• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Isi Unsur Kekerasan dalam Film 9 Naga T1 362004014 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Isi Unsur Kekerasan dalam Film 9 Naga T1 362004014 BAB IV"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar Adegan Kekerasan Pada Film 9 Naga

Pada bab ini peneliti akan menjabarkan tampilan adegan kekerasan

dalam film 9 Naga. Peneliti akan menganalisa kekerasan yang terkandung

dalam isi film agar mempermudah peneliti setiap adegan yang tampak dalam

film. Bagaimana kekerasan yang ditampilkan seperti, memukul, menampar,

mencekik, menendang, menganiaya, memaki, membentak dan sebagainya.

Dalam hal ini peneliti menggunakan sampling terhadap setiap bentuk kekerasan

yang terjadi. Peneliti juga mendeskripsikan adegan-adegan setiap bentuk

kekerasan yang terjadi. Tujuan dari mendeskripsikan setiap adegan-adegan

adalah untuk memberikan gambaran secara umum tentang isi yang

mengandung kekerasan. Babak yang terdapat kekerasan dalam isi film 9 Naga

yaitu, babak 4, 6, 14,17, 23, 29, 34, 37. Babak-babak ini lah yang mengandung

unsur kekerasan dalam isi film 9 Naga. Dalam hal ini peneliti akan memulai

(2)

Babak 4

Sumber : Film 9 Naga, CD 1

Adegan : Penembakan

Dalam adegan ini, Marwan yang selalu memimpin terjadinya

pembunuhan. Sedangkan Doni dan Leni hanya membantu Marwan melakukan

tugasnya untuk membuang korban ketepi sungai. Korban yang sudah

dimasukkan ke dalam karung dan diikat. Korban berdiri dengan menggunakan

dengkul menghadap Marwan. Doni berdiri di samping korban untuk bersiap

apabila korban sudah mati, Doni langsung membawanya ke sungai. Sedangkan

(3)

tiga kali, pada tembakan pertama, Marwan langsung menembakkan pelurunya ke

korban. Takut korban masih hidup, Marwan berpindah didepan Doni dan

menembakkan lagi sebanyak dua kali. Dalam adegan ini, pengambilan gambar

yang digunakan adalah longshoot atau pengambilan dengan jarak jauh. Dimana gambar yang ditampilkan terlihat secara keseluruhan dan luas.

Babak 6

Sumber : Film 9 Naga, CD 1

Adegan : Pemukulan

Adegan ini masuk ke dalam babak enam yang masuk dalam kategori

pemukulan / penganiayaan. Dalam adegan ini flash back waktu Doni baru pindah rumah dan kenal dengan Marwan dan Leni. Sedangkan Marwan dan

(4)

diminta tolongi oleh ibunya untuk membelikan sesuatu diwarung. Saat Doni

diberi uang, seorang preman melihat dan mencegat pada waktu Doni berjalan

menuju warung. Dari kejauhan Marwan dan Leni sudah melihat Doni yang

sedang dibuntuti oleh preman lalu menghampirinya. Doni yang dicekik dan

didorong ke tembok oleh preman. Raut wajah Doni sangat ketakutan ketika

peristiwa itu terjadi.

Doni yang pada saat itu ketakutan dan tidak ingin memberi uangnya,

lalu preman tidak segan-segan untuk memukul bagian kepala Doni hingga dua

kali. Doni terjatuh dan dipukuli lagi, sampai-sampai kepala Doni ditendang.

Preman terus memukul dan menendang Doni hingga babak belur. Terkadang

Doni menepis pukulan preman tersebut dan terkadang Doni hanya pasrah

dengan pukulan yang menghantamnya. Preman itu meminta paksa uang Doni

tetapi Doni tidak juga memberikannya. Doni terus dipukul hingga akhirnya

Marwan datang membantu Doni.

Pengambilan gambar dalam adegan ini secara moving atau bergerak mengikuti aktor. Dalam pengambilan gambar orang berkelahi, biasanya sering

digunakan dengan teknik ini. Karena teknik ini bisa membawa emosi penonton

seolah-olah melihat secara langsung keadaan yang terjadi. Gambar yang terlihat

(5)

Sumber : Film 9 Naga, CD 1

Adegan : Penusukan

Masih dalam babak yang sama, ketika Doni dipukuli hingga babak

belur, Marwan tiba-tiba datang menolong Doni. Saat Marwan datang, Marwan

langsung menarik preman itu hingga jatuh. Preman ini memang tidak disenangi

oleh warga sekitar karena sering menggangggu lingkungan. Preman itu

langsung mendorong Marwan hingga jatuh ke tanah. Marwan yang tidak

berdaya lalu ditusuk oleh preman tersebut. Marwan hanya bisa menjerit

kesakitan dan memegang pisau yang menancap di dadanya.

Ketika Marwan ditusuk, Leni lalu menarik preman tersebut dan

mencekik dari belakang. Marwan yang masih kesakitan, mencoba menarik

(6)

tersebut hingga berkali-kali. Doni yang masih terkapar, hanya bisa melihat

Marwan membunuh preman tersebut. Adegan ini pertama kali Marwan

membunuh orang.

Dalam adegan ini pengambilan gambar masih menggunakan teknik

moving, medium close up, extreme close up.Teknikmovingdi dalam adegan ini agar penonton juga bisa merasakan emosi yang di alami. Hampir semua film

yang didalamnya ada perkelahian, rata-rata menggunakan teknik ini. Gambar

(7)

Babak 14

Sumber : Film 9 Naga, CD 1

Adegan : Pencekikan dan Penusukan

Adegan ini tidak jauh beda dengan adegan sebelumnya. Tetapi kali ini,

Marwan bertugas sebagai pembunuh bayaran yang diperintahkan oleh Dipo.

Kali ini Marwan mendapat kerjaan yang kedua. Kali ini Marwan kerja dengan

Doni, sedangkan Leni menunggu di mobil. Marwan yang sudah berhasil lebih

dulu masuk ke dalam rumah korban. Sedangkan Doni, sedang mengurus satu

body guard korban untuk dibunuh juga. Body guard yang sedang berjaga di balkon rumah, dan melihat situasi. Ketika body guard lengah, Doni masuk dan mencekiknya dari belakang dan tanpa suara,body guardtewas.

Marwan yang sudah menunggu di kegelapan sebuah ruangan dan

(8)

memberikan secangkir teh panas kepada majikannya. Setelah pembantu itu

keluar, Marwan masuk dan mengambil pisau dari saku, langsung menusukkan

ke korban. Marwan menusuk beberapa kali tusukan dipinggang korban. Setelah

beberapa tusukan, korban lalu tewas dan korban di bawa ke tepi sungai untuk

dilarung.

Dalam adegan ini, teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah

teknik panning, medium close up, long shoot. Teknik panning disini, dimana pengambilan gambar bergerak pindah dari gambar A ke B. Panning ini tergantung obyek yang akan dituju, teknik panning dibagi menjadi dua, yaitu

Panning kanan dan panning kiri. Kalau didalam adegan ini, teknik panning

yang digunakan yaitu panning kanan. Dimana teknik ini berpindah ke objek sebelah kanan.

Sedangkan teknik medium close up digunakan saat pelaku mencekik korban, gambar yang terlihat setengah badan atau lebih. Teknik long shoot

digunakan untuk melihat keseluruhan suasana, gambar terlihat sangat luas.

Teknik ini biasanya digunakan untuk melihatkan suasana yang ada didalam

(9)

Babak 17

Sumber : Film 9 Naga, CD 1

Adegan : Pembunuhan

Adegan pembunuhan ini masuk didalam babak tujuh belas. Disini

Marwan bertugas untuk membunuh dua korban yang disuruh oleh Dipo.

Disalah satu restoran mewah, korban sedang menikmati hidangan yang

disediakan oleh restoran. Korban dijaga oleh satu body guard yang duduk didekat dengan korban. Ketika salah satu korban sedang ke toilet, Marwan dan

Doni masuk ke dalam restoran. Marwan dan Doni langsung menuju ke korban,

sebelumnya Doni menembakbody guard dengan beberapa tembakan. Marwan langsung menembak ke korban dengan beberapa tembakan. Marwan yang

(10)

dapur dan keluar dari pintu belakang. Marwan melihat keadaan sekitar dan

berjalan ke arah depan restoran, sebelum sampai didepan, polisi yang

mendengar suara tembakan langsung mencari dari mana asalnya.

Saat Marwan melihat polisi, Marwan langsung lari kebelakang, saat

pelarian berlangsung, polisi sempat melepaskan tembakan peringatan tetapi

Marwan tetap berlari. Setelah itu, Marwan menembakkan pistol ke arah polisi.

Saat itu Marwan langsung sembunyi diselah-selah tembok restoran dan Marwan

juga mengisi peluru kembali. Saat Marwan sembunyi, Marwan mendengar

suara orang berjalan, dan pada saat itu juga Marwan keluar dan menembak ke

arah berlawanan. Ternyata yang tertembak adalah Doni, temannya sendiri.

Marwan yang menembakkan beberapa peluru, langsung terdiam dan

menurunkan senjatanya. Saat penembakkan tersebut, Doni masih bisa berjalan

dan terjatuh didepan Marwan.

Pada babak ini adegan yang ditampilkan dapat dikategorikan sebagai

pembunuhan menggunakan senjata (pistol). Pengambilan gambar di adegan ini

(11)

Babak 23

Sumber : Film 9 Naga, CD 2

Adegan : Pemukulan dan ekspresi

Dalam babak ini, Marwan datang untuk menemui Adi, adik Doni.

Marwan merasa bersalah sudah membunuh Doni dan akhirnya Marwan

memberanikan diri untuk bertemu dengan Adi. Di sore hari, saat Doni sedang

bermain bola sendiri, Marwan tiba-tiba datang menemuinya. Doni sempat kaget

melihat Marwan datang tanpa kakaknya Doni. Marwan mendekatkan diri ke

Adi, untuk memberikan komik kesayangan mereka berdua (Doni dan Adi). Adi

sempat menanyakan kakaknya, dan Marwan langsung memberikan komik

(12)

menangis menerima komik kesayangannya. Tidak kuat menahan tangisnya, Adi

langsung memukul dengan tangan kosong. Adi memukul hingga Marwan jatuh

terkapar ditanah, lalu Adi mencekik leher Marwan dengan tangan. Sambil

meneteskan air mata, Adi terus memukuli Marwan hingga babak belur. Adi

yang tidak pernah setuju apabila kakaknya ikut kerja dengan Marwan. Adi

sudah ngerti dari dulu kalau kakaknya menjadi pembunuh bayaran. Tetapi Adi

hanya terdiam saat dia mengetahuinya. Dengan kondisi perekonomiannya, Adi

menerima keadaan ini karena Adi juga sadar akan dirinya ingin memasuki

jenjang kuliah.

Pada babak ini adegan kekerasan yang terjadi adalah kekerasan melukai

dengan tangan kosong dan pencekikan. Ekspresi kekerasan disini juga terlihat

ketika Adi ingin memukul Marwan. Raut wajah Adi dengan raut wajah

dendam. Ekspresi non verbal ini dilakukan dengan cara sengaja, karena Adi

(13)

Babak 29

Sumber : Film 9 Naga, CD 2

Adegan : Ekspresi kekerasan, pelecehan

Adegan ini dimana adegan Marwan sedang mengambil uang dari laci

Dipo. Marwan menunggu di ruang Dipo untuk beberapa saat. Tidak lama, Dipo

datang dan menyapa Marwan menanyakan ada keperluan apa datang kesini.

Marwan meminta separuh uang hasil membunuh satu orang. Menurut Dipo,

Marwan sembrono dalam mengerjakan perkerjaannya. Dipo mengatakan

makanya nyari anak buah tuh yang becus! Bencong taman lawang lu kasih

kerja beginian!!! . Tetapi Marwan melawan perkataan Dipo gue udah bunuh

satu orang! Paling ga lu utang separuh dari uang gue!! . Dalam adegan ini terus

adu mulut antara Dipo dan Marwan. Akhirnya Dipo mengusir Marwan dengan

(14)

seperti itu, Marwan tidak terima, karena Dipo masih hutang separuh jatah uang

yang diberinya. Kesabaran Marwan habis, Marwan lalu menarik Dipo,

mencekik Dipo dari belakang dan menusukkan pisau ke bagian pinggang Dipo.

Dipo tidak bisa melawan serangan dari Marwan, Dipo hanya bisa teriak

kesakitan. Dengan beberapa tusukan akhirnya Dipo tewas dan Marwan

mengambil kunci dari kantong baju Dipo. Setelah mengambil kunci, Marwan

langsung mengambil semua uang yang ada dalam laci Dipo dan keluar dari

ruangan. Marwan keluar dari ruangan, anak buah Dipo yang mengisi harinya

dengan bermain billiard curiga dengan Marwan yang keluar dari ruangan

dengan bercucuran keringat. Anak buahnya masuk ke ruangan untuk mengecek

keadaan didalam, saat keluar ruangan anak buah tersebut member isyarat

kepada teman-teman yang lain. Saat Marwan jalan menuju keluar, Marwan

langsung ditodong pistol didepan wajahnya. Marwan langsung bisa mengatasi

keadaan di arena billiard dan menembakkan beberapa peluru ke arah kawanan

Dipo. Akhirnya Marwan meninggalkan arena dengan membawa tas berisi uang.

Pada babak ini adegan kekerasan yang terjadi adalah pelecehan saat

Dipo berkata bencong lu ajak kerja kaya ginian . Perkataan yang dimaksudkan

adalah bahwa kerjanya anak buah Marwan yang tidak becus yang diibaratkan

(15)

sisa uang kerjanya. Adegan kekerasan yang lain adalah pemukulan dengan

tangan kosong dan penembakkan yang dilakukan oleh peran utama yaitu

Marwan. Dalam adegan ini pengambilan gambar yang dilakukan dengan teknik

longshoot, medium close up.

Babak 34

Sumber : Film 9 Naga, CD 2

Adegan : Pemukulan, menjambak, menganiaya

Adegan ini terjadi saat Leni sedang berjalan diperkampungannya,

tiba-tiba dua orang muncul dari lorong sebelah kiri. Saat itu Leni kaget dan leni

langsung didorong dari depan dengan kencang hingga Leni ingin jatuh. Saat itu

juga, Leni wajahnya dipukuli hingga babak belur. Leni dijaga oleh satu orang

(16)

dibawa masuk kedalam lorong tersebut, dan ditaruh disebuah rumah yang sudah

tidak didiami lagi. Leni merengek kesakitan akibat dipukuli oleh kawanan

Dipo. Kawanan ini menculik Leni sebagai tawanan agar uang yang Marwan

ambil dikembalikan. Pada saat itu juga salah satu dari kawanan menghubungi

Marwan melalui ponsel. Mereka meminta Marwan untuk datang dan membawa

uang yang telah ia ambil. Marwan berkata juga bahwa Leni tidak ada kaitannya

dengan pencurian uang dan tewasnya Dipo karena dibunuh.

Adegan kekerasan yang muncul pada babak ini ada pemukulan dengan

tangan kosong hingga babak belur. Anak buah Dipo yang kesal dengan

kelakuan Marwan dan kawan-kawan lalu memukuli Leni. Adegan kekerasan

yang lain yaitu menjambak dan menganiaya Leni. Disini Leni dijambak dan

dianiaya karena Leni dijadikan tawanan agar Marwan datang untuk

memberikan uang yang telah diambilnya. Karena kesal dan ingin balas dendam,

kawanan ini menculik Leni yang mereka tahunya Leni adalah anak buah

Marwan. Backsound disini irama musik yang mencekam pada waktu Leni

(17)

Babak 37

Sumber : Film 9 Naga, CD 2

Adegan : Penodongan

Pada adegan ini, penculik meminta Marwan datang untuk

mengembalikan uang Dipo yag telah ia ambil. Marwan pun meminta pada

sekawanan penculik untuk membebaskan Leni yang sudah disanderanya. Leni

keluar dengan tidak menggunakan pakaian serta di ikuti oleh salah satu

penyandera dengan menodongkan pistol dilehernya. Marwan menunggu

didepan pintu pagar rumah penyandera, dengan menggunakan jaket yang

dibuatkan oleh istrinya, Marwan pun masuk menemui Leni didepan pintu

dalam. Marwan meminta Leni untuk tetap menjaga istri dan anaknya. Leni

bungkam seribu bahasa, karena Leni menganggap Marwan sudah menjadi

kakaknya. Karena Marwan sudah menjadi panutan bagi Leni. Sebelum Marwan

masuk, Marwan mengambil kunci di saku celananya dan menyelipkannya

ditangan Leni. Leni hanya bisa menangis saat Marwan mulai di tarik oleh

(18)

Di dalam adegan ini, memang tidak terlihat adegan kekerasan yang di

tayangkan, namun ekspresi kekerasan non verbal yang diperlihatkan dalam

tayangan ini. Saat Leni keluar dari dalam rumah, Leni sudah ditodong pistol

oleh salah satu kawanan penculik. Sampai Marwan diperintah oleh kawanan

penculik untuk masuk dan memberikan uangnya. Sesampai di dalam, Marwan

langsung di tembak oleh kawanan, karena Marwan telah membohongi penculik

dengan isi tas yang berisi guntingan koran. Tanpa banyak kata, kawanan

penculik pun langsung menembak Marwan.

Dalam adegan ini memang tidak terlihat adegan kekerasannya. Namun

adegan kekerasan yang diperlihatkan dalam babak ini adalah penodongan

terhadap Leni, dan pembunuhan terhadap Marwan. Di dalam babak ini peneliti

melihat beberapa kekerasan yang dilakukan oleh kawanan penculik terhadap

Marwan dan Leni. Marwan yang diminta untuk mengembalikan uang Dipo,

ternyata tas yang ia bawa hanya potongan-potongan kertas. Dan pada akhirnya

Marwan ditembak oleh kawanan Dipo. Backsound dalam babak ini mencekam,

ketika Marwan masuk ke dalam rumah dan ditembak oleh kawanan Dipo dan

Leni perlahan berjalan pulang. Ketika Leni berjalan pulang, Leni mendengar

suara tembakan di dalam rumah. Leni menangis, karena Leni sudah

(19)

4.2 Hasil Penelitian

Kekerasan adalah ancaman atau paksaan secara fisik dan non fisik yang

dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap orang/kelompok orang

lain dengan akibat tidak menyenangkan atau penderitaan secara fisik dan non

fisik. Kekerasan dapat dilakukan secara fisik oleh pelaku kekerasan dengan cara

memukul, menampar, mendorong, mencekik, menendang, melempar barang ke

tubuh, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau dengan alat/senjata,

menganiaya, membunuh serta perbuatan lain yang relevan. Kekerasan juga

dapat dilakukan secara non fisik, yakni pelaku melakukan kekerasan kepada

korban dengan cara membentak, menyumpah, mengancam, memaki, mengatai,

merendahkan, memerintah, melecehkan, menguntit atau tindakan lain yang

menimbulkan rasa takut. Motif dalam melakukan kekerasan pun juga beragam,

ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja. Motif kekerasan disengaja

merupakan kekerasan yang disertai maksud dalam diri pelaku yang dinyatakan

secara verbal atau visual. Sedangkan kekerasan yang tidak disengaja merupakan

kekerasan yang tidak disertai maksud dari pelaku.

Pada bagian tulisan ini akan dijabarkan secara rinci gambaran frekuensi

bentuk adegan kekerasan, ekspresi kekerasan, motif kekerasan, pelaku dan

(20)

4.2.1 Bentuk Adegan Kekerasan

sering digunakan dalam bentuk kekerasan. Sedangkan kekerasan dalam dimensi

psikis dilakukan dalam frekuensi yang sangat sedikit yakni sebanyak 1 kali

dengan prosentase 13%. Adegan fisik dalam film 9 Naga ini ditunjukkan

dengan memukul, menampar, mendorong, mencekik, menusuk dan menendang.

Sedangkan kekerasan psikis yang ditunjukkan dalam film 9 Naga ini adalah

kekerasan melalui makian, bentakan, ancaman dan mengeluarkan kata-kata

(21)

yakni 7 frekuensi kekerasan fisik dan 1 frekuensi kekerasan psikis. Dari data

Pada tabel 4.2 di atas terlihat bahwa ekspresi adegan kekerasan

nonverbal tampak menonjol dalam film 9 Naga dengan frekuensi sebesar 7

dengan presentase 87,5%. Hal ini dapat digambarkan bahwa film 9 Naga

dimensi nonverbal sering digunakan dalam bentuk kekerasan. Sedangkan

kekerasan dalam dimensi verbal dilakukan dalam frekuensi yang sangat sedikit

yakni sebanyak 1 kali dengan prosentase 12,5%. Adegan kekerasan nonverbal

dalam film 9 Naga ini ditunjukkan dengan menunjukkan tindakan langsung atau

secara fisik, yakni melalui memukul, menampar, mendorong, mencekik,

menusuk dan menendang. Sedangkan ekspresi kekerasan verbal yang

(22)

laku), ekspresi wajah, dan paralingustik (ucapan yang terputus karena marah,

suara meninggi). Dalam film 9 Naga ini kekerasan verbal ditunjukkan dengan

makian, bentakan, ancaman dan mengeluarkan kata-kata kasar. Ekspresi

kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varians sebesar 3 dengan standar deviasi

sebesar 1,72 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata-rata

sebesar 4 untuk total kekerasan sebanyak 8 frekuensi yakni 7 frekuensi ekspresi

kekerasan nonverbal dan 1 frekuensi ekspresi kekerasan verbal. Dari data pada

tabel 4.2 terlihat bahwa derajat varian dari tiap variabel bersifat homogenitas

artinya data tersebut mudah dikontrol.

Adegan kekerasan dapat dibagi sesuai dengan motifnya, yakni sengaja

(23)

disertai maksud dari diri pelaku, tetapi tetap memberikan efek penderitaan bagi

korban. Pada tabel 4.3 di atas terlihat bahwa motif adegan kekerasan yang

disengaja tampak sangat menonjol dalam film 9 Naga dengan frekuensi sebesar

8 dengan presentase 100%. Hal ini dapat digambarkan bahwa film 9 Naga

dimensi kesengajaan sering digunakan dalam bentuk kekerasan. Kekerasan

yang dilakukan dalam film ini dilakukan dengan sengaja, yakni pelaku sengaja

melakukan kekerasan pada korban karena ada suatu alasan atau latar belakang.

Motif kekerasan ini ditunjukkan dengan adanya kesadaran melakukan

kekerasan, misalnya menyekap lalu menembak, kemudian membuang mayat

yang telah tertembak. Hal itu dilakukan dengan sengaja oleh pelaku kekerasan.

Motif kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varians sebesar 4 dengan standar

deviasi sebesar 2 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata-rata

(24)

4.2.4 Pelaku dan Ekspresi Kekerasan Tabel 4.4

Pelaku dan Ekspresi Kekerasan Film 9 Naga

Dimensi laki-laki Perempuan

Pada tabel 4.4 di atas terlihat bahwa aspek pelaku dan ekspresi adegan

kekerasan baik nonverbal maupun verbal tampak bahwa pemeran utama

laki-laki yang paling dominan dalam melakukan ekspresi kekerasan baik nonverbal

maupun verbal dengan total frekuensi 5 atau 62.5% untuk kekerasan nonverbal

yang dilakukan oleh pemeran utama laki-laki dan frekuensi 1 kali atau 12,5%

untuk kekerasan verbal yang dilakukan oleh pemeran utama laki-laki. Untuk

(25)

tokoh utama laki-laki, ekspresi kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varian

sebesar 3,3 dengan standar deviasi sebesar 1,82 dari masing-masing adegan

kekerasan dengan nilai rata-rata sebesar 2 untuk total kekerasan sebanyak 6

frekuensi yakni 5 frekuensi ekspresi kekerasan nonverbal dan 1 frekuensi

ekspresi kekerasan verbal. Sedangkan pada tokoh pembantu laki-laki ekspresi

kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varian sebesar 0.89 dengan standar

deviasi sebesar 0.94 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai

rata-rata sebesar 0.67 untuk total kekerasan sebanyak 2 frekuensi, yakni frekuensi

ekspresi kekerasan non verbal. Dari data pada tabel 4.4 terlihat bahwa derajat

varian dari tiap variabel bersifat heterogenitas artinya data tersebut sulit

dikontrol.

Standar Deviasi 1,73 1,22 0 0 0 0

Varians 3 1,5 0 0 0 0

(26)

Pada tabel 4.5 di atas terlihat bahwa aspek pelaku dan motivasi adegan

kekerasan baik sengaja maupun tidak sengaja tampak bahwa pemeran utama

laki-laki yang paling dominan dalam melakukan ekspresi kekerasan yang

disengaja dengan total frekuensi 5 atau 62.5% dan frekuensi 3 kali atau 37,5%

untuk kekerasan yang disengaja yang dilakukan oleh pemeran pembantu

laki-laki. Pemeran utama wanita dan pemeran pembantu wanita tidak melakukan

motif kekerasan dalam film 9 Naga. Pada tokoh utama laki-laki, ekspresi

kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varian sebesar 3 dengan standar deviasi

sebesar 1,73 dari masing-masing adegan kekerasan dengan nilai rata-rata

sebesar 2,5 untuk total kekerasan sebanyak 5 frekuensi. Sedangkan pada tokoh

pembantu laki-laki motif kekerasan dalam film 9 Naga memiliki varian sebesar

1,5 dengan standar deviasi sebesar 1,22 dari masing-masing adegan kekerasan

dengan nilai rata-rata sebesar 2,5 untuk total kekerasan sebanyak 3 frekuensi.

Dari data pada tabel 4.5 terlihat bahwa derajat varian dari tiap variabel bersifat

heterogenitas artinya data tersebut sulit dikontrol. Dalam film 9 Naga tersebut

adegan kekerasan yang disengaja Nampak dari adegan yang ditampilkan pelaku

kekerasan berupa adegan verbal atau visual atau kekerasan fisik. Sedangkan

adegan tidak disengaja, dilakukan saat pelaku tidak sengaja melakukan

(27)

4.2.6 Bentuk Kekerasan dan Pelaku Kekerasan

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada film 9 Naga kekerasan yang

dilakukan oleh pemeran utama pria memiliki frekuensi sebanyak 5 atau 62,5%

untuk kekerasan fisik dan 1 atau 12,5% untuk kekerasan psikis. Untuk pemeran

pembantu laki-laki melakukan kekerasan fisik sebanyak 2 frekuensi atau 25%,

sedangkan untuk kekerasan psikis tidak dilakukan oleh pemeran pembantu

laki-laki. Untuk kedua tokoh pemeran utama dan pemeran pembantu wanita tidak

melakukan adegan kekerasan baik fisik ataupun psikologis. Dalam film 9 Naga

ini, pemeran laki-laki lebih mendominasi cerita baik itu peran utama dan

pembantu, sedangkan peran utama dan pembantu wanita kurang mendominasi

(28)

Kekerasan fisik yang dilakukan baik oleh pemeran utama dan pembantu

laki-laki berupa tamparan, pukulan, penembakan, pembuangan mayat, tendangan,

dan lain-lain. Sedangkan kekerasan psikis yang dilakukan adalah makian,

cacian, kata-kata kasar, dan kata-kata merendahkan. Pada film 9 Naga

menunjukkan varian sebesar 2, standar deviasi sebesar 1.41 dan rata-rata

sebesar 2 untuk kekerasan yang dilakukan oleh pemeran utama laki-laki,

sedangkan kekerasan yang dilakukan pemeran pembantu laki-laki menunjukkan

varian sebesar 1.3 dengan standar deviasi sebesar 1.14 untuk rata-rata sebesar

(29)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada film 9 Naga kekerasan yang

dialami oleh pemeran utama pria memiliki frekuensi sebanyak 7 atau 70%

untuk kekerasan fisik dan 1 atau 10% untuk kekerasan psikis. Untuk pemeran

pembantu laki-laki mengalami kekerasan fisik sebanyak 2 frekuensi atau 20%,

sedangkan untuk kekerasan psikis tidak dialami oleh pemeran pembantu

laki-laki. Untuk kedua tokoh pemeran utama dan pemeran pembantu wanita tidak

mengalami adegan kekerasan baik fisik ataupun psikis. Kekerasan fisik yang

dialami baik oleh pemeran utama dan pembantu laki-laki berupa tamparan,

pukulan, penembakan, pembuangan mayat, tendangan, dan lain-lain. Sedangkan

kekerasan psikis yang dilakukan adalah makian, cacian, kata-kata kasar, dan

kata-kata merendahkan. Pada film 9 Naga menunjukkan varian sebesar 2,89

dengan standar deviasi sebesar 1.70 dan rata-rata sebesar 2,67 untuk kekerasan

yang dialami oleh pemeran utama laki-laki, sedangkan kekerasan yang dialami

pemeran pembantu laki-laki menunjukkan varian sebesar 1dengan standar

deviasi sebesar 1 untuk rata-rata sebesar 0,67.

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas dapat dijelaskan beberapa tujuan yang terkait

dengan analisis isi film 9 Naga. Menurut Mc Quail (2000:305) analisis terhadap

isi pesan komunikasi bertujuan untuk pertama, mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media. Secara umum tayangan adegan kekerasan di

film 9 Naga sama dengan film Tali Pocong Perawan (Hamatara, 2009). Dimana

(30)

yang menyebabkan tubuh manusia tersakiti secara jasmani bahkan bisa sampai

pembunuhan (Windhu 1992 : 68). Kekerasan ini dapat berupa memukul,

menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh, menginjak,

melukai dengan senjata tajam dan membunuh. Kekerasan fisik pada suatu film

biasanya merupakan suatu kewajaran untuk ditampilkan dengan tujuan untuk

mengekspresikan isi dari film tersebut. Berbeda dengan (Mardikowati, 2009)

yang meneliti tentang Motif Gratifikasi Dalam Menonton Film Ayat-Ayat Cinta

yang di Sutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film Ayat-Ayat Cinta yang

menceritakan dua mahasiswa yang sedang studi di Mesir. Dalam film ini tidak

mengandung unsur kekerasan. Sedangkan Rengganis, (2009) yang meneliti

tentang Analisis Isi Adegan Seks Dalam Film Basahhh . Film yang

menceritakan empat remaja cowok yang sedang dalam proses pencarian jati diri

seiring dengan pubertas yang mereka alami. Dalam film ini kebanyak

menampilkan eksploitasi keindahan tubuh wanita yang dianggap dapat

meningkatkan birahi. Jadi dalam film ini tidak mengandung unsur kekerasan.

Kedua, membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial. Saat ini kita tahu bahwa masyarakat telah banyak berubah dalam menyikapi

suatu masalah, banyak kekerasan dilakukan untuk menyelesaikan masalah

(31)

masalah ekonomi yang berdampak pada kehidupan sosial budaya masyarakat,

salah satunya budaya kekerasan yang banyak terjadi di masyarakat. Di dalam

film 9 Naga adegan kekerasan yang ditampilkan mendekati realitas yang ada.

Dimana sebagian kekerasan dilakukan secara fisik dan dilakukan oleh pemeran

laki-laki. Oleh karena itu isi dari film 9 Naga dapat dikatakan merupakan

refleksi dari nilai-nilai sosial atau realitas sosial yang lebih nyata dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya kondisi sosial ekonomi, pengaruh lingkungan

sekitar tempat tinggal, budaya serta sistem kepercayaan masyarakat.

Film adalah media komunikasi massa yang ampuh, bukan saja untuk

hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dalam ceramah-ceramah

penerangan pendidikan kini banyak digunakan film sebagai alat pembantu

untuk memberikan penjelasan (Effendy 1993 : 209). Dalam fungsi dan efek film

(Mc Quail,2000), Film 9 NAGA ini memberikan penjelasan dan gambaran

mengenai sisi kehidupan manusia. Film dan televisi berperan dalam menjelma

warna buram budaya masyarakat karena daya simbolisme dari televisi dan film

yang bisa mereduksi dan memanipulasi realitas menjadi cermin retak atau

fragmen-fragmen tak utuh dari kehidupan (Fahmi, 1997:173). Dimana manusia

yang pernah melakukan kejahatan tidak hanya memiliki sisi kelam saja, tetapi

juga sisi terang, yakni tanggung jawab terhadap keluarga, solidaritas terhadap

kawan, dan hati nurani. Sehingga dapat memberikan pelajaran yang berharga

(32)

Pada Film 9 Naga juga menampilkan efek-efek visual yang mendekati

kenyataan, sehingga dapat membawa penontonnya untuk ikut merasakan dan

mengalami hal-hal yang ditampilkan dalam film tesebut. Penonton bukan saja

dapat memahami atau merasakan apa yang dipikirkan atau dialami pemain

itu dalam menjalankan peranannya, tetapi lebih lagi dari pada itu : antara

pemain dan penonton hampir tidak ada lagi perbedaan (Effendy 1993 : 207).

Dengan demikian film 9 Naga dapat lebih mudah dalam memberikan pengaruh

kepada penonton.

Media performance (Mc Quail, 2000) film 9 Naga ini diperuntukkan

bagi usia dewasa karena kekerasan yang ditampilkan dalam film 9 Naga juga

memiliki pengaruh yang kurang baik pada moral masyarakat diantaranya dalam

menyelesaikan masalah masyarakat cenderung menggunakan kekerasan,

kata-kata yang diucapkan dalam film pun dapat juga ditiru oleh masyarakat menjadi

kata-kata yang umum sebagai ungkapan kekecewaan mereka.

Meskipun film 9 Naga banyak menampilkan unsur kekerasan, tetapi hal

ini tidak menyimpang dari aturan yang ditetapkan dalam perfilman karena tidak

seratus persen dari film tersebut menunjukkan kekerasan. Akan tetapi dengan

kekerasan yang ditampilkan dalam film tersebut perlu diwaspadai karena akan

(33)

Secara umum menurut analisis isi, meskipun mengandung kekerasan,

film 9 Naga telah memenuhi kriteria sebagai film yang bermutu dan berkualitas

Gambar

Gambar Adegan Kekerasan Pada Film 9 Naga
gambar yang ditampilkan terlihat secara keseluruhan dan luas.
Tabel 4.1Bentuk Kekerasan dalam Film 9 Naga
Tabel 4.2Ekspresi Kekerasan Dalam Film 9 Naga
+6

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu)

kom unikasi m odern t elah m em ungkin seseorang m em bina hubungan baik dengan orang lain di seluruh dunia.  Didukung t eknologi inform asi, proses

jasa lainnya berupa kegiatan rutin (honorarium panitia pelaksana kegiatan, dan belanja perjalanan dinas dalam daerah untuk monev dan pembinaan), pembayaran honorarium PPK, PPTK,

perhatian kita hanya tertuju pada hal-hal yang menarik. Penglihatan hanya tertuju pada objek yang

[r]

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas

[r]

Karena itu, dibangunnya Pura Desa dan Pura Puseh dalam satu areal atau satu palemahan sebagai simbol untuk menyatukan guna sattwam dan guna rajas agar sama-sama kuat