• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KOR 1104637 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KOR 1104637 Chapter3"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian dibutuhkan metode khusus untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti dan bagaimana cara pelaksanaanya, untuk mendapatkan informasi dari sebuah penelitian seorang penulis harus menggunakan cara dan metode yang ada agar apa yang diteliti mendapatkan data dan hasil yang sesuai dengan apa yang peneliti inginkan. Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat, karakteristik dan permasalahan penelitian yang dilakukan. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data, maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, dalam hal ini Arikunto

(2006, hlm. 3) menjelaskan bahwa “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”.

Jenis pendekatan dalam penelitian ini menggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif, dalam hal ini Sugiyono (2015, hlm. 14) menjelaskan bahwa:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, tekhnik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistika dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(2)

1. Langkah yang pertama yaitu menentukan populasi yang akan kita pilih untuk melakukan penelitian, yaitu atlet Judo Unit Kegiatan Mahasiswa UPI.

2. Langkah kedua adalah menentukan sampel yang berjumlah 15 atlet Judo Unit Kegiatan Mahasiswa UPI.

3. Langkah ketiga, Penulis menyusun kisi-kisi dan alat pengumpul data atau instrumen.

4. Langkah keempat, penulis melakukan uji coba angket. Yang dilakukan di luar sampel yang sudah ditentukan.

5. Langkah ke lima, revisi instrumen dan perbanyak angket. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dan kekurangan dari angket yang diuji cobakan, setelah terlebih dahulu di konsultasikan dengan dosen pembimbing. Angket yang telah diperbaiki dan disempurnakan kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan dan banyaknya responden. 6. Langkah ke enam, persyaratan administrasi. Penulis mempersiapkan surat izin

untuk dapat melakukan penelitian.

7. Langkah ke tujuh, sosialisasi dengan pihak-pihak terkait juga sosialisasi

kepada responden.

8. Langkah ke delapan, penulis mempersiapkan tim dan alat-alat pengambilan data.

9. langkah ke sembilan, penulis melaksanakan penelitian sesungguhnya pada atlet Judo Unit Kegiatan Mahasiswa UPI Bandung.

10. Langkah ke sepuluh dan yang terakhir adalah melakukan pengolahan data dan melakukan analisis/kesimpulan terhadap hasil yang sudah di dapat.

(3)

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian

Gambar diatas merupakan bayangan bahwa tahapan penelitian harus sesuai dari awal hingga akhir dan untuk mempermudah dimengerti oleh orang lain.

B.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di GOR Padjajaran Bandung dan waktu untuk pelaksanaannya adalah waktu setelah latihan selesai agar tidak mengganggu program latihan.

2. Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu yang mempunya sifat dan karakter yang berbeda. Sugiyono (2015, hlm. 117) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakter

PERNYATAAN VALID DI AMBIL

SAMPEL

PENGAMBILANDAN PENGOLAHAN DATA

POPULASI

PENGUJIAN INSTRUMEN VALID DAN TIDAK VALID

(4)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pendapat diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah atlet Judo Unit Kegiatan Mahasiswa UPI Bandung.

3. Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari jumlah populasi, pengertian ini diperkuat oleh pendapat dari Sugiyono (2015, hlm. 118) yang mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Sedangkan Arikunto (2013, hlm. 174) menjelaskan “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa arah dan tujuan dari pengambilan sampel tersebut adalah mengambil dari sebagian populasi dan bertujuan untuk diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif.

Dalam pengambilan sampel ada beberapa teknik. Menurut Sugiyono (2015, hal. 120-122) menjelaskan, “teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi ; simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi;

sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

(5)

responden pada suatu populasi, Sugiyono (2015, hlm. 124) mengatakan bahwa: “Sampling jenuh adalah tekhnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Mengenai hal ini Sugiyono (2015, hlm. 124) mengatakan bahwa “Sampling jenuh sering dilakukan jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.

C.Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian perlu adanya suatu penelitian untuk mempermudah proses suatu penelitian serta dapat dijadikan sebagai suatu pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Desain penelitian yang dibuat harus sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian.

Adapun rancangan dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X) = Kecerdasan Emosional

2. Variabel terikat (Y) = Agresivitas

Berdasarkan variabel-variabel yang sudah dikelompokan diatas, maka penulis menyusun desain dengan bentuk seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Paradigma Sederhana Desain Penelitian

Sumber : Sugiyono (2015, hlm. 66)

D.Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian untuk mengukur apa yang akan diteliti dibutuhkan alat atau instrumen dalam penelitian untuk mendapatkan informasi atau data yang akurat.

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 133) “Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti”. Untuk mendapatkan data atau informasi peneliti harus mempunyai alat ukur atau skala pengukuran yang akan digunakan untuk meneliti sampelnya, dalam hal ini Sugiyono (2015, hlm. 133) menjelaskan bahwa:

(6)

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitaif.

Selain itu Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert,

Sugiyono (2015, hlm. 134) menjelaskan bahwa “Karena skala ini digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Setelah ditentukan instrumen yang digunakan dan skalanya, untuk lebih mempermudah penelitan, penulis melakukan penyususan terhadap angket yang akan disusunnya yaitu dengan cara membuat kisi-kisi dari indikator yang sudah dipilih untuk dijadikan butir-butir pernyataan, selain itu dalam menyusun angket peneliti juga harus memperhatikan format penyajiannya.

Untuk mengumpulkan data dibutuhkan instrumen penelitian, dengan demikian maka penulisan menggunakan instrumen penelitian berupa angket (Quesioner).

Sehubungan dengan penelitian ini, angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang disebarkan dengan pernyataan tertulis. Sugiyono (2015, hlm. 199) menjelaskan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

a) Penyusunan angket Kecerdasan Emosional

Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket ini bersifat tertutup artinya angket ini disusun dengan pernyataan terbatas,

tegas, kongkrit dan lengkap sehingga, responden hanya memilih alternatif jawaban yang tersedia. Angket kecerdasan emosional yang saya gunakan pada penelitian ini di

(7)

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila penulis tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari responden.

Dalam penyusunan angket ini, penulis melakukan penilaian terhadap butir pernyataan alternatif jawaban menggunakan skala Likert. Lebih jelasnya di lihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Kecerdasan Emosional

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Kisi-kisi dari angket Agresivitas penulis menggunakan komponen dari RichardH. Cox dalam buku Rusli dan Komarudin (2010, hlm. 143-144) yaitu: membedakan tindakan agresif yang disertai rasa permusuhan hostile aggression

tujuan utamanya adalah melukai dengan tindakan agresif instrumental yang tujuan utamanya untuk memenangkan pertandingan. Lalu untuk aspek-aspek dan pernyataan/pertanyaan dalam instrumen tingkat agresivitas penulis membuatnya sendiri, untuk mengetahui bagaimana tingkat agresivitas atlet Judo Unit Kegiatan Mahasiswa UPI. Dalam penelitian ini, untuk mempermudah dalam penyusunan butir-butir pernyataan angket serta alternatif jawaban yang tersedia, maka responden hanya diperkenankan untuk menjawab salah satu alternatif jawaban. Jawaban yang dikemukakan responden didasarkan pada pendapatnya sendiri atau suatu hal yang dialaminya. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Melakukan spesifikasi data. Maksudnya untuk menjabarkan ruang lingkup

(8)

penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang tampak sebagai berikut :

Tabel 3.2.

Kisi-kisi angket Tingkat Agresivitas

Komponen Sub

Komponen Indikator Positif Negatif

Agresivitas

Agresif Instrumental (Instrumental

Aggresion)

Kemenangan tujuan utama 1, 15,36 11,43

Dapat mencederai 16,44 2, 23

Tidak sengaja 28 32

Tidak disertai rasa marah 17,22,14

Verbal 42 3, 13,40

Menyerang secara Agresif 4, 30,48,60 18,54,59

Agresif

Kemenangan tujuan kedua 52 53

Menggunakan segala cara 58 8, 21, 29

Tekanan pertandingan 35,47 9,46,51

Tuntutan harga diri 10,38 41,49

Jumlah Total 30 30

2. Penyusunan Angket

(9)

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, salah satu jawaban dalam setiap item instrumen ini biasanya banyak menggunakan kata sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori skor sebagai berikut, kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu sangat setuju= 5, setuju= 4, ragu-ragu= 3, tidak setuju= 2, dan sangat tidak setuju = 1. Kategori untuk setiap butir pernyataan negatif, yaitu sangat setuju= 1. Setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.

Tabel 3.3.

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Perlu dijelaskan dalam menyusun pernyataan-pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban tersebut, maka pernyataan-pernyataan itu disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakhmad (dalam Agusliani, 2014, hlm. 37) sebagai berikut :

(1) Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

(2) Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.

(10)

(4) Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.

(5) Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Setelah dibuat soal untuk angket kecerdasan emosional dan agresifitas, maka selanjutnya diuji cobakan kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama

dengan sampel yang hendak diteliti. Data dari hasil uji coba tersebut lalu diolah dan dianalisis untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitasnya.

E.Teknik Pengumpulan Data

Tugas penulis setelah menyusun instrumen dan menyebarkan angket adalah mengumpulkan data yang sudah diisi oleh sampel yang sudah di tentukan dalam penelitian ini. Arikunto (2013, hlm. 222) menjelaskan bahwa:

Menyusun instrumen adalah pekerjaan penting di dalam langkah penelitian. Akan tetapi mengumpulkan data jauh lebih penting lagi, terutama apabila peneliti menggunakan metode yang memiliki cukup besar celah untuk dimasuki unsur minat peneliti.

Pada tahap ini untuk mengumpulkan data memang proses yang lumayan berat karena kita terjun kelapangan langsung untuk membagikan dan menyebar angket yang sudah dibuat. Sugiyono (2015, hlm. 193) menjelaskan bahwa “Dalam penelitian terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data”.

Pengambilan data dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, pendapat ini diperkuat oleh Sugiyono (2015, hlm. 193) yang menjelaskan bahwa “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara”. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner atau angket. Salah satu ahli metode penelitian yaitu Saifuddin (2012, hlm. 103) menjelaskan bahwa “Kuesioner dapat diberikan

(11)

Jika peneliti sudah memilih kuesioner atau angket sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitiannya, peneliti juga sebaiknya memperhatikan prinsip-prinsip dalam penulisan angket, dalam hal ini prinsip yang dikemukakan adalah prinsip dari Sugiyono (2013, hlm. 200) yang menjelaskan bahwa:

Dalam penulisan angket terdapat faktor-faktor penting yaitu: a. Isi dan tujuan pertanyaan

b. Bahasa yang digunakan c. Tipe dan bentuk pertanyaan d. Pertanyaan tidak mendua

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa f. Pertanyaan tidak menggiring

g. Panjang pertanyaan h. Urutan pertanyaan i. Prinsip pengukuran j. Penampilan fisik angket

Berdasarkan prinsip diatas peneliti semakin terbantu dalam menyusun butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang akan digunakan sebagai instrumen dalam

penelitian ini.

F. Uji Coba Angket

Angket yang disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba angket ini dilaksanakan pada tanggal 12 februari 2016 s/d selesai. Angket tersebut diuji cobakan kepada mahasiswa cabang olahraga beladiri dengan jumlah sample sebanyak 20 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan uji coba angket ini adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan kisi-kisi angket.

2. Penyusunan butir-butir soal angket. 3. Penyebaran angket.

(12)

5. Penskoran untuk uji validitas dan reliabilitas angket. 1. Hasil Uji Validitas

(13)
(14)

Indikator Korelasi Pearson Product (rhitung)

Angka Kritis (rtabel)

Keterangan

No 57 0,373 0,468 Tidak Valid

No 58 -0,11 0,468 Tidak Valid

No 59 0,637 0,468 Valid

No 60 0,29 0,468 Tidak Valid

Untuk penentuan valid atau tidaknya butir-butir dari setiap pernyataan angket harus dilakukan pendekatan signifikan. Pengujian menggunakan taraf signifikansi α =0.05 (dk=20–2 = 18)= 0,468 Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: jika rhitung≥ rtabel, maka instrumen atau variabel pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap

skor total variabel (dinyatakan valid). Jika rhitung < rtabel, maka instrumen atau variabel

pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total variabel (dinyatakan tidak valid) atau dengan kata lain pernyataan pada variabel tersebut tidak layak digunakan sebagai alat untuk pengumpul data. Jadi hasil dari uji validitas terhadap angket agresivitas yang awalnya diperoleh sebanyak 60 butir pernyataan kini menjadi 42 butir soal yang dinyatakan valid. Dengan hasil diatas maka penelitian akan dilaksanakan dengan menggunakan 42 butir soal yang akan dijadikan sebagai alat pengumpul data.

2. Hasil Uji Realibilitas

(15)

=

Lalu setelah mengkorelasi soal pernyataan genap dan ganjil langkah selanjutnya yaitu mencari realibilitas seluruh perangkat butir soal yang menggunakan rumus

spearman brown dengan rumus sebagai berikut:

=

Selanjutnya menguji signifikasni korelasi, yaitu dengan rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan (2008, hlm. 195) dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

t = nilai t-hitung yang dicari r = koefisien seluruh tes

n-2 = jumlah sampel dikurangi dua

(16)

No Skor Skor

X2 Y2 XY

Responden Butir Ganjil (X)

Butir Genap (Y)

3 140 139 19600 19321 19460

4 133 132 17689 17424 17556

5 129 131 16641 17161 16899

6 133 135 17689 18225 17955

7 105 105 11025 11025 11025

8 134 129 17956 16641 17286

9 115 115 13225 13225 13225

10 131 131 17161 17161 17161

11 119 128 14161 16384 15232

12 135 133 18225 17689 17955

13 110 114 12100 12996 12540

14 129 132 16641 17424 17028

15 130 131 16900 17161 17030

16 135 131 18225 17161 17685

17 115 119 13225 14161 13685

18 115 120 13225 14400 13800

19 133 125 17689 15625 16625

20 114 112 12996 12544 12768

Jumlah 2492 2503 312482 314809 313505

Pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

=

=

=

=

(17)

Lalu mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

spearman Brown yaitu:

0,963

Terakhir menguji signifikansi korelasi, untuk mengetahui nilai t yaitu dengan rumus sebagai beikut:

t =

√ √

t =

√ √

t =

t = 28.31

Hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment di masukkan ke dalam rumus Spearmen Brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai r-seluruh item

tes yang dihasilkan dimasukkan kedalam rumus yang dikembangkan oleh Nurhasan. Dari hasil penghitungan diperoleh rhitung = 0,928 dan rhitung gabungan = 0,963, sedangkan

rtabelproduct moment diketahui dengan n=20 (dk= n-2 = 18) dengan α =0.05 = 0,468.

Ternyata nilai hitung (0,928) ≥ tabel (0,468). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen

penelitian ini dapat dipercaya dan reliabel. Lalu dari hasil uji signifikansi korelasi menunjukkan thitung = 28,31, sedangkan t-tabel pada taraf nyata 0,05 dan (dk= n-2=

18,) = 2,101. Dengan demikian thitung lebih besar dari t , ini menunjukkan bahwa

(18)

G.Pelaksanaan Pengumpulan Data

Setelah melakukan uji validitas dan realibilitas yang menyatakan bahwa kedua variabel yang akan digunakan layak untuk dijadikan sebagai alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini, langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah memperbanyak angket dan disebar kepada para atlet judo unit kegitatan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal. Jumlah soal yang akan di berikan kepada responden yaitu 30 soal untuk angket dari kecerdasan emosional, 42 soal untuk angket Agresivitas.

H.Analisis Data

Berkenaan dengan masalah penelitian ini yaitu Hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet judo, maka teknik yang digunakan adalah teknik koefisien determinasi. Sugiyono. (2010, hlm. 154) menjelaskan “Untuk judul penelitian yang terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen dapat digunakan teknik statistika dengan menghitung besarnya koefisien determinasi”. Lebih lanjut Nurhasan (1990, hlm. 17) menjelaskan “Korelasi adalah hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, yang besar kecilnya ditentukan oleh koefisien korelasi”. Dalam hal ini variabel yang diteliti adalah Hubungan kecerdasan emosional dengan tingkat agresivitas atlet judo. Dan untuk memperkuat hasil dari pengolahan data koefisien korelasi, penulis menggunakan “Metode Statistika”.

Pengolahan data dilakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam pengolahan data ini adalah sebagai berikut:

(19)

P =

x 100%

Keterangan :

P = jumlah atau besarnya persentase yang dicari

= jumlah respoden berdasarkan kriteria

= jumlah sampel

Setelah hasil pengolahan data diperoleh maka, langkah selanjutnya adalah menganalis dan menafsirkan sesuai dengan hasil penelitian. Adapun tingkat keabsahan sebagai penunjang dalam pengolahan data ini ditentukan berdasarkan jumlah persentase terbanyak atau yang tertinggi dari setiap komponen penelitian. Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data, Mathew (1963) yang dikutip oleh Nurhasan (1999, hlm. 21) menjelaskan tentang acuan standar penilaian suatu tes. Pedoman penafsiran tentang acuan standar penilaian suatu tes dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Pedoman Penafsiran

No Tingkat Kategori

1 90% - 100% Sangat Tinggi

2 80% - 89% Tinggi

3 70% - 79% Sedang

4 60% - 69% Rendah

5 0% - 59% Sangat Rendah

2. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus:

̅

Keterangan :

̅ : mean atau rata-rata yang dicari

: jumlah dari

(20)

3. Menghitung simpangan baku, menurut Nurhasan (2008, hlm. 39 ) dari kelompok data atau variabel-variabel yaitu dengan menggunakan rumus:

√ ̅

4. Menguji normalitas data menggunakan uji Kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Nurhasan (2008, hlm. 118) adalah:

a. Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus:

( ̅ dan S merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang (F(

c. Selanjutnya dihitung proposi . jika proposi ini dinyatakan S( , maka:

S(

=

d. Menghitung selisish F( kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol jika yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar tabel. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

f. Menghitung koefisien korelasi dengan cara mengkorelsikan data variabel X dengan variabel Y menggunakan rumus korelasi Person Product Moment

(Prosedur yang digunakan menurut Sugiyono (2015, hlm. 255)sebagai berikut:

(21)

Tabel 3.7.

Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1.000 Sangat Kuat

(Sumber : Sugiyono, 2015, hlm. 257)

g. Menguji signifikasi korelasi menggunakan rumus sebagai berikut:

√ √

Keterangan :

t = nilai t-hitung yang dicari r = koefisien korelasi variabel n = banyaknya sampel

Kriteria: terima jika hasil t-hitung lebih kecil dari t-tabel dengan dk (n-2) data taraf nyata α = 0,05.

h. Menghitung besarnya presentase pengaruh variabel x dengan variabel y menggunakan rumus determinan yaitu:

Gambar

Gambar 3.1.  Prosedur Penelitian
Tabel 3.1 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Kecerdasan Emosional
Tabel 3.2. Kisi-kisi angket Tingkat Agresivitas
Tabel 3.3. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagi metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Metode penelitian kuantitatif dapat diartika sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Metode penelitian kuantitatif dapat diartika sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti data pada populasi atau

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,