• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN

NOMOR : 744/ Kpt s-II/ 1990

TENTANG

PEMBERIAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN KEPADA PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER

MENTERI KEHUTANAN,

Membaca : 1. Surat Permohonan PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER unt uk mendapat kan Hak Pengusahaan Hut an di wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya No. 100/ WI-10/ WMT/ IV/ 89 t anggal 20 April 1989, No. 210/ WI-10/ WMT/ VII/ 89 t anggal 24 Desember 1989;

2. Akt a Nomor 30 t anggal 10 Okt ober 1986 t ent ang Pendirian PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER yang dibuat didepan MARYAM MAGNALENA INDRIANI WIARDI, SH Not aris di Jakart a dan No. 33 t anggal 20 Pebruari 1987 di depan LIA SIDDHIRAH MATYONO, SH Not aris penggant i di Jakart a yang t elah disyahkan Depart emen Kehakiman Nomor C2-1933. HT. 01. 01. t ahun 1987 t anggal 5 Maret 1987, kemudian diubah dengan Akt e No. 58 t anggal 16 Juni 1988, Akt e No. 1 t anggal 1 Juli 1989 dan t erakhir dirubah dengan Akt e No. 36 t anggal 19 Okt ober 1989 masing-masing oleh Not aris MARYAM MAGNALENA INDRIANI WIARDI.

Memperhatikan : Rekomendasi Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I Irian Jaya No. 522. 1/ 2256/ SET t anggal 14 j uli 1989 dan No. 522. 1/ 2366/ SET t anggal 17 Juli 1989.

Menimbang : a. bahwa hut an produksi sebagai sumber daya alam yang mempunyai pot ensi ekonomi, perlu dimanf aat kan secara lest ari bagi kepent ingan pembangunan ekonomi nasional;

b. bahwa dal am rangka pemanf aat an sumber daya al am hut an produksi t ersebut diat as PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER berdasarkan surat Ment eri Kehut anan No. 088/ M-D/ 1990 t anggal 16 Januari 1990 dan No. 1593/ Menhut -IV/ 1990 t anggal 12 Sept ember 1990 t el ah diberikan pencadangan areal Hak Pengusahaan Hut an Kayu yang t erlet ak di Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya;

c. bahwa PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER t elah memenuhi persyarat an yang dit ent ukan, sehingga kepadanya dapat diberikan Hak Pengusahaan Hut an at as areal hut an t ersebut .

Mengingat : 1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 t ent ang Perat uran Dasar Pokok-Pokok Agraria;

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 Ket ent uan-ket ent uan Pokok Kehut anan; 4. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 t ent ang Penanaman Modal Dalam Negeri

sebagaimana t elah diubah dan dit ambah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970;

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan-ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup;

6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan ekosist emnya.

(2)

7. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1967 t ent ang Iuran Hak Pengusahaan Hut an dan Iuran Hasil Hut an sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 21 Tahun 1980;

8. Perat uran Pemerint ah Nomor 21 Tahun 1970 t ent ang Hak Pengusahaan Hut an dan Hak Pemungut an Hasil Hut an sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 18 Tahun 1975;

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 33 Tahun 1970 t ent ang Perencanaan Hut an; 10. Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1985 t ent ang Perlindungan Hut an; 11. Perat uran Pemerint ah Nomor 29 Tahun 1986 t ent ang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan;

12. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1975 t ent ang Kebij aksanaan dibidang Pemberian Hak Pengusahaan Hut an;

13. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1988 t ent ang Susunan Organisasi Depart emen, sebagaimana t elah diubah dengan Keput usan Presiden Nomor 25 Tahun 1990;

14. Keput usan Presiden Republ ik Indonesia Nomor 64/ M Tahun 1988 t ent ang Pembent ukan Kabinet Pembangunan V;

15. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 t ent ang Dana Reboisasi;

16. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 269/ Kpt s-II/ 89 t ent ang Ket ent uan Tat a Cara Pelaksanaan Permohonan Hak Pengusahaan Hut an dan Perpanj angan Hak Pengusahaan Hut an j o. Keput usan Ment eri Kehut anan No. 204/ Kpt s-II/ 1990 dan No. 649/ Kpt s-s-II/ 1990;

17. Keput usan Ment eri Kehut anan Nomor 274/ Kpt s-II/ 1989 t ent ang Kewaj iban Pemegang Hak Pengusahaan Hut an unt uk membuat Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang meliput i seluruh j angka wakt u Pengusahaan Hut an;

M E M U T U S K A N :

Menet apkan : Memberikan Hak Pengusahaan Hut an kepada PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER at as areal hut an yang t erlet ak di Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya unt uk j angka wakt u 20 (dua puluh) t ahun, dengan ket ent uan sebagai berikut :

PERTAMA : (1) Luas areal Hak Pengusahaan Hut an t ersebut adalah 375. 700 (t iga rat us t uj uh puluh lima ribu t uj uh rat us) hekt ar dit et apkan menj adi 2 (dua) Unit Pengusahaan Hut an :

a. Unit I, seluas 178. 800 (serat us t uj uh puluh delapan ribu del apan rat us) hekt ar yang l okasinya t erl et ak di kel ompok hut an S. Kuri – Teluk Umar. b. Unit II, seluas 196. 900 (serat us sembilan puluh enam ribu sembilan rat us)

hekt ar yang l okasinya t erl et ak di kelompok hut an S. Biri – S. Toarim, yang dilukiskan pada pet a t erl ampir.

(2) Luas dan let ak def init if areal Hak Pengusahaan Hut an t ersebut diat as dit et apkan ol eh Depart emen Kehut anan set elah dilaksanakan pengukuran dan penat aan bat as di l apangan.

KEDUA : PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER sebagai pemegang Hak Pengusahaan Hut an, harus memenuhi kewaj iban sebagai berikut :

1. Membayar iuran dan kewaj iban keuangan lainnya sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

2. Melaksanakan pengusahaan hut an dengan kemampuan sendiri, meliput i kegiat an-kegiat an penebangan kayu, permudaan dan pemel iharaan hut an,

(3)

pengol ahan dan pemasaran hasil hut an sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an menurut ket ent uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan azas kel est arian hut an.

3. Membangun sarana dan prasarana yang diperlukan unt uk melaksanakan pengusahaan hut an.

4. Membangun dan mengembangkan indust ri pengolahan kayu dan/ at au memiliki saham pada indust ri pengolahan kayu lain selambat -l ambat nya 2 (dua) t ahun set elah dikeluarkannya keput usan ini.

5. Memat uhi dan memberikan bant uan kepada para pet ugas yang oleh Ment eri Kehut anan diberi wewenang unt uk mengadakan bimbingan, pengawasan dan penelit ian.

6. Memulai kegiat annya secara nyat a dan bersungguhsungguh selambat -lambat nya 180 hari set elah dikeluarkannya keput usan ini.

7. Bert anggung j awab t erhadap perl indungan dan keamanan hut an yang menj adi areal Hak Pengusahaan Hut annya.

8. Membant u peningkat an t araf hidup masyarakat yang ada didalam at au disekit ar areal Hak Pengusahaan Hut annya sert a pembangunan daerah set empat .

9. Membuat Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) t erhadap areal kerj a Hak Pengusahaan Hut annya sesuai dengan ket ent uan Perat uran Pemerint ah No. 29 Tahun 1986 selambat -l ambat nya 2 (dua) t ahun set elah dikeluarkannya Keput usan ini.

KETIGA : PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER sebagai pemegang Hak Pengusahaan Hut an t ersebut diat as t erikat oleh ket ent uan-ket ent uan sebagai berikut :

1. Hak Pengusahaan Hut an ini t idak dapat dipindaht angankan kepada pihak l ain t anpa perset uj uan Ment eri Kehut anan.

2. Memenuhi ket ent uan yang t ercant um dalam lampiran keput usan ini dan perat uran perundangan yang berlaku bagi pengusahaan hut an.

KEEMPAT : (1). Set iap 5 (lima) t ahun HPH ini akan dinilai oleh Depart emen Kehut anan unt uk menget ahui kemampuan pengelolaannya.

(2). Apabila pemegang Hak Pengusahaan Hut an t ernyat a t idak memenuhi kewaj ibannya sebagaimana t ersebut pada dikt um Kedua dan Ket iga, dikenakan sanksi sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.

KELIMA : Keput usan Hak Pengusahaan Hut an besert a lampiran-lampirannya berlaku t erhit ung sej ak t anggal dit et apkan unt uk j angka wakt u 20 (dua puluh) t ahun, kecuali apabila sebelumnya diserahkan kembali ol eh Pemegang Hak Pengusahaan Hut an yang bersangkut an at au dicabut oleh Ment eri Kehut anan.

Dit et apkan di : J A K A R T A Pada t anggal : 13 Desember 1990

MENTERI KEHUTANAN,

Ttd.

Ir. HASJRUL HARAHAP

(4)

Salinan Keput usan ini disampaikan kepada Yt h. :

1. Sdr. Ment eri Koordinat or Bidang Ekonomi, Keuangan, Indust ri dan Pengawasan Pembangunan; 2. Sdr. Ment eri Dalam Negeri;

3. Sdr. Ment eri Keuangan; 4. Sdr. Ment eri Tenaga Kerj a;

5. Sdr. Ment eri Pert ambangan Energi; 6. Sdr. Ment eri Perdagangan;

7. Sdr. Ment eri Perindust rian;

8. Sdr. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 9. Sdr. Sekret aris Jenderal Depart emen Kehut anan; 10. Sdr. Inspekt ur Jenderal Depart emen Kehut anan;

11. Sdr. Para Direkt ur Jenderal dal am lingkungan Depart emen Kehut anan; 12. Sdr. Kepala Badan Pert anahan Nasional;

13. Sdr. Gubernur Kepal a Daerah Tingkat I Propinsi Irian Jaya;

14. Sdr. Kepala Kant or Wilayah Depart emen Kehut anan Propinsi Irian Jaya; 15. Sdr. Kepala Dinas Kehut anan Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya.

Referensi

Dokumen terkait

T he SPSA 2014 was held with its aim to gather postgraduate students from Space Science Centre (ANGKASA) and other institutes/faculties to present and discuss current research

(Borrowers should make every effort to ensure equipment is kept secure and free from damage. Any lost / damages cause under the possession of the borrower shall be bear by

[r]

Artinya, dengan rumusan ini, maka pasal 1 (1) RUU KUHP tidak berlaku secara absolut, tetapi dapat diterobos dengan berlakunya hukum adat --seperti ditegaskan pada pasal 1 (3)

[r]

[r]

Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara teoritis dan eksperimen pengaruh macam pelarut dan laju alir pelarut terhadap kinerja packed column

Obligasi (utang) – Pembayaran bunga kepada pemegang saham merupakan beban yang dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan.. Saham (modal) – Pembayaran deviden berasal