LAPORAN PRAKTIKUM
PERTANIAN ORGANIK
“
Crotalaria Juncea
L”
Oleh :
Nama
: Sherli Amriyanti
Nim
: 135040201111023
Kelas
: A
Kelompok : Kamis 10.30-12.10
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Revolusi hijau sedikit banyak telah menggeser paradigma pertanian arah lingkungan menjadi pertanian yang dapat dikatakan kurang ramah lingkungan. Produksi maksimal yang menjadi tujuan menjadikan beberapa tindakan yang sebenarnya kurang ramah lingkungan menjadi suatu keniscayaan. Salah satu hal yang paling menonjol adalah penggunaan pupuk-pupuk anorganik. Untuk tanaman yang responsive pupuk, pemberian pupuk anorganik secara nyata meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat merusak sifat-sifat tanah, baik sifat kimia, fisika, ataupun biologi tanah.
Kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dan keberlanjutan dalam suatu sistem pertanian, pupuk anorganik mulai sedikit dikurangi dan beralih kepada pupuk yang memang sejak awal sudah dikenal petani. Pupuk organik. Salah satu pupuk organik yang sudah dikenal lama adalah pupuk hijau. Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan tanaman seperti daun, tangkai, dan batang tanaman yang masih muda.
Orok-orok merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau. Orok-orok termasuk tanaman dalam keluarga polong-polongan (Leguminoceae). Dalam pemanfaatannya, orok-orok dapat ditanam di lahan untuk tanaman utama atau juga lahan selain untuk tanaman utama, dan ditanam 1-2 bulan sebelum tanaman utama ditanam. Untuk menjamin bahwa pemanfaatan orok-orok sebagai pupuk dapat berkelanjutan, perlu dilakukan perbanyakan tanaman orok-orok itu sendiri. Penanaman orok-orok selain diambil hijauannya untuk pupuk, juga diambil bijinya untuk bahan tanam selanjutnya. Biji orok-orok yang diapanen harus dari biji yang sudah tua. Biji dijemur, dipisahkan dari kotoran, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Standarnya, biji 1000 butir adalah 41,731 sehingga 1 kg benih orok-orok dapat menghasilkan 24 ribu tanaman orok-orok.
1.2 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 C Juncea L
Salah satu jenis tanaman pupuk hijau yang dapat digunakan ialah tanaman orok-orok (Crotalaria juncea L.). Pupuk hijau yang berasal dari C. Juncea terdekomposisi menjadi bahan organik tanah menghasilkan koloid atau mineral liat yang mengandung humus dan berperan memperbaiki sifat-sifat tanah. C. Juncea mempunyai kandungan hara nitrogen cukup tinggi sekitar 3,01%. Pertumbuhan C. Juncea relatif cepat sehingga mampu menghasilkan biomassa dengan cepat pula. Pembenaman pupuk hijau C. juncea dapat menambah kandungan bahan organik tanah sehingga dapat membuat struktur tanah menjadi gembur. (Sutejo, 2002). Tanaman Crotalaria Juncea L. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini :
Kingdom : Plantae
Species : Crotalaria juncea L.
2.2 Pertumbuhan C Juncea L
Crotalaria juncea L. ialah tanaman Leguminoceae yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau. Selain itu tanaman tersebut dapat menghasilkan biomassa dengan cepat, tinggi kandungan air dan N serta mempunyai perakaran yang dalam sehingga dapat memompa unsur hara ke lapisan permukaan (Sutejo, 2002).
N yang berasal dari bagian vegetatif tanaman dan hasil fiksasi N2 udara maupun N dalam tanah oleh bintil akar tanaman yangbersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. sehingga diharapkan mampu menambah kandungan Ndalam tanah. Kandungan nitrogen maksimum dalam tanaman orok- orok terjadi pada saat sebelum awalmasa pembungaan.
Pada umur 14 hari setelah tanam, tanaman orok- orok mengandung 5.25% N dan 69.55% bahan organik, pada umur 30 hari setelah tanam mengandung 4.29% N dan 66.85% bahan organik, sedangkan pada saat umur 42 hari setelah tanam mengandung 2.49% N dan 66.78% bahan organik(Noviastuti, 2006).
2.3 Manfaat C Juncea L
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum penanaman C Juncea dilakukan di daerah Lowokwaru, Malang. Pelaksanaan dilakukan pada hari minggu 27 Maret 2016 lalu dilakukan pengamatan selama 4 kali dalam seminggu setelah penanaman.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Penggaris : untuk mengukur pertumbuhan C. Juncea
2. Kertas : untuk menggambar C. Juncea
3. Alat tulis : untuk menulis data pengamatan C. Juncea
4. Kamera : untuk dokumentasi Bahan :
1. Benih Crotalaria Juncea : Sebagai bahan praktikum
3.3 Cara Kerja
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Siapkan alat dan bahan
Tanam benih C. Juncea mulai dari benih di tempat penyemaian yang telah disiapkan
Kemudian tanam di lahan untuk diamati perkembangan secara fisiologis
Benih 7 HST 14 HST 21 HST 28 HST
Gambar Tangan
3 April 2016 10 April 2016 17 April 2016 24 April 2016
Gambar
iklim. Tanaman ini bisa tumbuh sampai meraih ketinggian 3 m, berbatang tegak, pertumbuhannya cepat, batang bercabang-cabang, berdaun tunggal berupa lonjong meruncing dengan panjang 4-10 cm, berbunga kuning dengan panjang 2, 5 cm, berbuah dalam wujud polong ukuran 3 cm serta banyak memiliki kandungan N. Selain itu tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan berpotensi sebagai pupuk hijau (Wrin dkk, 2012), hal tersebut dikarenakan tanaman dapat menjadi sumber N yang berasal dari bagian vegetatif tanaman dan hasil fiksasi N2 udara maupun N dalam tanah oleh bintil akar tanaman yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. sehingga diharapkan mampu menambah kandungan N dalam tanah.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Noviastuti, E.T. 2006. Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Tanaman per Lubang Tanam Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Orok-orok ( Crotalaria Juncea. L). Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. pp. 24
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta. pp.177
Wrin, Misgiyati, Daniar, dan Kasmin. 2012. Orok-Orok si Pupuk Hijau. Balai Perlindungan Tanamna Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah, Ungaran.