• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Problem Bas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Problem Bas"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui

Pendekatan Ilmiah pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Rahmi Ramadhani

NIM. 8136172068 1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahun Alam (IPA), sehingga banyak sekali para siswa yang merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran matematika. Berbagai permasalahan muncul dalam proses pembelajaran matematika, baik permasalahan yang berasal dari penggunaaan model/strategi/metode pembelajaran, maupun yang berasal dari lemahnya kemampuan matematis yang dimiliki oleh siswa. Setidaknya, para siswa harus memiliki beberapa kemampuan matematis yang dapat membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang akan mereka temui. Beberapa kemampuan yang setidaknya dimiliki oleh para siswa adalah kemampuan berpikir kreatif, kemampuan berfikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan metakognitif, kemampuan spasial, maupun kemampuan visual.

Pembelajaran matematika yang diterapkan selama ini sudah banyak menggunakan model-model pembelajaran yang baik dan bervariasi. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan, masih juga ditemukan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Permasalahan matematika yang masih ditemukan di lapangan adalah lemahnya kemampuan berfikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah pada peserta didik, khususnya pada kompetensi dasar yang mencakup pengembangan soal-soal yang kontekstual.

Permasalahan matematika dapat dilihat pada nilai Ujian Tengah Semester yang di adakan di SMA Swasta YPK di Kota Medan. Pada Ujian Tengah Semester tersebut, masih banyak sekali nilai-nilai siswa yang tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Kelemahan siswa saat menjawab soal-soal Ujian Mid Semester terletak pada soal-soal yang bersifat kontekstual dan open ended. Soal-soal tersebut membutuhkan kemampuan berfikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah yang baik dan terstruktur. Sehingga, soal-soal yang kontekstual dan open ended dapat diselesaikan dengan baik. Itu lah yang menjadi titik kelemahan para siswa SMA, khususnya siswa kelas X IPA di SMA Swasta YPK Medan.

Nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa kelas X IPA adalah 50,08 (pada skala 100). Sedangkan nilai KKM yang ditetapkan oleh pihak MGMP Matematika SMA Swasta YPK adalah 75. Selain dari nilai-nilai yang diperoleh siswa, permasalahan juga ditemukan saat diadakan diskusi kelompok mengenai suatu permasalahan konteksual dan open ended. Masih banyak siswa yang bertanya, bagaimana penyelesaian soal tersebut dan bagaimana

mentransformasikan soal kontekstual tersebut ke dalam kalimat matematika sehingga mudah untuk di selesaikan. Permasalahan kontekstual dan open ended yang menjadi titik lemah para siswa ada pada materi ajar Program Linear (Sub Materi Sistem Pertidaksamaan Linear).

(2)

model matematika dari soal kontekstual tersebut, sehingga para siswa kesulitan dalam memecahkan masalah yang diberikan kepada mereka.

Dari hasil wawancara dan hasil test Ujian Mid Semester para siswa, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kelemahan para siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang kontekstual dan open ended adalah lemahnya kemampuan berfikir kreatif dan

kemampuan pemecahan masalah, sehingga mereka merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal kontekstual.

Bagaimanakah cara menyelesaikan permasalahan di atas, apa yang dapat dilakukan oleh para pendidik untuk dapat mengatasi, setidaknya mengurangi tingkat kelemahan siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi Program Liniear yang banyak menggunakan soal-soal yang kontekstual-open ended. Banyak hal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas, diantaranya penerapan model pembelajaran yang kurang tepat sasaran, ataupun penggunaan pendekatan pembelajaran yang masih tidak terstruktur dengan baik. Sehingga, para siswa kesulitan dalam memahami bagaimana cara

menyelesaikan soal-soal konteksual-open ended.

Banyak model pembelajaran yang efektif dan baik digunakan dalam proses pembelajaran matematika. Namun, jika ingin mengembangkan pembelajaran matematika yang bersifat kontekstual dan open ended, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berfikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Menurut Made Wena (Bumi Aksara, 2009: 91) pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memeroses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks. (Trianto, 2010:92)

Selain model pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah serta dituntut penggunaannya pada kurikulum 2013 adalah pendekatan ilmiah (scientific). Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. (Kemendikbud, 2013).

Dari uraian permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berhubungan dengan kemampuan matematis para siswa serta kaitannya dengan pendekatan pembelajaran serta model pembelajaran. Judul penelitiannya adalah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Pendekatan Ilmiah pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran serta pendekatan pembelajaran yang kurang efisien dan kurang tepat dalam pembelajaran matematika, khususnya pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual, sehingga hasil pembelajaran yang diinginkan tidak tercapai seperti yang diinginkan.

(3)

3. Rendahnya hasil belajar matematika para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal kontekstual.

4. Lemahnya kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual.

5. Lemahnya kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran problem based learning melalui pendekatan ilmiah pada kompetensi dasar pengembangan soal matematika kontekstual-open ended?

2. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual-open enden?

3. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual-open ended?

4. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Swasta YPK Medan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran problem based learning pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual-open ended ? 4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem based learning melalui pendekatan ilmiah (scientific) pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual-open ended.

2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual-open ended?

3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif para siswa pada kompetensi dasar pengembangan soal-soal matematika kontekstual-open ended?

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Swasta YPK Medan. 5. Penelitian yang Relavan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

a. Effectiveness of Problem Based Learning in Mathematics oleh K. Mareesh, R.D. Padmavathy.

Tabel berikut menunjukkan data pada pre-test dan post-test kinerja dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan juga perbedaan yang signifikan dalam pencapaian puluhan siswa berbagai kelompok secara rinci

Tabel 1: Skor Prestasi (Pre-Post Test) Metode Konvensional dan PBL

Kelompok N

Pra Tes Tes Dadakan Tes Dadakan(laki-laki) Tes Dadakan(perempuan)

Nilai t Rataa

n SD Rataan SD Rataan SD Rataan SD Kelompok

Kontrol (tanpa perlakuan

)

30 14.53 2.9 15.46 2.41 15.26 2.44 15.81 2.44

1.43 tidak signifika

n Nilai t

(4)

Kelompok percobaan (dengan

metode PBL)

30 14.86 2.5 17.33 2.27 17.05 2.60 17.69 1.79

5.20nilai signifika n pada tingkat 0.05

Nilai t

0.49 tidak signifikan pada tingkat

0.05

3.40 signifikan

pada tingkatan

0.05

Temuan utama dari studi ini menunjukkan bahwa metode PBL pengajaran yang lebih efektif untuk mengajar matematika. Dengan mengadopsi metode PBL dalam pengajaran guru matematika dapat membuat Sejumlah pemikir kreatif, pengambil keputusan kritis, pemecah masalah yang sangat banyak dibutuhkan untuk dunia yang kompetitif. Serta soal berbasis masalah memiliki efek pada pengetahuan konten yang memberikan peluang lebih besar bagi peserta didik untuk belajar konten dengan lebih banyak keterlibatan dan meningkatkan partisipasi aktif siswa, motivasi dan minat di antara peserta didik. Hal ini menyebabkan peserta didik untuk memiliki sikap positif terhadap matematika dan membantu mereka untuk meningkatkan prestasi mereka.

b. Effectiveness of Problem Based Learning Approach to the Student’s Problem Solving Performance Oleh Sylvino Tupas.

Pada jurnal penelitian di atas, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran matematika, khususnya materi aljabar efektif meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa. Dengan pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat mengidentifikasi masalah-masalah aljabar dan

menguraikannya sesuai dengan pemecahan matematikanya. Selain dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, penerapan pembelajaran berbasis masalah juga berperan meningkatkan heuristik siswa.

6. Daftar Pustaka

K, Mareesh, R.D. Padmavathy, (2013), Effectiveness of Problem Based Learning in

Mathematics Vol. II Issue-I Januari Page 45, International Multidisciplinary e-Journal, www.shreeprakashan.com

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (2013), Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta : Kencana

Tupas, Sylvino V., (2012) Effectiveness of Problem Based Learning Approach to the Student’s Problem Solving Performance Vo. 9, Agustus,International Peer Reviewed Journal

http://ejournals.ph/index.php?journal=JPAIRMJ&page=article&op=viewArticle&path %5B%5D=5615

Gambar

Tabel 1: Skor Prestasi (Pre-Post Test) Metode Konvensional dan PBL

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi nitrat di

dari shuhuf, bentuk plural dari kata shahîfah yang berarti ‘surat kabar’), dan al-Kitâb (Buku), sebagai dua media komunikasi dalam proses komunikasi massa yang

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November 2010 di RT 08 Pedukuhan IX Ngestiharjo Kasihan Bantul terhadap 10 orang ibu yang menghadapi menopause dengan usia

Oleh karena itu,usaha yang perlu dilakukan PT Karunia Alam Segar untuk menurunkan cacat (defect ) pada proses produksi packing noodle adalah melakukan kontrol

kualifikasi terhadap hasil evaluasi penawaran yang telah Saudara-saudara

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktek ini benar-benar merupakan hasil2. karya saya sendiri dan bukan merupakan hasil karya orang lain, baik

Komputer server pada kasus ini juga bertindak sebagai penggerak dan pemutar kamera dalam aplikasi, sedangkan komputer client hanya digunakan untuk menerima data posisi dan

Wahid Udin Serasan