• Tidak ada hasil yang ditemukan

75af5 identifikasi usaha

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "75af5 identifikasi usaha"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ide-ide dari wirausahawan menciptakan nilai-nilai potensial sekaligus peluang. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausahawan perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi. Keberhasilan, wirausahawan bukan semata-mata karena atas ide sendiri, tetapi dapat juga berasal dari pengamatan dan penerapan ide-ide orang lain.

Proses penjaringan agar ide potensial menjadi produk dan jasa real melalui langkah-langkah sebagai berikut, yaitu menciptakan produk baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan proses produksi secara mendalam, menaksir biaya awal, dan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi.

Kegiatan mengidentifikasi pesaing merupakan upaya awal dari wirausahawan untuk dapat masuk ke pasar. Mengenal pesaing adalah hal yang sangat penting bagi wirausahawan. Wirausahawan harus membandingkan secara cermat tentang produk, harga, saluran, dan promosi yang dimiliki pesaing.

Tingkat persaingan berdasarkan tingkat substitusi produk terdiri atas persaingan merek, persaingan industri, persaingan bentuk, dan persaingan generik. Strategi Industri adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan pada pasar bersaing sempurna yang terdiri atas pintu masuk dan penghalang mobilitas, pintu ke luar dan penghalang penciutan, struktur biaya, tingkat integrasi vertikal, dan tingkat globalisasi. Wirausahawan harus dapat menilai kekuatan dan kelemahan pesaing dan mengestimasi pola persaingan.

Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang usaha adalah analisis SWOT, Matriks Profil Kompetitif, dan Matriks BCG.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapatkan adalah sebagai berikut : a. Bagaimana memunculkan ide-ide kewirausahaan?

b. Bagaimana menganalisa pesaing di dalam pasar? c. Bagaimana cara mengidentifikasi wirausaha? d. Bagaimana cara melihat peluang usaha?

(2)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk

menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

3. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peluang

(3)

2.2 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau berjiwa kreatif dan inovatif yang merupakan sifat yang terdapat pada diri wirausahawan.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Munculnya Ide Kewirausahaan

Menurut Zimmer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus, menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifkasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :

 Mengurangi kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif  Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

(4)

Ada 3 risiko yang dapat dievaluasi :  Risiko pasar / persaingan  Risiko finansial

 Risiko teknik

Risiko terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar, risiko finansial terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Risiko teknik terjadi akibat adanya kegagalan teknik. Ketidakpastian pasar terjadi akibat dari berbagai faktor seperti : lingkungan ekonomi, teknologi, demografi dan sospol.

Menurut Zimmer (1996: 82), kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus-menerus.

Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika wirausaha memiliki cara pandang baru terhadap ide yang lama. Pertanyaannya, bagaimana ide bisa menjadi peluang? Terdapat beberapa jawaban atas pertanyaan ini, di antaranya:

 Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

 Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru

 Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan.

Nilai suatu barang dapat diciptakan melalui inovasi.

Nilai dapat diciptakan dengan cara mengubah tantangan menjadi peluang. Peluang dapat diciptakan melalui ide-ide kreatif dan inovatif.

3.2 Sumber –Sumber Potensial Peluang

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus menerus. Proses penjaringan ide atau disebut proses screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk & jasa riil.

1. Menciptakan Produk Baru & Berbeda

Wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati perilaku pasar paling sedikit ada dua unsur pasar yg perlu diperhatikan :

• Permintaan terhadap barang / jasa yang dihasilkan • Waktu penyerahan & waktu permintaan barang/jasa

(5)

konsumen. Secara implisit, apabila wirausaha baru berfokus pada segmen pasar, maka secara spesifik peluang itu akan sangat tergantung pada peluang segmen pasar. Untuk memperoleh peluang sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk menganalisa pasar, meliputi aspek :

a. Kemampuan menganalisis demografi pasar

b. Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku pesaing

c. Kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan kevakuman pesaing yang dapat dijadikan sebagi peluang.

2. Mengamati Pintu Peluang

Untuk mengetahui kelemahan & kekuatan yang dimiliki pesaing serta peluang, ada beberapa pertanyaan penting :

a. Pertanyaan untuk mengetahui kekuatan & kelemahan pesaing dalam mengembangkan produk, meliputi :

 Bagaimana kemampuan teknik yang dimiliki pesaing dalam mengembangkan produk jika dibandingkan kemampuan teknik yang kita miliki ?

 Bagaimana catatan prestasi pesaing untuk mencapai sukses dalam mengembangkan produknya ?

b. Pertanyaan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan pesaing tentang kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki, meliputi:

 Sejauh mana kemampuan dan kesediaan pesaing untuk melakukan investasi dalam mengembangkan produk baru dan produk awal?

 Keunggulan pasar apa yang dimiliki oleh pesaing?

c. Pertanyaan untuk menentukan apakah pintu peluang ada atau tidak, meliputi:

 Sejauh mana kecepatan perusahaan membawa produk ke pasar dapat mendahului pesaing?

 Apakah kapabilitas dan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup untuk membawa produk ke pasar yang sedang dikuasai pesaing?

(6)

3.3. Analisis Produk dan Proses Produksi secara Mendalam

Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih efisien dari biaya yang dikeluarkan oleh pesaing?

3.4 Menaksir Biaya Awal

Berapa biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru, dari mana sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk operasi, untuk perluasan dan untuk biaya lainnya?

3.5 Memperhitungkan Risiko yang Mungkin Terjadi

Risiko yang harus diperhitungkan terdiri atas risiko teknik, risiko finansial, dan risiko pesaing.

a. Risiko teknik, berhubungan dengan proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan dan sesuai dengan kapabilitas serta karakteristiknya sehingga produk tersebut dapat diterima pasar.

b. Risiko finansial adalah risiko yang timbul sebagai akibat ketidakcukupan finansial baik pada saat pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan dalam memberikan dukungan biaya produk baru.

c. Risiko pesaing adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisinya di pasar. Risiko pesaing terdiri atas:

1) kemungkinan kesamaan dan keunggulan produk antara yangn dikembangkan wirausahawan dengan yang dikembangkan pesaing;

2) tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya;

3) seberapa jauh dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru dan produk yang dilempar ke pasar;

(7)

3.6 Mengidentifikasi Persaingan

Kegiatan mengidentifikasi pesaing merupakan upaya awal dari wirausahawan agar berhasil masuk ke pasar. Mengenal pesaing adalah hal yang sangat penting bagi wirausahawan. Wirausahawan harus membandingkan secara cermat tentang produk, harga, saluran, dan promosi dengan yang dimiliki pesaing. Dengan cara ini, diharapkan wirausaha dapat mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan pesaing.

1. Tingkat Persaingan

Kotler (1997), membedakan empat tingkat persaingan, berdasarkan tingkat substitusi produk, sebagai berikut.

a. Persainganmerek

Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama. Toyota mungkin menganggap pesaing utamanya Honda, KIA, Suzuki, Mazda.

b. Pesaing industri

Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama, misalnya persaingan antara perusahaan. Toyota menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan manufaktur mobil, Indofood sebagai produsen mi bersaing dengan produsen mi lainnya.

c. Persaingan bentuk

Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama. Toyota tidak merasa dirinya tidak hanya bersaing dengan perusahaan manufaktur mobil, tetapi juga dengan perusahaan manufaktur sepeda motor, sepeda, dan truk.

`d. Persaingan generik

Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan rupiah konsumen yang sama. Untuk kasus ini Toyota akan menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan yang menjual barang konsumsi yang tahan lama, liburan ke luar negeri, dan rumah baru.

(8)

Strategi yang dimaksud adalah strategi yang dilakukan oleh perusahaan pada pasar bersaing sempurna, terdiri atas berikut ini.

a. Pintu masuk dan penghalang mobilitas

Pada strategi ini yang menjadi penghalang masuk utama terdiri atas persyaratan modal, skala ekonomis, persyaratan paten dan lisensi, kelangkaan lokasi, bahan baku, penyalur, dan persyaratan reputasi.

Apabila perusahaan sudah mampu masuk ke dalam industri yang diminati (misalnya biskuit) maka setelah di pasar akan menghadapi penghalang mobilitas. Contohnya, apabila kita sebagai pendatang baru sebagai produsen biskuit, akan berhadapan dengan produsen biskuit yang sudah mapan, misalnya Mayora dan Regal.

b. Pintu ke LUAR dan penghalang penciutan

Idealnya, perusahaan harus bebas untuk meninggalkan industri yang labanya sudah tidak menarik. Namun, mereka sering menghadapi penghalang ke luar. Penghalang yang paling umum, antara lain tanggung jawab hukum dan moral pada pelanggan, kreditor, dan pegawai; pembatasan pemerintah; nilai sisa aktiva yang rendah akibat terlalu terspesialisasi atau usang; kekurangan peluang alternatif; integrasi vertikal yang tinggi; dan penghalang emosional. Sedangkan penghalang penciutan dilakukan oleh perusahaan lain (misalnya, Perusahaan B, C, dan D) akibat dari perusahaan yang mengalami penurunan laba (misalnya, Perusahaan A). Penghalang penciutan yang paling umum adalah pengikatan kontrak dan manajemen yang kaku.

c. Struktur biaya

(9)

paling modern (paling efisien dalam biaya) akan memiliki keunggulan yang sangat besar atas perusahaan baja lainnya.

d. Tingkat integrasi vertical

Dalam beberapa industri, perusahaan menemukan adanya keuntungan apabila melakukan integrasi ke hulu dan atau ke hilir (integrasi vertikal). Contoh yang tepat adalah industri minyak bumi, seperti Pertamina yang

selain melaksanakan eksplorasi minyak bumi, juga melakukan pengeboran, penyulingan, produksi bahan kimia, dan operasi pompa bahan bakar. Integrasi vertikal dapat menurunkan biaya dan memudahkan dalam pengendalian arus nilai tambah.

e. Tingkat globalisasi

Beberapa industri makanan bersifat sangat lokal (warung tegal), dan yang lainnya bersifat global (McDonald). Perusahaan dalam industri global harus bersaing dengan basis lokal, jika mereka ingin mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir dalam teknologi (McDonald dengan program McRendang).

3.7 Tujuan Pesaing

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari strategi yang digunakan adalah mengejar:

a. profitabilitas saat ini; b. pertumbuhan pangsa pasar; c. arus kas;

d. keunggulan teknologi; e. keunggulan pelayanan.

(10)

Apakah para pesaing perusahaan dapat menjalankan strategi mereka dan meraih sasaran mereka tergantung pada sumber daya dan kemampuan dari masing-masing pesaing. Sebagai langkah awal dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan para pesaingnya, perusahaan harus mengumpulkan informasi terbaru mengenai bisnis setiap pesaingnya, seperti data penjualan, pangsa pasar, margin laba, pengembalian investasi, arus kas, investasi baru, dan penggunaan kapasitas.

Informasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pesaing umumnya diperoleh dari data sekunder, pengamatan pribadi, issue terkini. Cara yang terbaik adalah melalui riset pemasaran primer atas pelanggan, pemasok, dan penyalur,

BAB IV PENUTUP

Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu masyarakat kemiren percaya akan adanya mitos tentang tradisi pernikahan Mupus Braen Blambangan yang tumbuh dari cerita nenek moyang. Ada kejadian disalah

Adapun teknik analisis yang digunakan adalah linier berganda dengan software bantuan SPSS 25 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana

Untuk kondisi bayi buang air, maka hasil diperoleh dari hasil akhir deteksi sensor kelembaban menyatakan kasur ayunan tidak kering kemudian akan memberikan informasi pada layar

Pasal 361 KUHP, karena kelalaian dalam melakukan jabatan atau pekerjaan (misalnya: dokter, bidan, apoteker, sopir, masinis dan Iain-lain) apabila melalaikan peraturan-peraturan

Keakuratan dari stand-up time ini menjadi diragukan karena nilai stand-up time sangat dipengaruhi oleh metode penggalian, ketahanan terhadap pelapukan (durability), dan

 Bila pasien tidak mendapatkan remisi komplit atau parsial terhadap steroid, tidak mempunyai efek samping terhadap steroid, serta remisi telah berjalan lebih dari satu tahun,

Dalam 7 hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai riwayat mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna, yang berasal dari daerah yang

PERANCANGAN ULANG ALAT PEMBUAT KERAMIK DENGAN SISTEM  PENGGERAK PEDAL SEARAH BERDASARKAN PENDEKATAN  ANTHROPOMETRI  SEBAGAI USAHA PENGURANGAN BEBAN KERJA