EDISI III/TAHUN 2014
23
26
yang berkualitas, sejahtera, adil dan demokratis, dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Drs. Benny A. Litelnoni, SH, M.Si, menitipkan beberapa hal agar dibicarakan dalam rapat ini yaitu perlu percepatan penyelesaian garis batas antar negara RI –RDTL yang belum diselesaikan sehingga tercipta garis batas yang jelas dan diakui kedua belah pihak; percepatan pengembangan wilayah perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat menangkap peluang kerjasama antar negara, regional dan internasional secara selektif sesuai prioritas; peningkatan penegakan hukum dan kondisi keamanan yang kondusif bagi berbagai kegiatan ekonomi, sosial dan budaya serta meningkatkan sistem pertahanan wilayah perbatasan darat dan laut; menata dan membuka keterisolasian dan ketertinggalan wilayah perbatasan dengan meningkatkan prasaran dan sarana perbatasan yang memadai; mengelola sumber daya alam di darat dan di laut secara seimbang dan berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan, pendapatan daerah dan pendapatan negara; mengembangkan sistem kerjasama pembangunan antar Pemerintah dan
Pemerintah Daerah, antar negara, maupun antar pelaku usaha di wilayah perbatasan.
Gerardus Naisoko, SH selaku Ketua Panitia Rapat Koordinasi Border Liaison Committee (BLC) Tahun 2014, dalam laporannya, mengatakan, tujuan diselenggarakannya rakor ini adalah a). Membangun pemahaman dan peningkatan kerjasama pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan RI-RDTL kepada aparatur yang tergabung dalam organisasi Border Liaison Committee (BLC); b). Menyatukan persepsi dan memberikan
rekomendasi kepada pemerintah pusat dalam hal ini Ketua Joint Border Committee (JBC) dalam penyelesaian batas wilayah Negara RI-RDTL; c). Menyatukan pemikiran dan solusi dalam pennyelesaian segment-segment yang bermasalah di batas wilayah negara dan kawasan perbatasan negara RI-RDTL. Materi yang akan disampaikan dalam Rapat Koordinasi Border Liaison Committee (BLC) tahun 2014 adalah : 1). Persiapan Rapat Joint Border Committee (JBC) dalam penyelesaian segment bermasalah di batas wilayah negera RI-RDTL oleh Dirjen PUM Kemendagri; 2). Kebijakan Pembangunan di Bidang Sosekbud
wilayah perbatasan RI-RDTL oleh Direktur Administrasi Wilayah dan Perbatasan Ditjen PUM Kemendagri; 3). Peran Border Liaison Committee (BLC) dalam penyelesaian
perbatasan di Segment Unresolved Noel Besi/Citrana oleh Wakil Bupati Kupang; 4). Peran Border Liaison Official Committee (BLOC) TTU dalam penyelesaian permasalahan di segment Unresolved Bijael Sunan Oben dan Segment Unsurveyed Subina oleh Wakil Bupati TTU; 5). Peran Border Liaison Official Committee (BLOC) Belu dalam peningkatan Sosekbud di wilayah perbatasan oleh Pejabat Bupati Belu; 6). Peran Border Liaison Official Committee (BLOC) Malaka dalam peningkatan Sosekbud di wilayah perbatasan oleh Pejabat Bupati Malaka.