• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara membuat kerajinan tangan dari bambu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cara membuat kerajinan tangan dari bambu"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Cara membuat kerajinan tangan dari bambu yang unik dan

menarik

Berbagai kerajinan tangan banyak kita jumpai dipasaran bahkan disekitar kita pun, berikut

adalah langkah dan cara pembuatan kerajinan tangan berbahan bambu yang unik dan menarik,

1.

Kerajinan lampu hias dari bambu

Salah satu kerajinan tangan dari bambu yakni pembuatan lampu hias, memang terdengar nya

sudah tidak asing lagi ditelinga kita namun untuk anda yang belum mencobanya disini saya akan

berbagi cara membuat kerajinan tangan lampu hias dari bambu.

Bahan :

Bambu berdiameter 10cm

Kabel secukupnya

(2)

Cat atau pelitur

Cat poxy clear

Semen

Langkah kerja :

Siapkan bambu yang cukup kering, dengan diameter 10cm, kemudian potong bambu

tersebut dengan panjang ukuran lebih 1,5 meter.

Untuk menghaluskan permukaan bambunya, amplas seluruh permukaanya dan

tambahkan cat atau plitur agar permukaan bambu tersebut menjadi halus dan mengkilap,

tunggu sampai cat flitur nya benar-benar kering.

Selanjutnya, pilih salah satu ruas yang akan dijadikan dudukan lampu hias, pastikan ruas

dudukan tetap utuh sedangkan ruas lainnya digergaji sebagian.

Bila ruas atas bambu sudah digergaji, lakuakan proses pengamplasan supaya

permukaanya menjadi lebih rapi dan bersih dari serbuk bambu.

Tambahkan lubang dibagian tengah bambu untuk kabel.

Untuk memebuat dudukan, gunakan semen dan dicetak menggunakan ember kecil

dengan ketebalan semen antara 7-10cm.

Tambahkan ukiran-ukiran supaya menambah kecantikan lampu hiasnya, setelah

semuanya jadi lakukan pengecatan ulang menggunakan cat poxy clear agar bambu

semakin mengkilap.

Dan yang terakhir lengkapi dengan kabel dan lampu

Kerajinan lampu hisnya pun siap dipasarkan

(3)

kerajinan tangan dari bambu memang banyak jenis nya dan kali ini saya akan berbagi cara

bagaimana cara pembuatan vas bunga berbahan bambu yang unik dan cantik.

Alat dan bahan :

(4)

Gunting

Kertas gosok

selotif bening

Silet

Langkah kerja :

Siapkan semua alat dan bahan

Potonglah bambu miring diatasnya

Gosoklah bambu menggunakan kertas gosok sampai bambu berwarna cream

Setelah itu balutlah bambu yang sudah di gosok dengan selotif bening sampain

keseluruhan bambu tertutupi.

Gambar motif yang diinginkan

Ukirlah motif yang telah digambar tadi menggunakan silet, sehingga bagian yang ingin

dicat terlepas dari bambu.

Catlah menggunakan cat filoks sesuai dengan warna yang diinginkan.

Diamkan hingga beberapa menit sampai catnya benar-benar kering.

Lepaslah selotif yang masih tertinggal dibagian bambunya.

Selesai dan selamat mencoba

Tidak serumit yang dibayangkan bukan?

(5)

membuat barang yang satu ini tidak harus terpaku pada bhan plastik atau[un kaleng yang banyak

dipasaran tapi juga untuk anda yang ingin mempunyai sesuatu yang beda dari yang lain anda bisa

membuat pensil untuk anak-anak anda dengan berbahan pokok dari bambu, nah disisni saya akan

pengetahuan tentang kerajinan tangan dari bambu yaitu membuat kotak pensil yang menarik.

Alat dan bahan :

bambu kering sebagai bahan utama

gergaji

penggaris dan bolpoin

lem fox

pisau

amplas

pitur kayu atau cat mengkilap

kulit batang pisang

(6)

ambil sebatang bambu kemudian haluskan tiap bakunya dengan menggunakan pisau

potong kira2 dengan ketinggian 20cm, tapi untuk pemotongan lakukan diatas buku

bambu (di ukur dari buku bambu pertama)

haluskan bagian potongannya menggunakan pisau atau amplas

lalu beri dan buat pola yang akan dililit tali

selanjutnya tambahkan lem sebagai perekat

setelah itu lilitkan talinya, tunggu beberapa menit sampai benar-benar kering

agar warnanya lebih indah beri tambahan cat warna sesuai selera anda

selesai dan selamat mencoba

(7)

bingkai atau figura memang sudah tidak asing lagi bagi kalian untuk yang muda, tua bahkan

anak-anak sekaligus pu, tapi untuk saat ini saya akan berbagi cara untuk membuat kreasi bingkai

dari bambu agar terlihat lebih klasik.

Langkah kerja :

ambil bambu yang cukup tua dan memiliki ruas buku yang agak panjang

potong bambu sesuai dengan ukuran poto yang akan anda gunakan, lalu potong bambu

yang masih bulat dengan gergaji

belah menjadi empat sama besar dan lebar

haluskan tiap belahan dengan menggunakan pisau raut

Amplas bambu dengan halus, supaya hasilnya lebih memuaskan

Beri sedikit kesan garis diukur dari 1cm ambil pisau yang berujung tajam tancapkan

ujung pisau dan ketukan sedikit kayu pada pisau, lalu congkel angkat dan tarik. Maka

anda akan mendapatkan garis lurus pada bambu

Potong setiap ujung bambu kira0kira 90 derajat, bisa digunakan dengan menggunakan

garis diagonal lantai rumah anda

Sambung keempat sudut bambu, gunakan satu biji isi setepler dan ketok dengan palu

kecil

Beri sentuhan warna untuk bambu dengan dicat, warnanya sesuai yang anda inginkan dan

untuk menambahkan keindahan bingkai anda gunakan manik manik yang anda sukai

Dan selesai

Ternyata tumbuhan bambu ini memiliki daya seni yang dapat banyak sekali di kreasikan, biarpun

sederhana tetpai kerajinan dari bahan bambu ini memiliki nilai yang lebih mahal sebab akan

terlihat lebih langka dan klasik sehingga tidak salah banyak orang yang menggemari kerajinan

yang satu ini.

Baca artikel lainnya : Cara Membuat Kerajinan Tangan Dari Koran Bekas

Semoga bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi anda untuk selalu berkreasi menciptakan

peluang-peluang bisnis,

(8)

Kerajinan Dari Bambu

- kerajinan tangan dari bambu memang salah satu favorit. Bambu

merupakan sebuah benda yang serbaguna karena selain dapat sebagai bahan membuat rumah dan

bermacam-macam perabot, bambu juga dapat diolah menjadi kerajinan tangan yang mempunyai

nilai ekonomi tinggi. Ada banyak ide yang dapat kita manfaatkan untuk mengolah bambu

menjadi bermacam-macam benda. [wp_ad_camp_2]

Ide Kerajinan Tangan Dari Bambu

Pada artikel yang lalu, kita telah membahas tentang kerajinan tangan dari batok kelapa serta

kerajinan tangan dari kardus bekas. Kali ini kita akan membahas tentang kerajinan tangan dari

bambu, nah jika anda sedang berniat membuat kerajinan tangan dari bambu namun kehabisan

ide, anda bisa melihat-lihat beberapa gambar kerajinan tangan dari bambu yang kami sajikan

berikut ini, semoga menginspirasi. Ini dia!

Beberapa Contoh Hasil Kerajinan Bambu

1. Tudung Saji dari Anyaman Bambu

Salah satu hasil kerajinan tangan dari anyaman bambu adalah tudung saji. Anda dapat membuat

anyaman dari bambu dan kemudian merangkainya seperti gambar dibawah ini, namun jika sulit,

anda bisa membuat tudung saji yang lebih sederhana.

2. Hiasan Gantung dari Bambu

(9)

3. Patung/Miniatur dari Bambu

Selain hiasan gantung anda dapat juga berkreasi membuat miniatur atau patung dengan bambu.

Anda bisa melihat contohnya dibawah ini, unik sekali bukan

4. Tudung Lampu Hias dari Bambu

Siapa sangka tudung lampu hias berikut ini merupakan salah satu hasil kerajinan dari bambu.

Coba lihat gambar dibawah ini, cantik bukan. Hiasan ini cocok untuk rumah yang mempunyai

model klasik atau natural.

(10)

5. Miniatur Kapal

(11)

Itulah beberapa contoh hasil kerajinan tangan dari bambu yang dapat anda contoh sebagai

inspirasi kerajinan tangan anda, jika anda kurang puas dengan gambar - gambar kerajinan bambu

diatas, berikut galeri gambar tentang kerajinan dari bambu yang indah dan unik.

Galeri Gambar Kerajinan Dari Bambu yang Menarik

Contoh Hasil Kerajinan Anyaman Bambu

Hasil anyaman bambu tidak hanya memiliki sekedar fungsi praktis tetapi juga memiliki fungsi

estetis. Dengan kreativitas banyak tercipta berbagai karya dari anyaman bambu yang telah dibuat

oleh masyarakat. Bentuk yang unik membuat anyaman bambu bisa juga dijadikan aneka ragam

souvenir baik sebagai oleh-oleh khas daerah dan juga souvenir pernikahan. Berikut ini adalah

berbagai kerajinan dari anyaman bambu yang memiliki nilai estetika dan juga nilai jual yang

tinggi.

Aneka Tempat Tisu dar Anyaman Bambu

Ayaman bambu bisa dibuat berbagai souvenir yang memiliki nilai estetis. Dengan membuat

tempat tisu unik dari anyaman bambu kamu bisa mendapatkan pendapatan tambahan dengan

menjualnya untuk dijadikan penghias ruangan dengan meletakan di meja tamu. Berikut ini

adalah berbagai model tempat tisu yang terbuat dari anyaman bambu.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

Aneka Lampu Hias dari Kerajinan Anyaman Bambu

(17)
(18)
(19)
(20)

Aneka Kerajinan dari Anyaman Bambu

(21)
(22)
(23)
(24)

Cara Membuat Anyaman Bambu

Bila kamu tertarik membuat kerajinan tangan dari bambu mungkin kamu bisa mulai belajar

membuat anyaman bambu yang sederhana. Selain bisa dipakai untuk keperluan sendiri kamu

juga bisa menjual anyaman tersebut dengan harga yang lumayan. Berikut ini adalah

langkah-langkah membuat anyaman dari bambu.

(25)

 Selanjutnya ketika memilih bambu yang akan ditebang perhatikanlah ruas bambu. Pilihlah bambu yang memiliki ruas yang saling sejajar.

 Setelah bahan baku bambu tersedia persiapkanlah alat-alat yang akan

digunakan untuk membuat anyaman dari bambu seperti gergaji, pisau surut, paku ukuran kecil dan juga parang.

Setealah semua bahan dan alat tersedia semua saatnya untuk memulai membuat anyaman bambu ini. Sebagai langkah awal dalam belajar membuat anyaman, kamu bisa membuat kerajinan tangan sederhanan seperti kipas, dan juga bilik anyaman.

 Untuk membuat anyaman kita harus membelah bambu secara singkron dengan buku-bukunya. pangkas dengan rapi menggunakan parang atau bisa juga menggunakan gergaji.

 setelah bambu terpotong rapi, keringkan bambu di bawah sinar matahari secara langsung. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan kandungan air yang ada pada bambu. Jemur beberapa hari sampai bambu benar-benar kering.

 Setelah bambu sudah kering dan sudah tidak mengandung air lagi, belah bambu menjadi 2. Belahlah bambu secara vertikal sehingga kamu bisa mendapatkan lekukan bambu yang konkaf.

 raut potongan bambu memakai pisau yang tipis dan tajam, lalu rautlah bambu dengan menjadi beberapa potongan tipis dengan hati-hati. Jangan sampai rautan bambu terlepas di tengah jalan.

 jika semua sudah siap langkah selanjutnya adalah menganyam. Kunci dari membuat anyaman adalah memiliki ketrampilan dasar dalam menganyam bambu. Selain itu kamu harus memiliki ketekunan serta keuletan dalam membuat anyaman bambu ini.

 Selanjutnya kita masuk pada proses menganyam bambu. Siapkan dua helai potongan bambu, satu bambu menghadap ke daging, yang satunya lagi menghadap ke kulit.

 Setelah itu siapkan sumbu anyaman berupa satu helai potongan bambu yang panjang. Sumbu satunya baiknya menggunakan ukuran zig-zag, hal ini

bertujuan untuk mempermudah dalam menganyam bambu lebih mudah untuk dibalik.

 Buatlah sebuah sudut anyaman dengan cara menyilangkan kembali anyaman loka sebaliknya. Setelah itu lipat irisan bambu agar sejajar dengan bagian sumbu bagian tengah.

(26)

Ragam hias

Ragam hias di Indonesia sangat kaya dan memiliki banyak ragam. Ragam hias melambangkan makna bagi tertentu bagi masyarakat pemakainya. Ragam hias biasanya digunakan pada bangunan rumah, pusaka, perhiasan, pakaian, peralatan rumah tangga, serta alat-alat untuk keperluan adat dan upacara. Ragam hias memiliki makna dan fungsi yang berbeda dan memiliki arti simbolik seperti, dapat menangkal roh-roh jahat, memberikan keberkahan, dan sebagai simbol pangkat atau kedudukan dalam masyarakat. Namun saat ini ragam hias tersebut berfungsi sebagai hiasan saja.

Motif ragam hias dua dimensi dapat diterapkan pada benda kerajinan anyaman, ukiran maupun bagian dari sisi bangunan rumah tradisional. Pada ragam hias yang bersifat tiga dimensi dijumpai pada barang-barang rumah tangga dan kerajinan tangan. Ragam hias ini muncul dalam bentuk dasar yang sama seperti bentuk flora, fauna, manusia dan bentuk geometris. Proses pembuatan ragam hias ini dapat dilakukan dengan cara memahat, menganyam, dan pengecatan. Bahan-bahan yang digunakan dapat berupa kayu, batu, bambu, rotan, mendong atau pandan.

A. Jenis-jenis ragam hias

Jenis ragam hias yang terdapat di Nusantara antara lain ragam hias flora, fauna, figuratif, dan geometris seperti di bawah ini.

 Ragam hias flora. Bentuk ragam hias flora dapat dijumpai pada sebagian besar daerah di Nusantara. Jenis motif ragam hias flora merupakan pengembangan dari bentuk aslinya yang diwujudkan dalam bentuksulur-suluran.

 Ragam hias fauna. Bentuk ragam hias fauna pada umumnya mengalami perubahan bentuk atau gaya. Motif ragam hias fauna diambil dari jenis yang ada di daerah setempat sebagai ciri khasnya. Beberapa jenis fauna tersebut antara lain kupu-kupu, burung, gajah, kadal, dan ikan.

 Ragam hias figuratif (manusia). Bentuk ragam hias figuratif pada umumnya sudah mengalami perubahan bentuk yang digayakan. Karakter dari bentuknya disesuaikan dengan tema dan tujuan tertentu seperti untuk mendapatkan keselamatan, kekuatan, dan keberkahan.

(27)

B. Pola ragam hias

Pola ragam hias adalah hasil susunan dari suatu aturan tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu. Penempatan pola ragam hias tergantung dari tujuan. Beberapa bentuk pola ragam hias tersebut dapat berupa pola ragam hias tepi, memojok, memusat, bidang beraturan, komposisi, dan pengulangan.

 Pola Simetris. Pola simetris terbentuk dari susunan motif-motif ragam hias yang memiliki keseimbangan dan bentuk yang sama dalam susunannya.

 Pola a-simetris. Pola A-simetris terbentuk dari komposisi yang tidak berimbang namun masih terlihat proporsi, komposisi dan kesatuan yang harmoni.

 Pola ragam hias tepi. Pola ragam hias tepi bentuknya berupa pengulangan dari bentuk sebelumnya dan digunakan untuk menghias bagian tepi pada bahan tertentu.

 Pola ragam hias menyudut. Pola ragam hias menyudut membentuk pola segi tiga dan umumnya memiliki bentuk ragam hias yang berbeda dan disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang sudah ada

 Pola ragam hias gabungan. Pola ragam hias memusat bentuk coraknya berdiri sendiri. Pola ragam hias ini gabungan dari beberapa ragam hias dan membentuk ragam hias baru.

 Pola ragam hias beraturan. Pola ragam hias beraturan terbentuk dari bidang dan corak yang sama. Susunan polanya merupakan pengulangan dari bentuk sebelumnya dengan ukuran yang sama.

 Pola ragam hias tidak beraturan. Pola ragam hias tidak beraturan merupakan sebaran dari beberapa motif yang berbeda dan tidak mengikuti pola proporsi dan komposisi yang seimbang.

C. Alat dan bahan

Alat yang digunakan bisa menggunakan ukuran berbeda tergantung dari besar kecilnya ragam hias yang digunakan.

 Pahat. Pahat memiliki mata bentuk lurus dan melengkung. Pahat digunakan untuk membuat torehan atau pahatan pada media kayu atau batu.

(28)

 Kuas. Kuas digunakan untuk pemberian warna pada media kayu, batu, keramik, dan logam.

 Politur. Politur adalah pelapis dengan warna natural yang penggunaanya dilakukan dengan kuas maupun di semprot.

 Cat kayu/besi. Cat digunakan untuk memberi efek warna dari ragam hias yang dibuat. Cat kayu/besi dapat bertahan lama dan ragam hias akan lebih indah dan menarik.

Bahan :

 Kayu/papan. Media kayu atau papan dapat berupa kayu papan atau batangan.

 Batu. Berbagai macam batu dapat digunakan sebagai media untuk menggambar ragam hias. Pilihlah batu yang memiliki permukaan rata agar lebih mudah mengaplikasikan ragam hias.

D. Teknik penerapan ragam hias

Secara teknis pelakuan yang dilakukan pada masing-masing bahan berbeda-beda, ada yang menggunakan teknik ukir, cor, dan pengecatan.

1. Teknik ukir

Teknik ukir merupakan teknik berkarya seni rupa dengan cara membentuk dan mengurangi bahan yang diukir dengan menggunakan Pperalatan ukir, yaitu pahat ukir. Jenis bahan yang dapat digunakan dalam teknik ukir dapat berupa bahan dari kayu. Kayu yang sudah diberi ragam hias kemudian diukir sesuai dengan pola yang sudah ditentukan. Proses mengukir anatara lain sebagai berikut :

 Membuat desain/gambar yang digunakansebagai panduan untuk mengukir

 Menempelkan desain pada media ukir (kayu) dan kemudian mengukirnya.

 Mengamplas/menghaluskandan kemudian memberi pelitur/pernis.

2. Teknik Cor

(29)

Penggunaan teknik cor dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Membuat negatif atau model yang akan dicetak

 Membuat cetakan

 Pembakaran

 Pengecoran

 Penyelesaian dengan cat dan pelapis vernis/melamin

Alat dan bahan:

 Ember, Pengaduk dari kayu, Gips, Tanah liat, Air, Cetakan dari kayu/batako (hebel), Cat besi/vernis

3. Teknik pengecatan

Teknik pengecatan merupakan pembuatan ragam hias dengan menggunakan cat. Keindahan ragam hias dapat dijumpai pada rumah-rumah adat, dan barang-barang hiasan. Ragam hias dengan motif tertentu terlihat dengan nuansa warna-warni yang indah dengan perpaduan warna cat yang harmonis. Aplikasi motif ragam hias dapat dilakukan dengan pengecatan pada bahan kayu, batu, maupun besi. Bahan-bahan tersebut terlebih dahulu dibuat ragam hiasnya kemudian dilakukan pengecatan sesuai dengan pola ragam hiasnya.

Alat dan bahan : Kuas, palet cat, pensil, cat minyak/akrilik, kayu/triplek

KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Teori

(30)

Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil bambu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir bambu dan menganyam. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.

Ditinjau dari kegunaan, bambu dapat golongkan sebagai bahan pokok untuk kerajinan. Jadi, tidak mengherankan jika negara- negara yang menghasilkan bambu secara intensif telah mengadakan penyelidikan untuk kerajinan tangan dan industri rakyat (Soedjono, 2:1994)

B. Pengertian

Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Arti yang lain ialah usaha yang berterusan penuh semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan, dedikasi dan berdaya maju dalam melakukan sesuatu perkara

Motif adalah pola, corak dalam suatu karya. Sedangkan bambu adalah tumbuhan berakar serabut yang batangnya beruas- ruas, keras dan tinggi.

C. Kutipan Pembahasan

Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah dan menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoric-skill. Maka, Keterampilan Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda pakai dan atau fungsional berdasar asas form follow function.

1. Teknik

a. Teknik Ukir

Alam Nusantara dengan hutan tropisnya yang kaya menjadi penghasil kayu maupun bambu yang bisa dipakai sebagai bahan dasar seni ukir kayu. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir.

Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda-benda itu diberi ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.

b. Teknik Anyam

(31)

benda-benda anyaman ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya, seperti bamboo, palem, rotan, mendong, pandan dan lain-lain.

a) Motif Wajit

b) Motif Siku-siku

c) Motif Daun-daunan

d) Motif Garis-garis

e) Motif Burung-burungan

f) Motif Pucuk rebung

g) Motif Kelopak Bunga

(32)

2. Beberapa sifat garis

Tegak melengkung/ lentur : kelelahan, kesusahan

Horizontal : memberi kesan ketenanga, istirahat, diam Benturan diagonal : peperangan, kebencian, kebingungan Air terjun : kemerdekaan/ kebebasan absolut

Lengkungan berirama : menggembirakan, berirama molek Garis spiral : perputaran, kelahiran, berpusat

: stabil, kemuliaan, kokoh/ tegar Horizontal Berirama : kemalasan, bersenandung

: letupan, letusan, spontan, permusatan Diagonal : bergerak, labil

: kegairahan, semangat

: semuanya, kebangkitan, menerjang ke atas Perspektif mengecil : perluasam, pelebaran, tebal

Perspekif terbalik : berat, menyerang

: berkekuatan, berbobot, tegar Lengungan memusat : gembiran, mengembang Lengkungan kubah : kekerasan, berat, kekuatan

Meliuk- liuk : semuanya, olakan kertas, kebangkitan Lengkungan Gothik : meninggi, keagamaan

Lengkungan mengembang : ceria, fantastis, kegembiraaan

3. Motif- motif Ukir di Pulau Jawa dan Bali

a. Motif Semarang

Bentuk ukiran daun motif Semarangan ini menunjukkan kekhasan ke-Jawa-annya. Alur melengkung yang serba kelembutan ini sebagai simbol cermin kehidupan masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi etika kesopanan dalam berbagai segi kehidupan. Etika kesopanan masyarakat Jawa misalnya mengenai unggah ungguh yang berarti merupakan adab kesopanan dalam hubungannya dengan tatakrama terhadap orang tua, menghormati orang yang lebih tua, serta adanya toleransi dalam berbagai segi kehidupan. Cermin tersebut dapat divisualkan dalam bentuk karya seni ukir yang mengutamakan kelembutan bentuk karya. Masyarakat Jawa yang menghormati sesama maupun hubungan bangsa dan orang lain ini, secara alamiah dapat memunculkan kelembutan yang berupa relung-relung yang penuh dengan keanggunannya memunculkan bentuk daun yang dikombinasi (campuran). Motif ini tak mengenal huruf kaku, yang ada cuma keanggunan dan kelembutan. Gambar di atas dapat dicermati adanya kelembutan yang dimulai dari pangkal sampai dengan ujungnya kemudian di padu dengan daun-daun yang menempel tumbuh di kiri dan kanan daun pokoknya.

(33)

Motif Majapahit merupakan salah satu motif ukiran tradisional yang telah berkembang di Jawa khususnya atau Nusantara pada umumnya. Secara garis besar motif Majapahit mempunyai ciri-ciri yang dapat dibagi menjadi dua yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.

Ciri-ciri umum: Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk melengkung cembung dan cekung. Dengan kata lain motif Majapahit mempunyai ciri-ciri secara umum mempunyai bentuk campuran antara yang cembung dan cekung.

Ciri-ciri khusus:

1. Angkup, motif Majapahit mempunyai bentuk yang disebut dengan angkup.

Angkup pada motif ini berbentuk cekung dan berikal. Bentuk ini terdapat pada bagian atas sedangkan pada ujung angkup terdapat ikal sebagai akhir dari angkup tersebut.

2. Jambul Susun, merupakan salah satu ciri khas yang ada pada motif Majapahit.

Jambul Susun terletak pada muka daun pokok dengan pengulangan bentuk yang berkali-kali. Sesuai dengan namanya Jambul Susun ini bentuknya tersusun secara berulang-ulang di depan agak ke atas pada daun pokoknya.

3. Daun Trubus, pada motif Majapahit ini kebanyakan tumbuh di atas pada daun

pokok. Trubus yang terdapat di atas ini jumlahnya juga mengalami pengulangan secara berkali-kali dengan jumlah yang tergolong banyak.

4. Simbar, berbentuk seperti Simbar yang terdapat pada motif ukiran lainnya.

Simbar juga berfungsi sebagai penambah keindahan saja. Bentuk ini memang bukanlah bentuk inti pada motif Majapahit. Simbar hanyalah sebagai pelengkap atau untuk sarana penunjang estetika. Biasanya terletak pada bagian pangkal depan dari daun pokok.

5. Benangan, motif ini kadang-kadang mempunyai benangan rangkap di samping

juga terdapat benangan garis. Benangan ini terdapat pada daun pokok bagian depan dimulai dari pangkal mengikuti alur lengkungan daun pokoknya menuju dan berakhir pada ulir/ukel.

6. Pecahan, seperti halnya pada motif yang lain, pecahan pada motif Majapahit

mempunyai dua jenis pecahan yaitu pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran. Sehingga bentuk Pecahan ini dapat menambah keindahan dan kecantikan pada ukiran.

c.

Motif Bali

(34)

erat hubungannya dengan pemberian nama-nama kerajaan yang terdapat pada wilayah tersebut. Motif Bali adalah motif ukiran yang diduga merupakan peninggalan raja-raja atau kerajaan yang telah mengalami kemajuan kebudayaan pada jaman itu. Motif Bali ini bentuknya lemah gemulai, berirama dengan gayanya yang luwes, agung dan berwibawa, seolah-olah menggambarkan kepribadian sang raja dan masyarakatnya.

Motif Bali ini mempunyai beberapa ciri khas, yang dapat dipilah menjadi dua macam cirri khas yaitu yang bersifat umum dan yang bersifat khusus.

Ciri-ciri umum: Motif Bali mempunyai semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah yang berbentuk cembung dan cekung. Hal ini dapat dikatakan bahwa motif Bali adalah motif campuran yang mempunyai perpaduan bentuk antara cekung dan cembung.

Ciri-ciri khusus:

1.

Angkup pada motif Bali seperti halnya pada motif lainnya, mempunyai bentuk

yang berikal pada ujungnya. 2.

Sunggar ini hanya terdapat pada motif Bali saja. Bentuk sunggar ini tumbuh

dari ujung ikal benangan pada daun pokok. 3.

Endong pada motif ini adalah daun yang tumbuh dibelakang daun pokok,

seperti halnya ending yang terdapat pada motif Pejajaran dan motif Majapahit. 4.

Simbar pada motif Bali seperti yang terdapat pada motif Pejajaran dan motif

Majapahit dengan bentuk yang khas pula. Simbar berada di depan pangkal daun pokok mengikuti bentuk alurnya, sehingga dapat membentuk keserasian secara keseluruhan pada motif ini.

5.

Daun Trubus yang tumbuh pada motif ini tumbuh pada bagian atas dari daun

pokok melengkung merelung yang membentuk dengan indahnya. 6.

Benangan pada motif ini bentuknya khusus atau khas. Benangannya berbentuk

cembung dan miring sebagian. Benangan ini tumbuh melingkar sampai pada ujung ikal.

7.

Pecahan ini seperti halnya pada motif-motif yang lain, mempunyai pecahan

garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiran daun patran, sehingga dapat menambah keserasian dan indahnya bentuk ukiran.

(35)

Ciri- ciri umum dan khusus ialah Bentuk –bentuk ukiran daun pada motif ini berbentuk segitiga dan miring. Pada setiap ujung daun biasanya terdapat bakal bunga ataupun buah dengan bentuk melingkar. Bentuk lingkaran ini tidak hanya tunggal, tetapi bentuknya lebih dari satu atau bertingakat. Lingkaran pada pangkal lebih besar, semakin ke ujung semakin mengecil. Ada juga bakal bunga atau buah berbentuk lingkaran besar yang dikelilingi beberapa lingkaran kecil.

Bentuk motif:

1. Daun Pokok, motif ini mempunyai corak tersendiri, yaitu merelung-relung dan

melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat daun yang menggerombol. Bentuk ukiran daun pokok merelung-relung ini bila diiris berpenampang prisma segitiga.

2. Bunga dan buah adalah pada motif Jepara ini berbentuk cembung (bulatan)

seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol. Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya,sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya.

3. Pecah, pada motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk

daun, sehingga tampak seperti sinar.

4. keterangan: Ukiran motif Jepara ini kebanyakan alas atau dasarnya dibuat tidak

begitu dalam,bahkan sering dibuat dengan dasar (tembus), ukiran ini sering disebut ukiran krawangan atau ukiran dasar tembus. Ukiran motif Jepara ini sering dipakai untuk menghias barang-barang kerajinan.

e. Motif Yogyakarta

(36)
(37)

f. Motif Surakarta

Motif Surakarta ini mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung berirama seperti simbol yang terdapat pada masyarakatnya yaitu masyarakat yang ramah, bersahabat dan menghormati orang lain. Di samping itu, bentuk motif ini menggambarkan tipikal masyarakatnya terutama untuk wanita yaitu digambarkan dengan lengkungan yang lemah gemulai dengan dipenuhi

kesantunan wataknya.

Bentuk ukiran daun motif Surakarta ini diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung. Berarti dapat dimasukkan dalam kategori motif ukiran yang mempunyai bentuk stilasi daun campuran. Campuran maksudnya adalah stilasi daun yang ada di motif Surakarta merupakan hasil perpaduan antara bentuk cekung dan cembung. Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus dan lemah gemulai, sehingga ukiran daun pada motif ini pun kelihatan indah harmonis beserta simbol-simbol budaya yang menyertainya.

g. Motif Pekalongan

Motif Pekalongan mempunyai bentuk ukiran daun campuran, yaitu pencampuran antara bentuk daun yang cembung dan bentuk yang cekung. Sebenarnya bentuk campuran dalam motif tradisional Jawa memang banyak ditemukan, baik dari motif Pekalongan maupun motif tradisional yang lainnya, memang beberapa ada yang konsekuen dengan kekhasan bentuknya sendiri. 1. Benangan; Pada motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif Pejajaran.

Hanya pada beberapa bentuk kadang-kadang saja, benangan motif ini berbentuk daun.

2. Sunggar; Motif Pekalongan mempunyai Sunggar bersusun berbentuk cembung yang sama bentuknya dengan Angkup.

(38)

h. Motif Pajajaran

Motif Pejajaran ini dapat ditinjau dari dua ciri yaitu ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.

Ciri-ciri umum adalah mempunyai semua bentuk ukiran daun mulai dari daun pokok, daun patran, daun trubus, bunga, buah dan sebagainya berbentuk cembung (bulat).

Ciri-ciri Khusus

1. Angkup

Motif Pejajaran ini mempunyai beberapa angkup yaitu:n

a) Angkup besar pada daun pokok

b) Angkup tanggung pada daun sedang

c) Angkup kecil pada daun trubusan keci

2. Cula; pada motif ini mempunyai bentuk tersendiri yaitu melengkung

menghadap ke depan

3. Endong; Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan di belakang daun pokok

dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong tersebar.

4. Simbar

Motif Pejajaran ini mempunyai simbar sebagai pemanis ukiran daun pokok dengan bentuk yang khas pula.

5. Benangan

Benangan pada ukiran daun pokok berbentuk timbul seperti tangkai yang terdapat di muka ukiran daun pokok, sedangkan benangan garis terdapat pada ukiran daun yang masih muda.

6. Pecahan

Pecahan garis berfungsi sebagai pemanis, menjalar pada daun pokok, dan pecahan cawen pada daun patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain, terdapat pada motif ini.

i. Motif Cirebon

(39)

dalam motif ukir tradisional Jawa, tetapi termasuk ke dalam motif modern atau mungkin juga motif kontemporer.

BENTUK ANGKUP.

Motif Cirebon ini mempunyai angkup yang pada bagian ujungnya melingkari ikal daun patran, yang tumbuh dimuka daun pokok. Motif ini memang mempunyai bentuk angkup yang berbeda dengan bentuk angkup pada motif-motif tradisional lainnya. Bentuk ini bisa juga dikatakan sebagai bentuk kekhasan pada motif Cirebon ini.

4. Fungsi Ukiran

Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran rendah, Ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni ukir memiliki macam-macam manfaat antara lain:

a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan tidak

memiliki makna tertentu.

b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan

berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual.

c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga

berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual.

d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga berfungsi

sebagai pendukung sebuah bangunan.

e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual suatu

benda.

Unsur estetika

Bambu memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan serta relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Oleh karena bambu memiliki sifat-sifat yang baik maka bambu dapat dijadikan alternatif pengganti kayu yang ketersediannya mulai menipis. Jenis bambu yang memiliki peluang yang cukup besar adalah bambu Tali (Giganthochloa apus BI. Ex (Schult.f.) Kurz) dan bambu Betung

(Dendrocalamus asper (Schult. F.) Backer ex Heyne) karena potensinya yang cukup besar dan banyak ditemukan dilahan-lahan milik rakyat di pulau Jawa. Untuk lebih dapat bersaing dengan bahan baku yang lainnya maka diperlukan adanya peningkatan nilai estetika terhadap bambu. Dalam hal ini digunakan teknik batik yang merupakan warisan nenek moyang sebagai benteng watak dan kekuatan sosial budaya masyarakat Indonesia. Finishing batik dilakukan pada anyaman bambu Tali dan bambu Betung yang masing-masing berukuran (30x30) cm dengan 2 variasi bahan anyaman yaitu berbahan daging bambu dan

(40)

pengaplikasian bahan finishing yang berbeda tersebut akan dibandingkan secara visual, kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat finishing-nya antara lain uji ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga selama 1 jam dan 24 jam, uji ketahanan terhadap pengasapan, dan uji ketahanan terhadap uap air panas. Dari hasil penelitian yang dilakukan, urutan proses finishing yang baik dengan teknik batik pada anyaman bambu adalah pengapian sesaat untuk meghilangkan bulu-bulu halus serta kumbang penggerek perusak anyaman bambu, pengampelasan untuk menghaluskan permukaan, pemalaman, pewarnaan, penglorotan, pemberian sanding sealer, kemudian top coating. Bambu Betung menghasilkan warna yang lebih gelap dibandingkan dengan bambu Tali. Pada kulit bambu menghasilkan warna yang tidak bagus atau warna yang dihasilkan tidak begitu jelas. Bahan finishing melamin, nitroselulosa, dan aqua memiliki kelas finishing 10 untuk pengujian ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga selama 1 jam dan 24 jam, uji ketahanan terhadap pengasapan dan dan uji ketahanan terhadap uap air panas selama 5-10 menit. Kadar padatan melamin lebih tinggi dibandingkan dengan nitroselulosa maupun aqua. Bahan finishing aqua memiliki kadar padatan yang paling rendah sehingga dapat dikatakan bahwa lapisan finising-nya tidak terlalu tebal atau berifat porous sehingga asap maupun uap air dapat masuk kedalam celah-celah lapisan. Teknik batik dapat diterapkan sebagai alternatif untuk meningkatkan nilai estetika pada anyaman bambu.

Nilai Estetis Anyaman Rotan

Rotan merupakan bahan baku utama kerajinan, lebih tepatnya anyaman. Anyaman rotan.

Begitulah orang menyebutnya. Disebut anyaman sebab rotan dibentuk dengan cara dianyam,

disatukan dengan cara dililitkan sehingga setiap helai rotan membentuk sebuah anyaman

yang memiliki banyak ragam bentuk dan fungsi.

Fungsi Anyaman Rotan

Anyaman rotan dapat berfungsi sebagai hiasan semata atau dapat pula berfungsi sebagai

benda pakai. Namun, fungsinya memang lebih banyak pada nilai guna alias benda pakai.

Sebutlah tudung saji yang terbuat dari anyaman rotan, kursi goyang, kursi dan meja tamu,

ayunan bayi, tempat lampu hias, dan banyak lagi anyaman rotan lain yang memiliki nilai

fungsi. Bahkan, hulahop yang dipakai untuk olahraga pun terbuat dari rotan. Pemisah

ruangan yang terbuat dari rotan tidak hanya memiliki fungsi guna, tetapi memiliki fungsi

estetis.

Penjual Anyaman Rotan

(41)

Lebih Awet

Barang-barang rumah tangga yang berasal dari anyaman rotan sesungguhnya akan lebih

tahan lama dibanding barang-barang rumah tangga yang terbuat dari busa atau bahan sintetis

lain, seperti sofa. Daya tahan anyaman rotan memang tak diragukan lagi sebab rotan memang

dikenal sebagai tumbuh-tumbuhan yang memiliki daya tahan cukup lama.

Kursi-kursi atau meja yang terbuat dari rotan tentulah memiliki usia pakai yang relatif lebih

lama dibandingkan kursi-kursi modern zaman ini yang hanya mementingkan segi tampilan,

segi model dan desain saja. Benda-benda yang terbuat dari anyaman rotan bisa bertahan

hingga 20 tahun. Bahkan, lebih. Bergantung pula pada cara pakai dan pemeliharaannya.

Perawatan

Gambar

gambar kerajinan dari anyaman bambu dibawah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi format video itu sendiri, video blogging mulai melanjutkan perkembangannya pada tahun 2001 saat Human Dog memulai

Turbin Crossflow terdiri dari nosel yang mempunyai penampang berbentuk persegi panjang dengan lengkungan pada bagian penutup atasnya yang berfungsi mengarahkan aliran ke sudu pada

(4) Penentuan masa manfaat Aset Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berpedoman pada masa manfaat Aset Tetap yang disajikan dalam tabel masa

Kasmir (2010:68) menyebutkan secara umum tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan, antara lain :.. 1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu

Kelemahan dari penggunaan kombinasi obat dibandingkan dengan sediaan yang mengandung hanya satu senyawa aktif ilaha rasio dosis yang tidak dapat dikendalikan; dalam kombinasi

Segara Anakan merupakan suatu laguna yang dipengaruhi oleh dua massa air yang berbeda, yaitu massa air laut yang berasal dari Samudra Hindia melalui kedua celah (timur dan barat)

1 Grafik rasio tekanan terhadap frekuensi pada corong berlapis serbuk batok dan kayu ketika chamber terhubung dengan rongga depan dan belakang (N) ... 2 Grafik rasio

Jurnal ini mengkaji mengenai fungsi dari surat ukur dalam pendaftaran hak atas tanah dan bagaimana upaya perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah dalam hal