Kajian Ekonomi Regional
Banten
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Banten triwulan I 2009 ini dapat diselesaikan. Buku Kajian Ekonomi Regional ini bertujuan memberikan informasi perkembangan ekonomi dan
perbankan di Banten kepada stakeholder secara periodik. Kami berharap
informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi penyusun kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap perkembangan ekonomi di Banten.
Cakupan kajian di dalam buku KER meliputi kajian perkembangan ekonomi regional dan inflasi, perkembangan perbankan, keuangan
daerah, perkembangan kesejahteraan dan outlook perekonomian satu
triwulan ke depan. Berdasarkan data pada triwulan I 2009, pertumbuhan ekonomi Banten sebesar 4,90% menunjukkan perlambatan dari tahun sebelumnya, dengan tingkat inflasi sebesar 9,19%. Sementara itu kredit perbankan masih menunjukkan perkembangan yang baik dengan tingkat rasio kredit non lancar yang walaupun memiliki kecenderungan peningkatan, masih berada pada level di bawah 5%. Tingkat kesejahteraan masyarakat Banten secara umum belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, yang ditunjukkan oleh beberapa
indikator seperti misery index, dan kesenjangan ekonomi antar Dati II
serta Nilai Tukar Petani masih berada di bawah 100, meski mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Ringkasan Eksekutif
Perkembangan Makro Regional
Pertumbuhan ekonomi Banten tahun 2009 diperkirakan hanya
mencapai angka 4,90% sebagai dampak krisis yang menyebabkan
perlambatan ekspor dan impor di sektor industri di wilayah ini hingga
menembus level minus 50%. Turunnya pertumbuhan ekspor/impor dan
investasi berpengaruh terhadap turunnya daya beli masyarakat.
Perlambatan dari sisi konsumsi masyarakat tersebut juga diakibatkan
oleh pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan. Dari sisi
penawaran, penurunan terbesar secara relatif dialami oleh sektor
industri. Sektor dominan di Banten lainnya yang mengalami penurunan
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor keuangan; dan
sektor listrik, gas dan air bersih. Beberapa sub sektor yang masih
bertahan hingga triwulan I 2009 adalah sub sektor makanan dan
minuman, industri hasil pertanian dan kelautan, serta industri
pembuatan peralatan/mesin.
Perkembangan Inflasi Regional
Inflasi Banten pada triwulan I 2009 sebesar 9,19% relatif lebih rendah
dibandingkan tingkat inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar
11,46%, meski masih di atas angka inflasi nasional sebesar 7,92%.
Turunnya tingkat inflasi pada triwulan laporan sejalan dengan turunnya
ekspektasi harga konsumen, melemahnya daya beli, tidak adanya
administered price, dan stabilnya sisi supply. Sementara itu tingginya
kebutuhan barang dan jasa akhir untuk dikonsumsi masyarakat Banten
dipenuhi oleh supply dari luar Banten.
Perkembangan Perbankan
Kegiatan intermediasi perbankan masih menunjukkan perkembangan
yang cukup baik. Kondisi ini tercermin dari angka pertumbuhan Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan kredit pada triwulan laporan sebesar 11,55%
dan 42,90% serta peningkatan rasio LDR menjadi 69,85% dari 64,57%
pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan terjadi penurunan
kualitas kredit yang ditandai oleh meningkatnya rasio NPL dari 2,20%
pada triwulan IV 2008 menjadi 2,70%. Porsi kredit MKM dibandingkan
total kredit yang disalurkan bank di Banten pada triwulan laporan
mengalami penurunan dari 78,01% menjadi 76,09%. Kualitas kredit
MKM juga mengalami penurunan dan ditunjukkan dengan kenaikan
rasio NPL dari 2,38% pada triwulan IV 2008 menjadi 2,63%.
Perkembangan Sistem Pembayaran
Pada triwulan laporan, terjadi penurunan transaksi non tunai melalui
kliring dalam nominal maupun volume transaksi. Perlambatan ekonomi
pada akhir 2008 dan triwulan I 2009 berdampak pada pertumbuhan
sebesar -10,36% (q-to-q) dengan nominal transaksi non tunai sebesar
Rp 335,47 miliar. Volume transaksi juga mengalami pertumbuhan
negatif, yaitu -1,85% (q-to-q) dan -2,93% (y-to-y). Penurunan nominal
dan volume juga terjadi pada transaksi RTGS, kecuali di Cilegon yang
mengalami peningkatan nominal sebesar 27,13% dan volume sebesar
Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat
Kondisi perekenomian Banten yang diperkirakan menurun pada tahun
2009 berkontribusi terhadap penurunan tingkat kesejahteraan
masyarakat Banten. Kondisi sejumlah indikator kesejahteraan seperti
angka indeks kesengsaraan (misery index) sebesar 8,15%; tingkat
pengangguran sebesar 15,2%; dan rendahnya nilai tukar petani (NTP)
yang hanya mencapai 96,66%, turut mendukung perkiraan masih
berlanjutnya penurunan kesejahteraan masyarakat Banten dari
triwulan sebelumnya. Namun diperkirakan bahwa laju penurunan
kesejahteraan masyarakat dapat tertahan oleh kondisi UMKM yang
relatif kebal terhadap imbas krisis.
Perkembangan Keuangan Daerah
Pada tahun anggaran 2009 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Propinsi Banten adalah sebesar Rp 2,36 triliun atau meningkat
5% dari APBD 2008 sebesar Rp 2,27 triliun. Tingkat realisasi
pendapatan APBD triwulan laporan hanya mencapai 15,20% dari
target APBD 2009, lebih rendah dari realisasi triwulan I 2008 sebesar
32,20%. Sebagian besar realisasi pendapatan APBD triwulan laporan
adalah sebesar Rp 241,2 miliar berasal dari PAD yang ditopang oleh
pajak daerah. Sementara itu realiasi belanja pemerintah daerah hingga
akhir triwulan laporan hanya mencapai Rp. 167,4 miliar atau 7,07%
dari APBD yang diwujudkan dalam kegiatan perbaikan sarana jalan,
pendidikan, dan bantuan sosial. Rendahnya realiasi pada triwulan I
2009 ini diharapkan akan diimbangi oleh percepatan realisasi APBD
pembangunan di Banten tahun 2009, yaitu bidang pendidikan serta
pembangunan dan rehabilitasi jalan/jembatan.
Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Hingga dua triwulan ke depan dampak krisis ekonomi dunia akan
semakin mempengaruhi perekonomian Banten. Perekonomian Banten
pada triwulan II 2009 diperkirakan tumbuh sebesar 4,6%, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan ini. Perkiraan tersebut didasarkan pada
beberapa indikator yang menunjukkan bahwa konsumsi dan ekspor
masih akan menghadapi perlambatan pada beberapa triwulan
kedepan. Sektor industri sebagai sektor ekonomi utama di Banten
akan menghadapi kemerosotan permintaan, khususnya dari luar
negeri. Di sisi lain, kegiatan investasi diperkirakan akan sedikit
meningkat pada saat menjelang lahirnya pemerintah baru serta
rencana percepatan proyek investasi pemerintah.
Inflasi regional Banten (q-t-q) pada triwulan II 2009 diperkirakan
menjadi 7,5%(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Berdasarkan kemungkinan penurunan BI rate, penurunan
daya beli masyarakat, dan kecenderungan turunnya ekspektasi
konsumen terhadap harga-harga untuk 3 dan 6 bulan ke depan,
diperkirakan tekanan inflasi akan cenderung menurun meskipun masih
terdapat tekanan inflasi di kelompok bahan makanan dan makanan
jadi. Diperkirakan inflasi pada akhir tahun 2009 akan berada pada
TABEL INDIKATOR EKONOMI PROPINSI BANTEN
2009 2005 2006 2007 I-2008 II-2008 III-2008 IV-2008 I-2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
KETERANGAN: I. DATA MAKRO EKONOMI
1. PDRB-Harga Berlaku (Triliun Rp.) 84.62 97.87 107.43 28.33 29.99 31.99 31.95 31.36 2. PDRB – Harga Konstan 2000 (Triliun Rp.) ** 58.11 61.34 65.05 16.54 17.01 17.56 17.66 17.35 3. Pertumbuhan Ekonomi y-o-y (%) ADH Konstan th. 2000 ** 5.88 5.53 6.04 6.05 5.91 5.88 5.61 4.90 4. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral y-o-y (%) ADH Konstan
1. PERTANIAN (DALAM ARTI LUAS) 2.66 -1.10 4.02 5.62 2.58 3.14 7.03 7.15 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4.82 3.75 11.38 13.08 7.63 12.39 7.50 14.80 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.42 5.43 3.43 2.46 2.13 2.21 2.21 2.15 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 6.22 -2.19 -4.55 3.12 4.57 3.18 7.36 7.95 5. B A N G U N A N 9.52 5.18 12.17 10.63 14.97 7.74 0.33 9.20 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 8.84 7.28 12.26 13.72 12.47 10.05 9.11 8.55 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8.16 10.31 7.01 6.02 6.44 9.16 7.08 6.00 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 11.98 8.23 12.12 13.57 17.03 17.25 17.72 13.50 9. JASA-JASA 6.46 9.44 9.11 7.87 11.41 17.44 13.09 7.86 5. Distribusi/Komposisi PDRB Harga Berlaku Sektoral (%) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 1. PERTANIAN (DALAM ARTI LUAS) 8.53 7.77 7.89 8.68 8.88 8.60 7.49 8.85 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.10 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.12 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 49.75 49.70 48.12 46.88 45.84 44.73 43.99 43.92 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 4.87 4.23 3.61 3.83 3.91 3.79 3.83 3.77 5. B A N G U N A N 2.73 2.89 3.01 2.89 3.31 3.33 3.58 3.38 6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 17.13 17.45 19.13 19.90 19.69 20.17 20.83 20.55 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 8.58 9.38 9.30 8.86 8.99 9.45 9.91 9.69 8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 3.29 3.35 3.52 3.70 3.79 3.83 4.00 3.98 9. JASA-JASA 5.02 5.13 5.31 5.14 5.48 5.99 6.25 5.74 6. Tingkat Inflasi Umum (%) y-o-y 16.11 7.67 6.31 8.98 13.76 15.15 11.47 9.19 1. BAHAN MAKANAN 16.25 12.47 8.46 15.71 22.61 24.77 15.70 11.13 2. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 9.03 5.61 10.85 13.50 14.58 10.10 13.64 14.87 3. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 13.25 4.77 1.17 0.77 5.94 13.88 10.90 9.13 4. SANDANG 5.38 5.08 7.55 9.99 12.56 13.67 6.20 6.05 5. KESEHATAN 3.14 3.61 5.89 9.26 11.10 11.45 5.87 8.58 6. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 8.43 24.28 11.84 3.65 4.86 9.09 4.06 4.38 7. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 51.26 0.84 1.02 1.18 7.71 7.81 10.16 4.19 6. Sumbangan Inflasi (%) 16.11 7.67 6.31 8.98 13.76 15.15 11.47 9.19 1. BAHAN MAKANAN 5.15 3.96 2.81 5.58 8.03 8.79 9.52 n.a. 2. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.67 0.97 1.85 2.37 2.56 1.77 5.08 n.a. 3. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.20 1.12 0.27 0.16 1.25 2.91 1.44 n.a. 4. SANDANG 0.40 0.34 0.49 0.66 0.83 0.91 0.80 n.a. 5. KESEHATAN 0.11 0.11 0.18 0.28 0.34 0.35 0.38 n.a. 6. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.39 1.05 0.59 0.18 0.25 0.46 0.11 n.a. 7. TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 5.19 0.11 0.13 0.13 0.87 0.88 0.63 n.a. 7. Volume Ekspor (juta ton) 3.70 4.12 4.31 1.02 0.86 0.90 0.81 0.63 Pertumbuhan Volume Ekspor (%) 18.78 11.52 4.53 5.91 -23.84 -18.30 -26.89 -38.46 8. Nilai Ekspor (Miliar US$) 5.07 6.06 6.10 1.64 1.78 1.82 1.55 0.82 Pertumbuhan Nilai Ekspor (%) 30.43 19.46 0.80 17.85 14.72 16.33 -2.27 -49.77 9. Volume Impor (Miliar US$) 8.13 9.12 8.08 2.43 2.45 2.26 1.97 0.89 Pertumbuhan Volume Impor (%) 9.22 12.20 -11.35 4.00 30.27 13.70 5.14 -63.44 10.Nilai Impor (Miliar US$) 6.08 7.78 1.02 3.32 3.58 4.61 3.46 1.69 Pertumbuhan Nilai Impor (%) 13.30 28.12 31.61 38.43 40.20 74.80 30.24 -49.14
TABEL INDIKATOR PERBANKAN PROPINSI BANTEN
II. DATA PERBANKAN
11. Dana Pihak Ketiga Perbankan (Triliun Rp) 22.05 24.63 29.40 32.75 30.33 32.71 36.30 36.53 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (%) y-o-y 21.94 11.71 19.37 20.79 23.46 11.55 Giro : Nominal 4.56 4.95 6.13 9.94 6.91 6.53 8.26 7.92
12.Kredit Yang Diberikan (Triliun Rp) Lokasi Proyek 33.10 36.19 44.81 45.64 49.92 54.00 57.62 56.98 Pertumbuhan Kredit yang Diberikan (%) 19.38 9.31 23.83 22.78 28.18 33.51 32.32 29.98 Kredit Yang Diberikan Per Sektor (Triliun Rp)
- Pertanian 0.30 0.31 0.59 0.56 0.55 0.36 0.41 0.52 - Pertambangan 0.15 0.17 0.17 0.20 0.07 0.08 0.11 0.11 - Perindustrian 14.77 15.98 17.59 17.77 19.82 20.85 23.71 21.93 - Perdagangan 3.54 4.02 5.71 5.47 6.11 6.22 6.66 7.11 Kredit Yang Diberikan Per Jenis Penggunaan (Triliun Rp) 33.10 36.19 44.81 45.64 49.92 54.00 57.62 56.98
- Modal Kerja 16.09 18.77 23.69 23.46 26.17 26.82 30.41 29.32
- Investasi 7.54 6.87 7.95 8.36 8.47 10.52 10.50 10.50
- Konsumsi 9.47 10.55 13.17 13.81 15.28 16.67 16.70 17.16
Kredit Yang Diberikan/MKM Lokasi Proyek (Triliun Rp) 14.69 16.73 21.82 22.69 25.34 28.23 29.22 26.69 Net Inflow Kredit ke Banten 18.42 20.57 27.15 26.64 29.70 31.34 35.85 34.08 Rasio Kredit Non Lancar Bank Umum (NPL) (%) Bank Pelapor 2.50 4.60 3.44 3.80 3.45 2.82 2.22 2.70 Rasio Kredit (Lokasi Proyek) Terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) (%) 150.14 146.91 152.40 139.35 164.60 165.08 158.73 155.98
Rasio Kredit (Bank Pelapor) Terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) (%) 66.62 67.94 74.21 69.28 83.55 86.30 77.73 80.64
13 Total Asset (Triliun Rp) Per Bank Pelapor 28.39 32.06 33.64 34.75 35.39 36.10 39.58 41.12 III. DATA SOSIAL
14. Jumlah Penduduk (orang) 9,309,000 9,383,472 9,423,367 15 Persentase Penduduk Miskin (%) 16.64 15.49 9.07 16.Jumlah Penduduk Bekerja (Orang) 3,257,617 3,235,808 3,380,000 3,650,000 17. Jumlah Angkatan Kerja (Orang) 3,905,741 3,990,425 4,013,150 4,251,840 18. Jumlah Pengangguran Terbuka 648,124 754,617 633,150 601,840 19. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 16.59 18.91 15.78 14.15
Keterangan: *) Posisi Februari 2009 **) Proyeksi KBI Serang
1. Untuk data ekspor dan impor adalah data Januari&Februari 2009 2. Pertumbuhan ekspor dan impor (y-o-y) adalah perbandingan (Januari+Februari) 2009 terhadap (Januari+Februari) 2008