. Permohonan/naturalisasi diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam

bahasa Indonesia di tas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri yang

sekurang-kurangnya memuat :

1) Nama lengkap;

2) Tempat dan tanggal lahir;

3) Jenis kelamin

(10)

5) Alamat tempat tinggal

6) Pekerjaan

7) Kewarganegaraan asal.

Permohonan tersebut diajukan dengan melampirkan :

1. Fotokopi kutipan akte kelahiran atau surat yang membuktikan kelahiran pemohon

yang disahkan oleh Pejabat;

2. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah, kutipan akte perceraian/surat

talak/perceraian, atau kutipan akte kematian isteri/suami pemohon bagi yang belum

berusia 18 tahun ( delapan belas ) tahun yang disahkan oleh pejabat;

3. Surat keterangan keimigrasian yang dikeluarkan oleh kantor keimigrasian yang

dikeluarkan oleh kantor imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal

pemohon yang menyatakan bahwa pemohon telah bertempat tinggal di wilayah

negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling

singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;

4. Fotokopi kartu izin tinggal tetap yang disahkan oleh pejabat;

5. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari rumah sakit;

6. Surat pernyataan pemohon dapat berbahasa Indonesia;

7. Surat pernyataan pemohon mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

8. Surat keterangan catatan kepolisian yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal

pemohon;

9. Surat keterangan dari perwakilan negara pemohon bahwa dengan memperoleh

10.Kewarganegaaraan Republik Indonesia tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

11.Surat keterangan dari camat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon

(11)

12.Bukti pembayaran uang Pewarganegaraan dan biaya permohonan ke kas negara dan

paspoto pemohon terbaru berwarna ukuran 4 x 6 ( empat kali enam ) sentimeter

sebanyak 6 (enam ) lembar.

b. Setelah Menteri menerima permohonan, Menteri melakukan pemeriksaan substantif dan

meneruskan permohonan disertai pertimbangan kepada Presiden dalam waktu paling

lama 45 hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima dari pejabat.

c. Presiden mengabulkan atau menolak permohonan dalam waktu paling lambat 45 hari

tehitung sejak tanggal permohonan diterima dari Menteri.

d. Paling lambat 3 bulan terhitung sejak keputusan Presiden dikirim kepada pemohon,

pejabat memanggil pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia disampaikan oleh pejabat

kepada pemohon paling lambat 14 ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal

pengucapan sumpah atau pernyataan janji setia. Salinan keputusan Presiden sebagaimana

disebutkan pada huruf c diatas dan berita acara pengucapan sumpah atau pernyataan

janji setia dari pejabat menjadi bukti yang sah kewarganegaraan Republik Indonesia

seseorang yang memperoleh kewarganegaraan.

e. Setelah mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pemohon wajib menyerahkan

dokumen atau surat-surat keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tempat tinggal pemohon dalam waktu paling lambat 14

( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau pernyataan janji

setia.

f. Menteri mengumukan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan dalam

berita negara Republik Indonesia. Pengumuman dilakukan setelah berita acara

(12)

Berdasarkan peraturan, terdapat biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) atas

proses permohonan kewarganegaraan/naturalisasi, yang besarnya sebagai berikut :

1. Permohonan/naturalisasi dikenakan biaya PNBP sebesar Rp. 5.000.000,- per

permohonan dan

2. Pendaftaran administrasi dan pengumunan dalam Berita Negara sebesar Rp.

500.000,- per permohonan.

g. Karena akibat dari perkawinan

Dalam undang-undang bahwa perkawinan kedua mempelai sedapat-dapatnya mempunyai

kewarganegaraan yang sama. Apabila hal itu akan menimbulkan kelebihan kewarganegaraan

atau tanpa kewarganegaraan atau menghilangkan kewarganegaraan seorang yang dirasakan

berat, maka asas kesatuan kewarganegaraan itu dilepaskan. Ketentuan pasal 19

undang-undang No.12 tahun 2006, menegaskan bahwa :

a. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dapat

memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan menyampaikan pernyataan

menjadi warga negara Indonesia dihadapan pejabat.

b. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di

wilayah NKRI 5 tahun berturut atau 10 tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan

perolehan kewarganegaraan tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda

c. Jika hal itu terjadi yang bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap sesuai dengan

peraturan perundang-undangan

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan pernyataan tersebut diatur

dengan peraturan Menteri.

Adapun proses memperoleh kewarganegaraan berdasarkan perkawinan dengan WNI (

(13)

a. Pernyataan untuk menjadi WNI disampaikan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

diatas kertas bermaterai cukup sesuai dengan format yang telah ditentukan ke kantor

wilayah Departemen Hukum dan HAM dengan melampirkan;

1. Fotokopi kutipan akte kelahiran pemohon yang disahkan oleh pejabat yang

berwenang;

2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tempat tinggal pemohon

yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;

3. Fotokopi kutipan akte kelahiran dan kartu Tanda Penduduk WNI suami atau isteri

pemohon yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;

4. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah pemohon dan suami atau isteri yang

disahkan oleh pejabat yang berwenang;

5. Surat keterangan dari kantor Imigrasi di tempat tinggal pemohon yang

menerangkan bahwa pemohon telah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat

5 ( lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 ( sepuluh ) tahun tidak

berturut-turut;

6. Surat keterangan Catatan kepolisian dari kepolisian tempat tinggal pemohon;

7. Surat keterangan dari perwakilan negara pemohon yang menerangkan bahwa

setelah pemohon memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, ia kehilangan

kewarganegaraan negara yang bersangkutan;

8. Pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada negara Republik Indonesia,

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan akan

membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang

dibebankan negara kepadanya sebagai WNI dengan tulus dan ikhlas;

(14)

b. Selanjutnya pejabat Departemen Hukum dan HAM melakukan pemeriksaan

kelengkapan pernyataan yang disampaikan oleh pemohon beserta lampiramya dalam

waktu paling lama 14 hari ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal permohonan

diterima, dalam hal ini kelengkapan pernyataan bersangkutan tidak lengkap, maka

pejabat tersebut akan mengembalikannya dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari

kerja terhitung sejak tanggal pernyataan diterima untuk dilengkapi;

c. Dalam hal kelengkapan pernyataan dinyatakan lengkap, maka pejabat bersangkutan

akan menyampaikannya kepada Menteri dalanm jangka waktu 14 ( empat belas ) hari

kerja terhitung sejak tanggal diterima;

d. Selanjutnya menteri terkait akan memeriksa kelengkapan pernyataan tersebut dalam

jangka waktu 14 ( empat belas ) hari kerja terhitung sejak tanggal pernyataan diterima

oleh pejabat. Dalam hal kelengkapan pernyataan tidak lengkap, maka Menteri

bersangkutan akan mengembalikannya kepada pejabat terkait dalam jangka waktu (

empat belas ) terhitung sejak tanggal pernyataan diterima untuk dilengkapi;

e. Dalam hal kelengkapan pernyataan telah lengkap. Menteri terkait akan menetapkan

keputusan memperoleh kewarganegaraan Indonesia yang dibuat menjadi empat

rangkap dalam waktu paling lambat 30 ( tiga puluh ) hari sejak diterimanya

kelengkapan pernyataan tersebut dari pejabat. Adapun 4 rangkap Keputusan Menteri

tersebut diperuntukan:

1. 1 rangkap untuk pemohon yang akan diterima melalui pejabat dalam jangka waktu

14 (empat belas ) hari setelah diterimanya kelengkapan pernyataan dari Menteri;

2. Rangkap sebagai Arsip Pejabat yang akan diterima oleh pejabat dari Menteri dalam

(15)

3. Rangkap akan dikirimkan ke perwakilan negara asal pemohon yang akan diterima

perwakilan negara pemohon dari menteri terkait dalam jamgka waktu 14 ( empat

belas ) hari terhitung sejak tanggal keputusan ditetapkan;

4. Dan 1 rangkap menjadi arsip kementerian terkait.

f. Dalam hal pemohon kewarganegaraan tersebut ditolak karena akan menyebabkan

kewarganegaraan ganda maka Menteri terkait akan memberitahukan kepada pemohon

melalui pejabat dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari terhitung sejak tanggal

penolakan pernyataan, selanjutnya pejabat akan memberitahukan penolakan

bersangkutan kepada pemohin dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari terhitung

diterimanya pemebritahuan penolakan permohonan bersangkutan dari Menteri.

g. Pemohon wajib mengembalikan semua dokumen yang berkaitan dengan statusnya

sebagai orang kepada instansi berwenang dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari

terhitung diterimanya keputusan Menteri bersangkutan;

h. Selanjutnya Menteri akan mengumumkan nama orang yang memperoleh

kewargamegaraan Republik Indonesia tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan peraturan, terdapat biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas proses

memperoleh kewarganegaraan sehubungan dengan pernyataan berdasarkan perkawinan

dengan WNI, yang besarnya sebagai berikut:

1. Biaya permohonan Pewarganegaraan berdasarkan perkawinan sebesar Rp.2.500.000,-

(dua juta lima ratus ribu rupiah) per pemohonan;

2. Biaya pemberian salinan keputusan Menteri mengenai kewarganegaraan Republik

Indonesia berdasarkan perkawinan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per

permohonan;

3. Biaya pendaftaran administrasi dan pengumuman dalam berita negara sebesar Rp.

(16)

i. Karena turut ayah dan ibunya

Pada dasarnya anak yang belum dewasa turut memperoleh kewarganegaraan Republik

Indonesia dengan ayahnya atau dengan ibunya, apabila tidak ada hubungan hukum

kekeluargaan dengan ayahnya. Seorang anak akan memperoleh kewarganegaraan Republik

Indonesia apabila :

1. Anak yang belum berusia 18 ( delapan belas ) tahun atau belum kawin, berada dan

bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia, dari ayah atau ibu yang

memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia;

2.Anak warga negara asing yang belum berusia 5 ( lima ) tahun yang diangkat warga

negara Indonesia.

j. Karena pernyataan memilih

Selain dari kepada seorang perempuan asing yang kawin dengan seorang warga negara

Republik Indonesia untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia lebih dulu dari

satu tahun setelah perkawinananya berlansung dan kepada orang-orang untuk memperoleh

kembali kewarganegaraan Republik Indonesia yang hilang karena turut orang lain,

undang-undang hanya memberi kemungkinan untuk memperoleh kewarganegaraan Republik

Indonesia dengan pernyataan. Menurut undang-undang adalah hal status kewarganegaraan

Republik Indonesia terhadap anak berakibat ganda, setelah berusia delapan belas tahun atau

sudah kawin anak tersebut harus menyatakan memilih satu kewarganegaraannya. Pernyataan

untuk memilih kewarganegaraan sebagimana ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan tersebut disampaikan dalam waktu

paling lambat tiga tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.

k. Karena berjasa kepada NKRI

Ketentuan pasal 20 undang-undang No. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa: “orang asing

(17)

kewarganegaraan Indonesia oleh ( Presiden setelah memperoleh pertimbangan DPR RI ),

kecuali dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang bersangkutan

berkewarganegraan ganda. Kewarganegaraan Republik Indonesia yang diberikan oleh

Presiden kepada :

1. Orang asing yang dinilai oleh negara telah dan dapat memberikan sumbangan yang

luar biasa untuk kepentingan memantapkan kedaulatan negara dan meningkatkan

kemajuan khususnya di bidang perekonomian Indonesia ( karena alasan kepentingan

negara )

2. Orang asing ang karena prestasinya luar biasa di bidang kemanusian, ilmu

pengetahuan dan teknologi, kebudayaan, lingkungan hidup, atau keolahragaaan telah

memberikan kemajuan dan keharuman nama bangsa Indonesia ( karena telah berjasa

kepada negara ).

Dengan syarat pemberian kewarganegaraan tersebut tidak mengakibatkan orang asing yag

akan diberikan kewaragnegaraan menjadi berkewarganegaraan ganda.

Pemberian kewarganegaraan sebagaimana tersebut pada angka 1 diatas diberikan

berdasarkan usul dari pimpinan lembaga negara, lembaga pemerintah, atau lembaga

kemasyarakatan terkait, usul tersebut diajukan kepada Menteri.

Pemberian kewaragenegaraan sebagaimana tersebut pada angka 2 diatas diberikan

berdasarkan usul dari pimpinan lembaga negara atau lembaga pemerintah terkait dengan

tembusan kepada pejabat yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang di

usulkan. Usul tersebut diajukan kepada Menteri.

Adapun juga cara atau proses pelaporan perubahan status kewarganegaraan penduduk

warga negara asing menjadi warga negara Indonesia yaitu :

1. Pendaftaran dan pelaporan setiap perubahan status kewarganegaraan yang telah

(18)

Kependudukan Kota, selambat-lambatnya 14 hari kerja sejak tanggal memperoleh

penetapan dari instansi yang berwenang.

2. Instansi yang berwenang adalah instansi yang secara fungsional berwenang untuk

menetapkan status kewarganegaraan.

3. Pelaporan perubahan status kewarganegaraan meliputi:

a. Penduduk warga negara asing menjadi warga negara Indonesia.

b. Penduduk warga negara Indonesia menjadi warga negara asing.

c. Penduduk sementara menjadi warga negara Indonesia yang sekaligus

merupakan perubahan status kependudukan.

4. Surat bukti kewarganegaraan tidak diberikan kepada :

a. Anak-anak yang lahir setelah orang tuanya memiliki/memperoleh bukti

kewarganegaraan.

b. Pendatang baru dari luar DKI Jakarta.

5. Sebagai bukti pendaftaran perubahan status kewarganegaraan diberikan surat

keterangan perubahan status kewarganegaraan.

6. Pelaporan perubahan status kewarganegaraan yang terlambat sampai dengan hari ke

90 sejak batas waktu kewajiban melapor, dikenakan sanksi administrasi, sedangkan

yang melebihi 90 hari harus melalui penetapan dan pengadilan.

Persyaratan pelaporan perubahan status kewarganegaraan penduduk warga negara asing

menjadi warga negara Indonesia :

a. Kartu keluarga

b. Kartu tanda penduduk

c. Surat keterangan pendaftaran penduduk tetap (SKPPT)

d. Akte kelahiran

(19)

f. Surat bukti kewarganegaraan Republik Indonesia

g. Bukti pencabutan dokumen imigrasi

h. Bukti pencabutan dokumen imigrasi

i. Pelayanan tidak dikenakan biaya (gratis)

l. pencatatan untuk memperoleh fasilitas sebagai warga negara Indonesia yang

berkewarganegaranan ganda

Anak yang berkewarganegaraan ganda sebagaimana dimaksud dalam undang-undang wajib

di daftarkan oleh orang tua atau walinya pada kantor imigrasi atau perwakilan Republik

Indonesia mencatat dalam register dan mengeluarka bukti pendaftaran untuk memperoleh

fasilitas sebagai warga negara Indonesia yang berkewarganegaraan ganda. Tata cara

pendaftaran, pencatatan, dan pemberian fasilitas sesuai dengan peraturan hukum dan hak

asasi manusia Republik Indonesia Nomor M.80-HL.04.01 Tahun 2007 adalah sebagai berikut

:

1. Pendaftaran diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia yang memuat

sekurang-kurangnya :

a) Nama lengkap anak

b) Tempat tanggal lahir

c) Jenis kelamin

d) Alamat

e) Nomor paspor

f) Nama orang tua

g) Kewarganegaraan orang tua (ayah/ibu) dan

h) Status perkawinan orang tua.

Surat pendaftaran harus dilampiri :

(20)

b) Fotocopy akte perkawinan atau buku nikah atau kutipan akte perceraian orang tua

anak

c) Fotocopy paspor anak asing

d) Pasfoto anak terbaru yang berwarnaa ukuran 4x6 sentimeter sebanyak 4 (empat)

lembar. Dalam hal pendaftaran telah dinyatakan lengkap, pejabat penerima

pendaftaran dan menyerahkan kembali dalam waktu 4 (empat) hari kepada pemohon

atau orang tua/wali anak yang mengajukan permohonan pendaftaran dikembalikan

kepada orang tua/wali anak yang mengajukan pendaftaran dalam waktu paling lama 5

(lima) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran diterima.

C.HAMBATAN DALAM PEROLEHAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA. 1. Hambatan Birokrasi

Orang dapat menjadi tidak mempunyai status kewarganegaraan sebagai salah satu efek

dari pelaksanaan birokrasi yang buruk, khususnya mereka yang kelompok yang mengalami

diskriminasi rasial dari pejabat pemerintah atau kendala birokrasi yang berbelit. Setiap orang

bisa memperoleh kewarganegaraan akan tetapi tidak mempunyai kemampuan dalam

memenuhi persyaratannya. Mereka bisa saja disuruh membayar terlalu mahal untuk

pengurusan dokumen atau memenuhi persyaratan birokrasi dalam batas waktu yang tidak

realistic seperti masalah pendaftaran. Bisa juga hambatan birokrasi muncul karena situasi

konflik yang begitu menggangu sehingga birokrasi yang simple menjadi sulit untuk dipenuhi.

2. Diskriminasi Etnik

Orang tidak mempunyai status kewarganegaraan sering juga berhubungan dengan

diskriminasi rasial atau pertimbangan etnik. Minoritas etnik sering dikucilkan dari status

kewarganegaraan dan kadang mengalami pembedaan dalam pemberlakuan suatu ketentuan

(21)

melakukan suatu pekerjaan tertentu dan kemudian dikucilkan saat negara merdeka baru

terbentuk, seperti dialami kalangan etnis Tamil di Sri Langka dan Nubian di Kenya.

Kalangan pribumi juga sering mengalami pengabaian status kewarganegaraan, termasuk

suku-suku yang tinggal di Thailand. Kebiasaan mereka dalam menjalani kehidupan secara

berpindah-pindah diantara perbatasan suatu negara. Menyebabkan mereka di cap sebagai

orang asing dan tidak diakui sebagai warga negara di manapun. Etnik, ras, agama, atau

bahasa minoritas di sebagaian kecil daerah Indonesia kadang menyebabkan cap tidak

mempunyai kewarganegaraan karena putusan pengadilan yang menyingkirkan mereka dalam

sistem yang berlaku. Kalangan minoritas memperoleh hambatan dalam mengurus akte

kelahiran atau dokumen-dokumen lain yang diberlakukan dalam persyaratan permohonan

kewarganegaraan.

3. Hambatan dalam Pencatatan Pewarganegaraan

Seorang telah mengubah status kewarganegaraannya dari WNI ke WNA, tetapi yang

bersangkutan masih mempergunakan identitas kependudukannya sebagai WNI. Ada lagi

penduduk yang melakukan perubahan kewarganegaraan dari WNI menjadi WNA atau

sebaliknya, namun banyak yang belum melaporkan perubahan status kewarganegaraannya

kepada instansi Pencatatan Sipil yang terkait, sehingga tidak mendukung tertib administrasi

kependudukan dan berpeluang mempunyai kewarganegaraan ganda. Lain hal lagi, seorang

anak yang lahir dari ayah WNA dan ibu WNI tetapi di akte kelahiran si anak masih tetap

tertulis WNA

Ada hambatan dalam masalah ini yaitu, belum adanya keseragaman teknis dalam

pembuatan catatan pinggir pada akte tentang perubahan status kewarganegaraan oleh instansi

penyelenggaran Pencatatan Sipil.

Hal ini ditambah lagi karena belum semua pemerintah Kabupaten/Kota telah

(22)

Masalah yang paling penting diselesaikan adalah masih kurangnya koordinasi antar

instantsi pemerintah yang terkait perubahan dan pencatatan perubahan status

kewarganegaraan, baik di pusat maupun di daerah.22

(23)

BAB IV

AKIBAT YANG TIMBUL DALAM PEROLEHAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA.

A.HAK DAN KEWAJIBAN YANG TIMBUL BAGI WARGA NEGARA INDONESIA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

1. Wujud hubungan warga negara dengan negara wujud hubungan warga negara dan

negara pada umunya berupa peranan (role).

2. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan

pasal 34 UUD 1945.

a. Hak bagi warga negara Indonesia

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima

atau dilakukan terus oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang

pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Adapun hak yang timbul setelah

memperoleh kewarganegaraan yaitu :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. : “tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusian”.

2. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk

hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.

3. Hak atas kelangsungan hidup. “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,

tumbuh, dan berkembang.

4. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan

berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya demi

(24)

5. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif

untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.

6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama di depan hukum.

7. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa

hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak

diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk

tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang

tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.23

b. Kewajiban bagi warga negara Indonesia

1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan, pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi:

“segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan

dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945

menyatakan “ “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya

pembelaan negara.

3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan

“setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.

4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal

28J ayat (2) menyatakan “dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang

wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan

maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang

lain dan untuk memenuhi tuntutan yaang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

nilai-nilai agama, keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

(25)

5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1)

UUD 1945. Menyatakan “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam

usaha pertahanan dan keamanan negara.

B.FAKTOR PENYEBAB KEHILANGAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA. Seseorang yang telah memiliki status kewarganegaraan Republik Indonesia dapat hilang

karena sebab-sebab tertentu. Pasal 23 undang-undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 2006

tentang kewarganegaraan mengatur sebab-sebab kehilangan kewarganegaraan Indonesia,

adapun status kewarganegaraan Republik Indonesia dapat hilang karena hal-hal sebagai

berikut :

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.

2. Tidak menolak atau tidak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan

orang yang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.

3. Dinyatakan hilang kewarganegaraan oleh presiden atas permohonannya sendiri,

yang bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin,

bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan

Republik Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; masuk dalam dinas

tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari presiden.

4. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas

semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

hanya dapat dijabat oleh warga negara Indonesia. yang dimaksud dengan “jabatan

dalam dinas semacam itu di Indonesia antara lain pegawai negeri, pejabat negara,

dan intelijen. Apabila warga negara Indonesia menjabat dalam dinas sejenis itu di

(26)

Dengan demikian, tidak semua jabatan dalam dinas negara asing mengakibatkan

kehilangan kewarganegaraan Indonesia.

5. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara

asing atau bagian dari negara asing tersebut.

6. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan seseuatu yang bersifat

ketatanegaraan untuk suatu negara asing; mempunyai paspor atau surat yang dapat

diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas

namanya.

7. Bertempat tinggal diluar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun

terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan

sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara

Indonesia sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima)

tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap

menjadi warga negara Indonesia kepada perwakilan Republik Indonesia yang

wilayahnya kerjaannya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal

perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis

kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa

kewarganegaraan. Yang dimaksud alasan yang sah adalah alasan yang diakibatkan

oleh kondisi diluar kemampuan yang bersangkutan sehingga ia tidak dapat

menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia, antara lain

karena terbatasnya mobilitas yang bersangkutan akibat paspornya tidak berada

dalam penguasaan yang bersangkutan, pemberitahuan pejabat tidak diterima, atau

perwakilan Republik Indonesia sulit dicapai dari tempat tinggal yang

(27)

8. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ayah tidak dengan

sendirinya berlaku terhadap anaknya yang mempunyai hubungan hukum dengan

ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah

kawin.

9. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ibu tidak dengan

sendirinya berlaku terhadap anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum

dengan ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau

sudah kawin.

10.Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia karena memperoleh

kewarganegaraan lain bagi seorang ibu yang putus perkawinannya, tidak dengan

sendirinya berlaku terhadap anaknya sampai dengan anak tersebut berusia 18

(delapan belas) tahun atau sudah kawin.24

Sedangkan pasal 26 undang-undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2006, juga

menyebutkan kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri warga negara Indonesia

dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA kehilangan

kewarganegaraanya, jika menurut hukum asal suaminya kewarganegaraan istri

mengikuti kewarganegaraan suami sebagai akibat perkawinan tersebut.

2. Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA kehilangan

kewarganegaraan Republik Indonesia, jika menurut hukum asal istrinya

kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri sebagai akibat dari

perkawinan tersebut.

24

(28)

C. TATA CARA MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN YANG HILANG

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 pasal 23 huruf a s/d huruf h terdapat

penjelasan tentang warga negara yang kehilangan kewarganegaraannya. Permohonan untuk

memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diajukan oleh

perempuan atau laki-laki yang kehilangan kewarganegaraaanya akibat perkawinan dengan

orang asing sejak putusnya perkawinanya. Kepala perwakilan Republik Indonesia akan

merumuskan permohonan tersebut kepada Menteri dalam waktu paling lam 14 hari setelah

menerima permohonan. Dan dalam pasal 31 Undang-Undang No.12 tahun 2006 dinyatakan

bahwa seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dapat memperoleh

kembali kewarganegaraannya melalui prosedur pewarganegaaraan dengan mengajukan

permohonan tertulis pada Menteri. Bila pemohon bertempat tinggal diluar wilayah negara

Indonesia, permohonan disampaikan melalui perwakilan negara Republik Indonesia yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohon. Namun di jelaskan juga dalam PP No. 2

Tahun 2007 tentang tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan yang hilang di Republik

Indonesia.

Tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia yaitu :

a. Warga negara Indonesia bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik

Indonesia selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada perwakilan

Republik Indonesia dan telah kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia

sebelum Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik

Indonesia diundangkan dapat memperoleh kembali kewarganegaraannya dengan

mendaftarkan diri di perwakilan Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 3

(29)

Republik Indonesia diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan kewarganegaraan

ganda.

b. Pendaftaran diri sebagaimana dimaksud di atas, diajukan oleh pemohon dengan

mengajukan permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas

bermaterai cukup kepada Perwakilan Republik Indonesia yang terdekat dengan

tempat tinggal pemohon.

c. Permohonan pendaftaran sebagaimana dimaksud diatas harus dilampiri dengan :

1. Fotokopi kutipan akte kelahiran, surat kenal lahir, ijazah, atau surat lain yang

membuktikan tentang kelahiran pemohon yang disahkan oleh perwakilan

Republik Indonesia.

2. Fotokopi paspor Republik Indonesia, surat yang bersifat paspor, atau surat-surat

lain yang disahkan oleh perwakilan Republik Indonesia yang dapat membuktikan

bahwa pemohon pernah menjadi warga negara Indonesia.

3. Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah atau kutipan perceraian/surat

talak/perceraian atau kutipan akte kematian isteri. Suami pemohon yang telah

kawin atau cerai.

4. Fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang belum berusia (delapan

belas) tahun dan belum kawin yang disahkan oleh perwakilan Republik

Indonesia.

5. Pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada negara kesatuan Republik

Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan

kewajiban yang dibebankan negara sebagai warga negara Indonesia dengan tulus

(30)

6. Pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon bersedia meninggalkan

kewarganegaraan asing yang dimilikinya apabila memperoleh kewarganegaraan

Republik Indonesia.

7. Daftar riwayat hidup pemohon, dan

8. Paspoto pemohon terkait berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 6 (lembar).25

25

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan penyajian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya didepan, maka pada

bab akhir ini dapat ditarik kesimpulan didalam skripsi ini,yaitu sebagai berikut dibawah ini :

1. Dasar hukum prosedur perolehan kewarganegaraan yaitu, undang-undang

Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia sebagai

pengganti undang-undang Nomor 62 Tahun 1958. Peraturan Pemerintah No. 2

Tahun 2007 tentang tata cara memperoleh, kehilangan, pembatalan dan

memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia. Peraturan Menteri

Hukum dan HAM Republik Indonesia No. 01-HL.03.01 Tahun 2006 tentang tata

cara pendaftaran untuk memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia,

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No.M.02-HL.05.06

Tahun 2006 tentang tata cara menyampaikan pernyataan untuk menjadi warga

negara Republik Indonesia, dan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik

Indonesia No. M 08-HL.04.01 Tahun 2007 tentang tata cara pedaftaran,

pencatatan, dan pemberian fasilitas keimigrasian sebagai WNI yang

berkewarganegaraan ganda

2. Prosedur perolehan kewarganegaraan menurut hukum administrasi negara

diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia di

atas kertas bermaterai cukup kepada Presiden melalui Menteri hukum dan hak

asasi manusia. Syarat memperoleh kewarganegaraan Indonesia di antaranya

(32)

di wilayah Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling

singkat 10 tahun tidak berturut-turut.

3. Akibat yang timbul dalam perolehan kewarganegaraan di Indonesia adalah Hak

dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan

pasal 34 UUD 1945.

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka diteruskan

saran-saran yaitu sebagai berikut dibawah ini :

1. Kepada Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia terutama para Intansi yang

mengurus segala hal dalam masalah status kewargangeraan seseorang disarankan agar

mematuhi dan melaksanakan segala dasar payung hukum yang telah disebutkan di atas,

karena agar dapat memudahkan setiap warga negara yang terbentur masalah

kewarganegaraannya dapat langsung mengetahui hal hal yang harus dilakukan dalam

kepengurusan kewarganegarannya.

2. Kepada Pemerintah atau/ pejabat yang terkait dalam kepengurusan Perolehan

kewarganegaraan disarankan untuk memberikan sosialiasasi dan fasilitas informasi

khusus untuk menanyakan tata cara perolehan kewarganegaraan yang sebenarnya

kepada setiap masyarakat bagaimana prosedur yang sesuai dengan ketentuan dari dasar

hukum kewarganegaraan yang berlaku, agar nantinya masyarakat menjadi lebih mudah

memahami bagaimana sebenarnya prosedur yang baik dan benar untuk perolehan

kewarganegaraan. Dan agar menghindarkan setiap warga negara tidak terjadi

kewarganegaraan ganda atau kehilangan kewarganegaraannya.

3. Setiap warga negara yang sudah mendapatkan kewarganegaraanya akan timbul akibat

(33)

warga negara yang sudah timbul akibat dari perolehan kewarganegaran untuk dapat

menjalankan hak dan kewajibnnya sesuai dengan UUD agar tidak adanya lagi nanti

Referensi

Dokumen terkait

Dugaan sementara yang mengakibatkan sistem pendingin tersebut meng habiskan biaya listrik yang cukup besar adalah kondisi temperatur lingkungan yang

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pola konsumen yang dibentuk oleh konsumen baru dari branding 9 merek yang

Keistimewaan saringan air ini ialah pada komponen penyusun alat saringan tersebut terdapat arang yang menyaring kotoran kecil dan menyerap bau, arang ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya, keterampilan

hasil uji t yang dilakukan oleh peneliti nilai signi fi kansinya sebesar 0,850 dimana nilai tersebut lebih besar dibanding 0,05, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

Perda tentang APBD, rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungiawaban APBD ditetapkan oleh badan musyawarah sesuai dengan

Besarnya nilai koefisien daya dari propeler sebanding dengan besarnya kecepatan angin yang mengenai muka bilah dari propeler, pada penelitian ini nilai koefisien

Ditambah lagi, dalam hasil analisis tambahan dalam penelitian ini ditemukan bahwa di antara berbagai aktivitas online yang dilakukan, aktivitas yang memiliki perbedaan