• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2009 DAN 2008"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan

b. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Komisaris Utama : Tn. Tamzil Tanmizi

b. Komisaris : Tn. Marzuki Tanmizi

c. Komisaris Independen : Tn. I. Nyoman Sudjana

d. Direktur Utama : Tn. Ong Triyono

e. Direktur : Tn. Tazran Tanmizi

f. Direktur : Tn. Trenggono Nugroho

Pada tahun 2009, rata-rata jumlah karyawan Perusahaan adalah 99 karyawan dan pada tahun 2008 sebanyak 124 karyawan.

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 MARET 2009 DAN 2008

PT. Intanwijaya Internasional Tbk. (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 64 tanggal 14 November 1981 yang dibuat di hadapan Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H. Notaris di Banjarmasin. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara No. 40 tanggal 18 Mei 1990 Tambahan No. 1829, Tambahan No. 1830, Tambahan No. 1831. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dinyatakan dalam akta No. 50 tanggal 21 Juni 2000 dari Notaris Siti Pertiwi Henny Singgih, SH., termasuk mengenai perubahan nama Perseroan dari PT. Intan Wijaya Chemical Industy Tbk menjadi PT. Intanwijaya Internasional Tbk. Perubahan anggaran dasar tersebut mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan No.C-21257.HT.01.04.TH.2000 tanggal 25 September 2000. Terakhir perubahan anggaran dasar antara lain mengenai pertambahan modal ditempatkan dan disetor di tahun 2002 yang dinyatakan dengan akta No. 64 tanggal 12 Juni 2002 dari Notaris Linda Kenari SH.

Sesuai dengan Pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha manufaktur Formaldehyde. Pada saat ini produk Perusahaan terutama adalah Formaldehyde Resin (perekat kayu).

Kantor pusat Perusahaan terletak di Wisma IWI lantai 5, Jln. Perjuangan Jalur Lambat Tomang Tol, Jakarta Barat. Lokasi pabrik Perusahaan terletak di Jln. Trisakti (Komplek UKA), Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Perusahaan mulai berproduksi komersial sejak tahun 1987. Hasil produksi dipasarkan di pasar lokal dan juga diekspor ke beberapa negara yaitu Singapura, Afrika, Philipina dan Hongkong, dengan proporsi pemasaran lokal dan ekspor sebesar 97,44% dan 2,56%.

(2)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan

b. Setara Kas

c. Piutang

d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

e. Persediaan

f. Investasi

Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value).

Harga perolehan dinyatakan berdasarkan metode harga rata-rata tertimbang (weighted average method). Harga perolehan barang jadi terdiri dari beban bahan baku, tenaga kerja dan alokasi beban produksi tidak langsung.

Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Seluruh transaksi yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value).

Setara kas meliputi investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.

Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah

Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.

(3)

g. Aktiva Tetap

1) Pemilikan langsung

Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan.

Penyusutan dihitung dengan cara sebagai berikut :

Masa Manfaat

Jenis Aktiva ( tahun ) Tarif

Bangunan dan prasarana 20 5%

Mesin dan peralatan 10 10%

Peralatan pengangkutan 5 dan 10 20% dan 10%

Peralatan kantor 5 20%

Tanah dinyatakan harga perolehan dan tidak diamortisasi.

2) Sewa Guna Usaha

a).

b).

c).

h. Penurunan Nilai Aktiva

Masa sewa guna minimal dua tahun.

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).

Menurut metode capital lease, aktiva yang disewa guna usaha disajikan dalam akun " Aktiva Tetap " sedangkan kewajibannya dilaporkan dalam akun " Hutang Sewa Guna Usaha ". Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan metode yang sama seperti aktiva Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi periode yang bersangkutan.

Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aktiva apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aktiva lebih rendah dari nilai tercatatnya. Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi pemulihan penurunan nilai. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan.

Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

(4)

i. Pengakuan Pendapatan Dan Beban

j. Pajak Penghasilan

k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

l. Laba Per Saham

m. Manfaat Karyawan

Penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui sesuai persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination). Beban diakui berdasarkan akrual.

Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung Pajak Penghasilan. Penangguhan Pajak Penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal, yang terutama menyangkut penyusutan, beban manfaat karyawan, penyisihan piutang ragu-ragu, serta transaksi sewa guna usaha.

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada usaha periode berjalan. Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan kewajiban moneter adalah kurs tengah Bank Indonesia, yaitu sebesar Rp. 10.950,- untuk US$ 1,00 per 31 Desember 2008 serta Rp. 9.419,- untuk US$ 1,00 per 31 Desember 2007.

Laba usaha dan laba bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba usaha dan laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Perusahaan menghitung sendiri tanpa menggunakan akturia atas manfaat karyawan. Estimasi tersebut dibuat berdasarkan Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tanggal 23 Maret 2003, mengenai penyelesaian pemutusan hubungan kerja.

(5)

3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas

31 Maret 2009 31 Maret 2008 Rp Rp Kas Jakarta 42,170,453 1,504,115,281 Banjarmasin 184,160,975 120,120,716 226,331,428 1,624,235,997 Bank (Rp)

Bank Artha Graha, Jakarta 764,715,333 314,867,082 BNI 46, Banjarmasin 445,009,718 590,100,986 Bank Mandiri, Jakarta 937,912,977 356,706,362 Bank Mandiri, Jakarta 110,659,963 110,509,764 BCA, Jakarta 456,472,008 195,757,881

2,714,769,999

1,567,942,075 Bank (US$)

Bank Mandiri, Jakarta 1,447,153,244 3,564,042,096 Bank Artha Graha, Jakarta 14,750,863,804 5,510,966,612

16,198,017,048

9,075,008,708 Deposito (US$)

Bank Danamon , Jakarta - 9,200,000,000 19,139,118,475

21,467,186,780

4. INVESTASI JANGKA PENDEK

5. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari :

31 Maret 2009 31 Maret 2008

Rp Rp

Piutang yang mempunyai hubungan yang istimewa

PT. Wijaya Triutama Plywood Industry 11,573,614,605 10,876,553,814 Deposito dalam mata uang dolar Amerika jatuh tempo tidak lebih dari 3 bulan dan mendapat bunga sebesar 4,25 % per tahun untuk tahun 2008

Akun ini merupakan deposito berjangka dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang ditempatkan pada Bank Artha Graha sebesar US$ 3.673.781,85,- atau Rp. 43.037.633.743,- dan dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 856.912.011,-. Pada Bank Danamon sebesar US$ 1,003,687.80 atau Rp. 11.221.014.143,- tahun 2008. Pada tahun 2008 ditempatkan pada Bank Artha Graha sebesar US$ 3,497,019,87,- atau Rp. 32.172.581.516,- dan dalam mata uang rupiah sebesar Rp. 789.796.354,-. Pada Bank Danamon sebesar US$ 1,000,000.00 atau Rp. 9.200.000.000,- dengan mendapat bunga sebesar 4,50% dan 4,75% per tahun masing-masing untuk tahun 2009 dan 2008.

Sebagian deposito tersebut digunakan sebagai jaminan fasilitas kredit L/C pada PT. Bank Artha Graha untuk pembelian barang impor (lihat Catatan 27).

Referensi

Dokumen terkait

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Perusahaan

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Perusahaan

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan

Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,