• Tidak ada hasil yang ditemukan

s sdt 0807484 chapter i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s sdt 0807484 chapter i"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan

berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran

masyarakatnya juga tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat di

wilayahnya. Kesenian lahir dan berkembang dari kreativitas masyarakat didalamnya

yang semuanya terbentuk dari keadaan sosial ekonomi masyarakat, letak geografis

dan pola kegiatan keseharian. Perbedaan berbagai ragam jenis kesenian tradisional

yang dimiliki oleh setiap daerah di wilayah Jawa Barat, menjadi salah ciri khas dan

identitas masyarakatnya.

Keragaman kesenian tradisional mempunyai ciri khas dan memberikan

kebanggaan kepada masyarakat di dalamnya, maka sudah tentu adanya usaha

pelestarian dan pengembangan kesenian yang terus menerus yang digalang oleh

berbagai pihak. Pencarian, pelestarian dan pengembangan kesenian daerah terus

digalakan dengan melalui berbagai jalur dengan mengikut sertakan berbagai instansi

Subang adalah satu daerah yang memiliki beragam kesenian tradisional

seperti Seni Topeng, Sisingaan, Doger Kontrak, Belentuk Ngapung, Bajidoran,

Tayuban, Gembyung dan Bajet. Dari sekian banyak jenis kesenian yang berada di

Subang hanya satu kesenian yang menjadi simbol dari kota Subang, yaitu kesenian

Sisingaan.

Keberadaan kesenian Sisingaan dibangun oleh masyarakat itu sendiri, dimana

kesenian Sisingaan hidup di kalangan masyarakat Subang sebagai cerminan

pemberontakan jiwa masyarakat Subang yang tertindas oleh penjajah. Sebagaimana

yang dikatakan Munajar(1986: 2) adalah sebagai berikut.

(2)

menghadapi penjajah. Sedangkan anak yang ada di atas Sisingaan yaitu merupakan jawaban bagi generasi penerus bahwa kelak pada suatu hari nanti mereka bisa menumpas untuk melepaskan diri dari kaum penjajah.

Nilai filosofis yang terkandung dalam kesenian Sisingaan sudah

memasyarakat dan sudah menjadi bagian dari kehidupan serta kebudayaan, dalam

artian bahwa kesenian Sisingaan sudah menjadi suatu tradisi masyarakat Subang

sebagai hasil perjuangan masyarakat yang gigih dengan disertai rasa persatuan dan

kesatuan.

Sisingaan itu sendiri adalah suatu kesenian khas masyarakat Subang yang

menampilkan 2-4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari. Di

atas boneka singa yang diusung itu biasanya duduk seorang anak yang akan dikhitan

atau seorang tokoh masyarakat.

Jika melihat sejarahnya, ada beberapa versi mengenai asal asul kesenian

Sisingaan. Pertama, bahwa Sisingaan diciptakan sekitar tahun 1840 oleh para

seniman yang berasal dari daerah Ciherang

(http://uun-halimah.blogspot.com/2008/09/sisingaan-kesenian-tradisional.html) .

Sisingaan lahir sebagai suatu bentuk perlawanan rakyat Subang terhadap

kedua bangsa penjajah, yaitu negara Belanda dan Inggris. Untuk menegaskan bahwa

Kesenian Sisingaan adalah suatu bentuk perlawanan, maka digunakan dua buah

boneka singa yang merupakan lambang dari negara Belanda dan Inggris.

Kemudian berkembang ke daerah Cigadung dan daerah lainnya di sekitar kota

Subang. Tokoh-tokoh yang mempopulerkannya antara lain Ki Demang Ama Bintang,

Ki Rumsi, Lurah Jani Mama Narasoma, dan Ki Alhawi

(http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/43).

Versi kedua mengatakan, bahwa sisingaan muncul sekitar tahun 70-an di

anjungan Jawa Barat di TMII. Pada saat itu ditampilkan kesenian gotong singa atau

Sisingaan yang bentuknya masih sederhana. Kemudian, dari penampilan di anjungan

Jawa Barat itulah kemudian kesenian Sisingaan menjadi dikenal oleh masyarakat

(3)

Berbicara mengenai seni, kita mengetahui bahwa semua seni di Jawa Barat

adalah hasil karya dari seseorang yang ada kaitannya dengan tatanan kehidupan

bermasyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan yang

ada, seni pun ikut berkembang bergerak terus untuk mengimbanginya. Demikian pula

dengan kesenian Sisingaan yang terus berkembang megikuti perkembangan dan

tuntutan zaman, yang berakibat para seniman Sisingaan dituntut kemampuan,

keuletan, ketekunan dan kelincahan baik dari tariannya, musiknya dan juga

lagu-lagunya agar penyajian kesenian Sisingaan lebih menarik.

Perubahan dari waktu ke waktu merubah bentuk penyajian kesenian Sisingaan

di kabupaten Subang. Jika melihat dari bentuk patung atau boneka Sisingaan, kini

semakin disempurnakan sehingga lebih terlihat bagus dan lebih gagah, serta kostum

dari pengusungnya pun semakin terlihat glamor. Selain itu fungsi dari kesenian

Sisingaan pun mengalami perkembangan sesuai dengan tuntunan zaman, dimana

awalnya kesenian Sisingaan sebagai hiburan rakyat yang sifatnya heleran pada acara

khitanan anak sunat dengan cara berkeliling kampung. Namun kini kesenian

Sisingaan memiliki fungsi yang beragam diantaranya kesenian Sisingaan dikemas

untuk dipentaskan pada acara penyambutan tamu-tamu agung atau tamu

negara,upacara adat gunting pita peresmian gedung, upacara adat pengantin dan acara

festival. Dengan adanya perkembangan pada fungsi kesenian Sisingaan, sudah tentu

bentuk penyajiannya pun berbeda. Sebagai kesenian heleran kesenian Sisingaan

ditampilkan dengan durasi waktu 2-3 jam. Akan tetapi bila pada acara penyambutan

tamu, upacara adat gunting pita peresmian gedung, upacara adat pengantin dan acara

festival, durasi waktu hanya sekitar 10-15 menit, ini dikarenakan ditiadakan bagian

arak-arakan atau acara berkeliling kampung, serta dari penyajiannya pun dikemas

kembali dengan dihilangkan sebagian gerak serta pengurangan pada gerak

pengulangan.

Berbicara tentang bentuk penyajian kesenian Sisingaan khususnya pada jenis

kemasan, tentu semua tidak terlepas dari peran seniman yang ikut serta dalam menata

(4)

kabupaten Subang, sudah tentu bentuk penyajiannya pun berbeda sesuai dengan

seniman yang menatanya.Peneliti sangat tertarik pada penyajian pertunjukan kesenian

Sisingaan dalam bentuk kemasan pada salah satu grup Sisingaan di kabupaten

Subang yaitu grup Setia Wargi Muda, dimana penatanya adalah H. Edih. A.S.

H. Edih. A.S adalah tokoh seniman yang terkenal di daerah Subang. Beliau

memiliki popularitas yang tinggi bukan saja di daerahnya yaitu Subang, namun juga

di Solo, Yogyakarta, Jakarta dan kota-kota lainnya. Selain penata kesenian Sisingaan,

beliau juga adalah pencipta lagu “Sisingaan” yang sudah sangat popular dan menjadi salah satu musik dalam pertunjukan kesenian Sisingaan hingga sekarang. Karena

pengalamannya dalam dunia seni khususnya kesenian Sisingaan, maka tidak heran

kemasan H. Edih. A.S ini sudah sering ditampilkan ke berbagai kota pada acara-acara

besar, bahkan sudah pernah tampil di Istana Negara. Bentuk penyajian karya H. Edih.

A.S ini terdiri dari tiga babak yaitu babak pembuka, babak isi dan babak penutup,

dengan durasi waktu hanya 10 menit. Menurut keterangan H. Edih. A.S, sangatlah

jarang seniman Sisingaan dapat mengkemas dalam durasi 10 menit.

Selain itu grup Setia Wargi Muda adalah salah satu grup Sisingaan di

Kabupaten Subang yang sudah terkenal. Grup ini sudah melakukan pertunjukan ke

beberapa daerah di luar kota Subang. Selain itu grup Setia Wargi Muda adalah

penerus dari grup Sadarmanah, yaitu grup Sisingaan yang pertama kali

memperkenalkan Sisingaan secara nasional dalam lomba festival kesenian rakyat di

Jakarta dan mendapat juara I pada tahun 1978.

Berdasarkan pada alasan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

kemasan Sisingaan karya H. Edih. A.S pada grup Setia Wargi Muda. Adapun judul

yang akan diangkat peneliti adalah Kemasan Sisingaan pada Grup Setia Wargi

Muda Kabupaten Subang.

B. Rumusan Masalah

Sebuah penelitian dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah yang ada di

(5)

keharusan dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah yang muncul bisa dari

berbagai sumber. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian biasanya merupakan

permasalahan yang sifatnya unik, khas, memiliki daya tarik tersendiri, spesifik, dan

terkadang sangat bersifat individual.

Berbicara tentang permasalahan, dalam penelitian ini sesuai dengan judul

yang diajukan penulis di atas memiliki sejumlah masalah yang ingin dikaji.

Permasalahan tersebut peneliti ungkapkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan kesenian sisingaan pada grup Setia Wargi Muda?

2. Bagaimana struktur penyajian pada pertunjukan kemasan sisingaan karya H. Edih

A.S pada grup Setia Wargi Muda?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat sejumlah tujuan yang ingin dicapai. Secara rinci

tujuan penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesenian sisingaan pada grup Setia

Wargi Muda

3. Untuk mengetahuidan mendeskripsikan struktur penyajian pada pertunjukan

kemasan sisingaan karya H. Edih A.S pada grup Setia Wargi Muda

D. Metode Penelitian

Penelitian adalah pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui

jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas

pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan

jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan

menggunakan metode tertentu. Metode yang terbaik untuk meneliti suatu masalah

adalah metode yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan untuk

memecahkan masalah yang diteliti. Oleh karena itu metode yang digunakan adalah

(6)

Metode deskriptif analisis adalah metode yang bertujuan memberikan dan

membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dengan

maksud untuk lebih menekankan pengungkapan unsur-unsur yang diteliti dengan cara

mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, dan

menginterpretasikan data-data ke dalam suatu tulisan untuk mendapatkan hasil

penelitian dari kemasan Sisingaan pada grup Setia Wargi Muda kabupaten Subang,

yang selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan. Karena penelitian ini menggunakan

deskriptif analisis maka penelitian ini tidak ditujukan menjawab hipotesis, melainkan

uraian ntuk lebih memahami masalah di lapangan yang diteliti.

1. Lokasi dan subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Wanareja Kecamatan Cibogo

Kabupaten Subang.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kesenian Sisingaan grup Setia Wargi Muda

2. Teknik Analisis

a. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu jenis observasi partisipasi pasif

dengan melihat dan mengamati tanpa ikut terlibat dalam pelaksanaan seni

pertunjukan Sisingaan grup Setia Wargi Muda. Dengan menjadi observer

partisipasi pasif penulis mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini

sesuai harapan yaitu dapat tepat sasaran serta memiliki tingkat akurasi yang

maksimal.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data selain observasi.

Digunakannya wawancara untuk menutupi kekurangan dari teknik observasi

dalam menggali data-data lain yang tidak diperoleh melalui kegiatan observasi

(pengamatan). Pengamatan memiliki keterbatasan karena hanya dilakukan

(7)

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian dilakukan bukan semata-mata hanya untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan, tetapi harus memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya pada bidang ilmu yang diteliti. Selain itu dapat juga

bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang luas mengenai kesenian

Sisingaan di Kabupaten Subang.

b. Untuk mengetahui perkembangan kesenian sisingaan yang ada di Kabupaten

Subang.

c. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan kesenian Sisingaan sesuai

dengan perkembangan zaman

d. Untuk mengetahui bagaimana kemasan Sisingaan pada grup Setia Wargi

Muda kabupaten Subang karya H. Edih. A.S.

2. Bagi Lembaga

a. Dapat menambah khasanah kepustakaan khususnya yang ada di Jurusan

Pendidikan Seni Tari, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas

Pendidikan Indonesia.

b. Dapat melestarikan kebudayaan yang ada serta mempertahankannya.

3. Bagi Masyarakat Umum

a. Memperkaya khasanah seni budaya yang ada di Indonesia khususnya di

Kabupaten Subang

b. Sebagai bahan apresiasi bagi masyarakat terhadap kesenian, khususnya

kesenian Sisingaan yanng ada di Kabupaten Subang.

4. Bagi Seniman Sisingaan

a. Dapat dijadikan sebuah pendokumentasian kesenian Sisingaan khususnya di

(8)

b. Dapat dijadikan referensi pertunjukan Sisingaan khususnya bagi seniman

Sisingaan yang berada di Kabupaten Subang.

5. Grup Sisingaan Setia Wargi Muda

a. Dapat dijadikan sebagai motivasi untuk lebih mempertahankan eksistensi

grupnya dalam penyajian pertunjukan Sisingaan.

b. Memperbaiki segala kekurangan yang dirasakan selama ini.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Judul Skripsi

Halaman Pengesahan

Pernyataan tentang Keaslian Karya Ilmiah

Kata Pengantar

Ucapan Terima Kasih

Abstrak

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penelitian

C. Rumusan Masalah

D. Metode Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

B. Pelestarian Seni Tradisi

C. Seni Pertunjukan di Masyarakat

D. Seni Pertunjukan Kemasan

E. Kesenian Sisingaan

(9)

A. Metode Penelitian

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

C. Definisi Operasional

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

teori-teori belajar, pembelajaran yang memanfaatkan fenomena, model pembelajaran inkuiri, pembelajaran konvensional, penguasaan konsep dan keterampilan proses sains,

pembelajaran yang memanfaatkan fenomena dalam inkuiri untuk materi cahaya.. dan sifat-sifatnya memberikan kontribusi yang sangat berarti

Dengan menggunakan metode flow diagram yang dilanjutkan dengan membuat diagram konteks, diagram zero, entity relationship diagram, dan data dictionary dan normalisasi serta

Model Pembelajaran Mandiri dalam Pelatihan Pengembangan Desain Keramik ... Keberhasilan Model Pembelajaran

mempengaruhi produktivitas dari tanaman kelapa sawit yang dimiliki

Dengan adanya berbagai persoalan yang dihadapi dalam program pelatihan pengembangan desain, dipandang perlu dilakukan penelitian yang menekankan penggunaan model

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanannya maka dilakukan pemeliharaan terhadap peralatan tegangan tinggi/ekstra tinggi, pemeliharan yang dilakukan berupa

Buana, L. Teknologi Pengolahan Kelapa Sa wit. Medan Pusat Penelitian Kelapa Sawit.. Cohen, L. Research Methods in Education.