• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SDT 1106203 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SDT 1106203 Chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan dalam proses

pembelajaran tari menggunakan stimulus burung anatara lain:

1. Konsisten dalam melakukan gerakan sesuai dengan intruksi yang diberikan

sehingga gerakan yang dilakukan tampak sesuai dengan gerakan yang

semestinya.

2. Subjek terlibat langsung dan aktif dalam melakukan gerakan, mampu

memahami unsur ruang gerak (luas,sedang dan sempit serta level tinggi dan

rendah) secara sederhana.

3. Mampu melakukan koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak

Disamping proses pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung ada pula

hasil dari kemampuan kinestetik yang dapat dilihat dengan cara membandingkan

kemampuan sebelum dan setelah diberikannya intervensi.

Kemampuan kinestetik pada masing-masing aspek diantaranya aspek

koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan ketepatan gerak pada subjek Nn

sebelum diberikannya intervensi menggunakan pembelajaran tari melalui

stimulus gerak burung hasilnya sebagai berikut:

1. Kemampuan kinestetik pada aspek koordinasi gerak dengan indikator mampu

menggenggam properti tari yang digunakan diantara sela-sela jari, mampu

menggerakkan kepala dan tangan, dan mampu menggerakkan tangan dan kaki

belum mampu dikuasai subjek dengan baik bahkan subjek belum mampu untuk

melakukan gerak tersebut.

2. Kemampuan kinestetik pada aspek keseimbangan gerak dengan indikator

mampu duduk dan berdiri juga sama, subjek belum mampu melakukan secara

optimal namun seperti gerak berdiri subjek mampu menguasai bahkan subjek

(2)

3. Kemampuan kinestetik pada aspek ketepatan gerak dengan indikator mampu

memutarkan pergelangan tangan di samping kepala dan di depan pinggang,

mampu menggerakan tangan ke atas dan ke bawah, mampu menyilangkan

kedua tangan di depan dada, mampu menggerakan tangan dengan pola

lingkaran besar, dan mampu bertepuk tangan di samping kepala belum mampu

dilakukan oleh subjek dengan baik walaupun terdapat gerakan yang sudah

dikuasai namun gerakan yang dilakukan masih kaku dan lambat dalam

melakukannya.

Dalam hal ini aspek koordinasi gerak hanya mencapai skor 5 dari 5 soal yang

diberikan (total skor maksimum seharusnya bisa mencapai 20 point), aspek

keseimbangan gerak hanya mencapai skor 11 dari 8 soal yang diberikan (total

skor maksimum seharusnya bisa mencapai 32 point), serta aspek ketepatan gerak

hanya mencapai skor 9 dari 7 soal yang diberikan (total skor maksimum

seharusnya bisa mencapai 28 point). kondisi tersebut dapat dilihat pada fase

baseline 1 (A-1) yang menunjukkan bahwa kemampuan subjek Nn dalam

kemampuan kinestetik pada aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak dan

ketepatan gerak masih rendah.

Kemampuan kinestetik dalam aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak

dan ketepatan gerak pada subjek Nn setelah diberikannya intervensi menggunakan

pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung mengalami peningkatan. Hal

tersebut dapat dilihat pada fase baseline 2 (A-2) sebagai berikut:

1. Kemampuan kinestetik pada aspek koordinasi gerak dengan indikator mampu

menggenggam properti tari yang digunakan diantara sela-sela jari, mampu

menggerakkan kepala dan tangan, dan mampu menggerakkan tangan dan kaki

mampu dikuasai subjek dengan baik walaupun ada gerak yang tidak mampu

dilakukan namun ada pula gerak yang mampu dilakukan tanpa bantuan tapi

geraknya masih kaku dan lambat dalam melakukannya.

2. Kemampuan kinestetik pada aspek keseimbangan gerak dengan indikator

mampu duduk dan berdiri, subjek mampu melakukan secara optimal. Terdapat

gerak yang sudah mampu dilakukan tanpa bantuan dan sudah sempurna namun

(3)

3. Kemampuan kinestetik pada aspek ketepatan gerak dengan indikator mampu

memutarkan pergelangan tangan di samping kepala dan di depan pinggang,

mampu menggerakan tangan ke atas dan ke bawah, mampu menyilangkan

kedua tangan di depan dada, mampu menggerakan tangan dengan pola

lingkaran besar, dan mampu bertepuk tangan di samping kepala sudah mampu

dilakukan oleh subjek dengan baik walaupun ada gerakan yang belum mampu

dikuasai namun ada pula gerakan yang mampu dilakukan tanpa bantuan orang

lain bahkan mencapai sempurna.

Perolehan jumlah skor tertinggi pada aspek koordinasi gerak sebesar 12 point

dan jumlah skor terendah sebesar 11 point, aspek keseimbangan gerak perolehan

jumlah skor tertinggi sebesar 21 point dan jumlah skor terendah sebesar 20 point

serta aspek ketepatan gerak perolehan jumlah skor tertinggi sebesar 21 point dan

jumlah skor terendah sebesar 20 point. Adapun mean level pada baseline 2 (A-2)

dalam aspek koordinasi gerak sebesar 11,33 point, aspek keseimbangan gerak

sebesar 20,66 point, dan aspek ketepatan gerak sebesar 20,66 point.

Dengan meningkatnya kemampuan kinestetik dalam pembelajaran tari

melalui stimulus gerak burung yang dilakukan kepada subjek Nn terlihat

peningkatan yang signifikan, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima.

Dalam hal ini, pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung dapat

dijadikan sebagai terapi bagi anak tunagrahita sedang ataupun anak berkebutuhan

khusus lainnya untuk melatih atau meningkatkan kemampuan kinestetik.

B. Rekomendasi dan Implikasi

1. Bagi Guru

Dengan adanya pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung diharapkan

dapat memberikan penanganan anak tunagrahita sedang dalam melatih

kemampuan kinestetik baik dalam aspek koordinasi gerak, keseimbangan

gerak dan ketepatan gerak maupun dalam aspek lainnya. Hal tersebut sangat

diperlukan bagi anak dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam

bersosialisasi dengan lingkungannya. Diharapkan anak tunagrahita baik

subjek maupun yang bukan bisa mendapatkan pembelajaran tersebut yang

(4)
(5)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan kekurangan pada

pembelajaran tari melalui stimulus gerak burung, yaitu dengan

menambahkan aspek selain aspek koordinasi gerak, keseimbangan gerak

dan ketepatan gerak. peneliti selanjutnya dapat menambahkan media yang

lebih inovatif agar pembelajaran dapat lebih menarik. Pada penelitian ini

yang menjadi subjek penelitian hanya berjumlah satu orang karena

menggunakan metode single subjek tunggal, maka dari itu diharapkan

penelitian selanjutnya bisa menggunakan metode penelitian yang lain agar

dapat diketahui perbedaannya apabila diberikan intervensi pada suatu

kelompok dan dapat membandingkan hasilnya dari masing-masing subjek

Referensi

Dokumen terkait

PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, KREATIF DAN SELF- EFFICACY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS III SD.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran Piperazine-DEA terhadap solubilitas CO 2 dalam larutan 30% berat K 2 CO 3 untuk berbagai variabel

Keyword : Economic Growth, Human Development, Intergovernmental Revenue, Inflation, And Government Size. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh langsung

Hasil percobaan pemisahan butir patah pada be- ras varietas IR 36 dengan menggunakan indented plate menunjukkan, bahwa butir beras yang terpisah tidak hanya butir beras

Proses pengolahan dengan metode Fenton mempunyai ciri yaitu memiliki variabel yang spesifik untuk masing-masing jenis air yang diolah, sehingga penentuan titik optimum untuk

Berdasarkan beberapa yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, ternyata wasiat wajibah juga diberikan kepada ahli waris yang beragama non-muslim, yaitu terdapat pada

Untuk mengetahui implementasi model pembelajaran konstruktivistik dan berbasis pengalaman ( Experiental Learning ) dalam Meningkatkan kemandirian belajar peserta didik pada

To make it architectural, meaning that to speak language with space and gatra , with line and plane, with a material and lace atmosphere, it is natural that individual