ARTIKEL KEBIDANAN
“PELAYANAN KEBIDANAN BERKUALITAS”
OLEH:
ZERNA FATRESI
1310121105301067
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
STIKes PRIMA NUSANTARA
PELAYANAN KEBIDANAN BERKUALITAS
Menjawab tantangan masa depan bangsa menghadapi Era Global adalah
terwujudnya keluarga berkualitas yang berarti derajat kesehatan masyarakat
terpenuhi. "MDG’S 2015" bertekad menekan dan menurunkan Angka Kematian
Maternal Perinatal, serta mengatur keberlangsungan kehidupan keluarga melalui
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Oleh karena itu, bidan sebagai
tenaga kesehatan terdepan serta ujung tombak dalam pelayanan kebidanan kepada
individu, kelompok dan masyarakat harus mampu meningkatkan kualitas
pelayanan secara profesional serta mampu bersaing di era pasar bebas baik secara
nasional maupun internasional.
Tuntutan dan kebutuhan pelayanan berkualitas merupakan pintu masuk
untuk penerapan sistim Legislasi dan Lisensi yang akan segera diterapkan bagi
seluruh tenaga kesehatan di Indonesia. Bidan Indonesia Berkualitas dan
Berkarakter itulah yang akan memberikan pelayanan pada masyarakat sesuai
dengan kebutuhan dalam mengangkat derajat kesehatan keluarga dan kaum
perempuan Indonesia. Dengan demikian harapan masyarakat memperoleh
pelayanan berkualitas, aman, nyaman dan terjangkau dapat terpenuhi.
Tantangan Era Global ini tidak terkecuali bagi para Bidan Praktek Swasta.
Disadari dalam peningkatan pelayanan berkualitas dan profesional para Bidan
Praktek Swasta dijumpai banyak tantangan antara lain keterbatasan permodalan,
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
Sekitar 70.000 bidan kota dan desa yang tersebar di seluruh pelosok tanah
air dari yang sebelumnya hanya berjumlah 8.000 bidan, keberhasilan Keluarga
era Global peran Bidan termasuk Bidan Desa tetap sangat diperlukan. Tentunya
bidan yang semakin memiliki kemampuan paripurna. Bidan yang bukan saja
mahir dalam membantu ibu melahirkan, tetapi juga bidan yang dapat membantu
dalam memelihara bayi, membina anak sehat bahkan mampu mengajak keluarga
Indonesia khususnya ibu-ibu agar tetap cantik dan bugar. Mungkin melalui senam
kecantikan, senam kebugaran atau kegiatan bermanfaat lain. Bidan jaman modern
akan lebih terbuka dan berani memasang papan nama, bahkan menuliskan jalur
rujukan dokter atau rumah sakitnya secara jelas.
Bidan jaman dulu bayi sungsangpun diurusin, akibatnya resiko tinggi.
Sekarang langsung diserahkan kepada dokter, sehingga bayi dan ibunya selamat.
Bidannya juga ikut selamat. Karena jaman sekarang kalau terjadi kesalahan bisa
dibawa ke pengadilan karena dituduh malpraktek. Sudah penghasilannya sedikit
masih harus ke pengadilan kan repot.
Kegiatan pokok pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh bidan
dalam menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah
pelayanan antenatal care, pertolongan persalinan, deteksi dini faktor resiko
kehamilan dan peningkatan pelayanan pada neonatal, kehamilan merupakan suatu
proses reproduksi yang memerlukan perawatan khusus (pemantauan selama
kehamilan) agar dapat berlangsung dengan baik karena erat kaitannya dengan
kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan bersifat dinamis karena ibu hamil
yang pada mulanya normal secara tiba-tiba dapat menjadi resiko yang dapat
menyebabkan kematian.
Pelayanan bidan Indonesia mempunyai akar yang kuat sejak jaman
ditinjau dari segi penyelengaraan sebagai institusi yang mempersiapkan bidan
sebelum diterjunkan untuk memberikan pelayanan di masyarakat. Riwayat
pendidikan bidan di Indonesia sangat fluktuaktif dan mengalami pasang surut,
dengan sendirinya menghasilkan kinerja pelayanan bidan yang berfariasi
Jumlah Bidan Desa dimasa KB menjadi primadona pembangunan
mencapai jumlah 65.000, kini merosot hanya tinggal sekitar 20.000-22.000
dengan berbagai sebab seperti pindah kekota atau mencari pekerjaan lain karena
tingkat kelahiran di pedesaan mulai rendah.
Komitmen bahwa pengembangan manusia adalah prioritas yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi atau ditukar dengan pembangunan lainnya. Karena manusia
diciptakan Sang Pencipta mempunyai segala-galanya, Jerih payah dalam
mengabdikan diri bagi kesejahteraan Bangsa melalui Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana telah menampakkan hasil membanggakan.
Peran aktif bidan dalam pelayanan sudah sangat dihargai oleh berbagai pihak.
Penelitian menunjukkan bahwa 66% persalinan, 93% kunjungan Antenatal atau
(KI) 80%, serta pelayanan KB mencapai 53% prevalensi pemakaian kontrasepsi,
dan 58% Bidan Praktik Swasta melayani KB. (Statistik Kesehatan 2001). Profesi
Bidan akan menjadi tambah dewasa dalam arti didalam melaksanakan pelayanan,
akan semakin berkarakter, profesional dan bermutu serta terstandar internasional,
Sistim Legislasi dan Lisensi yang telah diterapkan bagi seluruh Bidan Praktik
Swasta di Indonesia dengan Program yang dinamakan Program Bidan Delima
yang harus memiliki ketrampilan yang sesuai standar untuk semua jenis
dan pendidikan secara profesional terstandar internasional, demi mutu dan